Unit Pembelajaran 5
LAJU REAKSI
MATA PELAJARAN KIMIA MADRASAH ALIYAH
Penanggung Jawab
Direktorat GTK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Penyusun
Siti Nurhanifah
Marina Setiawati
Rijal Kamaluddin Husaeni
Sutardi
Nurchaili
Reviewer
Edy Cahyono
Copyright © 2020
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah
Muhammad Zain
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................viii
01 PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
KUNCI JAWABAN.................................................................................................................82
GLOSARIUM .......................................................................................................................... 83
50
40
30
20
10
0
1. Orde Reaksi dan Grafik 2. Variabel bebas, terikat dan
Orde Reaksi terkontrol percobaan faktor
yang memengaruhi laju
reaksi
2019 64,11 43,82
2018 57,3 50,54
2017
Unit Pembelajaran ini merupakan salah satu alternatif bahan ajar bagi
guru yang dilengkapi dengan target kompetensi yang harus dimiliki guru untuk
dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik guna mencapai kompetensi
dasar peserta didik. Bahan ajar disusun secara singkat dilengkapi dengan link
yang dapat membantu guru untuk menghindari kesalahan konsep. Konsep Laju
Reaksi dihubungkan dengan dunia nyata dan integrasi nilai-nilai keislaman untuk
menanamkan nilai-nilai karakter peserta didik. Unit Pembelajaran ini dilengkapi
contoh aktivitas pembelajaran dan cara mengajarkannya, mengembangkan
lembar kerja Peserta didik, mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar sehingga memudahkan guru dalam merancang
pembelajaran dan penilaian sesuai dengan karakteristik Peserta didik dan daya
dukung Madrasah. Di akhir unit pembelajaran diberikan latihan tes formatif yang
dapat dijadikan penilaian diri bagi guru sebelum melaksanakan Assesmen
Kompetensi Guru (AKG).
Kompetensi Pedagogis
1.1 Mengidentifikasi karakteristik peserta didik
yang berkaitan dengan aspek fisik,
intelektual, sosial-emosional, moral,
1.1. Menguasai spiritual, dan latar belakang sosial budaya.
karakteristik peserta
didik dari aspek fisik, 1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik
√
moral, sosial, kultural, dalam mata pelajaran yang diampu.
emosional, dan 1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta
intelektual. didik dalam mata pelajaran yang diampu.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik dalam mata pelajaran yang diampu.
2.1. Menerapkan berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang
1.2. Menguasai teori mendidik terkait dengan mata pelajaran
belajar dan prinsip- yang diampu.
prinsip pembelajaran 2.2. Menerapkan berbagai pendekatan,
yang mendidik strategi, metode, dan teknik pembelajaran
√
yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu
3.1. Menerapkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum
1.3. Mengembangkan 3.2. Menentukan tujuan pembelajaran yang
√
kurikulum yang terkait diampu
dengan mata 3.3. Menentukan pengalaman belajar yang
pelajaran/bidang sesuai untuk mencapai tujuan
pengembangan yang pembelajaran yang diampu
diampu
3.4. Memilih materi pembelajaran yang
diampu yang terkait dengan pengalaman
belajar dan tujuan pembelajaran
3.7 Menentukan orde reaksi dan Menentukan hukum laju reaksi, orde
tetapan laju reaksi reaksi, konstanta laju reaksi dan
berdasarkan data hasil mekanisme reaksi.
percobaan
IPK Pengayaan:
4.7.5 Menggambarkan grafik yang menunjukkan
faktor luas permukaan sentuhan,
konsentrasi, suhu atau katalis pada laju
reaksi
3. Octane Booster
Katalis bahan bakar di atas berfungsi untuk memecah molekul-molekul
premium. Dengan memecah molekul-molekul pada premium, laju reaksi semakin
cepat karena luas permukaan zat pereaksi bertambah. Pembakaran bahan bakar
menjadi lebih sempurna. Nilai oktan dari premium yang relatif rendah dapat
ditingkatkan sehingga meminimalisir gejala knocking pada mesin. Pembakaran
yang sempurna dan tanpa terjadi knocking terbukti bisa meningkatkan performa
pada kendaraan. Umumnya akselerasi menjadi lebih sempurna.
C. Integrasi Keislaman
Al Quran Surat Al Maidah : 90
ذ َ ٞ اب َو خٱۡلَ خز َلَٰ ُم ر خج َ َِس َو خٱۡل َ َٰٓ َ ُّ َ ذ َ َ َ ُ ٓ ْ ذ َ خ
ُ ِ ٱۡلَ خم ُر َوٱل خ َميخ
َٰ َ ٱلش خي
ط ِن س م خِن ع َم ِل ِ
ُ نص يأيها ٱَّلِين ءامنوا إِنما
َ َ خَ ُ ُ ََذ ُ ُخ
ك خم تفل ُِحونفٱجتنِبوه لعل
Reaktan → produk
Laju reaksi dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereaksi tiap satuan waktu
atau bertambahnya jumlah hasil reaksi tiap satuan waktu. Ukuran jumlah zat dalam
reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau kemolaran (M).
Sehingga Laju reaksi rata-rata menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi
atau bertambahnya konsentrasi hasil reaksi tiap satu satuan waktu (detik).
Grafik jumlah molekul versus waktu ditunjukkan dalam gambar:
[… ]2 − [… ]1
r=− 𝑡2 −𝑡1
Laju reaksi dapat ditentukan dengan mengukur jumlah magnesium (Mg) atau asam
klorida (HCl) yang digunakan dalam waktu tertentu atau jumlah magnesium klorida
(MgCl2) atau gas hidrogen (H2) yang terbentuk dalam waktu tertentu.
Dalam beberapa reaksi, pereaksi dan hasil reaksi dalam keadaaan
bercampur dengan wujud yang sama misalnya larutan dengan larutan. Untuk
memisahkan kedua komponen tersebut cukup sulit. Oleh karena itu, pengukuran
laju reaksi lebih mudah dilakukan pada reaksi dengan wujud hasil reaksi berbeda
dengan pereaksinya. Pengukuran laju reaksi yang menghasilkan gas seperti pada
contoh di atas dapat dilakukan dengan mengukur volume gas yang terbentuk
dalam waktu yang ditentukan atau mengukur massa campuran pereaksi dan hasil
reaksi setelah beberapa waktu yang ditentukan. Berikut ini contoh percobaan dan
cara mengolah data penentuan laju reaksi
Pada percobaan ini dapat digunakan labu erlenmeyer yang dihubungkan dengan
selang plastik kecil yang ujungnya dipasang pada alat suntik/spet seperti pada
gambar 6. Larutan asam dan logam ditempatkan pada labu erlenmeyer. Gas
hidrogen dialirkan ke alat suntik/spet. Volume gas hidrogen diukur dalam skala
waktu yang ditentukan. Misalnya dari hasil pengukuran volume gas yang
terbentuk dari reaksi asam dan logam seperti pada data berikut:
Tabel 6 Data pengukuran volume
Waktu 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
(menit)
Volume 0 12 20 26 30 33 35 36,5 37,5 38 38 38
gas
(mL)
Dari table di atas jika dituangkan dalam grafik volume gas yang dihasilkan (mL)
terhadap waktu (menit) diperoleh:
35
30
25
20
15
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
volume (mL)
Dari data percobaan dapat dilihat bahwa reaksi mula-mula berlangsung sangat
cepat. Pada menit pertama gas yang dihasilkan 12 mL dalam. Dari menit ke 4 ke
menit ke 5 hanya dihasilkan 3 mL dan setelah 9 menit tidak ada lagi gas yang
dihasilkan artinya reaksi telah selesai.
Untuk menentukan laju reaksinya diambil dari kemiringan (gradien) kurva pada
waktu-waktu tertentu dan menggambarkan tangens pada kurva. Dengan
Langkah-langkah sebagai berikut:
1) Gambar garis singgung pada saat t
2) Gambar segi tiga untuk menentukan kemiringan
3) Laju sesaat = kemiringan garis singgung.
Hitung kemiringan (gradien) dengan rumus:
Pada gambar grafik, perubahan jarak vertikal = perubahan volume dan perubahan
jarak horisontal = perubahan waktu
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 6 𝑚𝐿
Jadi, Gradien = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐻𝑜𝑟𝑖𝑠𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 = 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 6 mL per menit
Laju reaksi yang ditentukan dengan cara ini dinamakan laju reaksi sesaat. Laju
sesaat adalah laju pada saat tertentu. Seperti pada contoh di atas, laju reaksi
berubah dari waktu ke waktu.
Gas CO2 yang terbentuk akan keluar erlenmeyer melalui kapas. Kurva yang
terbentuk kira-kira akan berbentuk sebagai berikut.
Laju reaksi terhadap zat-zat adalah berbanding lurus dengan koefisien reaksinya.
Laju reaksi terhadap C2H6 = 2/7 laju reaksi terhadap O2
= 2/4 laju reaksi terhadap CO2
= 2/6 laju reaksi terhadap H2O
Untuk menghindari laju reaksi yang harganya berbeda para pakar kimia
menetapkan konsep laju reaksi umum yang harganya sama untuk semua zat yang
terdapat dalam persamaan reaksi setara. Hubungan antara Laju reaksi umum
dengan Laju Reaksi terhadap suatu zat dinyatakan dengan:
Laju reaksi terhadap zat
Laju reaksi umum = Koefisien reaksi
c. Teori Tumbukan
Berdasarkan teori tumbukan ada dua syarat yang harus dipenuhi untuk terjadinya
tumbukan antara molekul-molekul reaktan agar mengahasilkan reaksi.
1. Molekul-molekul reaktan harus bertumbukan dengan orientasi yang tepat
sehingga ikatan dalam molekul reaktan terputus dan terbentuk ikatan pada
molekul produk.
2. Tumbukan yang terjadi memiliki energi minimal yang cukup untuk memutuskan
ikatan kovalen. Energi minimal ini disebut energi pengaktifan/energi aktivasi
(Ea). Jika energi minimal ini tidak terpenuhi maka dua molekul yang
bertumbukan akan terpental dan tidak terjadi reaksi. Tumbukan yang
menghasilkan reaksi memiliki orientasi tumbukan yang tepat dan energi yang
sama atau lebih tinggi dibandingkan energi pengaktifan.
Tumbukan yang memenuhi dua kriteria tersebut disebut tumbukan efektif
Gambar 12 Gambar kiri tumbukan tidak efektif, tidak menghasilkan produk. gambar kanan
tumbukan efektif menghasilkan produk
Sumber Effendy, 2017.
Gambar 13 Jumlah partikel Reaktan dengan energi kinetik tertentu pada dua temperatur yang
berbeda.
Sumber Petruci , 2010
Gambar 14 Perbandingan antara energi aktivasi dari (a) reaksi tanpa katalis tanpa katalis dan
reaksi (b) reaksi dengan katalis
Sumber Chang., 2010.
aA + bB → cC + dD
Orde reaksi merupakan pangkat dari konsentrasi zat yang terdapat dalam
persamaan laju reaksi. Harga orde dan tetapan laju reaksi diperoleh dari hasil
eksperimen.Hubungan laju reaksi terhadap orde reaksi dapat dilihat pada gambar
10. Untuk reaksi orde nol laju reaksi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan.
Untuk reaksi orde satu laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan.
Untuk reaksi orde dua laju reaksi adalah kuadrat dari konsentrasi reaktan
Gambar 15 Hubungan antara konsentrasi dan laju reaksi orde nol, satu dan dua
Sumber https://www.myrightspot.com/2016/10/arti-orde-reaksi-pada-persamaan-laju.html.
𝑟0 1 𝑘 [𝑁𝑂]1𝑚 [𝑂 ]1𝑛
2
=
𝑟0 2 𝑘 [𝑁𝑂]2𝑚 [𝑂 ]2𝑛 2
𝑚𝑜𝑙
0,048 𝐿 𝑠 𝑘 (0,15)𝑚 (0,15)𝑛
𝑚𝑜𝑙 = 𝑘 (0,30)𝑚 (0,15)𝑛
0,192
𝐿𝑠
𝑟0 1 𝑘 [𝑁𝑂]1𝑚 [𝑂 ]1𝑛
2
=
𝑟0 3 𝑘 [𝑁𝑂]3 [𝑂 ]3𝑛
𝑚
2
𝑚𝑜𝑙
0,048 𝐿 𝑠 𝑘 (0,15)𝑚 (0,15)𝑛
𝑚𝑜𝑙 = 𝑘 (0,15)𝑚 (0,30)𝑛
0,096 𝐿 𝑠
𝑟0 = k [NO]2[O2 ]
d. Mekanisme Reaksi
Sebagian besar reaksi kimia tidak terjadi dalam satu tahap. Pada umumnya reaksi
kimia berlangsung melalui beberapa tahap yang terjadi secara berurutan. Setiap
tahap dalam reaksi disebut reaksi elementer. Setiap reaksi elementer yang terjadi
akan merubah struktur dan energi dari reaktannya. Sebagai contoh adalah reaksi
peruarian gas Nitril Klorida, NO2Cl, menjadi gas nitrogen dioksida (NO2) dan gas
Klorin (Cl2).
