Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara esensial kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat Arab adalah
terjadinya kristalisasi pengalaman baru pada dimensi ketuhanan yang
mempengaruhi segalah aspek kehidupan masyarakat, termaksut hukum-hukum
yang digunakan pada masa itu. Keberhasilan Nabi Muhammad dalam
memenangkan kepercayaan Bangsa Arab relative singkat. Kemampuannya dalam
memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab yang sebelumnya jahilia kejalan orang-
orang yang bermoral Islam.

Dalam berdakwah, Nabi Muhammad tidak hanya menggunakan aspek


kenabiannya dengan menggunakan tablik namun juga menggunakan strategi
politik dengan memunculkan aspek-aspek keteladanannya dalam menyelesaikan
persoalan. Seperti, dakwah di Mekkah yang terbagi menjadi dua yaitu dakwah
secara diam-diam dan dakwah secara terbuka. Disini dapat kita lihat adanya
strategi Nabi dalam menyeruh umat manusia untuk beribadah kepada Allah SWT.
Walaupun dalam menjalankan perintah Allah, Nabi mendapat banyak tantangan
yang besar dari berbagai pihak namun atas izin Allah segalah hal yang dilakukan
Nabi dapat berjalan lancar.

Semakin bertambah jumlah pengikut Nabi semakin besar pula tantangan yang
harus di hadapi Nabi, mulai dari cara diplomatik disertai bujuk rayu hingga
tindakan kekerasan dilancarkan orang-orang quraisy untuk menghentikan dakwah
Nabi. Namun Nabi tetap pada pendirian untuk menyiarkan agama Islam.

Sistem pemerintahan dan strategi politik Nabi dapat kita lihat jelas setelah
terbentuknya negara Madinah. Di sini Islam semakin kuat dan berkembang karena
bersatunya visi misi masyarakat Islam. Peradabannya salah satunya yaitu Piagam
Madinah. Melalui Piagam Madinah Nabi Muhammad memperkenalkan konsep
negara ideal yang di warnai dengan wawasan, transparansi, partisipasi, adanya
konsep kebebasan dan tanggung jawab sosial politik secara bersama. Sistem
pemerintahan dan strategi politik Nabi dapat kita lihat jelas setelah terbentuknya
negara Madinah. Di sini Islam semakin kuat dan berkembang karena bersatunya visi
misi masyarakat Islam. Peradabannya salah satunya yaitu Piagam Madinah. Melalui

1
Piagam Madinah Nabi Muhammad memperkenalkan konsep negara ideal yang di
warnai dengan wawasan, transparansi, partisipasi, adanya konsep kebebasan dan
tanggung jawab sosial politik secara bersama.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Tehnik dalam Bimbingan dan Konseling?
2. Bagaimana Tehnik-tehnik dalam Bimbingan dan Konseling?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Penjelasan tentang pengertian tehnik Bimbingan dan Konseling
2. Penjelasan tentang tehnik-tehnik dalam Bimbingan dan Konseling

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tehnik dalam Bimbingan dan Konseling


Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk
mecapai suatu tujuan. Bimbingan adalah mengarahkan, memandu,
mengelola, dan menyetir. Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bantuan
atau pertolongan.
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberiaan kesempatan dari konselor
kepada siswa. Pendapat lain mengatakan bahwa konseling adalah upaya
membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara
konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan
lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan
efektif perilakunya.
Jadi, tehnik Bimbingan dan Konseling adalah cara atau metode yang
dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau
sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi
dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan
tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.

B. Tehnik-Tehnik dalam Bimbingan dan Konseling dalam Islam


1. Dorongan Minimal (Minimal Encouragement)
Dorongan minimal adalah tehnik untuk memberikan suatu dorongan
langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan siswa.
Tujuan dorongan minimal agar siswa terus berbicara dan dapat mengarah
agar pembicaraan mencapai tujuan. Dorongan ini diberikan pada saat
siswa akan mengurangi atau menghentikan pembicaraannya, dan pada saat

3
siswa kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan, atau pada saat
konselor ragu atas pembicaraan siswa.
Contoh :
Siswa : “ Saya putuskan asa… dan saya nyaris..” (siswa menghentikan
pembicaraan)
Konselor : “Ya…”
Siswa : “Nekat bunuh diri.”
Konselor : “Lalu….”
2. Memberi Nasihat
Pemberian nasihat sebaiknya dilakukan jika siswa memintanya.
Walaupun demikian, konselor tetap harus mempertimbangkannya apakah
pantas untuk memberi nasihat atau tidak. Sebab, dalam memberi nasihat,
tetap dijaga agar tujuan konseling yakni kemandirian siswa, tetap harus
tercapai. Contoh respons konselor terhadap permintaan siswa : “Apakah
dalam hal seperti ini saya pantas untuk memberi nasihat pada anda? Sebab,
dalam hal seperti ini, saya yakin anda lebih mengetahuinya dari pada saya.

