Anda di halaman 1dari 15

Peran Guru BK dalam Upaya Menangani Penyimpangan Seksual Siswa

Ahmad Masrur Firosad


Email: afirosad@gmail.com
MAGISTRA Indonesia

Abstract: The entire high school students is a teenager in which at his age he
experienced the transition from kids, teens to adulthood. Many things that make teenagers
irregularities, in particular is a sexual perversion, namely teenage sexual behavior before
marriage dilakuakan. Teachers Counseling as a counselor at the school in existence has a
strategic role in addressing these problems can fulfill their role by conducting orientrasi
services, information, and guidance and counseling groups. Teacher guidance and
counseling can not perform its own role but must involve all parties in addressing this
issue, including school parties as the principal subject teacher and homeroom teacher,
parents, the community, and the students themselves.

Keywords: Role, Handles and Sexual Deviations

sendiri. Salah satu ciri usia remaja


A. Latar Belakang adalah mulai berubah dan
berkembangnya sistem reproduksi dan
Perkembangan ilmu pengetahuan banyaknya rasa ingin tahu pada diri
dan teknologi telah memberi banyak seseorang dalam berbagai hal, tidak
kemudahan untuk dapat berinteraksi dan terkecuali pada bidang seks.
bertransaksi dengan orang lain. Pacaran merupakan budaya remaja
Teknologi berkembang pesat dengan khusunya di kalangan siswa tingkat
sejumlah fasilitas untuk mengakses SMA. Mereka merasa malu dan “gengsi”
informasi dari seluruh dunia.sebagian apabila di bangku Sekolah Menengah
besar remaja saat ini beranggapan bahwa Atas mereka tidak memiliki pacar atau”
semakin banyak teman, maka dirinya jomblo”. Pada usianya, remaja akan
merasa bahagia karena dirinya telah mengalami perasaan “jatuh cinta” atau
diakui dan diterima keberadaannya di rasa menyukai lawan jenisnya.
lingkungan. Di satu sisi, ada teman yang Rendahnya pengetahuan dan lemahnya
rajin belajar dan ibadah, sopan, dan pondasi moral menyebabkan banyak
jujur. Namun tidak sedikit juga teman remaja yang merealisasikan
yang melanggar norma masyarakat, emosionalnya tersebut dengan cara yang
seperti merokok, minum minuman keras, salah, seperti nekat pacaran pada usia
malas belajar, sering berkata yang tidak sekolah.
baik, bahkan yang suka melihat video Seiring dengan kematangan organ
porno dan melakukan penyimpangan reproduksi pada remaja, hasrat
seksual. seksualitasnya pun akan mulai muncul.
Masa remaja merupakan suatu Hal ini sangat berbahaya bagi remaja
masa yang menjadi bagian dari yang tidak bisa mengendalikan hawa
kehidupan manusia yang di dalamnya nafsunya tersebut. Salah satu masalah
mengalami banyak perubahan. yang sering timbul adalah masalah
Perubahan ini akan sangat berpengaruh kehamilan yang terjadi pada remaja
terhadap pembentukan diri remaja itu diluar pernikahan. Bahkan kehamilan

63 63
tersebut sering terjadi pada remaja usia penyimpangan seks di kalangan siswa
sekolah. Siswi yang mengalami SMA.
kehamilan biasanya mendapatkan respon
dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak C. Pentingnya Bimbingan dan Konseling
sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan di Sekolah
pada siswi, maka yang sampai saat ini Bimbingan adalah proses bantuan
terjadi adalah sekolah meresponya yang diberikan oleh konselor yang
dengan sangat buruk dan berujung memiliki kompetensi (profesional)
dengan dikeluarkannya siswi tersebut kepada individu dari berbagai tahapan
dari sekolah. Kedua yaitu dari usia untuk membantu mereka
lingkungan di mana siswi tersebut mengarakan kehidupannya,
tinggal, lingkungan akan cenderung mengembangkan pandangan hidupnya,
mencemooh dan mengucilkan siswi menentukan keputusan bagi dirinya, dan
tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena memecahkan masalah-masalah yang
masih kuatnya nilai norma kehidupan dihadapi, (Laksmi, 2003:3). Sedangkan
masyarakat kita. konseling merupakan suatu proses
Remaja adalah generasi penerus memberi bantuan yang dilakuakn
bangsa yang diharapkan masyarakat di mellaui wawancara konseling oleh
masa yang akan datang. Kehamilan seorang ahli (yang disebut konselor)
remaja usia sekolah akan berdampak kepada individu yang sedang mengalami
buruk pada kesehatannya, kualitas bayi suatu masalah (disebut klien) yang
yang dilahirkan, dan terputusnya cita- bermuara pada teratasinya masalah yang
cita remaja tersebut dan pada akhirnya dihadapi oleh klien, (Heru Mugiarso,
akan berdampak buruk juga pada 2011:5)
kesejahteraannya. Oleh karena itu Pelayanan bimbingan dan konseling
penyimpangan seks dan kehamilan (disingkat BK) bisa dilakukan dalam
remaja adalah masalah yang saat ini setting lembaga pendidikan (sekolah atau
mendapat perhatian serius dari madrasah), keluarga, masyarakat,
pemerintah. Pemerintah menegaskan organisasi, industri, dan lain sebagainya.
kepada orang tua dan pihak-pihak Pembahasan dalam makalah ini
sekolah sebagai lingkungan kedua, memfokuskan pada pelayanan
khususnya pada guru Bimbingan bimbingan dan konseling dalam setting
Konseling untuk membantu lembaga pendidikan formal (sekolah atau
mengupayakan usaha-usaha pencegahan madrasah). Awalnya, bimbingan dan
agar penyimpangan seksualitas di konseling tidak diperuntukkan bagi
kalangan remaja ini tidak terjadi lagi dunia pendidikan. Tetapi, dalam
pada generasi-generasi bangsa yang lain. perkembangannya diterapkan dalam
dunia pendidikan.
B. Tujuan Penulisan Berbagai fenomena perilaku peserta
Berdasarkan permasalahan diatas, didik dewasa ini seperti tawuran,
tujuan penulisan makalah ini penyalahgunaan obat-obatan terlarang
dimaksudkan untuk mengetahui tentang: dan psikotropika, perilaku seksual
1. Peran guru Bimbingan Konseling menyimpang, degradasi ,oral,
dalam menangani masalah pencapaian hasil belajar yang tidak
penyimpangan seks di kalangan siswa memuaskan, tidak lulus ujian, gagal UN
SMA. dan lain sebagainya, menunjukkan
2. Metode guru Bimbingan Konseling bahwa tujuan pendidikan yang salah satu
dalam menangani masalah upaya pencapaiannya melalui proses