Seluruh rangkaian reaksi elementer yang terjadi dari reaktan ke produk disebut
mekanisme reaksi. Mekanisme reaksi juga dapat didefinisikan sebagai urutan
langkah reaksi yang menentukan jalur dari pereaksi ke produk. Jumlah reaksi
elementer yang terjadi dari reaktan ke produk merupakan reaksi total.
Atom Cl(g) disebut hasil antara (intermediate), hasil antara muncul dalam
mekanisme reaksi tapi tidak dalam persamaan reaksi.
Jumlah spesies yang terlibat dalam reaksi elementer disebut molekularitas. Reaksi
NO2Cl(g) → NO2(g) + Cl (g) disebut reaksi unimolekuler karena hanya melibatkan
satu molekul (molekularitasnya adalah satu). Reaksi NO2Cl(g) + Cl(g) → NO2(g) +
Cl2 (g) disebut reaksi bimolekuler karena melibatkan satu molekul NO 2Cl dan satu
molekul Cl (molekularitasnya adalah dua). Pada umumnya reaksi-reaksi elementer
dalam suatu mekanisme reaksi sulit untuk ditentukan. Penentuan suatu
mekanisme reaksi didasarkan pada hasil antara yang dapat diidentifikasi. Jika hasil
antara tidak dapat diidentifikasi maka mekanisme reaksi tidak dapat ditentukan.
Dengan mekanisme reaksi yang terdiri dari dua reaksi elementer yaitu:
Pengukuran Penentuan
Perumusan
laju reaksi Mekanis
persamaan
melalui Reaksi yang
Laju Reaksi
eksperimen masuk akal
Kegiatan 1: Praktikum Faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
dengan mengendalikan variabel-variabel yang sesuai
Pada kegiatan ini peserta MGMP Kimia melakukan diskusi secara berkelompok (4-
5 orang) untuk mengkaji materi Faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi dan
orde reaksi dengan mengendalikan variabel-variabel yang sesuai. Peserta MGMP
mempraktikan LKPD 1 dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
Laju reaksi yang hanya dipengaruhi oleh suhu adalah......(Soal UN 2012 Paket
C61)
2. Perhatikan data percobaan berikut!
dst
Berikut ini adalah contoh model pembelajaran yang dapat digunakan, yakni
model Discovery Learning (DL) dengan sintak:
1) Pemberian stimulus (Stimulation)
2) Mengidentifikasi masalah (Problem Statement)
3) Mengumpulkan data (Data Collecting)
4) Mengolah data (Data Processing)
5) Memverifikasi hasil pengolahan data (Verification)
6) Penarikan Kesimpulan (Generalization)
Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, setiap kelompok
melakukan percobaan dengan faktor yang berbeda.
Contoh Kegiatan Pembelajaran Topik 2 ( 2 x 45 menit)
Materi: Percobaan Faktor-faktor yang memengaruhi Laju Reaksi
Tabel 9 Contoh Desain Pembelajaran Topik 2
No. Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru Waktu
Melakukan aktivitas pendahuluan:
Menyimak dan merespon - Menginformasikan tujuan
guru. pembelajaran.
Mengumpulkan beberapa - Menginformasikan garis besar
alasan untuk menjawab aktivitas pembelajaran yang akan
1 pertanyaan dan berusaha dilakukan. 15 menit
untuk membuktikan
kebenaran alasan tersebut - Menginformasikan cakupan
dengan menyelidiki sendiri materi secara umum.
berdasarkan bimbingan - Menyampaikan apersepsi dan
guru. (stimulation) motivasi dengan memberikan
Gambar:
Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan percobaankelompok, peserta didik dapat:
Menemukan pengaruh ukuran partikel/luas permukaan reaktan terhadap
laju reaksi.
Pengantar:
Reaksi antara batu kapur CaCO3 dengan larutan asam klorida berlangsung
menurut persamaan reaksi:
CaCO3(s) + 2HCl(aq)→CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Untuk reaksi menggunakan asam klorida berlebih, waktu reaksi dapat ditentukan
berdasarkan waktu yang diperlukan untuk hilangnya padatan marmer.
