Anda di halaman 1dari 18

UJIAN TENGAH SEMESTER

REVIEW LAPORAN AUDIT

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pengauditan 1
yang diampu oleh Bapak Drs. Nasikin, MM., Ak.

Disusun Oleh:

Nama : Aathifah Teta Fitranti


NIM : 195020307111072
No Absen : 22

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK
Yang mengaudit PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK (AISA) adalah KAP Amir Abadi
Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan. Opini yang diberikan oleh KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto,
Mawar & Rekan terhadap hasil audit laporan keuangan AISA pada tahun 2019 adalah Opini
wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Opini wajar dengan pengecualian (qualified
opinion) adalah opini yang diberikan oleh auditor pada saat laporan keuangan dikatakan wajar
pada transaksi yang material, namun terdapay sesuatu penyimpaangan atau juga kurang
lengkap pada pos tertentu. Sehingga harus dilakukan pengecualian. Dari pengecualian
tersebutlah yang bisa mungkin terjadi, apabila:
• Buktinya kurang cukup
• Adanya pembatasan dalam ruang lingkup
• Terdapat suatu penym=impangan dalam penereapan prinsip akuntansi yang berlaku
secara umum (SAK)
Disebutkan bahwa saldo piutang lain lain non usaha yang disajikan pada pos lain lain pada
tanggal 31 desember 2019 dalam catatan 5.a dicatat dengan penurunan sebesar Rp1.481.883
juta menjadi sebesar Rp 326.663 juta dibandingkan dengan saldo pada tanggal 31 desember
2018 sebesar Rp1.808.546 juta. Dan saldo liabilitas keuangan jangka pendek lainnya yang
disajikan pada pos lain lain pada tanggal 31 desember 2019 dalam catatan 5.c dicatat
mengalami penurunan sebesar Rp973.160 juta menjadi sebesa Rp30.640 juta dibandingkan
saldo pada tanggal 31 desember 2018 sebesar Rp1.003.800 juta. Perusahaan telah
mengungkapkan bahwa penurunan ini terjadi terutama karena dilakukannya penyajian off set
sebesar Rp990.090 juta dengan mempertimbangkan transaksi dilakukan oleh pihak yang sama
serta reklasifikasi sebesar Rp485.905 juta sebagai piutang PT Dunia Pangan. Dampak dari
penyajian off set yang dilakukan tersebut, perusahaan mencatat keuntungan dari pembalikan
cadangan penurunan nilai piutang lain lain tahun 2019 sejumlah Rp990.090 juta.
Pada tanggal laporan audit, perusahaan sedang melakukan pengumpulan bukti transaksi yang
mendasari saldo saldo tersebut sebagaimana diungkapkan dalam catatan 5.a dan 5.c atas lap
oran keuangan konsolidasian terlampir. KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan
tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat entang saldo akun piutang lain lain non
usaha dan liabilias keuangan jangka pendek lainnya pada tanggal 31 desember 2019 termasuk
sifat transaksi, jumlah off set dan reklasifikasinya serta pencatatan keuntungan dari pembalikan
atas cadangan penurunan nilai piutang sebagaimana diungkapkan pada catatan 5.a, 5.c dan 25
atas laporan keuangan konsolidasian terlampir. Sehubungan dengan hal ini, RSM tidak dapat
melakukan porsedur konfirmasi dan prosedur alternatif lainnya atas saldo dan jumlah akun
akun tersebut.
Sebagai akibat dari hal tersebut, KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan tidak dapat
menentukan apakah penyesuaian yang diperlukan telah ditemukan dalam pencatatan dan
penyajian akun akun tersbut di atas serta unsur unsur yang membentuk laporan posisi keuangan
konsolidasian tanggal 31 desember 2019 serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain dan laporan perubahan ekuitas untuk tahun ynag berkahir pada tanggal tersebut.
PT GARUDA INDONESIA AIRLINES TBK