64
pembelajaran, belum sepenuhnya dan menyiapkan peserta didik agar
mampu menjawab atau memecahkan mampu (berhasil) meneysuaikan diri di
berbagai persoalan tersebut di atas. Hal dalam amsyarakat dan mampu
ini mengindikasikan perlu adanya upaya memecahkan berbagai masalah yang
pendekatan bimbingan dan konseling dihadapinya. Singkatnya, layanan
yang dilakukan di luar situasi proses bimbingan dan konseling sangat
pembelajaran. diperlukan dalam keadaan seperti
Selain alasan di atas, Tohirin (2007) tersebut di atas.
menjelaskan ada beberapa alasan Kedua, makna dan fungsi
mengapa pelayanan bimbingan dan pendidikan. Kebutuhan akan layanan
konseling diperlukan dalam dunia bimbingan dan konseling dalam
pendidikan terutama dalam lingkup pendidikan berkaitan erat dengan hakikat
sekolah atau madrasah. Alasan tersebut makna dan fungsi pendidikan dalam
adalah: keseluruhan aspek kehidupan.
Pertama, Perkembangan IPTEK. Pendidikan pada hakikatnya merupakan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan usaha sadar untuk mengembangkan
teknologi yang begitu cepat berpengaruh kepribadian yang berlangsung seumur
dalam dunia pendidikan khususnya hidup baik di sekolah maupun madrasah.
dalam lingkup sekolah. Di satu sisi, Pendidikan juga bermakna proses
perkembangan IPTEK juga berdampak membantu individu baik jasmani dan
positif bagi kemudahan akses informasi rohani ke arah terbentuknya kepribadian
dan wawasan dalam dunia pendidikan. utama (pribadi yang berkualitas). Makna
Di sisi lain, perkembangan IPTEK akan dari pernyataan di atas adalah bahwa inti
membawa dampak pada timbulnya tujuan pendidikan adalah terwujudnya
masalah hubungan sosial, moralitas, kepribadian yang optimal dari setiap
karakter, kebiasaan, bahkan pergaulan, peserta didik. Tujuan ini pulalah yang
dan lain sebagainya. Seiring dengan ingin dicapai oleh layanan bimbingan
lajunya pertumbuhan penduduk juga dan konseling. Bimbingan dan
semakin menambah kompleksnya Konseling dalam pendidikan memiliki
masalah. Dalam kondisi seperti itu, peranan yang sanagt penting; yaitu
individu dituntut untuk mampu membantu setiap pribadi peserta didik
menghadapi berbagai masalah seperti agar berkembang secara optimal.
kemampuan menyesuaikan diri Ketiga, guru. Tugas dan tanggung
(adaptasi), perencanaan dan pemilihan jawab utama guru sebagai pendidik
pendidikan, perencanaan dan pemilihan adalah mendidik sekaligus mengajar,
pekerjaan, masalah hubungan sosial, yaitu membantu peserta didik untuk
keluarga, masalah-masalah pribadi dan mencapai kedewasaan. Dalam proses
lain sebagainya. Sehingga, individu perlu pembelajaran tugas utama guru selain
mendapatkan bimbingan (bantuan) dari sebagai pengajar juga pembimbing.
orang lain. Oleh karena itu, lembaga Untuk itu guru ahrus mampu: (1)
pendidikan tidak dapat melepaskan diri mengenal dan memahami setiap siswa
dari situasi kehidupan seperti baik sebagai individu maupun kelompok,
dikemukakan di atas, dan memiliki (2) memberikan berbagai informasi yang
tanggung jawab untuk membantu para diperlukan dalam proses pembelajaran,
siswa baik sebagai pribadi maupun (3) memberikan kesempatan yang
sebagai calon anggota masyarakat. memadai agar setiap siswa dapat belajar
Sebagai lembaga pendidikan formal, sesuai dengan karakteristik pribadinya,
sekolah bertanggung jawab mendidik (4) membantu (membimbing) setiap

65
siswa dalam mengatasi masalah-masalah 1. Bimbingan Konseling di Sekolah
yang dihadapinya, dan (5) menilai Menengah Atas (SMA)
keberhasilan siswa (Surya, 1998). Guna Menurut W.S. Winkel & M.M.
mewujudkan fungsi dan peran di atas, Sri Hastuti (2004) ada enam aspek
merupakan suatu keniscayaan bagi setiap yang berkaitan dengan program
calon guru dan guru untuk menguasai bimbingan di sekolah menengah atas
bimbingan dan konseling. (SMA), ialah:
Keempat, faktor psikologis. Dalam a) Sebagai penjabaran dari tujuan
proses pendidikan di sekolah, sisiwa pendidikan ansional sebagaimana
merupakan pribadi yang unik dengan teruraikan dalam UUSPN Nomor
segala karakteristiknya. Sebagai individu 2 Tahun 1989, Pasal 4, dalam PP
yang dinamis dan berada dalam proses nomor 29 Tahun 1990 tentang
perkembangan, siswa memiliki Pendidikan Menengah berkenaan
kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan tujuan institusional
dengan lingkungannya. Terdapat ditetapkan abhwa; “Pendidikan
perbedaab individual antara sisiwa yang menengah bertujuan (1)
satu dengan yang lainnya. Selain itu, meningkatkan pengetahuan
siswa sebagai pelajar, senantiasa terjadi sisiwa untuk melanjutkan ke
perubahan perilaku sebagai akibat hasil jenjang yang lebih tinggi dan
proses belajar yang telah dilakukan oleh untuk mengembangkan diri
siswa. Beberapa aspek psikologis dalam sejalan dengan perkembangan
pendidikan yang bersumber dari siswa ilmu pengetahuan, teknologi dan
seperti disebutkan di atas, dapat kesenian; (2) meningkatkan
menimbulkan berbagai masalah kemampuan siswa sebagai
psikologis pula. Beberapa masalah yang anggota masyarakat dalam
menjadi latar belakang perlunya layanan mengadakan hubungan timbal
bimbingan dan konseling di sekolah balik dengan lingkungan sosial,
yaitu; (1) masalah perkembanagn budaya, dan alam sekitarnya.”
individu, (2) masalah perbedaan (Pasal 2). Kemudian dalam pasal
individu, (3) masaalh kebutuhan 3 dijelaskan bahwa pendidikan
individu, (4) masalah penyesuaian diri, menengah kejuruan
dan (5) masalah belajar. Masalah- mengutamakan penyiapan siswa
masalah psikologis yang timbul pada untuk memasuki lapangan kerja
siswa menuntut adanya upaya serta mengembangkan sikap
pemecahan melalui pendekatan profesional. Sehubungan dengan
psikologis antara lain melalui layanan hal-hal tersebut di atas,
bimbingan dan konseling. ditetapkan Keputusan Menteri
Bimbingan merupakan bagain Pendidikan dan Kebudayaan
integral dari proses pendidikan dan Nomor 061/U/1993, tanggal 25
memiliki kontribusi terhadap Februari 1993, tentang
keberhasilan proses pendidikan di Kurikulum Sekolah Menengah
sekolah (Juntika, 2005). Berdasarkan Umum, sebagaimana tercantum
pernyataan dan alasan-alasan di atas antara lain dalam Lampiran 1
dapat dipahami bahwa proses pendidikan tentang Landasan, Program dan
di sekolah tidak akan berhasil secara Pengembangan Kurikulum
baik apabila tidak didukung oleh Sekolah Menengah Umum.
penyelenggaraan bimbingan secara baik Dalam Lampiran 1 ini terbaca
pula. bahwa “Kurikulum SMU disusun

