Keperawatan Gerontik
Disusun Oleh :
Anggraini
Mentari saputri
Rahmatul khairani
UNIVERSITAS BENGKULU
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar
keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis dan
kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain
dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model
dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan berorientasi pada satu
bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan,
Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi
pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi
dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga
mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang mempengaruhi situasi klien.
Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan yang tepat
untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
1. Memberikan pemahaman tentang Theory “Self Care Defisit” oleh Dorothea E. Orem
dalam lingkup pelayanan keperawatan
2. Menjelaskan Riwayat hidup Dorothea E. Orem
3. Menjelaskan secara umum tentang “Self Care Defisit”
4. Menjelaskan “Theory Self Care Defisit” dalam lingkup komponen paradigm keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan dan
anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian.
Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus
menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu melakukannya.
Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri
dengan melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada
orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual
sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.
Individu/Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care
untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
Sehat
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat
termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu
individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup,
integritas struktural, fungsi dan perkembangan
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan
merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses
dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi
dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :
1. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
2. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
3. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia.
8. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok social
sesuai dengan potensinya
Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka
tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal
yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang
mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang
berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi sepanjang
waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang
hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi tetapi juga
konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi
mental atau autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen maupun
sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care
(perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri individu yang
merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas
dari self-care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya
jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.
1. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
pasien dan cara pemberian ke pasien
2. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar seperti
promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada perawat
yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan perkembangan
manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)
2.4.6. Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien
adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan
untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung jawab
dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk pasien
dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan
dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai
dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan
lain-lain
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang
bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu
berfikir kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu waktu
untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan
memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi
serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait
kebutuhan dasar manusia :
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan
individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya.
Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di
antaranya
Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh pasien itu sendiri
atau kedua–duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem tindakan yang dilakukan oleh
perawat untuk melatih/ meningkatkan self agency seseorang yang mengalami keterbatasan dalam
pemenuhan self care. Terdapat tiga tingkatan/kategori sistem keperawatan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan self care pasien sebagai berikut :
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada
pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri
yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya
manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian. tindakan
pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien sendiri.
Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat keterbatasan pasien, membantu pasien sesuai
indikasi yang dibutuhkan. Biasanya dilakukan pada pasien – pasien dengan keterbatasan gerak,
dan lain-lain
c.Supportif-Educative System
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini
dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan
informasi pada pengaturan kelahiran.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian
masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk
orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan
lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan self care
agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil dibandingkan dengan
therapeutic self care demands sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya
kebutuhan perawat (nursing agency) melalui sistem keperawatan.
Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawat dalam
kelompok – kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi individu laki – laki, wanita, dan anak
atau kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga, memerlukan agar perawat memiliki
kemampuan khusus yang memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan
menggantikan kerugian atau bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar
perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang lain. Kemampuan
khusus yang merupakan agen keperawatan.
Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial
operasi – operasi produksi untuk perawatan mandiri.
Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri yang ditampilkan
untuk beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan mandiri dengan cara
menggunakan metode–metode yang valid dan berhubungan dengan perangkat–perangkat operasi
atau penanganan.
2.7. Aplikasi Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Kelurga Dengan Kasus
Diabetes Mellitus
Kasus
Keluarga Tn. H terdiri dari seorang ibu berusia 35 tahun, ayah beruasi 38 tahun, dan 2 anak
yang berusia 10 tahun dan 8 tahun. Anak yang berusia 10 tahun menderita penyakit Asthma.
Pada saat kunjungan rumah perawat mendapatkan data bahwa ibu sulit memenuhi therapeutic
self care demand pada anak yang sakit dan merawat anak yang sehat dan tidak mampu
melakukan perawatan yang selayaknya / seharusnya. Tn H berusaha untuk memenuhi kebutuhan
yang seharusnya ,tetapi tidak mampu untuk memenuhi perawatan anggota keluarganya. Ny. H
memiliki pengalaman yang kurang dalam mempertahankan intake makanan yang adekuat,
kemudian keseimbangan antara istirahat dan aktifitas, dan keseimbangan antara solitude
( kesepian ) dan interaksi social. Hasilnya keluarga ini tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota
keluarganya.
Tn. H tidak dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dependen care anak – anaknya
atau membantu istrinya untuk memenuhi self care. Fungsi keluarga ini mengalami gangguan
karena situasi dependen care dan self care.
Pengkajian
Faktor Personal
Nama : kelurga Tn H, Usia : 38 th, Sex : laki –laki, Budaya : suku jawa, Status perkawinan :
kawin, Agama : Islam, pekerjaan : wiraswasta
Tempat tinggal : rumah sendiri dengan ukuran 5 x 13 m, kamar 2 ruang keadaan
rumah cukup rapi makanan : kurang dapat memberikan intake yang adekuat , ketidakseimbangan
antara istirahat dan aktifitas. Sosialisasi : kurang berinteraksi dengan lingkungan
Keluarga dengan anak usia sekolah yang salah satunya menderita penyakit kronisTahap
tumbuh kembang anak usia sekolah terganggu Peran sebagai orang tua terganggu dalam
memenuhi kebutuhan anggota keluargaFungsi sosialisasi terganggu
Keluarga tidak mampu merawat anak yang sakit asthma.Keluarga tidak mampu
memenuhi kebutuhan anak sakit seperti : nutrisi, istirahat, sosialisasi
2.7.6 Self Care Deficits
2.7.7 Intervensi
Manajemen nutrisi
Monitoring aktifitas dan istirahat
Monitoring social interaksi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling
bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan memungkinkan
perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi
tangtangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan pandangan sendiri tentang
disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha
menampilkan sebuah cabang ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.
Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada
kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai
kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem bukanlah
suatu proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori yang
berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori ini dihubungkan
oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency, self care therapeutic demand,
self care deficits, nursing agency dan nursing system serta di lengkapi dengan 1 (satu) konsep
perifer yaitu basic conditioning factor ( factor kondisi dasar)
Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di lakukan melalui 3 (tiga)
langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain nursing system dan perencanaan untuk
pemberian perawatan dan pengontrolan.
Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu melihat kemampuan self
care yang dimiliki oleh keluarga tersebut.
3.2 Saran
Model teori Dorothea E. Orem dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan pada semua
unit pelayanan kesehatan baik di rumah sakit,klinik, puskesmas, keluarga, komunitasa, maupun
jiwa tergantung padaareanya dan sasaran pasiennya.
Pada pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien, diperlukanadanya self-care agent yang
membantu pasien tidak mampu sehinggakebutuhan perawatan diri klien tetap terpenuhi
meskipun dalam kondisisakit
Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang membaca makalah ini
dapat memahami pengertian dan memahami model dan konsep dari Teori Konseptual
Keperawatan Dorothea E. Orem.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menciptakan pemilihihan kepemimpinan
yang baik,dan semoga makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan pemikiran para
pembaca,dengan makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik.
1. http://kapukpkusolo.blogspot.com/2011/01/teori-konseptual-keperawatan-dorothea-ea-
RS-PKU-Muhammadiyah-solo.html
2. http://sailormanyahya.wordpress.com/wp-admin/mahasiswa-Keperawatan-Universitas-
Borneo-Tarakan
3. A.Aziz Alimul Hidayat (2004), Pengantar konsep dasar keperawatan salemba medika,
jakarta