Opini yang diberikan oleh KAP anudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan terhadap hasil audit
laporan keuangan PT GARUDA INDONESIA AIRLINES TBK (GIA) pada tahun 2020 adalah
Opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion). Opini tidak menyatakan pendapat
(disclaimer of opinion) adalah opini yang diberikan oleh auditor pada saat ruang lingkup
pemeriksaan yang dibatasi, sehinga auditor tidak melaksanakan suatu pemeriksaan sesuai
dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI. Pembuatan laporannya auditor tersebut
harus memberi penjelasan mengenai pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan
auditor tersebut tidak memberi pendapat.
Hal tersebut ini senada dengan Laporan Kinerja Ekonomi Industri Airlines Global periode Juni
2020 yang dipublikasikan oleh IATA sebelumnya menyebutkan kerugian bersih industri
maskapai penerbangan global mencapai USD 84,3 miliar akibat pandemi COVID-19.
Di dalam lapora audit GIA dijelaskan bahwa, Grup mengalami kerugian sebesar USD 2,5
miliar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan pada tanggal 31
Desember 2020 liabilitas jangka pendek Grup melebihi aset lancarnya sejumlah USD 3,8 miliar
dan Grup mengalami defisiensi ekuitas sebesar USD 1,9 miliar. Kondisi keuangan Grup
memburuk terutama karena pandemi Covid-19 yang diikuti dengan pembatasan perjalanan
sehingga menyebabkan penurunan perjalanan udara yang signifikan, dan berdampak pada
operasi dan likuiditas Grup.
Dampak buruk terhadap operasi dan likuiditas Grup secara langsung berpengaruh pada
kemampuan Grup dalam memenuhi kewajiban keuangannya kepada pemberi pinjamannya dan
vendornya yang signifikan, seperti penyedia bahan bakar, operator bandar udara, dan lessor
pesawat. Ketidakmampuan Grup untuk memenuhi kewajiban kepada penyedia bahan bakar
dan operator bandar udara dapat mengakibatkan pasokan bahan bakar dan jasa kebandaraan
dihentikan oleh vendor. Ketidakmampuan Grup untuk memenuhi kewajibannya kepada lessor
mengakibatkan pelarangan penggunaan (grounding) pesawat sewa Grup. Kondisi keuangan
tersebut juga menyebabkan Grup tidak dapat memenuhi persyaratan dalam berbagai perjanjian
pinjamannya pada tanggal 31 Desember 2020, dan dapat mengakibatkan permintaan pelunasan
segera atas berbagai pinjaman tersebut. Semua kondisi ini menunjukkan adanya ketidakpastian
material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan tentang kemampuan Grup untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya.
manajemen Grup telah menyusun suatu rencana untuk mengurangi tekanan likuiditas dan untuk
memperbaiki posisi keuangannya agar Grup dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
Pada saat ini, manajemen Grup telah, atau sedang dalam proses, untuk mengambil langkah-
langkah yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan rencana manajemen tersebut. Namun
demikian, keterlaksanaan dan efektivitas rencana manajemen dalam memperbaiki kondisi
keuangan Grup akan tergantung pada pemenuhan halhal berikut:
• bahwa kreditur akan menyetujui relaksasi pembayaran utang.
• bahwa lessor akan menyetujui untuk negosiasi restrukturisasi kewajiban sewa.
• kemampuan Grup melakukan rasionalisasi positif atas jumlah dan biaya karyawan
sesuai dengan rencana jangka panjang Grup.
• bahwa pemegang saham akan terus memberikan dukungan finansial kepada Grup
• bahwa Direktorat Jenderal Pajak akan menyetujui relaksasi pembayaran kewajiban
perpajakan Grup.
LAPORAN KEUANGAN PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK

1. FINANCIAL POSITION
2. PROFIT OR LOSS
3. CHANGES IN EQUTY
4. CASH FLOW
LAPORAN KEUANGAN PT GARUDA INDONESIA AIRLINES TBK

1. FINANCIAL POSITION
2. PROFIT OR LOSS
3. CHANGES IN EQUTY
4. CASH FLOW

Anda mungkin juga menyukai