66
untuk mencapai tujuan bagi umurnya; mempersiapkan
pendidikan pada SMU. diri dalam memainkan peranan
Kurikulum ini merupakan sebagai pria dan wanita (sexual
seperangkat rencana dan roles); merencanakan masa
pengaturan mengenai isi dan depannya di bidang studi dan
bahan pelajaran serta cara yang pekerjaan, sesuai dengan nilai-
digunakan sebagai pedoman nilai kehidupan yang dianut dan
penyelenggaraan kegiatan keadaan masyarakat yang nyata.
belajar-mengajar.” Program c) Pola dasar yang sebaiknya
pengajaran itu terdiri dari dipegang sangat tergantung dari
program pengajaran umum di lokasi lembaga sekolah.
kelas I dan II, yang mencakup d) Seluruh komponen bimbingan
bahan kajian dan pelajaran yang yang termasuk layanan-layanan
disusun dalam 10 mata pelajaran, bimbingan semuanya harus
serta program pengajaran khusus mendapat perhatian yang
di kelas III, yang meliputi seimbang.
program Bahasa, program Ilmu e) Baik bentuk bimbingan
Pengetahuan Alam dan program kelompok maupun bentuk
Ilmu pengetahuan Sosial. bimbingan individual diterapkan
b) Kebutuhan siswa selama rentang secar seimbang. Supaya
umur 16-19 tahun. Kebutuhan pelayanan bimbingan sampai
orang muda pada saat itu pada semua siswa, kebanyakan
terutama bersifat psikologis, harus dituangkan dalam bentuk
seperti endapat perhatian dan bimbingan kelompok. Namun,
dukungan tanpe pamrih negatif karena siswa remaja sanagt peka
apapun, mendapat pengakuan dalam hak-hal yang dianggap
terhadap keunikan alam pikiran rahasia dan masalah pribadi,
dan perasaannya, menerima kesempatan untuk berwawancara
kebebasan yang wajar dalam konseling sewaktu-waktu harus
mengatur kehidupannya sendiri tersedia, misalnya dengan
tanpa dilepaskan sama sekali dari menggunakan sistem piket bagi
perlindungan keluarga, beberapa konselor sekolah. Sikap
memperoleh prestasi-pprestasi bimbingan yang diutamakan
yang patutu dbanggakan di adalah sifat preservatif dan
bidang akademik dan non- preventif.
akademik, membina persahabatan f) Tenaga pendodik yang mana
dengan teman sejenis dan lain memegang peranan kunci,
jenis, memiliki ciita-cita hidup tergantung dari pola dasar yanh
yang pantas untuk dikejar. Tugas- dipegang. Bila dioegang pola
tugas perkembangan yang generalis, para guru bidang studi
dihadapi oleh sisiwa remaja dan wali kelas memegang
adalah, antara lai peranan kunci, dengan mendapat
mengembangkan rasa tanggung koordinasi dari seorang konselor
jawab, sehingga dapat sekolah dan asistensi dari satu
melepaskan diri dari ikatan atau dua guru-konselor. Jajaran
emosional yang kekanak-kanakan guru bidang studi dan wali kelas
dan membuktikan diri pantas dapat melakukan kegiatan
diberi kebebasan yang sesuai bimbingan seperti yang telah

67
digariskan untuk sekolah dimulai pada usia 10-13 tahun dan
menengah tingkat pertama. berakhir pada usia 18-22 tahun.
Mengacu pada pernyataan- Sedangkan menurut World Helath
pernyataan di atas, eksisitensi guru Organization (WHO) remaja
bimbingan konseling atau konselor di merupakan individu yang sedang
sekolah sangatlah penting, apalagi mengalami masa peralihan yang
dalam tingkat siswa menengah atas secara berangsur-angsur mencapai
yang notabenenya adalah remaja. kematangan seksual, mengalami
Guru bimbingan konseling memiliki perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak
peranan yang kompleks terlebih menjadi dewasa, dan mengalami
dalam menghadapi perkembangan perubahan keadaan ekonomi dari
remaja yang beraneka ragam satu ketergantungan menjadi relatif
dengan yang lainnya. Salah satu mandiri.
masalah yang terjadi pada remaja- Mohammad (1994)
remaja di sekitar kita adalah masalah mengemukakan bahwa remaaj adalah
penyimpangan seksual. Masalah ini anak berusia 13-25 tahun, di maan
banyak sekali dilakukan oleh siswa usia 13 tahun merupakan batas usia
SMA dimana dalam tahap ini mereka pubertas pada umumnya, yaitu ketika
belajar mengaktualisasikan peranan secara biologis sudah mengalami
pria dan wanita (sexual roles) dalam kematangan seksual dan usia 25 tahun
kehidupan mereka. Cukup adalah usia ketika mereka pada
disayangkan karena mereka umumnya secara sosial dan
mengambil langkah negatif untuk psikologis mampu mandiri.
nekat berpacaran dan melakukan Berdasarkan uraian di atas ada dua
berbagai bentuk penyimpangan hal penting menyangkut batasan
seksual. Masalah ini sulit dibasmi remaja, yaitu mereka sedang
karena sudah menjadi hal yang lazim mengalami perubahan dari masa
atau biasa terjadi. Di sekolah, guru kanak-kanak ke masa dewasa dan
bimbingan konseling memiliki perubahan tersebut menyangkut
tanggung jawab dan operanan utama perubahan fisik dan psikologis.
untuk menangani masalah tersebut. Ada dua aspek dalam perubahan
remaja, yaitu perubahan fisik atau
2. Remaja Dan Permasalahannya biologis dan perubahan psikologis.
Keseluruhan siswa sekolah a) Perubahan Fisik. Antara remaja
menengah atas (SMA) adalah remaja putra dan putri kematangan
yang sedang mengalami masa transisi seksual terjadi dalam usia yang
dan menghadapi berbagai perubahan berbeda. Kematangan seksual
dalam dirinya. Masa remaja pada remaja pria biasanya terjadi
merupakan salah satu periode dari pada usia 10-13,5 tahun
perkembangan manusia. Masa ini sedangkan pada remaja putri
merupakan masa perubahan atau terjadi pada usia 9-15 tahun.
peralihan dari masa kanak-kanak ke Perubahan fisik ini tampak jelas
masa dewasa yang meliputi dimana tubuh berkembang pesat
perubahan biologik, perubahan sehingga mencapai bentuk tubuh
psikologik, dan perubahan sosial. orang dewasa yang disertai pula
(Soekidjo Notoatmodjo: 2007). Di orang dewasa. Pada periode ini
sebagain besar masyarakat dan pula remaja berubah dengan
budaya masa remaja pada umumnya menunjukkan gejala primer dan

68
sekunder dalam pertumbuhan gelap, awal perubahan suara,
remaja. Diantara perubahan- bulu kemaluan menjadi
perubahan fisik tersebut keriting, tumbuh rambut-
dibedakan menjadi dua yaitu: rambut halus di wajah
1) Ciri-ciri seks primer. Modul (kumis, jenggot), tumbuh
kesehatan reproduksi remaja bulu ketiak, rambut-rambut
Depkes 2002 (dalam Ririn di wajah bertambah tebal dan
Darmasih 2009: 9) gelap, tumbuh bulu di dada.
disebutkan bahwa “ciri-ciri b) Perubahan Psikologis. Telah
seks primer pada remaja dijelaskan di atas bahwa masa
adalah remaja laki-laki sudah remaja merupakan masa transisi
bisa melakukan fungsi antara masa kanak-kanak dan
reproduksi bila telah masa dewasa. Masa transisi
mengalami mimpi basah”. sering kali menghadapkan
Mimpi basah biasanya terjadi individu yang bersangkutan pada
pada remaja laki-laki usia situasi yang membingungkan, di
antara 10-15 tahun, pada satu pihak ia masih kanak-kanak
remaja perempuan bila sudah dan di lain pihak ia harus
mengalami menarche bertingkah laku seperti orang
(menstruasi), menstruasi dewasa. Dalam masa ini butuh
adalah peristiwa keluarnya suatu waktu dan proses yang
cairan darah dari alat harus dilalui seorang remaja yang
kelamin perempuan berupa biasanya pada masa itu banyak
luruhnya lapisan dinding permasalahan yang muncul.
dalam rahim yang banyak Karena masa remaja merupakan
mengandung darah. masa yang penuh gejolak, pada
2) Ciri-ciri seks sekunder. masa ini mood (suasana hati) bisa
Tanda-tanda fisik sekunder berubah dengan sangat cepat.
merupakan tanda-tanda Hasil penelitian di Chicago oleh
badaniah yang membedakan Mihalyi Csikszentmihalyi dan
pria dan wanita. Pada wanita Reed Larson (1984) menemukan
bisa ditandai antara lain bahwa remajarata-rata
pertumbuhan tulang-tulang memerlukan hanya 45 menit
(badan menjadi tinggi, untuk berubah dari mood “senang
anggota 16 badan menjadi luarbiasa” ke “sedih luar biasa”,
panjang), pertumbuhan sementara orang dewasa
payudara, tumbuh bulu yang memerlukan beberapa jamuntuk
halus dan lurus berwarna hal yang sama.
gelap di kemaluan, mencapai Perubahan mood (swing) yang
pertumbuhan ketinggian drastis pada para remaja iniseringkali
badan setiap tahunnya, bulu dikarenakan beban pekerjaan rumah,
kemaluan menjadi keriting, pekerjaan sekolah, atau
haid, dan tumbuh bulu- bulu kegiatansehari-hari di rumah. Meski
ketiak. Pada laki-laki bisa mood remaja yang mudah berubah-
ditandai dengan ubah dengancepat, hal tersebut belum
pertumbuhan tulang-tulang, tentu merupakan gejala atau masalah
tumbuh bulu kemaluan yang psikologis. Dalam hal kesadaran diri,
halus, lurus, dan berwarna pada masa remaja para remaja

