Anda di halaman 1dari 3

1.

Objek Filsafat dan cara berfikir filsafat, aliran filsafat

Secara umum, objek material filsafat terbagi atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam
empiris, yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Sedangkan objek
formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala
yang ada (Endraswara, 2015).

Ciri-ciri berpikir filsafat yaitu:


 Berpikir secara radikal.
 Berpikir secara universal.
 Berpikir secara konseptual.
 Berpikir secara koheren dan konsisten.
 Berpikir secara sistematis.
 Berpikir secara komprehensif.
 Berpikir secara bebas.
 Berpikir secara bertanggungjawab.

Aliran Dalam Filsafat


1. Idealisme
Idealisme merupakan aliran yang meyakini bahwa kenyataan atau realitas terdiri dari jiwa dan
ide-ide. Kata idealisme berasal dari kata “idea” yang artinya sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Aliran ini menjadi awal yang penting bagi perkembangan cara berpikir manusia. Pemikiran dasar
aliran ini pun ternyata pernah dipaparkan oleh Plato, menurutnya realitas yang paling dasar
adalah sebuah ide, sedangkan realitas yang dapat dilihat oleh manusia adalah bayangan dari ide
tersebut.
Pemikiran ini tentunya memandang realitas yang tampak sebagai sesuatu yang tidak penting, dan
hanya dapat diterima jika realitas tersebut dikaitkan dengan ide-ide. Meskipun demikian
pemikiran idealisme ini merupakan pemikiran yang paling diterima oleh para tokoh atau filsuf,
salah satunya adalah Descartes, ia menyetujui bahwa unsur yang berkaitan dengan jiwa
merupakan unsur yang lebih penting daripada sebuah kebendaan (yang tampak).
Baca Juga Filosofi Minimalism, Mengapa Penting untuk Milenial?

2. Rasionalisme
Aliran rasionalisme merupakan aliran yang mengutamakan akal sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan yang dapat dipercaya. Bagi para tokohnya, akal merupakan aset terpenting yang
dimiliki oleh manusia untuk menemukan, memperoleh, hingga menguji sebuah pengetahuan.
Mereka juga meyakini bahwa akal memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan dalam hidup, segala permasalahan dapat diselesaikan dan dipecahkan melalui akal.

Tokoh yang terkenal pada aliran rasionalisme adalah Rene Descartes, ia memiliki julukan sebagai
bapak filsafat modern. Aliran ini muncul oleh satu pertanyaan darinya, “apakah metode dasar
yang pasti digunakan manusia untuk melakukan refleksi?” Dari pertanyaan ini lah ia menemukan
akal sebagai sesuatu yang paling mendasar digunakan manusia untuk melakukan refleksi pada
sesuatu.
Jika kita tarik aliran ini ke masa sekarang apakah masih relate? Apakah kamu termasuk tim
Rasionalisme, yang selalu menggunakan akal dalam memecahkan berbagai permasalahan yang
muncul dalam hidup? Atau mungkin kamu termasuk dalam aliran yang lain? Ayo kita bahas
berikutnya!
Baca Juga Mencari Arti Hidup dengan Mengenal Filosofi Nihilism

3. Empirisme
Aliran yang satu ini berfokus pada pengalaman yang dimiliki seseorang sebagai sumber dari
pengetahuan. Empirisme ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti pengalaman inderawi
atau pengalaman observasi melalui panca indera. Empirisme merupakan aliran yang sangat
bertentangan dengan rasionalisme, menurut para tokohnya pengetahuan berasal dari pengalaman
sehingga panca indera merupakan sumber yang paling jelas dan pasti dibandingkan akal.

Semua hal yang diketahui oleh manusia bergantung pada bagaimana manusia menggunakan
panca indera melihat, mendengar, menyentuh yang dimilikinya. Tokoh empirisme juga menolak
keyakinan bahwa manusia memiliki fitrah pengetahuan dalam dirinya, menurut aliran ini tanpa
adanya pengalaman, pengetahuan tidak akan terbentuk. Aliran ini dibentuk oleh Francis
Bacon dan Thomas Hobbes dengan pandangan: Semua pengetahuan terbentuk dengan
menggabungkan apa yang dialami oleh manusia.
Apakah kamu salah satu yang meyakini aliran ini juga? Pengalaman menjadi hal yang
membentuk cara pandang seseorang hingga mempengaruhi bagaimana ia berperilaku dan
kepribadian yang terbentuk dari pengalamannya ini.

Baca Juga Sedikit Tips Buat Kamu yang Masih Ngerasa Kurang Beruntung (Filosofi
Seneca)

4. Dualisme
Dualisme merupakan aliran yang menyebutkan bahwa realitas itu terdiri dari dua akar yang
berlainan dan bertolak belakang. Masing-masing akar tersebut bersifat unik dan tidak dapat
dihilangkan. Sehingga, beberapa tokoh menyebutkan bahwa aliran ini merupakan gabungan dari
aliran idealisme dan materialisme, atau aliran yang menggabungkan jiwa dan tubuh.

Tokoh yang membentuk pemikiran ini adalah Thomas Hyde, pemikiran dasarnya adalah zat dan
pikiran merupakan hal yang berbeda dan keduanya saling melengkapi untuk membentuk sebuah
pengetahuan.
Baca Juga Menghadapi Rasa Takut Terhadap Kematian (Filosofi Epicureanism)

5. Positivisme
Aliran ini muncul pada abad ke 19, dengan dasar pemikiran sumber pengetahuan berasal dari apa
yang diketahui, nyata, dan hal yang pasti. Positivisme ini fokus pada suatu fakta yang nyata, dan
mengesampingkan hal-hal yang diluar realitas atau kenyataan yang tidak tampak. Aliran ini dekat
dengan Empirisme yang sama-sama meyakini pengetahuan berdasarkan pengalaman yang
didasari oleh inderawi. Menurut para tokohnya, manusia tidak akan pernah mengetahui sesuatu
lebih dari apa yang mereka lihat, dan temukan yang didasarkan pada fakta-fakta yang nyata,
manusia tidak akan mengetahui sesuatu dibalik fakta tersebut jika mereka tidak melihatnya.

Tokoh yang melahirkan aliran ini adalah Henri de Saint Simon, yang lalu dikembangkan oleh
muridnya August Comte. Dasar pemikirannya adalah untuk memahami suatu pengetahuan,
manusia harus menari hubungan sebab akibat, ingga hukum-hukum yang membentuk
pengetahuan tersebut. Dalam proses mencari inilah, manusia akan menemukan fakta yang nyata
pada pengetahuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai