22 Aathifah Teta F 195020307111072 UTS CE Pengauditan
22 Aathifah Teta F 195020307111072 UTS CE Pengauditan
Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pengauditan 1
yang diampu oleh Bapak Drs. Nasikin, MM., Ak.
Disusun Oleh:
Opini yang diberikan oleh KAP anudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan terhadap hasil audit
laporan keuangan PT GARUDA INDONESIA AIRLINES TBK (GIA) pada tahun 2020 adalah
Opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion). Opini tidak menyatakan pendapat
(disclaimer of opinion) adalah opini yang diberikan oleh auditor pada saat ruang lingkup
pemeriksaan yang dibatasi, sehinga auditor tidak melaksanakan suatu pemeriksaan sesuai
dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI. Pembuatan laporannya auditor tersebut
harus memberi penjelasan mengenai pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan
auditor tersebut tidak memberi pendapat.
Hal tersebut ini senada dengan Laporan Kinerja Ekonomi Industri Airlines Global periode Juni
2020 yang dipublikasikan oleh IATA sebelumnya menyebutkan kerugian bersih industri
maskapai penerbangan global mencapai USD 84,3 miliar akibat pandemi COVID-19.
Di dalam lapora audit GIA dijelaskan bahwa, Grup mengalami kerugian sebesar USD 2,5
miliar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan pada tanggal 31
Desember 2020 liabilitas jangka pendek Grup melebihi aset lancarnya sejumlah USD 3,8 miliar
dan Grup mengalami defisiensi ekuitas sebesar USD 1,9 miliar. Kondisi keuangan Grup
memburuk terutama karena pandemi Covid-19 yang diikuti dengan pembatasan perjalanan
sehingga menyebabkan penurunan perjalanan udara yang signifikan, dan berdampak pada
operasi dan likuiditas Grup.
Dampak buruk terhadap operasi dan likuiditas Grup secara langsung berpengaruh pada
kemampuan Grup dalam memenuhi kewajiban keuangannya kepada pemberi pinjamannya dan
vendornya yang signifikan, seperti penyedia bahan bakar, operator bandar udara, dan lessor
pesawat. Ketidakmampuan Grup untuk memenuhi kewajiban kepada penyedia bahan bakar
dan operator bandar udara dapat mengakibatkan pasokan bahan bakar dan jasa kebandaraan
dihentikan oleh vendor. Ketidakmampuan Grup untuk memenuhi kewajibannya kepada lessor
mengakibatkan pelarangan penggunaan (grounding) pesawat sewa Grup. Kondisi keuangan
tersebut juga menyebabkan Grup tidak dapat memenuhi persyaratan dalam berbagai perjanjian
pinjamannya pada tanggal 31 Desember 2020, dan dapat mengakibatkan permintaan pelunasan
segera atas berbagai pinjaman tersebut. Semua kondisi ini menunjukkan adanya ketidakpastian
material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan tentang kemampuan Grup untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya.
manajemen Grup telah menyusun suatu rencana untuk mengurangi tekanan likuiditas dan untuk
memperbaiki posisi keuangannya agar Grup dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
Pada saat ini, manajemen Grup telah, atau sedang dalam proses, untuk mengambil langkah-
langkah yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan rencana manajemen tersebut. Namun
demikian, keterlaksanaan dan efektivitas rencana manajemen dalam memperbaiki kondisi
keuangan Grup akan tergantung pada pemenuhan halhal berikut:
• bahwa kreditur akan menyetujui relaksasi pembayaran utang.
• bahwa lessor akan menyetujui untuk negosiasi restrukturisasi kewajiban sewa.
• kemampuan Grup melakukan rasionalisasi positif atas jumlah dan biaya karyawan
sesuai dengan rencana jangka panjang Grup.
• bahwa pemegang saham akan terus memberikan dukungan finansial kepada Grup
• bahwa Direktorat Jenderal Pajak akan menyetujui relaksasi pembayaran kewajiban
perpajakan Grup.
LAPORAN KEUANGAN PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK
1. FINANCIAL POSITION
2. PROFIT OR LOSS
3. CHANGES IN EQUTY
4. CASH FLOW
LAPORAN KEUANGAN PT GARUDA INDONESIA AIRLINES TBK
1. FINANCIAL POSITION
2. PROFIT OR LOSS
3. CHANGES IN EQUTY
4. CASH FLOW