69
mengalami perubahan yang dramatis biasa memperhitungkan akibat jangka
dalam kesadaran diri mereka (self- pendek atau jangka panjang.
awareness). Mereka sangat rentan Remaja yang diberi kesempatan
terhadap pendapat orang lain karena untuk mempertangung-jawabkan
mereka menganggap bahwa orang perbuatan mereka, akan tumbuh
lain sangat mengagumi atau selalu menjadi orang dewasa yang lebih
mengkritik mereka seperti mereka berhati-hati, lebih percaya-diri, dan
mengagumi atau mengkritik diri mampu bertanggung-jawab. Rasa
mereka sendiri. Anggapan itu percaya diri dan rasa tanggung-jawab
membuat remaja sangat inilah yang sangat dibutuhkan sebagai
memperhatikan diri mereka dan citra dasar pembentukan jati diri positif
yang direfleksikan (self-image). pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh
Remaja cenderung untuk menganggap dengan penilaian positif pada diri
diri mereka sangat unik dan bahkan sendiri dan rasa hormat pada orang
percaya keunikan mereka akan lain dan lingkungan. Bimbingan
berakhir dengan kesuksesan dan orang yang lebih tua sangat
ketenaran. dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan
Remaja putri akan bersolek bagaimana menghadapi masalah itu
berjam-jam di hadapan cermin karena sebagai “seseorang yang baru”;
ia percaya orang akan melirik dan berbagai nasihat dan berbagai cara
tertarik pada kecantikannya, sedang akan dicari untuk dicobanya. Remaja
remaja putra akan membayangkan akan membayangkan apa yang akan
dirinya dikagumi lawan jenisnya jika dilakukan oleh para “idola”nya untuk
ia terlihat unik dan “hebat”. Pada usia menyelesaikan masalah seperti itu.
16 tahun ke atas, keeksentrikan Pemilihan idola ini juga akan menjadi
remaja akan berkurang dengan sangat penting bagi remaja dari
sendirinya jika ia sering dihadapkan beberapa dimensi perubahan yang
dengan dunia nyata. terjadi pada remaja seperti yang telah
Pada saat itu, Remaja akan dijelaskan diatas maka terdapat
mulai sadar bahwa orang lain tenyata kemungkinan–kemungkinan perilaku
memiliki dunia tersendiri dan tidak yang bisa terjadi pada masa ini.
selalu sama dengan yang dihadapi Diantaranya adalah perilaku yang
atau pun dipikirkannya. Anggapan mengundang resiko dan berdampak
remaja bahwa mereka selalu negatif pada remaja. Perilaku yang
diperhatikan oleh orang lain mengundang resiko pada masa remaja
kemudian menjadi tidak berdasar. misalnya seperti penggunaan alkohol,
Pada saat inilah, remaja mulai tembakau dan zat lainnya, aktivitas
dihadapkan dengan realita dan sosial yang berganti–ganti pasangan
tantangan untuk menyesuaikan dan perilaku menentang bahaya
impian dan angan-angan mereka seperti balapan, selancar udara, dan
dengan kenyataan. Para remaja juga layang gantung. Alasan perilaku yang
sering menganggap diri mereka serba mengundang resiko adalah
mampu, sehingga seringkali mereka bermacam–macam dan berhubungan
terlihat “tidak memikirkan akibat” dengan dinamika fobia balik
dari perbuatan mereka. Tindakan (conterphobic dynamic), rasa takut
impulsif sering dilakukan; sebagian dianggap tidak cakap, perlu untuk
karena mereka tidak sadar dan belum menegaskan identitas maskulin dan

70
dinamika kelompok seperti tekanan yang sanagt berhubungan dengan
teman sebaya. kesehatan reproduksi seseorang.
Masa remaja merupakan masa Dalam penyimpangan seks remaja,
dimaan terjadi perubahan fisik adanya penurunan usia rata-rata
sebagai akibat mulai berfungsinya pubertas mendorong remaja untuk
kelenjar endokrin yang menghasilkan aktif secara seksual lebih dini dan
berbagai hormon yang akan adanya persepsi bahwa dirinya
mempengaruhi pertumbuhan secara memiliki resiko yang lebih rendah
keseluruhan dan pertumbuhan organ atau tidak beresiko sama sekali yang
seks pada khususnya. Masa remaja berhubungan dengan perilaku
sering disebut sebagai masa seksual, semakin mendorong remaja
pancaroba, masa krisis, dan amsa memenuhi dorongan seksualnya
pencarian identitas. Kenakalan remaja pada saat sebelum menikah, bahkan
sering terjadi pada umunya karena pada saat masih sekolah. Banyak
tidak terpenuhinya kebuuthan- remaja yang mengira bahwa
kebutuhan mereka seeprti kebutuhan kehamilan tidak akan terjadi pada
prestasi, kebutuhan akan senggama (intercourse) yang
komformitas, kebutuhan seksual, pertama kali atau mereka merasa
kebutuhan yang berhubungan dengan bahwa dirinya tidak akan pernah
kehidupan keluarga, dan kebuuthan terinfeksi HIV/AIDS karena
akan identitas diri serta kebutuhan pertahanan tubuhnya cukup kuat.
popularitas. Dalam usahanya untuk Secara umum terdapat 4 faktor
mencari identitas diri, seorang remaja yang berhubungan dengan kesehatan
sering membantah orang tuanya reproduksi, yakni:
karena ia mulai mempunyai pendapat- a) Faktor sosial ekonomi, dan
pendapat sendiri, cita-cita serta nilai- demografi. Faktor ini
nilai sendiri yang berbeda dengan berhubungan dengan kemiskinan,
orang tuanya. Sebenarnya mereka tingakt pendidikan yang rendah
belum cukup mampu untuk berdiri dan ketidaktahuan mengenai
sendiri oleh karena itu mereka sering perkembanagn seksual dan proses
terjerumus ke dalam kegiatan- reproduksi, serta lokasi tempat
kegiatan yang menyimpang dari tinggal yang terpencil.
aturan atau disebut dengan kenakalan b) Faktor budaya dan lingkungan,
remaja. Salah satu bentuk kenakalan anatra lain adalah praktik
remaja itu adalah perilaku tradisional yang berdampak
menyimpang seksual remaja buruk terhadap kesehatan
pranikah. reproduksi, keyakinan banyak
anak banyak rezeki, dan
3. Perilaku Seksual Remaja Dan informasi yang membingungkan
Kesehatan Reproduksi anak dan remaja mengenai fungsi
Perilaku seksual remaja adalah dan proses reproduksi.
tindakan yang dilakukan oleh remaja c) Faktor psikologis: Keretakan
berhubungan dengan dorongan orang tua akan memeberikan
seksual yang datang baik dari dalam dampak pada kehidupan remaja,
dirinya maupun dari luar dirinya, depresi yang disebabkan oleh
(Soekidjo Notoatmodjo: 2007). ketidakseimbangan hormonal,
Perilaku seksual merupakan rasa tidak berharganya wanita di
salah satu bentuk perilaku manusia