Cara Kerja
1. Ambil 15 mL HCl 1M dengan gelas ukur, masukkan erlenmeyer
2. Timbanglah satu keping marmer seberat 1 gram
Hasil Pengamatan:
Konsentrasi
Massa marmer Ukuran Partikel Waktu (s)
15 mL HCl
1M 1 gram 1 keping
1M 1 gram 2 keping
1M 1 gram 4 keping
1M 1 gram 6 keping
2. Buat grafik hubungan antara waktu reaksi dan jumlah kepingan marmer
4. Dari tabel dapat disimpulkan manakah yang termasuk variabel bebas, variabel
terikat dan variabel terkontrol jelaskan jawabanmu!
Cara Kerja
1. Isikan 45 mL larutan Na2S2O3 0,25 M ke dalam Erlenmeyer 100 mL. Letakkan
Erlenmeyer di atas tanda silang yang tersapat pada selembar kertas
2. Tambahkan 5 mL larutan HCl 2 M, jalankan stop watch pada saat penambahan
larutan HCl
3. Catat waktu yang diperlukan untuk hilangnya tanda silang sejak penambahan
HCl, Catat hasil pengamatanmu dalam tabel.
4. Dari table dapat disimpulkan manakah yang termasuk variable bebas, variable
terikat dan variabel terkontrol jelaskan jawabanmu!
Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan percobaankelompok, peserta didik dapat:
Menemukan pengaruh Temperatur reaktan terhadap laju reaksi.
Pengantar:
Reaksi antara logam aluminium dan larutan asam klorida berlangsung menurut
persamaan reaksi :
Al(s) + 3HCl(aq)→AlCl3(aq) + 3/2H2(g)
Akan terbentuk gelembung gas H2 selama reaksi berlangsung
Alat : Bahan:
1. Stop watch 1. Larutan HCl2 M
2. Termometer -10-110 0C 2. Aluminium foil
3. Tabung Reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Pembakar spiritus
6. Penjepit tabung reaksi
7. Gelas ukur 25 mL
8. Gunting
Hasil Pengamatan:
Waktu yang
Konsentrasi HCl Temperatur diperlukan untuk
Eksperimen
5 mL HCl Aluminium habis
bereaksi (s)
1 1M
2 1M
3 1M
4 1M
3. Bagaimana laju reaksi yang terjadi apabila temperatur HCl dijadikan dua kali
lipat?
4. Dari table dapat disimpulkan manakah yang termasuk variable bebas, variable
terikat dan variabel terkontrol jelaskan jawabanmu!
Tujuan Pembelajaran:
Melalui diskusi dan percobaankelompok, peserta didik dapat:
Menemukan pengaruh Katalis terhadap laju reaksi.
Pengantar:
Larutan kalium permanganate memiliki warna ungu. Ion permanganate bereaksi
dengan asam oksalat menghasilkanion mangan(II) dan karbondioksida. Ion
mangan(II) memiliki warna pink pucat. Berubahnya warna larutan dari ungu menjadi
pink pucat menunjukkan terjadinya reaksi antara larutan kalium permanganate
dengan asam oksalat.
Alat : Bahan:
1. Gelas kimia 250 mL 2 buah 1. Larutan H2SO42 M
2. Gelas Ukur 25 mL 2. Larutan MnSO4 jenuh
3. Gelas Ukur 10 mL 3. Larutan KMnO4 0,02 M
4. Larutan asam oksalat (H2C2O4)
jenuj 10 mL
5. Air Suling
Cara Kerja
Hasil Pengamatan:
E. Pengembangan Soal
Bagian ini menyajikan contoh kisi-kisi pengembangan penilaian HOTS
sesuai dengan kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal. Selanjutnya Anda
perlu membuat kisi-kisi yang lain dan mengembangkannya menjadi instrumen
penilaian dari kisi tersebut dalam aktivitas In Service Learning-1.
Tabel 10 Kisi-Kisi Pengembangan Soal HOTS
NO. Level Bentuk
Kompetensi Dasar Materi Indikator soal
Soal Kognitif soal
Indikator Soal
Level kognitif Menyimpulkan (C5)
Indikator yang sesuai Faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi dengan
mengendalikan variabel-variabel yang sesuai
Materi yang diperlukan Faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi dan Korosi
Pembahasan:
A. Laju korosi A lebih cepat daripada B karena konsentrasi H2O dan O2 pada A
lebih besar daripada B
B. Sudah dijelaskan di pembahasan option A
C. Variabel bebas = konsentrasi H2O dan O2, variabel terkontrol = luas permukaan
paku, variabel terikat = Laju/waktu
D. Dijelaskan di pembahasan option C
E. Dijelaskan di pembahasan option C
Kunci Jawaban C
Untuk membuat laju reaksi menjadi empat kali semula maka [A] dan [B] yang tepat
adalah….
A. D.
B. E.
C.
Indikator Soal
Level kognitif Menganalisis (C4)
Indikator yang sesuai Menentukan hukum laju reaksi berdasarkan data
percobaan
Materi yang diperlukan Orde reaksi dan hukum laju reaksi
Pembahasan:
r = k [A]2[B]2
Jika [A] 1= 2 dan [B] 1 = 2 maka laju reaksi awal r1 = 4 . 4 = 16
Jika r2 = 4 . r1 = 4 . 16 = 64 maka yang B jawabannya benar r2 = 22 . 42 = 4 . 16 = 64
Kunci Jawaban B
A. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Diketahui data percobaan reaksi 2A + B2→ 2AB
Percobaan [A] M [B] M Waktu (detik) V(M.detik-1)
(1) a b 288 s 16
(2) 2a b 72 s 64
(3) 3a 2b 16 s 288
Grafik yang menunjukkan orde reaksi dari A adalah . ...
A. D.
B. E.
C.
2. Seng sulfat adalah senyawa anorganik yang juga digunakan sebagai suplemen
makanan untuk mengatasi kekurangan seng pada tubuh manusia. Efek
samping pemberian suplemen yang berlebihan dapat berupa sakit perut,
muntah, sakit kepala, dan rasa lelah. Seng sulfat dibuat dengan mereaksikan
bahan apapun yang mengandung seng (logam, mineral, oksida) dengan asam
Konsentrasi Waktu
Ukuran Partikel Suhu
Percobaan HCl (volume reaksi
Zn (2 gram) awal (0C)
25 mL) (menit)
(1) 0,1 M pita 24 13
(2) 0,2 M pita 24 9
(3) 0,2 M serbuk 24 3
(4) 0,4 M pita 24 4
(5) 0,2 M pita 34 1,5
Berdasarkan data tersebut, perubahan laju reaksi yang terjadi pada percobaan
(2) dan (5) dipengaruhi oleh….
A. konsentrasi
B. massa
C. waktu
D. luas permukaan
E. suhu
6. Aluminium sulfat adalah senyawa kimia dengan rumus Al2(SO4)3. Senyawa ini
larut dalam air dan terutama digunakan sebagai agen koagulasi
(mempromosikan tumbukan partikel dengan menetralkan muatan) dalam
pemurnian air minum dan pabrik pengolahan air limbah, serta di pabrik kertas.
Aluminium sulfat terkadang disebut alum (tawas). Pada percobaan reaksi antara
logam aluminium dan asam sulfat sesuai persamaan reaksi:
2Al(s) + 3 H2SO4(aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
Gas hidrogen ditampung dan diukur volumenya pada temperatur yang tetap.
Data pengukuran tiap waktu sesuai table berikut :
1 0 0
2 15 40
3 30 80
10. Berikut ini adalah indikator pembelajaran KD 4.7 Merancang percobaan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Penilaian Kinerja yang sesuai untuk
indikator tersebut adalah ….
A. Produk
B. Kinerja diskusi presentasi
C. Proyek
D. Portofolio
E. Tes Tulis
Kompetensi Pedagogis
Kompetensi Profesional
Catatan :
Catatan :
Catatan :
Laju Reaksi : Laju reaksi yang harganya sama untuk semua zat
Umum untuk semua zat yang terdapat dalam persamaan
reaksi setara.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga Jilid 2
Jakarta : Erlangga.
Chang, Raymond. 2010. Chemistry. 10th Edition, New York : Mc Graw Hill
Companies
Effendy, 2017, Ilmu Kimia untuk SMA dan MA kelas XI Jilid 2A, Malang:Indonesian
Academic Publishing.
Petrucci, Herring etc, 2011, General Chemistry Principles and Modern Applications,
Tooronto, Pearson Canada Inc.
Soal Ujian Nasional Tahun 2016-2019 Program Studi IPA/MIPA Kimia. Badan
Nasional Standar Pendidikan. Puspendik Jakarta: Balitbang.