Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Keperawatan Gerontik

Teori Konseptual Keperawatan Dorothea E. Orem

Disusun Oleh :

Anggraini

Dwi debby indryanni

Mentari saputri

Rahmatul khairani

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar
keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis dan
kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain
dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model
dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan berorientasi pada satu
bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan,
Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi
pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi
dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga
mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.

1.2. Rumusan masalah

Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang mempengaruhi situasi klien.
Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan yang tepat
untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.

1.3. Tujuan Masalah

1. Memberikan pemahaman tentang Theory “Self Care Defisit” oleh Dorothea E. Orem
dalam lingkup pelayanan keperawatan
2. Menjelaskan Riwayat hidup Dorothea E. Orem
3. Menjelaskan secara umum tentang “Self Care Defisit”
4. Menjelaskan “Theory Self Care Defisit” dalam lingkup komponen paradigm keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang Dorothea Orem

Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika.


Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana
keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir
profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik
dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea
Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk
melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-
idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980
dan yang terakhir di tahun 1995.

2.2. Definisi Keperawatan

Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan pada


kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi tentang
kaperawatan dengan cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada
kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta
penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan
kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang
ditimbulkannya.

Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan dan
anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian.
Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus
menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu melakukannya.

Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri
dengan melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada
orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual
sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai pemenuhan


kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang terdirdari:

1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.

2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air


3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan aktivitas.
6. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :pemeliharaan dalam
keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality

2.3. Keyakinan dan Nilai-Nilai

Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

 Individu/Klien

Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care
untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.

 Sehat

Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.

 Lingkungan

Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat
termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

 Keperawatan

Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu
individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup,
integritas struktural, fungsi dan perkembangan

Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan

konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

2.4. Konsep Utama

2.4.1. Universal Self-Care Requisites

Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan
merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses
dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi

dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :
1. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
2.             Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
3. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia.
8. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok social
sesuai dengan potensinya

2.4.2. Developmental self-care requisites

Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka
tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal
yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:

1. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri


2. Terlibat dalam pengembangan diri
3. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan

yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia. (Orem, 1980,p.231)

2.4.3. Health deviation self-care requisites

Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang
mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang
berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi sepanjang
waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang
hidupnya.

Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi tetapi juga
konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi
mental atau autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen maupun
sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care
(perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.

Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri individu yang
merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas
dari self-care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya
jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.

2.4.4. Therapeutic self-care demand


Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan dengan
tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh
pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :

1. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
pasien dan cara pemberian ke pasien
2. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar seperti
promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.

Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :

a. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya


yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
b. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumberdaya yang
ada disekitar pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar
pasien semaksimal mungkin.

2.4.5. Self Care Agency

Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada perawat
yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan perkembangan
manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)

2.4.6. Agent

Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien
adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan
untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.

2.4.7. Dependent Care Agent

Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung jawab
dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk pasien
dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan
dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai
dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan
lain-lain

2.4.8. Self Care Deficit


Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, utamanya
pada pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan
rehabilitatif. Pemenuhan kebutuhan pasien hampir semuanya tergantung pada pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya perawat.

2.4.9. Nursing Agency

Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya secara terus


menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik
sehingga mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten
untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa
ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala komunikasi terapetik,
ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien
untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional.

2.4.10. Nursing Design

Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang
bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu
berfikir kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.

2.4.11. Sistem Keperawatan

Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu waktu
untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan
memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi
serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien

2.5. Asumsi Dasar

Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait
kebutuhan dasar manusia :

 Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya dipengaruhi dari


faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan
 Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya
 Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional

2.6. Pernyataan-Pernyataan Teoristis

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan
individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya.
Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di
antaranya

2.6.1. Theory of nursing system

Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh pasien itu sendiri
atau kedua–duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem tindakan yang dilakukan oleh
perawat untuk melatih/ meningkatkan self agency seseorang yang mengalami keterbatasan dalam
pemenuhan self care. Terdapat tiga tingkatan/kategori sistem keperawatan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan self care pasien sebagai berikut :

1. Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada
pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri
yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya
manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.

2. Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)

Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian. tindakan
pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien sendiri.
Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat keterbatasan pasien, membantu pasien sesuai
indikasi yang dibutuhkan. Biasanya dilakukan pada pasien – pasien dengan keterbatasan gerak,
dan lain-lain

c.Supportif-Educative System

Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini
dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan
informasi pada pengaturan kelahiran.

2.6.2. Self Care Defisit


Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan
keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada
saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Self care
defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam
peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian
masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk
orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan
lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

2.6.3. Teori Self Care

Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan self care
agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil dibandingkan dengan
therapeutic self care demands sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya
kebutuhan perawat (nursing agency) melalui sistem keperawatan.

a.Nursing Agency (Agen keperawatan)

Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawat dalam
kelompok – kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi individu laki – laki, wanita, dan anak
atau kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga, memerlukan agar perawat memiliki
kemampuan khusus yang memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan
menggantikan kerugian atau bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar
perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang lain. Kemampuan
khusus yang merupakan agen keperawatan.

1. Self care agency (Agen perawatan diri)

Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial
operasi – operasi produksi untuk perawatan mandiri.

2. Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)

Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri yang ditampilkan
untuk beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan mandiri dengan cara
menggunakan metode–metode yang valid dan berhubungan dengan perangkat–perangkat operasi
atau penanganan.

2.7. Aplikasi Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Kelurga Dengan Kasus
Diabetes Mellitus
 Kasus

Keluarga Tn. H terdiri dari seorang ibu berusia 35 tahun, ayah beruasi 38 tahun, dan 2 anak
yang berusia 10 tahun dan 8 tahun. Anak yang berusia 10 tahun menderita penyakit Asthma.
Pada saat kunjungan rumah perawat mendapatkan data bahwa ibu sulit memenuhi therapeutic
self care demand pada anak yang sakit dan merawat anak yang sehat dan tidak mampu
melakukan perawatan yang selayaknya / seharusnya. Tn H berusaha untuk memenuhi kebutuhan
yang seharusnya ,tetapi tidak mampu untuk memenuhi perawatan anggota keluarganya. Ny. H
memiliki pengalaman yang kurang dalam mempertahankan intake makanan yang adekuat,
kemudian keseimbangan antara istirahat dan aktifitas, dan keseimbangan antara solitude
( kesepian ) dan interaksi social. Hasilnya keluarga ini tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota
keluarganya.

Tn. H tidak dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dependen care anak – anaknya
atau membantu istrinya untuk memenuhi self care. Fungsi keluarga ini mengalami gangguan
karena situasi dependen care dan self care.

 Pengkajian

Faktor Personal

Nama : kelurga Tn H, Usia : 38 th, Sex : laki –laki, Budaya : suku jawa, Status perkawinan :
kawin, Agama : Islam, pekerjaan : wiraswasta

2.7.3 Universal Self Care

                     Tempat tinggal : rumah sendiri dengan ukuran 5 x 13 m, kamar 2 ruang keadaan
rumah cukup rapi makanan : kurang dapat memberikan intake yang adekuat , ketidakseimbangan
antara istirahat dan aktifitas. Sosialisasi : kurang berinteraksi dengan lingkungan

2.7.4 Developmental Self Care

Keluarga dengan anak usia sekolah yang salah satunya menderita penyakit kronisTahap
tumbuh kembang anak usia sekolah terganggu Peran sebagai orang tua terganggu dalam
memenuhi kebutuhan anggota keluargaFungsi sosialisasi terganggu

2.7.5 Health Deviations

                       Keluarga tidak mampu merawat anak yang sakit asthma.Keluarga tidak mampu
memenuhi kebutuhan anak sakit seperti : nutrisi, istirahat, sosialisasi
2.7.6 Self Care Deficits

                     Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

2.7.7 Intervensi

                    Tujuannya adalah terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota   keluarga seperti:


nutrisi, istirahat dan aktifitas, sosialisasi dan meningkatnya kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.

2.7.8 Rencana Tindakan

Tingkatkan motivasi, pengetahuan dan ketrampilan keluarga melalui:

 Manajemen nutrisi
 Monitoring aktifitas dan istirahat
 Monitoring social interaksi

 Manajemen koping keluarga


 Pendidikan kesehatan tentang penyakit asma: pengertian, penyebab/pencetus
kekambuhan, penanganan saat kambuh di rumah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan                  

Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling
bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan memungkinkan
perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi
tangtangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan pandangan sendiri tentang
disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha
menampilkan sebuah cabang ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.

Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba memberikan


pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap klien yang terganggu karena
kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa proses keperawatan akan terjadi ketika
kemampuan klien dalam memenuhi kondisnya yang terganggu. dalam teori ini disebutkan bahwa
kemampuan seseorang dalam memberikan pealayanan tergadap dirintya sendiri itu akan di
pengaruhi oleh kebutuhan dasar tang dependen, artinya kebutuhan dasar manusia akan terap
porsi kebutuhanya dalam kondisi apapun seorang klien. selain kebutuhan self care juga di
pengaruhi self care agency, yaitu kekempuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sendiri.
hal ini tifdak bersipat dependen, artinya  kemampuan ini kan terganggu bila keadaan tubuh dei
klien terganggnu. mislanya sakit. bila ini terjadi maka kemampuan diri sendiri dalam memenuhi
kebutuhanya akan berjurang, akibatnya suplai kebutuhan yang harsusnya terpenuhi akan tidak
optimal. keadaan seperti ini yang akana menjadi permasalahan dalam teori ini. disaat seperti ini
maka yang diperluakan adalah nursing agency,maksudnya disaat self care agency tidak mampu
memenuhi kebutuhanya maka perawat yang bertindak sebagai nursing Agency harus mampu
memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada sisi self care agency nya.maksudnya tidak
langsung diberikan pemenuhan kebutuhanya, tapi melalui optimalisasi kemampuan klien itu
sendiri.

Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada
kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai
kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem bukanlah
suatu proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.

Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori yang
berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori ini dihubungkan
oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency, self care therapeutic demand,
self care deficits, nursing agency dan nursing system serta di lengkapi dengan 1 (satu) konsep
perifer yaitu basic conditioning factor ( factor kondisi dasar)

Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di lakukan melalui 3 (tiga)
langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain nursing system dan perencanaan untuk
pemberian perawatan dan pengontrolan.
Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu melihat kemampuan self
care yang dimiliki oleh keluarga tersebut.

Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan teknologi keperawatan


yang baik dan terstandarisasi guna pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan holistik.

3.2 Saran

Penerapan teori orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatanharus terus


dikembangkan dan ditingkatkan menjadi beberapa teorikeperawatan yang penerapanya sesuai
dengan kondisi pasien.

Model teori Dorothea E. Orem dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan pada semua
unit pelayanan kesehatan baik di rumah sakit,klinik, puskesmas, keluarga, komunitasa, maupun
jiwa tergantung padaareanya dan sasaran pasiennya.

Pada pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien, diperlukanadanya self-care agent yang
membantu pasien tidak mampu sehinggakebutuhan perawatan diri klien tetap terpenuhi
meskipun dalam kondisisakit

Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang membaca makalah ini
dapat memahami pengertian dan memahami model dan konsep dari Teori Konseptual
Keperawatan Dorothea E. Orem.

              Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menciptakan pemilihihan kepemimpinan
yang baik,dan semoga makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan pemikiran para
pembaca,dengan makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik.

Demikianlah penjelasan tentang Teori Konseptual Keperawatan Dorothea E. Orem, bila


kiranya ada salah dalam penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bgi kita semua.
Daftar Pustaka

1. http://kapukpkusolo.blogspot.com/2011/01/teori-konseptual-keperawatan-dorothea-ea-
RS-PKU-Muhammadiyah-solo.html
2. http://sailormanyahya.wordpress.com/wp-admin/mahasiswa-Keperawatan-Universitas-
Borneo-Tarakan
3. A.Aziz Alimul Hidayat (2004), Pengantar konsep dasar keperawatan salemba medika,
jakarta

Anda mungkin juga menyukai