71
maat pria yang membeli pranikah kasusnya semakin menjamur
kebebasan dengan materi. di kalangan siswa menengah atas.
d) Faktor biologis, antara lain cacat Sepertinya seks bebas telah
sejak lahir, cacat pada saluran menjadi trend tersendiri bagi remaja.
reproduksi, dan sebagainya. Bahkan seks bebas di luar nikah yang
dilakukan oleh remaja (pelajar dan
4. Penyimpangan Seksual Remaja mahasiswa) bisa dikatakan bukanlah
Masa remaja adalah masa-masa suatu kenakalan lagi, melainkan
yang paling indah. Pencarian jati diri sesuatu yang wajar dan telah menjadi
terjadi pada masa remaja. Bahkan kebiasaan. Pergaulan seks bebas di
banyak orang mengatakan bahwa kalangan remaja Indonesia saat ini
remaja adalah tulang punggung memang sangatlah memprihatinkan.
sebuah negara. Statement demikian Berdasarkan beberapa data, di
memanglah benar, remaja merupakan antaranya dari Komisi Perlindungan
generasi penerus bangsa yang Anak Indonesia (KPAI) menyatakan
diharapkan dapat menggantikan sebanyak 32 persen remaja usia 14
generasi-generasi terdahulu dengan hingga 18 tahun di kota-kota besar di
kualitas kinerja dan mental yang lebih Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan
baik. Di tangan remajalah tergenggam Bandung) pernah berhubungan seks.
arah masa depan bangsa ini. Namun Hasil survei lain juga
melihat kondisi remaja saat ini, menyatakan, satu dari empat remaja
harapan remaja sebagai penerus Indonesia melakukan hubungan
bangsa yang menentukan kuaitas seksual pranikah dan membuktikan
negara di masa yang akan datang 62,7 persen remaja kehilangan
sepertinya bertolak belakang dengan perawan saat masih duduk di bangku
kenyataan yang ada. Perilaku nakal SMP, dan bahkan 21,2 persen di
dan menyimpang di kalangan remaja antaranya berbuat ekstrim, yakni
saat ini cenderung mencapai titik pernah melakukan aborsi. Aborsi
kritis. Telah banyak remaja yang dilakukan sebagai jalan keluar dari
terjerumus ke dalam kehidupan yang akibat dari perilaku seks bebas.
dapat merusak masa depan. Bahkan penelitian LSM Sahabat
Dalam rentang waktu kurang dari Anak dan Remaja Indonesia (Sahara)
satu dasawarsa terakhir, kenakalan Bandung antara tahun 2000-2002,
remaja semakin menunjukkan trend remaja yang melakukan seks pra
yang amat memprihatinkan. nikah, 72,9% hamil, dan 91,5% di
Kenakalan remaja yang diberitakan antaranya mengaku telah melakukan
dalam berbagai forum dan media aborsi lebih dari satu kali. Data ini
dianggap semakin membahayakan. didukung beberapa hasil penelitian
Berbagai macam kenakalan remaja bahwa terdapat 98% mahasiswi
yang ditunjukkan akhir-akhir ini Yogyakarta yang melakukan seks pra
seperti perkelahian secara perorangan nikah mengaku pernah melakukan
atau kelompok, tawuran pelajar, aborsi. Secara kumulatif, aborsi di
mabuk-mabukan, pemerasan, Indonesia diperkirakan mencapai 2,3
pencurian, perampokan, juta kasus per tahun. Setengah dari
penganiayaan, penyalahgunaan jumlah itu dilakukan oleh wanita yang
narkoba, dan penyimpangan seksual belum menikah, sekitar 10-30%
yang menjurus pada seks bebas adalah para remaja. Artinya, ada 230
ribu sampai 575 ribu remaja putri

72
yang diperkirakan melakukan aborsi yang beraroma pornografi tentu bisa
setiap tahunnya.Sumber lain juga mempengaruhi anak dan remaja.
menyebutkankan, tiap hari 100 remaja
melakukan aborsi dan jumlah 5. Risiko Penyimpangan Seksual
kehamilan yang tidak diinginkan Remaja
(KTD) pada remaja meningkat antara Dalam kondisi saat ini banyak
150.000 hingga 200.000 kasus setiap faktor mulai dari perkembangan dan
tahun. kemudahan IPTEK sampai kurangnya
Selain itu survei yang dilakukan pengetahuan remaja menyebabkan
BKKBN pada akhir 2008 perilaku penyimpanagan seksual
menyatakan, 63 persen remaja di merajalela di lingkungan kita. Namun
beberapa kota besar di Indonesia begitu, banyak remaja tidak
melakukan seks pranikah. Dan, para mengindahkan bahkan tidak tahu
pelaku seks dini itu menyakini, dampak dari perilaku seksual mereka
berhubungan seksual satu kali tidak terhadap kesehatan reproduksi baik
menyebabkan kehamilan. Sumber lain dalam waktu yang cepat ataupun
juga menyebutkan tidak kurang dari dalam waktu yang lebih panjang.
900 ribu remaja yang pernah aborsi Berikut dampak perilaku seksual
akibat seks bebas (Jawa Pos, 28-5- remaja pranikah.
2001). Dan di Jawa Timur, remaja a) Hamil yang tidak dikehendaki
yang melakukan aborsi tercatat 60% (Unwanted pregnancy).
dari total kasus (Jawa Pos, 9-4-2005). b) Penyakit menular seksual (PMS)
Bahkan yang lebih – HIV/AIDS.
memprihatinkan lagi, saat ini juga c) Konsekuensi psikologis yang
banyak diberitakan anak dan remaja disebabkan oleh penghakiman
seusia SD-SMA melakukan atas perilaku atau aib yang telah
perkosaan terhadap lawan jenis. ia lakukan.
Bahkan, antarlawan jenis melakukan d) Terputusnya cita-cita
seks bebas dengan dalih suka sama e) Kurangnya kesejahteraan dari
suka. Mereka seringkali keluarga baru yang ia bangun
mengungkapkan alasan melakukan itu f) Kurang dapat mengoptimalkan
karena menonton “film-film biru”. potensi dan kemmapuan yang
Pada simpul ini, kita ketahui bahwa dimiliki
video compact disk (VCD) dan film
yang berbau porno bisa memberikan 6. Menanggulangi Penyimpangan Seks
pengaruh negatif bagi anak dan Remaja
remaja. Memang tak bisa dimungkiri Kesadaran segenap pihak untuk
jika perkembangan industri melindungi anak dan remaja dari
pornografi di negeri ini relatif pesat. bahaya pornografi dan seks bebas
Pada titik ini, anak dan remaja diperlukan, mulai dari keluarga di
ternyata belum mendapatkan rumah, guru bimbingan dan konseling
perlindungan maksimal dari bahaya dan semua pihak di sekolah, dan
pornografi. Dari berbagai penelitian seluruh unsur masyarakat. Orangtua
terkait media dan komunikasi publik, perlu memantau perkembangan
tayangan dan bacaan yang terus- anaknya dan menaruh perhatian
menerus dikonsumsi dapat seksama. Ada tanggung jawab
mempengaruhi pola pikir dan orangtua yang tidak boleh dilalaikan
perilaku. Media cetak dan elektronik untuk mendidik anaknya agar

73
mengetahui mana perilaku yang benar institusi nonpemerintah yang memang
dan yang salah, mana perilaku yang peduli bahwa baik buruknya
susila dan yang asusila. Mengontrol Indonesia ke depan ditentukan oleh
tontonan layar kaca yang disaksikan generasi masa kini. Kita tentu saja tak
anak juga perlu dilakukan. Orangtua ingin menyaksikan anak dan remaja
semestinya memberikan pemahaman lebih suka gambar dan tayangan
dan menjelaskan kepada anak terkait porno ketimbang melahap bacaan
apa yang disaksikan di layar kaca. bermutu. Kita tak ingin anak-anak
Kasih sayang dan perhatian orangtua sekolah lupa menuntut ilmu dan
yang proporsional menjadi sebuah memperkaya wawasan-pengetahuan
keniscayaan untuk mencegah anak karena terlalu nyamannya melakukan
dari perilaku menyimpang. seks bebas.
Pendidikan akhlak, budi pekerti, Semua masalah tersebut perlu
moral, dan semacamnya selayaknya mendapat perhatian dari berbagai
mulai disosialisasikan sejak dari pihak mengingat remaja merupakan
lingkungan keluarga. calon penerus generasi bangsa.
Begitu juga dengan pihak Ditangan remajalah masa depan
sekolah, nilai-nilai moral dan bangsa ini digantungkan. Terdapat
kesusilaan perlu ditanamkan kepada beberapa cara yang dapat dilakukan
peserta didik. Pendidikan agama yang dalam upaya untuk mencegah
tercakup dalam kurikulum pendidikan semakin meningkatnya masalah yang
harapannya bisa menyentuh terjadi pada remaja, yaitu antara lain
kesadaran peserta didik sehingga a) Peran Orangtua :
memiliki perilaku mulia dan cerdas 1) Menanamkan pola asuh yang
untuk menilai tindakan baik dan baik pada anak sejak prenatal
buruk. Piranti moral, akhlak, dan budi dan balita
pekerti perlu dimiliki peserta didik, 2) Membekali anak dengan dasar
sehingga dapat membedakan mana moral dan pendidikan agama
yang positif dan yang negatif. Di lain sejak dini
pihak, industri media dan komunikasi 3) Mengerti komunikasi yang
perlu menyadari bahwa fungsi pers baik dan efektif antara
tidak sekadar mencari laba semata, orangtua – anak
tetapi juga memiliki fungsi 4) Menjalin kerjasama yang baik
pendidikan. Pers harus menyadari dengan guru
perannya untuk turut serta 5) Menjadi tokoh panutan bagi
mencerdaskan kehidupan bangsa, anak baik dalam perilaku
mencerahkan pikiran dan perilaku maupun dalam hal menjaga
anak dan remaja. lingkungan yang sehat
Kepedulian segenap pihak untuk 6) Menerapkan disiplin yang
melindungi anak dan remaja dari konsisten pada anak
terpaan pornografi tak bisa ditawar- 7) Hindarkan anak dari NAPZA
tawar lagi. Kita sudah saatnya dan pergaulan bebas tetapi
melindungi anak dan remaja sebagai jangan terlalu mengekang si
generasi masa depan dari pengaruh anak.
buruk pornografi. Tanggung jawab b) Peran Guru :
melindungi anak dan remaja berada di 1) Menjadi guru yang bisa
pundak orangtua, sekolah, bersahabat dengan siswa
masyarakat, pemerintah, dan institusi-

74
2) Menciptakan kondisi sekolah memberikan layanan pendidikan
yang nyaman untuk siswa moral atau agama yang cukup.
belajar Hal ini diharapkan dapat
3) Memberikan keleluasaan membentengi remaja dari
siswa untuk penyimpangan perilaku
mengekspresikan diri pada penyimpangan seksual yang
kegiatan ekstrakurikuler, berujung kepada seks bebas di
seperti Paskibra, PMR, kalangan remaja.
maupun ekstrakurikuler b) Guru bimbingan konseling wajib
olahraga dan kesenian memberikan pendidikan seks
4) Menyediakan sarana dan bagi remaja karena sangat
prasarana bermain dan diperlukan agar remaja dapat
olahraga membedakan mana yang baik
5) Meningkatkan peranan, dan mana yang buruk.
pelayanan dan c) Guru bimbingan konseling
pemberdayaan guru BK meminta bantuan wali kelas agar
6) Meningkatkan disiplin pada saat perwalian dengan orang
sekolah dan sanksi yang tua siswa, wali kelas
tegas serta mendidik menyampaikan beberapa hal
7) Meningkatkan kerjasama mengenai pentingnya perhatian
dengan orangtua, sesama serta teladan dari orang tua
guru dan sekolah lain kepada anak-anaknya. Hal
8) Meningkatkan keamanan tersebut sangat diperlukan oleh
terpadu sekolah bekerjasama seorang remaja, agar mereka
dengan Polsek setempat dan terhindar dari penyimpangan
mewaspadai adanya perilaku seksual yang menjurus
provokator kepada seks bebas.
9) Mengadakan kompetisi sehat, Demikian signifikannya peranan
seni budaya dan olahraga pengetahuan agama yang mencapai
antar sekolah akar substansialnya serta pengetahuan
10) Menciptakan kondisi sekolah seksual yang memadai dapat
yang memungkinkan anak memecahkan fenomena
berkembang secara sehat penyimpangan perilaku seksual di
dalah hal fisik, mental, kalangan remaja.
spiritual dan sosial serta
meningkatkan deteksi dini 8. Metode Guru Bimbingan Konseling
penyalahgunaan NAPZA. Untuk Menangani Penyimpangan
Seksual Remaja
7. Peranan Guru Bimbingan Konseling Mengacu pada dinamika
Menangani Penyimpangan Seksual remaja, paling tepat untuk dilakukan
Remaja oleh guru bimbingan dan konseling
Ada beberapa peran yang bisa sebagai konselor di sekolah menengah
dilakukan oleh guru bimbingan dan atas (SMA) dalam menangani masalah
konseling sebagai solusi dari penyimpangan seks adalah dengan
fenomena penyimpangan seks pada cara memberikan layanan konseling
remaja, antara lain: individual, orientasi, informasi, serta
a) Guru bimbingan konseling bimbingan dan konseling kelompok.
sebagai konselor di sekolah

75
Menurut Prayitno (2004) secara perorangan ataupun layanan
orientasi berarti tatapan ke depan ke konsultasi. Individu akan merasa
arah dan tenyang sesuatu yang baru. canggung untuk membahas hal
Berdasarkan arti ini, layanan orientasi tersebut. Dalam layanan bimbingan
bisa bermakna suatu layanan terhadap dan konseling kelompok ini, aktivitas
siswa di sekolah yang berkenaan harus diwujudkan untuk membahas
dengan tatapan ke depan ke arah dan berbagai hal mengenai seluk beluk
tentang sesuatu yang baru. Layanan pendidikan seks bagi remaja yang
orientasi bertujuan untuk membantu berguna bagi pengembangan atau
individu agar mampu menyesuaikan pemecahan masalah individu (siswa)
diri terhadap lingkungan atau situasi yang menjadi peserta layanan di
yang baru. Guru bimbingan konseling bawah bimbingan pemimpin
sebaiknya menjalankan layanan ini kelompok (guru bimbingan konseling
dengan melihat fungsi pencegahan, atau konselor). Layanan ini juga
yaitu layanan orientasi bertujuan memberi hasil positif lain yakni
untuk membantu individu agar mengembangkan kemampuan siswa
terhindar dari hal-hal negatif seperti dalam bersosialisasi, berkomunikasi
penyimpangan seksual yang dapat baik secara verbal maupun nonverbal,
timbul apabila individu tidak pengembanagn persepsi, wawasan,
memahami situasi atau lingkungannya pikiran, perasaan, dan sikap yang
yang baru. menunjang perwujudan tingkah laku
Guru Bimbingan Konseling yang lebih efektif.
juga mendampingi siswa dengan Dari keseluruhan layanan di
memberikan layanan informasi pada atas, diharapkan dapat memberi
saat jam pelajaran bimbingan dan pemahaman peserta didik akan bahaya
konseling di kelas. Layanan informasi penyimpangan seks bagi dirinya dan
ini bertujuan agar individu (siswa) orang lain di sekitarnya. Pengetahuan-
menegtahui dan menguasai informasi pengetahuan akan perkembangan
yang selanjutnya dimanfaatkan untuk remaja dan pendidikan seks juga
keperluan hidupnya sehari-hari dan diharapkan dapat membuat siswa
perkembangan dirinya. Dalam upaya selalu bersikap sesuai norma yang ada
menangani masalah penyimpanagn dalam masyarakat dan dapat
seksual ini, guru bimbingan konseling mengembangkan dirinya secara
harus menyampaikan kepada peserta optimal. Tujuan bimbingan dan
didik mengenai pendidikan seks, konseling ini tidak akan berhasil
perkembangan remaja baik secara tentunya tanpa bantuan dari semua
fisik maupun psikologis, termasuk pihak baik dari sekolah, masyarakat,
perkembangan organ seksualnya, lingkungan pergaulan, maupun
dampak buruk dari perilaku keluarga siswa, serta siswa itu sendiri
penyimpangan seksual dan bagaimana dalam menyikapi keadaan yang ada
cara menghindarinya. pada dirinya.
Pada akhirnya layanan tersebut
akan lebih sempurna jika guru D. Penutup
bimbingan konseling juga 1. Kesimpulan
memberikan layanan bimbingan dan Keseluruhan dari siswa
konseling kelompok. Karena untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)
membahas masalah seksualitas ini adalah remaja dimana pada usianya ia
kurang maksimal jika dilakukan mengalami masa transisi dari anak-

76
anak, remaja menuju dewasa. Banyak Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di
sekali hal-hal yang membuat remaja Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
melakukan penyimpangan, khususnya Jakarta: Raja Grafindo Persada
yang banyak terjadi saat ini adalah
penyimpangan seksual, yaitu perilaku Winkel, W.S. & Hastuti, Sri, M.M. 2004.
seksual yang dilakuakan remaja Bimbingan dan Konseling di Institusi
sebelum menikah. Guru Bimbingan Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
Konseling sebagai konselor di
sekolah yang keberadaannya memiliki Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan
peran yang strategis dalam menangani Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
masalah tersebut dapat menjalankan Cipta
perannya dengan melakukan layanan
orientrasi, informasi, dan bimbingan Prayitno. 2004. Pengembangan Kompetensi
dan konseling kelompok. Guru dan Kebiasaan Siswa Melalui Pelayanan
bimbingan dan konseling tidak dapat Konseling. Padang: Jurusan Bimbingan dan
melakukan perannya sendiri Konseling FIP Universitas Negeri Padang.
melainkan harus melibatkan banyak
pihak dalam menangani masalah ini, Gunarsa, S.D., & Gunarsa, Y. 1995.
termasuk pihak-pihak sekolah seperti Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan
guru mata pelajaran dan wali kelas, Keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
orang tua siswa, masyarakat, dan
siswa itu sendiri.
2. Saran
Bagi semua pihak yang terlibat
dalam penanganan masalah ini harus
melakukan perannya dengan baik,
karena kita tahu bahwa perilaku
penyimpangan seksual remaja ini
adalah pelanggaran norma yang harus
dihindari agar tidak mengganggu
perkembangan individu.
Khususnya bagi remaja, untuk
lebih berhati-hati dalam bergaul.
Tidak ada salahnya untuk
mempelajari pendidikan seks agar
kita tahu mana yang baik dan buruk,
serta terus belajar agar dapat
memahami betapa remaja sangat
berharga sebagai generasi penerus
bagi kelangsungan kehidupan bangsa
dan negara ini.

Daftar Pustaka
Mugiarso, Heru. 2007. Bimbingan dan
Konseling. Semarang: UPT UNNES Press

77

Anda mungkin juga menyukai