3. Pemberian Informasi
Pemberian informasi diadakan untuk membekali para siswa dengan
pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang
pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi social, supaya mereka dengan
belajara tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan
merencanakan kehidupannya sendiri. Sama halnya dengan nasihat, jika
konselor tidak memiliki informasi, sebaiknya dengan jujur katakana bahwa
dia mengetahui hal itu. Kalaupun konselor mengetahuinya, sebaiknya tetap
diupayakan agar siswa mengusahakannya. Misalnya, dengan mengatakan :
“Mengenai berapa biaya masuk ke Universitas Negeri Jakarta, saya
sarankan anda bisa langsung bertanya pihak Universitas Negeri Jakarta
atau anda berkunjung ke situs www.unj.com di internet.”

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling dalam perspektif Islam ialah suatu aktifitas
memberikan bimbingan, pengajaran, dan pedoman kepada peserta didik
yang dapat mengembangkan potensi akal pikiran, kejiwaan, keimanan, dan
keyakinanya serta dapat menanggulangi problematika dalam keluarga,
sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan
Al-Qur’an dan Hadits.
Teknik Bimbingan dan Konseling adalah cara atau metode yang
dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau
sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi
dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan
tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka. Dengan
demikian, Teknik-teknik dalam bimbingan dan konseling meliputi
Dorongan minimal, memberi nasihat dan memberi informasi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Musnamar, Tohiri, Tehnik Konseling , Jakarta: PT RAJAGRAFINDO


PERSADA, 2013
http://www.academia.edu.com
http://zahranaa.blogspot.com
Sreeeeeekkkkk aaah... Telingaku tergores paku. Namaku Cahyani Afiatun
Ni'mah dan biasa dipanggil Via. Aku mempunyai ayah yang bernama
Murjito dan ibu yang bernama Anik Fauziah. Kedua orangtuaku adalah
pahlawan semasa hidupku dan anugerah yang paling indah dari Tuhan
SWT. Kurang satu lagi, namanya Rudi. Dia pamanku yang bekerja
mencari nafkah untuk dirinya sendiri di Surabaya. Pada hari Rabu malam
aku dan teman teman bermain petak umpet yang sangat seru. Aku
bersembunyi dihalaman rumah tetangga yang namanya pak ongki,
menyesuaikan kaki duduk bersila, tubuh ku bersandar didinding dan rasa
takut pun menghampiriku karena rumah pak ongki akhir-akhir ini jarang
dihuni. Tak lama kemudian aku berdiri ingin keluar dari tempat
persembunyian. Karena rasa takut yang menghampiriku, ketika aku
bergegas untuk berdiri tidak melihat di dinding tempat tubuhku bersandar
ternyata ada paku dan menegakan badanku. Lalu paku itu mengenai daun
telingaku. Huuuhuuhuuu.. Aku menangis terasa sakit karena darah ini
bercucuran sehingga aku dipulangkan ke rumah. Huhuhuhuuuu.. Tiba
dirumah ibu tercengang lalu buru buru mengambil obat obatan karena
melihat daun telingaku mengeluarkan darah yang lumayan deras. Pelan-
pelan ibu membersihkan darah dan mengobatinya sambil menanyakan
peristiwa yang terjadi sebenarnya. Lalu aku menceritakan kepada ibu apa
yang telah terjadi pada saat petak umpet malam ini.

6
" Tadi bu, aku main petak umpet sembunyi di halaman rumah pak Ongki.
Aku duduk sila nempel didinding lalu berdiri tanpa menengok kanan kiri
karena rasa takut lalu daun telingaku tergores paku. "
" Berarti harus lebih hati - hati lagi dan memang seharusnya via hari ini
harus berada dirumah. "
" Iya bu, Via salah. Via minta maaf karena tidak menaati nasihat ibu. "
" Iya nak.. lain kali nurut sama nasihat ibu ya "
" Iya bu.. "
Ibu memeluku dan aku menyesal karena tidak menaati apa yang telah
dikatakan ibu.
Seminggu kemudian tepatnya malam Jumat aku bersama teman-teman
pergi ke mushola untuk mengikuti pengajian. Lantunan sholawat yang
merdu, pesan kesan yang dapat diambil dan diamalkan. Lalu acara
pengajian telah selesai. Kita memutuskan untuk langsung pulang kerumah
masing-masing karena mungkin waktu sudah terlalu larut malam. Sesampai
tiba didepan pintu rumah aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
Setelah berkali-kali aku mengucapkan salam, tak lama kemudian
tetanggaku pak Ali menghampiriku didepan rumah. Beliau memberi kabar
bahwa ibu dan ayahku pergi ke rumah sakit.
" Ibu dan ayahmu lagi pergi ke rumah sakit untuk berobat. "
" Emang siapa yang sakit pak? "
" Ibumu via.. "
" Ibu sakit apa? "
" Ibumu mengalami keguguran "
" Innalillahi wa innailai raji'un "
Setelah kabar musibah itu, aku langsung diantar oleh pak Ali pergi ke
rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit aku bertemu ayahku dan ayah
menyuruhku untuk berdoa saja. Jam menunjukan pukul 02.00 menjelang
fajar, dokter mengizinkan pihak keluarga masuk untuk menemani ibu. Hari

7
selanjutnya ibuku sudah merasa sehat dan meminta pulang untuk rawat
jalan dirumah. Sepulang dari Rumah Sakit kami sekeluarga berkumpul
diruang keluarga ditemani suasana langit sedikit gelap, angin bertebaran,
hujan rintik-rintik dan suara televisi yang tidak terlalu terdengar keras.
Nggug Nggug.. Nggug nggug.. Suara hp ibuku bergetar dan telepon masuk
dari paman. Aku melanjutkan untuk menonton sinetron yang tayang di
program SCTV. Terdengar suara salam menutup telepon. Kemudian ibuku
menceritakan apa yang telah dibicarakan oleh pamanku. Pertama, paman
memberi kabar akan menikah di bulan Februari. Sedangkan orangtua dari
ibu Dan pamanku menetap di Pekanbaru Riau. Karena terhalang oleh jarak
dan memang sudah cukup lanjut usia maka paman meminta tolong agar
wali dari pamanku ketika menikah diwakilkan oleh ibuku yaitu kakak
pertama paman. Yang kedua, paman juga meminta tolong agar orangtuaku
meminjami uang untuk semua biaya acara pernikahan dan uang tersebut
akan diganti ketika acara pernikahan telah selesai. Ayah dan ibu mencoba
untuk merundingkan kembali tentang biaya pernikahan paman Rudi .
Akhirnya ayah berpendapat bagaimana jika biaya pernikahan dibagi dua
untuk di samakan agar paman juga ikut mengeluarkan uang atas biaya
pernikahannya dan ibuku setuju dengan pendapat ayah.
Hari Minggu pagi paman pulang kerumah. Kemudian keluargaku
menyambut ramah dengan memberi jamuan yang sederhana. Tak lama
kemudian paman membicarakan masalah biaya pernikahannya. Lalu
ayahku dengan santai menyampaikan pendapat bahwasanya akan
meminjami uang setengah dari keseluruhan biaya acara pernikahan.
Perasaan egois yang selalu menyelimuti paman dan tak pernah memikirkan
beban orang lain dengan berbagai alasan mulai alasan yang masuk akal
sampai alasan yang tidak bisa dipahami. Dilanjut ibu juga menyampaikan
alasan yang hanya bisa membantu meminjami uang setengah biaya
pernikahan karena keterbatasan dan banyaknya kebutuhan yang harus

8
dipenuhi. Setelah berpikir, ayahku memutuskan untuk meminjami uang
biaya pernikahan sepenuhnya dengan cara meminjam uang di bank. Karena
bagaimanapun juga paman tetap saudara kita.
Beberapa hari setelah persiapan sudah tertata rapi bulan Februari telah tiba
dan acara pernikahan berlangsung dirumahku. Acara yang sederhana,
diiringi musik sholawat, jamuan kue dan minuman yang cukup, berbaris-
baris karpet dari mulai ruang tamu sampai halaman rumah yang sudah di
siapkan. Telah tiba calon istri didampingi banyak saudara yang ikut hadir
dalam acara pernikahan. Kemudian saling bersalam-salaman dengan
memberikan kue yang sederhana dan mempersilhkan duduk ditempat yang
telah disediakan. Acara berlangsung lancar dan selesai acara tersebut,
keluarga dari istri berpamitan pulang kembali ke halaman kampung untuk
menitipkan putrinya kepada suaminya.
Beberapa bulan terlewati. Tidak ada kabar sama sekali dari keluarga paman
untuk segera mengganti biaya pernikahannya. Secara tegas, ibuku
mengambil langkah terpaksa untuk meminta paman mengganti uang yang
telah digunakan untuk biaya pernikahan karena keluargaku sedang
membutuhkan uang tersebut untuk biaya pendaftaran sekolahku dan
berbagai kebutuhan lainnya. Dari pihak bank sudah mulai menarik
pinjaman uang yang telah dipinjam ayahku. Dengan berbagai alasan dan
rasa egois paman yang tetap memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri
tanpa memikirkan akan tanggung jawab berupa uang yang harus dibayarkan
sampai detik ini. Akhir cerita, ayah dan ibu dengan berat hati
mengorbankan menjual rumah dan menetap di Madiun rumah orangtua dari
ayahku. Singkat waktu, aku memutuskan berangkat pergi ke pondok
sambil sekolah dibiayai ayah yang bekerja menjual songkok dikawasan
pondok dan ibu bekerja mengasuh anak kecil diluar negeri :))

Anda mungkin juga menyukai