Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ahmad Mudzakkir

Nim : 200103030201
Matkul : Sejarah Islam Nusantara
Dosen Pengampu : Rahmadi, S.Ag,M.Pd.I
Middle Test

1. Jelaskan tentang saluran-saluran islamisasi di Nusantara dan jelaslan pula mengapa


Islam bisa diterima secara luas oleh penduduk Nusantara?

 Saluran islamisasi di Nusantara

1) Islam Disebarkan Melalui Perdagangan, : Mengutip dari buku Arkeologi


Islam Nusantara karya Tjandrasasmita, pembawa agama Islam pada
masa-masa permulaan adalah golongan pedagang. Jadi mereka
sebenarnya menjadikan faktor ekonomi sebagai pendorong utama untuk
berkunjung ke Indonesia.Momen ini diperkirakan terjadi sebelum abad
ke-13 M. Sekitar abad 7-16 M, kepulauan Nusantara merupakan kawasan
perdagangan Internasional yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai
bangsa, termasuk Arab, Persia dan Gujarat.Pendapat serupa dikemukakan
oleh Hasan Mu’arif Ambary yang membagi fase Islamisasi Indonesia
menjadi tiga, yaitu fase kehadiran para pedagang Muslim, fase
terbentuknya kerajaan Islam, dan fase pelembagaan Islam.
2) Islamisasi melalui perkawinan : Saluran Islamisasi melalui perkawinan
terjadi antara pedagang atau saudagar Islam dengan wanita pribumi.
Melalui perkawinan inilah terlahir seorang Muslim. Alhasil, komunitas
Islam makin luas.Mengutip dari jurnal Kajian Proses Islamisasi di
Indonesia tulisan Latifa Dalimunthe, jalur perkawinan lebih
menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak
bangsawan atau anak raja karena mereka kemudian turut mempercepat
proses Islamisasi.Contohnya adalah perkawinan Raja Brawijaya dengan
puteri Campa yang melahirkan Raden Patah (Raja pertama Demak).
3) Saluran pendidikan : Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan. Ini
tidak dapat dilepaskan dari peran para pengembara sufi dan tokoh
agama. Penyebaran Islam melalui pendidikan awalnya terjadi di
lingkungan keluarga, kemudian berkembang di surau, masjid, pesantren,
dan akhirnya masuk di rumah para bangsawan. Di Pulau Jawa,
penyebaran Islam melalui pendidikan dilakukan oleh Wali Songo. Mereka
mendirikan pesantren untuk mendidik santri tentang agama Islam.
Diharapkan, setelah selesai menuntut ilmu para santri dapat pulang ke
kampung halaman untuk berdakwah menyebarkan Islam.
4) Islamisasi Melalui Tasawuf : Tasawuf merupakan ajaran ketuhanan yang
berfokus pada pembersihan diri. Para ahli tasawuf juga memiliki ilmu
menyembuhkan penyakit dan pengetahuan soal magis.Menurut
Tjandrasasmita, ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan, selalu
berusaha menghayati kehidupan masyarakat, dan hidup bersama di
tengah-tengah masyarakat. Dengan tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan
ke penduduk pribumi mempunyai kesamaan dengan kepercayaan mereka
yang sebelumnya menganut agama Hindu. Dengan demikian agama baru
ini mudah dimengerti dan diterima.
5) Islamisasi melalui kesenian : Kesenian juga menjadi media dakwah Islam.
Para penyebar agama Islam tidak mengubah kebudayaan yang telah ada,
namun memanfaatkan kebudayaan tersebut sebagai sarana untuk
menyebarkan agama. Sunan Bonang merupakan sosok di balik tembang
"Tombo Ati”. Selain itu, Sunan Bonang juga seorang dalang. Beliau
menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam dalam
cerita.Sunan Kalijaga menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni
suara suluk sebagai media dakwah. Beliau juga merupakan tokoh
pencipta baju takwa, perayaan sekatenan, layang kalimasada, dan lakon
wayang Petruk Jadi Raja. Seni tersebut membuat banyak orang tertarik,
bahkan berhasil membuat sebagian adipati di Jawa memeluk Islam
melalui Sunan Kalijaga.
 Agama Islam mudah diterima oleh rakyat indonesia sebab untuk menjadi
umat Islam caranya sangat mudah, tidak perlu memakai upacara-upacara
yang memerlukan biaya besar. Syaratnya hanyalah dengan mengucap kalimat
syahadat. Jika seseorang telah bersyahadat, maka ia telah masuk Islam dan
menjadi pemeluknya. Pelaksanaan ibadahnya sederhana. Selain syarat
masuknya yang mudah, pelaksanaan ibadahnya pun sangat sederhana dan
tidak mengeluarkan biaya. Dengan demikian, setiap orang tidak merasa
terbebani dalam menjalankan ibadah. Islam agama yang demokratis Islam
adalah agama yang demokratis karena tidak mengenal sistem kasta pada
penganutnya. Dengan kata lain, kedudukan setiap orang sejajar atau sama
rata. Oleh karena itu, dapat dimengerti ketika kebudayaan Islam masuk,
masyarakat Indonesia tidak menganggapnya sebagai hal yang asing.
Masyarakat tidak menentangnya dan justru berusaha untuk mempelajari
karena memiliki jiwa terbuka.

2. Jelaskan tentang peran penting kehadiran Kerajaan-kerajaan Islam terhadap


perkembangan peradaban Islam di Nusantara dan jelaskan pula mengapa kerajaan
kerajaan Islam itu mengalami kemunduran dan keruntuhan!

 Peran penting kehadiran Kerajaan-kerajaan Islam terhadap perkembangan


peradaban Islam di Nusantara :
1) Kerajaan Samudra Pasai : Kerajaan Islam pertama di Indonesia
adalah Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini berada di Kabupaten
Lhokseumawe, Aceh Utara dan berdiri sejak tahun 1267- 1521. Sultan
Malik Al-Saleh menjadi pendiri sekaligus raja pertama Samudera Pasai
yang kerajaan Islam tertua di Indonesia.
2) Kerajaan Demak : Selain di Aceh, kerajaan Islam muncul di Demak,
Jawa Tengah. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah pada 1478.
Kerajaan Demak memberikan peran besar dalam peradaban Islam di
Jawa. Selama berdiri, Kerajaan Demak dipimpin oleh 5 raja yakni:
Raden Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawata dan Arya
Penangsang.
3) Kesultanan Cirebon : Kesultanan Cirebon masuk sebagai kesultanan
Islam ternama di wilayah Jawa Barat sekitar abad ke 15 dan 16
masehi. Wilayah Cirebon juga masuk dalam area strategis jalur
perdagangan antar pulau.
Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Sebelum mendirikan
kerajaan Cirebon, Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam terlebih
dahulu di Tanah Pasundan. Beliau juga berkelana ke Mekkah dan
Pasai. Sunan Gunung Jati juga berhasil menghapus kekuasaan
kerajaan Padjajaran yang saat itu masih bercorak Hindu.
4) Kerajaan ternate : Ternate merupakan salah satu dari empat kerajaan
yang ada di Maluku. Kerajaan Ternate pada mulanya bukan beragama
Islam, melainkan menganut animisme dan dinamisme. Islam datang
ke wilayah ini lewat jalur perdagangan dari China dan Arab.
Selanjutnya, melalui pemerintahan Zainal Abidin yang merupakan
anak Kolano Marhum, Islam menjadi agama resmi kerajaan Ternate.
Hal ini berlangsung lama hingga kerajaan Ternate dihancurkan oleh
Portugis.
5) Kerajaan Islam di Sulawesi ; seperti Kesultanan Buton : Kerajaan
Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di Sulawesi
Tenggara. Menurut sejarah, kerajaan ini telah lama berdiri bahkan
sebelum agama Islam masuk ke wilayah Sulawesi. Kerajaan ini muncul
pada awal ke 14 Masehi. Kerajaan Kesultanan Buton ini sendiri
awalnya memiliki corak agama Hindu Budha, akan tetapi seiring
semakin berkembangnya agama Islam di wilayah Sulawesi, kerajaan
ini pun kemudian berubah menjadi kerajaan bercorak Islam.Kerajaan
Buton menguasai banyak wilayah di kepulauan Buton termasuk di
kawasan perairannya. Nama Buton memang sudah terkenal sejak
zaman Majapahit. Bahkan dalam kitab Negarakertagama dan dalam
Sumpah Palapa dari Gajah Mada, nama Buton sering sekali
disebutkan. Hingga hari ini Kesultanan Buton tetap masih ada dan
menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh banyak pelancong.
6) Kesultanan Banggai : Kerajaan Islam di wilayah Sulawesi selanjutnya
ialah kerajaan Banggai. Kerajaan Banggai ini terletak di wilayah
Semenanjung Timur pulau Sulawesi dan Kepulauan Banggai.
Kesultanan Banggai telah lama berdiri yaitu sekitar abad ke 16
Masehi. Hingga hari, Kerajaan Banggai masih tetap eksis dan selalu
didatangi banyak pengunjung. Sebenarnya, Kerajaan ini juga pernah
mengalami masa-masa keterpurukan akibat kalah dari kerajaan
Majapahit. Namun, setelah keruntuhan kerajaan Majapahit, Kerajaan
Banggai kembali bangkit dan menjadi kerajaan independen kembali
serta telah bercorak Islam.

7) Kerajaan Gowa Tallo : Sesuai namanya, Kerajaan Gowa Tallo


sebenarnya memang terdiri atas dua kerajaan yang menjalin
persatuan atau persekutuan. Persatuan dua kerajaan besar di wilayah
Sulawesi ini kemudian memberikan dampak yang begitu
besar.Kerajaan Gowa sendiri menguasai wilayah dataran tinggi,
adapun untuk wilayah Tallo menguasai daratan pesisir. Pengaruh yang
cukup kuat menjadikan dua persekutuan kerajaan ini sebagai kerajaan
yang sangat berpengaruh pada jalur perdagangan di wilayah timur
tanah air.  Sejarah juga menyebutkan jika kerajaan Gowa Tallo ini
telah berdiri sejak sebelum Islam masuk ke wilayah Sulawesi atau
lebih tepatnya sekitar tahun 13 Masehi.Kerajaan ini akhirnya
bergabung menjadi bagian dari NKRI pada tahun 1946 dengan Andi Ijo
Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir
Aidudin sebagai raja terakhirnya.

8) Kerajaan Bone : Bila dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan Islam


lainnya di wilayah Sulawesi, kerajaan Bone termasuk kerajaan yang
cukup kecil. Karena posisinya sebagai kerajaan kecil maka saat itu
kerajaan Bone sangat dipengaruhi oleh Kerajaan Gowa dan Tallo.
Kekuatan kerajaan Gowa Tallo memang sangat besar pada setiap
kerajaan-kerajaan kecil kala itu. Oleh sebab itu, karena pengaruh dari
kerajaan Gowa Tallo ini maka kerajaan Bone pun akhirnya menjadikan
kerajaannya sebagai kerajaan yang bercorak Islam.

3. Jelaskan peran penting Nuruddin arraniriy, al-maqassariy, Arsyad al Banjari, Nawawi


al Bantani, dan Hasyim Asy'ariy terhadap dinamika intelektual Islam di Nusantara!

 Peran Penting terhadap dinamika intelektual Islam di Nusantara.

1) Nuruddin ar-Raniri telah membuat sebuah kontribusi besar pada


perkembangan ilmu-ilmu Islam di Nusantara. Iskandar dalam
penelitiannya menuturkan tentang Nuruddin ar-Raniry sebagai
penulis tersubur pada kitab berbahasa ArabMelayu. Ia menambahkan
bahwa ArRaniry telah menulis 14 buku pada periode pendeknya di
Aceh (10471054/1637-1644), 13 diantaranya dalam bahasa
melayu.Sebagaimana diketahui, ar-Raniry berkonsentrasi pada ilmu
kalam (Islamic theology) dan tasawuf (mysticism). Namun disisi lain,
beliau juga aktif menulis dibidang fikih (Islamic Jurisprudence), hadis
(tradition) and history. Berdasarkan hasil dari beberapa literasi yang
berhasil penulis himpun, setidaknya terdapat 34 karya tulisnya.
Adapun kesemuanya itu dapat diklasifikasikan berdasarkan disiplin
keilmuan Islam, antara lain; tasawuf dan ilmu kalam, fikih, dan
sejarah. Oleh karena itu, wajar jika proses Islamisasi sudah mencapai
kesempurnaan baru sejak masa Iskandar Muda, dan berlanjut pada
Iskandar Tsani terutama masa Nuruddin ar Raniry.
2) Syekh Yusuf al-Maqassari merupakan sebagai perintis ketiga
pembaruan Islam di Nusantara, setelah Syekh Nuruddin al-Raniri dan
Syekh Abdul Rauf al-Sinkili.Tak banyak memang ilmuwan dan
sejarawan yang menyentuh koneksi keilmuan Syekh Yusuf al-
Maqassari dalam perkembangan pembaruan Islam di
Nusantara,termasuk melakukan kajian mendalam terkait aspek
kehidupan sosio-religius kaum muslimin di wilayah jelajah dakwah
Syekh Yusuf, dari Sulawesi Selatan, Banten, JawaBarat, Aceh.
Diantara karya tulis Syekh Yusuf al-Maqassari tersebut ialah: Al-
Barakat al-Sailaniyyah, Bidayat al-Mubtadi, Al Fawaih al-Yusufiyyah fi
Bayan Tahqiq al-Shufiyyah, Hasyiyyah fi Kitab al-Ambah fi l'rab La
Ilaha illa Allah, Kaifiyyah al-Nafy wa-al Itsbat bi al-Hadits al-Qudsi,
Mathalib al-Salikin, Al-Nafahat al-Sailaniyyah, Qurrat al-'Ain, Sirr al-
Asrar, Taj al-Asrar fi Tahqiq Masyarib al-'Arifin, dan karya lainnya. Hal
ini belum termasuk tentang Sejarah dan Latar belakang pendirian
beberapa Tarekat yang dipelajari Syekh Yusuf al-Maqassari dari
berbagai guru/masyaikh dan disebarkannya pula di berbagai daerah
dalam jelajah dakwahnya, diantaranya Tarekat Naqshabandiyah,
Tarekat Qadiriyah, Tarekat Ba'alawiyyah, dan Tarekat Syaththariyyah.

3) Peran Syekh Muhammad Arsyad Albanjari Dalam dinamika


intelektual Islam Dinusantara diantaranya ialah membangun
Pesantren yang berada di kalsel, Pesantren yang dibangun di luar
kota Martapura ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi proses belajar mengajar para santri. Selain berfungsi
sebagai pusat keagamaan, di tempat ini juga dijadikan pusat
pertanian. Syekh Muhammad Arsyad bersama beberapa guru dan
muridnya mengolah tanah di lingkungan itu menjadi sawah yang
produktif dan kebun sayur, serta membangun sistem irigasi untuk
mengairi lahan pertanian. Tidak sebatas membangun sistem
pendidikan model pesantren, Syekh Muhammad Arsyad juga aktif
berdakwah kepada masyarakat umum, dari perkotaan hingga daerah
terpencil. Kegiatan itu pada akhirnya membentuk perilaku religi
masyarakat. Kondisi ini menumbuhkan kesadaran untuk menambah
pengetahuan agama dalam masyarakat. Dalam menyampaikan
ilmunya, Syekh Muhammad Arsyad sedikitnya punya tiga metode.
Ketiga metode itu satu sama lain saling menunjang. Selain dengan
cara bil hal, yakni keteladanan yang direfleksikan dalam tingkah laku,
gerak gerik, dan tutur kata sehari-hari yang disaksikan langsung oleh
murid-muridnya, Syekh Muhammad Arsyad juga memberikan
pengajaran dengan cara bil lisan dan bil kitabah. Metode bil lisan
dengan mengadakan pengajaran dan pengajian yang bisa disaksikan
diikuti siapa saja, baik keluarga, kerabat, sahabat, maupun handai
taulan, sedangkan metode bil kithabah menggunakan bakatnya di
bidang tulis menulis.
4) Syaikh Nawawi merupakan seorang ulama yang banyak jasanya bagi
pengembangan dan menyebarkan agama Islam di Nusantara
Indonesia Aktivitas dan perannya di bidang Dakwah sangat banyak
membantu bagi terlaksananya keberhasilan dakwah Islamiyah Di
Indonesia, para ulama banyak yang telah berjasa dalam kegiatan
penyebaran dan pengembangan agama Islam. Demikian pula Syaikh
Nawawi, dalam hal ini Syaikh Nawawi tidak sendirian, para ulama di
Indonesia yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan al-Jawi di
awal abad ke-19 banyak yang berperan aktif di masyarakat dalam
rangka mengembangkan dan menyiarkan agama Islam. Diantara
peranya menyiarkan agama islam dinusantara yaitu dengan
Menyiarkan dan Mendakwahkan Islam Melalui Pesantren dan Murid,
Menyiarkan dan Mendakwahkan Islam Melalui Karya Tulis, serta
menyiarkan secara langsung.
5) KH Hasyim Asyari ,Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, KH
Hasyim Asyari mendirikan Pesantren Tebu Ireng, yang kemudian
menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20.
Pada tahun 1926, KH Hasyim Asyari menjadi salah satu pemrakarsa
berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama.
Peran KH Hasyim Asyari dalam perkembangan Islam di Indonesia

4. Jelaskan kontribusi Hamka, Hasbie ash Shiddieqy, Nurcholish Madjid dan Quraish
Shihab terhadap perkembangan literatur Islam di Nusantara!
 Kontribusi Terhadap Perkembangan Literatur Islam Dinusantara

1) HAMKA aktif di dalam mensyiarkan agama Islam ke seluruh Indonesia,


ia memberikan ceramah agamanya di Radio Republik Indonesia (RRI)
dan tampil di Televisi Republik Indonesia (TVRI), disinilah letak
kebijaksanaan HAMKA menjawab permasalahan yang diajukan
masyarakat dari berbagai golongan.HAMKA adalah anggota
Persarikatan Muhammadiyah. Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad,
ketiganya ini dianggap sebagai Kaum Muda. Detil-detil masalah agama
ada yang berbeda dengan saudara-saudara dari Nahdatul Ulama.
HAMKA terlebih dahulu menyelidiki dengan seksama pokok-pokok
pendirian masing-masing dalam agama yang dinamai dengan
khilafiyah.
2) Kontribusi Hasbie Ash-Shidqy dalam perkembangan Agama Islam
salah satunya ialah Pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Bidang
Hadis, Pada masa kehidupan Hasbi, di Indonesia studi hadis dan
keilmuanya dapat dikatakan masih langka,disebabkan masih sangat
sedikitnya karya-karya di bidang hadis yang dihasilkan oleh ulama
Indonesia.23 Namun perkembangan pengkajian hadis dan
keilmuannya diIndonesia semakin mendapatkan tempatnya dan
bahkan semakin pesat Adalah pada akhir-akhir abad ke-20. pemikiran
Hasbi dalam bidang hadis pada hal-hal berikut. Pertama,
pandangannya tentang hakikat Hadis dan Sunnah serta
periodisasinya. Kedua, kriteria kesahihan hadis, Ketiga, penelitian dan
pemeliharaan Hadis. Keempat, metodologi pemahamanhadis (sharh}
al-h}adîth).
3) Salah satu kontribusi Nurcholish Madjid  yaitu
Konsep pembaharuan PendidikanIslamyangdigagas Nur
cholish Madjid secara garis besar meliputi gagasan
sekularisasi, kebebasan intelektual dan sikap terbuka
terhadap ide yang baru. Sekularisasi dalam
pengertian Madjid adalah proses pemahaman rasional
untuk mendominasikan nilai-nilai yang bersifat duniawi.
4) Salah satu kontribusi Quraish Shihab ialah Kontribusi Pemikiran
Hukum Islam M. Quraish Shihab terhadap Pengembangan Hukum
Keluarga Islam di Indonesia Hal ini dilakukan sebagai respon terhadap
dinamika
yang terjadi di tengah masyarakat. Setidaknya ada tiga hal yang
menjadi tujuan dilakukannya pembaruan hukum keluarga di dunia
Islam, yaitu sebagai upaya unifikasi hukum, mengangkat status
perempuan (kesetaraan gender), dan merespon perkembangan dan
tuntutan zaman karena konsep fiqh tradisional dianggap kurang
mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai