Anda di halaman 1dari 50

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES RIAU


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN
Jl. Melur No.103 Pekanbaru
Telepon (0761) 36581 Fax : (0761) 20656

HAND OUT

Mata Kuliah : Asuhan kebidanan Kehamilan


Kode Mata Kuliah : Bd. 6. 301
Topik : Konsep Dasar Asuhan Kehamilan
Pertemuan : 1

Objektif Perilaku Siswa (OPS)


1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat menyebutkan anatomi
fisiologi organ reproduksi, proses konsepsi, pertumbuhan dan perkembangan
hasil konsepsi dengan benar tanpa melihat catatan.
2. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat menyebutkan defenisi dari
perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil trimester I, II, III
seperti : Sistem reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan, sistem
perkemihan, dan sistem pencernaan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan kategori dari perubahan anatomi dan
adaptasi fisiologi pada ibu hamil trimester I, II, III seperti : Sistem reproduksi,
payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan, sistem perkemihan, dan sistem
pencernaan .

Referensi :
1. Seller, P. Mc (1993). Midwifery, Vol 1-2 edisi 1, Juta & Co Ltd, Cape Town
2. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
3. Saifuddin, AB, dkk (2002) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal, YBPSP Jakarta
4. Varney, H (1997). Varney Midwifery, Third Edition. Jones and Bartlet
Publisher. Sudbury. England
5. Modul Making Pregnancy Safer

MATERI
1. KONSEP DASAR PROSES KEHAMILAN
1.1. Anatomi Organ Reproduksi
Ilmu tentang struktur organisme hidup berkenaan dengan fungsi normalnya
pada organ reproduksi wanita terdiri dari genitalia interna yang terletak di dalam
rongga panggul dan genitalia eksterna terletak diluar genitalia interna. Organ-organ
wanita ini berkembang dan matur akibat rangsangan hormone estrogen dan
progesterone. Seiring peningkatan usia atau bila reproduksi hormone ovarium
menurun, struktur reproduksi ini akan mengalami atropi (ukuran mengecil)

1. GENITALIA INTERNA
a. Vagina
Vagina adalah suatu saluran berbentuk pipa atau tabung yang merupakan
suatu lorong yang melengkung ke depan dan terdiri atas muskulo membranosa yang
menghubungkan antara vulva sampai dengan uterus. Panjang vagina pada dinding
depan/anterior sekitar 6-7 cm, sedangkan dinding belakang/ posterior sekitar 7-10
cm. Adapun fungsi vagina adalah sebagai berikut:
a. Saluran keluar uterus
b. Alat senggama
c. Jalan lahir
Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut ruge. Lipatan-lipatan
ini memungkinkan vagina dalam persalinan melebar sesuai dengan fungsinya sebagai
bagian lunak jalan lahir.
Puncak vagina disebut fornises (forniks) yang terdiri dari forniks anterior,
forniks lateral kanan dan kiri serta forniks posterior. pH vagina berkisar antara 4-5
dan menyebabkan cairan vagina sedikit asam. Apabila pH naik di atas 5 maka cairan
vagina terus mengalir keluar dari vagina untuk mempertahankan kebersihan relative

Program Studi D IV Kebidanan Page 2


vagina. Oleh karena itu, penyemprotan cairan ke dalam vagina dalam lingkungan
normal tidak dianjurkan.
b. Uterus
Uterus adalah organ berotot yang terletak di dalam rongga panggul antara
kandung kemih di bagian anterior dan rectum di bagian posterior atau tyerletak di
bagian panggul kecil diantara rectum dan di depannya terletak kandung kemih.
Uterus berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah
alpukat dengan berat normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang
lebih sebesar telur ayam kampung. Diding rahim terdiri dari 3 lapisan :
1) Peritoneum
Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan
yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian
ini meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen (perut).
2) Myometrium
Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun
sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses
persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah,
pembulh lymfe dan urat syaraf.
3) Endometrium
Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk
mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya susunannya dan
faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon
ovarium. Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi decidua.

Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama
perkembangan. Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba
uterina ke uterus (pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterina).
Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu
sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung
selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi
lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen
pada masa pertumbuhan fetus.

Program Studi D IV Kebidanan Page 3


Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus
berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian
kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.
c. Tuba Fallopi
Tuba Fallopi atau saluran telur, terdapat pada tepi atas ligamentum latum,
berjalan ke arah lateral, mulai dari ostium tuba internum pada dinding rahim. Tuba
fallopi merupakan tubulo muskular, dengan panjang sekitar 12 cm dan diametrnya 3
dan 8 mm. Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian:
1) Pars interstitialis (intramularis), terletak di antara otot rahim, mulai
dari ostium internum tuba.
2) Pars isthmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan
merupakan bagian yang paling sempit.
3) Pars ampularis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S
4) Pars infundibulo tuba, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang
disebut fimbriae tuba.
Fungsi tuba fallopi sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang
dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil
konsepsi,tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan
hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula, yang siap mengadakan implantasi.
d. Ovarium (Indung Telur)
Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri
uterus, di bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum
uteri. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer.
Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi makanan. Pada setiap siklus
haid sebuah dari ovum primitif ini mulai mematang dan kemudian cepat berkembang
menjadi folikel ovari yang vesikuler (folikel Graaf).
Sewaktu folikel Graff berkembang, perubahan terjadi di dalam sel-sel ini, dan
cairan likuor folikuli memisahkan sel-sel dari membran granulosa menjadi beberapa
lapis. Pada tahap inilah dikeluarkan hormon estrogen. Pada masa folikel Graff
mendekati pengembangan penuh atau pematangan, letaknya dekat permukaan
ovarium, dan menjadi makin mekar karena cairan, sehingga membenjol, seperti
pembengkakan yang menyerupai kista pada permukaan ovarium. Tekanan dari dalam
folikel menyebabkannya sobek dan cairan serta ovum lepas melalui rongga
peritoneal masuk ke dalam lubang yang berbentuk corong dari tuba uterina. Setiap

Program Studi D IV Kebidanan Page 4


bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada
saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.

2. GENITALIA EKSTERNA
a. Mons veneris (Mons Pubis)
Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak dan
sedikit jaringan ikat yang terletak di atas shympisis pubis. Setelah pubertas kulit dari
mons veneris tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris berfungsi untuk melindungi
alat genitalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
b. Labia Mayora (bibir besar)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan menonjol,
berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang.Kedua bibir ini di
bagian bawah bertemu membentuk perineum (pemisah anus dengan vulva).
Permukaan ini terdiri dari:
1) Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada  mons veneris.
2) Bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak)
3) Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan
mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan.
c. Labia Minora atau Nimfae (bibir kecil)
Merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut.Dibagian atas
klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di bagian bawahnya
bertemu membentuk frenulum klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi orifisium
vagina.
d. Clitoris (kelentit/ jaringan yang berisi saraf)
Merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki-laki.
Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah
sehingga sangat peka. Letaknya anterior dalam vestibula.Berfungsi untuk menutupi
orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung
pambuluh darah dan syaraf.
e. Vestibulum (muara vagina)
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil,
bagian atas klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada

Program Studi D IV Kebidanan Page 5


vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini, dua lubang
saluran Skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang berguna untuk melumasi
vagina pada saat bersenggama.
f. Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)
Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena dapat
mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks, dan
salurannya keluar antara himen dan labia minora.
g. Hymen (selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah
robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan
uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup seluruhnya disebut hymen
imperforata dan menimbulkan gejala klinik setelah mendapat menstruasi.
1) Lubang kencing (orifisium uretra externa)
Tempat keluarnya air kencing yang terletak dibawah klitoris. Fungsinya
sebagai saluran untuk keluarnya air kencing.
2) Perineum (jarak vulva dan anus)
Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.
Terdapat otot-otot yang penting yaitu sfingter anus eksterna dan
interna serta dipersyarafi oleh saraf pudendus dan cabang-cabangnya.

3. PANGGUL
Fungsi utama tulang panggul (pelvic gridle) adalah memungkinkan gerakan
tubuh, terutama memungkinkan gerakan tubuh, terutama berjalan dan berlari. Pelvis
wanita disesuaikan untuk melahirkan. Panggul wanita terdiri dari tulang-tulang
panggul yaitu:
1) Os koksa yang terdiri atas os ilium, os iscium, dan os pubis,
2) Os sacrum dan
3) Os koksigeus.
Tulang-tulang ini satu dengan yang lainnya berhubungan. Di depan terdapat
hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri yang disebut simfisis. Di belakang
terdapat artikulasio sakro iliaka yang menghubungkan os sakrum dengan os ilium.
Diluar kehamilan artikulasio ini hanya memungkinkan bergeser sedikit, tetapi pada
kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar,

Program Studi D IV Kebidanan Page 6


misalnya ujung os koksigeus dapat bergerak ke belakang sampai sejauh lebih kurang
2,5 cm.
Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan
pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis,
disebut pula false pelvis. Bagian yang terletak di bawah linea terminalis disebut
pelvis minor atau true pelvis. Bentuk pelvis minor ini menyerupai suatu saluran yang
mempunyai sumbu melengkung ke depan (sumbu carus). Sumbu ini secara klasik
adalah garis yang menghubungkan titik persekutuan antara diameter transversa dan
konjugata vera pada pintu atas panggul dengan titiktitik sejenis di Hodge II, III dan
IV. Sampai dekat hodge III sumbu itu lurus, sejajar dengan sacrum untuk selanjutnya
melengkung ke depan, sesuai dengan lengkungan sacrum.

Bidang atas saluran ini normal berbentuk hampir bulat, disebut pintu atas
panggul (pelvic inlet). Bidang bawah saluran ini tidak merupakan suatu bidang
seperti pintu atas panggul, akan tetapi terdiri atas dua bidang, disebut pintu bawah
panggul (pelvic outlet). Diantara kedua pintu ini terdapat ruang panggul (pelvic
cavity). Ruang panggul mempunyai ukuran yang paling luas dibawah pintu atas
panggul, akan tetapi menyempit di panggul tengah, untuk kemudian menjadi luas
lagi sedikit. Penyempitan di panggul tengah ini disebabkan oleh adanya spina
iskiadika yang kadang-kadang menonjol ke dalam ruang panggul.

Program Studi D IV Kebidanan Page 7


1) Pintu atas panggul
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh
promontorium korpus vertebra sakral 1, linea innominata (terminalis), dan pinggir
atas simfisis. Panjang jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium lebih kurang
11 cm disebut konjugata vera. Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul
lebih kurang 12,5 – 13 cm, disebut diameter transversa. Bila ditarik garis dari
artikulasio sakroiliaka ke titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata
vera dan diteruskan ke linea innominata, ditemukan diameter yang disebut diameter
oblikua sepanjang lebih kurang 13 cm. Jarak bagian bawah simfisis sampai ke
promontorium dikenal sebagai konjugata diagonalis. Secara statistik diketahui bahwa
konjugata vera sama dengan konjugata diagonalis dipotong dengan 1,5 cm. Selain
kedua konjugata ini dikenal juga konjugata obstetrik, jarak dari bagian dalam tengah
simfisis ke promontorium.

Dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul (pembagian Cadwell dan Molloy


1933) yang mempunyai ciri-ciri pintu atas panggul sebagai berikut :

Program Studi D IV Kebidanan Page 8


1. Jenis gynaecoid Panggul paling baik untuk wanita, bentuk pintu atas
panggul hampir mirip lingkaran.Diameter anteroposterior kira-kira sama
dengan diameter transversa. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
Merupakan jenis panggul tipikal wanita (female type).
2. Jenis anthropoid Bentuk pintu atas panggul seperti ellips membujur
anteroposterior. Diameter anteroposterior lebih besar dari diameter
transversa. Jenis ini ditemukan pada 35% wanita.
3. Jenis android Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Diameter
transversal terbesar terletak di posterior dekat sakrum. Dinding samping
panggul membentuk sudut yang makin sempit ke arah bawah. Jenis ini
ditemukan pada 15% wanita. Merupakan jenis panggul tipikal pria (male
type).
4. Jenis platypelloid Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang
menyempit pada arah muka belakang. Diameter transversa jauh lebih
lebar dari diameter anteroposterior. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.

Tidak jarang dijumpai kombinasi keempat jenis klasik ini. Di sinilah letak
kegunaan pelvimetri radiologis, untuk mengetahui jenis, bentuk dan ukuran-ukuran
pelvis secara tepat.

2) Pintu tengah panggul (Midpelvic)


Midpelvis Merupakan bidang sejajar spina ischiadica merupakan bidang
dimensi pelvik terkecil yang menjadi bagian yang penting pada proses engagement
kepala janin. Diameter interspina ± 10 cm atau lebih, dan merupakan diameter
terkecil dari pelvis. Diameter anteroposterior melalui level spina ischiadica
normalnya berukuran sekurang-kurangnya 11.5 cm. Komponen posteriornya antara
titik tengah diameter interspinarum dengan sakrum disebut diameter sagitalis
posterior yang sekurang-kurangnya berukuran 4.5 cm.
Memperkirakan kapasitas midpelvik secara klinis (periksa dalam) dengan
cara pengukuran langsung adalah tidak mungkin. Bila spina ischiadica begitu
menonjol, dinding pelvis terasa cembung dan sacrum terasa datar ( tidak cekung),
maka kesempitan panggul tengah bisa dicurigai.
3) Pintu Bawah Panggul (Pelvic Outlet)

Program Studi D IV Kebidanan Page 9


Pintu bawah panggul tersusun atas 2 bidang datar berbentuk segi tiga, yaitu
bidang yang dibentuk oleh garis antara kedua buah tubera ossis iskii dengan ujung os
sakrum dan bagian bawah simfisis. Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke
bawah dan merupakan sudut (arkus pubis). Dalam keadaan normal besarnya sudut ini
± 900 atau lebih sedikit.

4. SIKLUS HORMONAL
Dalam siklus hormonal wanita ada tiga organ endokrin yang sangat penting
dalam keberlangsungan kehidupan reproduksi. Ketiga organ itu adalah sebagai
berikut:
1) Hipotalamus
Menghasilkan suatu Releasing Factors (RF) meskipun dalam jumlah
yang sedikit. Zat-zat ini ialah polipeptid yang sangat kecil sekali, terdiri atas
sejumlah asam amino tertentu. Dikenal ada beberapa RF yang terlihat dalam
reproduksi wanita yaitu sebagai berikut:
a. FSH-RF (Foliclle Stimulating Hormone
Releasing Factor)
Hormone ini merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH
b. LH-RF ( Luteinizing Hormone Releasing
Factor)
Merangsang hipofisis untuk mengeluarkan LH
c. PIF (Prolactine Inhibiting Factor)
Menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin
d. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
Merangsang hipofisis untuk mengeluarkan hormone tiroid
e. ACTH (Adreno Cortico Tropic Hormone)
Merangsang hipofisis untuk mengeluarkan hormone dalam sistem
ginjal
2) Hipofisis
Terdiri atas dua bagian yang masing-masing menghasilkan hormone
spesifik
a. Hipofise anterior

Program Studi D IV Kebidanan Page 10


Pada tiap siklus menstruasi hipofisis anterior menghasilkan FSH
untuk merangsang pematangan folikel primer menjadi folikel de
graff yang dikeluarkan setiap bulan
b. Hipofisis posterior
Menghasilkan hormone oksitosin yang berperan dalam proses
persalinan dan laktasi
3)Ovarium
Akibat rangsangan dari FSH maka folikel primer menjadi matang yang
disebut folikel de graff. Folikel de graff mengandung cairan folikuli.
Banyaknya cairan folikuli ini menyebabkan pengeluaran estrogen secara
maksimal. Estrogen akan menekan produksi FSH sehingga hipofisis anterior
ini akan mengeluarkan LH. Dari siklus hormonal ini dapat disimpulkan bahwa
pengeluaran FSH dan LH sangat bergantung pada mekanisme umpan balik
estrogen dan hipotalamus.

1.2 Konsepsi
1. Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang
memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhi
beberapa kriteria yaitu:
1. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat
2. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi
3. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama
ejakulasi
4. Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai,
melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi ovum.
Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepat di hari
wanita ovulasi karena sperma dapat hidup sampai tiga hari di dalam vagina,
sedangkan ovum hanya bertahan 12-24 jam setelah di keluarkan dari ovarium
(ovulasi).
2. Fertilisasi dan Implantasi

Program Studi D IV Kebidanan Page 11


Fertilisasi adalah bertemunya sel sperma dan sel telur (ovum) dan terjadinya
penyatuan, sampai terjadi perubahan fisik dan kimiawi sperma dan ovum sehuingga
menjadi buah kehamilan. (Ari Sulistyawati, 2009)
Implantasi atau sering juga disebut dengan nidasi  masuk atau tertanamnya
hasil dari konsepsi ke dalam endometrium. (Siswosudarmo, 2010)
a. Proses Terjadinya Fertilisasi dan Implantasi
Pertemuan inti ovum dengan inti sperma disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Gambaran proses dari konsepsi adalah sebagai berikut:
a) Pelepasan ovum
Ovum yang dilepaskan pada proses ovulasi, diliputi oleh korana
radiata, yang mengandung persediaan nutrisi. Dalam perjalanan
korana radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan
ke dalam vitellus (bentuk metafase di tengah sitoplasma), melalui
saluran pada zona pelusida.
b) Sperma memasuki vagina
Sperma di ejakulasikan di forniks vagina saat coitus, menuju ke
ampula tuba sebagai tempat fertilisasi.
c) Proses kapasitasi
Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat untuk un
tuk mencapai ampula tuba
d) Tempat fertilisasi
Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba:
a. Tempat yang paling luas
b. Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel mempunyai silia
c. Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba
e) Sperma memasuki ovum
a. Sperma melanjutkan perjalanan ke tuba
b. Sperma hidup selama 3 hari dalam genetalia eksterna
c. Sperma mengelilingi ovum yang siap dibuahi serta mengikis
korana radiata dan mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase
dan tripsin agar bisa menembus lapisan oosit/ovarium
d. Melalui ”stomata” sperma memasuki ovum, setelah kepala sperma
masuk kedalam ovum ekornya lepas dan tertinggal diluar
f) Reaksi granula kortikol

Program Studi D IV Kebidanan Page 12


Granula kortikol merupakan sel-sel granulase yang berada disekitar
ovarium yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk kedalam
ovarium, sehingga mencegah sperma yang lain untuk masuk.
g) Fertilisasi
a. Kepala sperma membesar  dan inti sel sperma membentuk
pronukleus pria, sedangkan inti sel ovum membentuk pronukleus
wanita.
b. Kedua plonukleus bersatu dan membentuk zigot yang terdiri atas
acuan genetik pria (XY-zigot) dan wanita (XY-zigot). Dalam
beberapa jam setelah konsepsi , mulailah terjadi pembelahan zigot
selama 3 hari sampai stadium morulla (Ida Bagus, 2000).

Selama pembelahan sel dibagian dalam, terjadi pembentukan sel dibagian


luar morulla yang kemungkinan berasal dari korana radiata yang menjadi sel
trofoblas. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormon
korionik gonadotropin, yang mempertahankan korpus luteum gravidarum.
Pembelahan berjalan terus dan didalam morulla terjadi ruanganyang
mengandung cairan yang disebut”blastula”. Perkembangan dan pertumbuhan
berjalan , blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi oleh sel tropoblas telah siap
untuk mengadakan nidasi. Sementara itu endometrium sedang mengalami fase
sekresi yang banyak mengandung glokogen yang disebut ”desidua”.
Sel trofoblas yang meliputi primer vili korealismelakukan destruksi
enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri didalam endometrium.
Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6
sampai 7 setelah konsepsi.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) bakan
mudah masuk kedalam desidua , menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh
dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua yang disebut dengan tanda Hartman. (Siswosudarmo, 2010).

1.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi


Pertumbuhan dan perkembangan embrio digolongkan menjadi dua
fase yaitu, fase embrionik dan fase janin.

Program Studi D IV Kebidanan Page 13


Fase embriogenik adalah proses pembentukan dan
perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah
mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan
pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.
Embrio manusia memerlukan waktu kira-kira 280 hari untuk mencapai maturasi
(pemasakan).
Fase janin berlangsung mulai dari awal bulan ketiga hingga lahir. Masa ini
ditandai dengan penyempurnaan organ yang sudah terbentuk pada masa embrio serta
pertumbuhan tubuh yang cepat.

Masa Embriogenik
 Otak, korda spinalis dan jantung mulai dibentuk
Minggu ke-3
 Traktus gastrointestinal mulai dibentuk
 Tunas lengan dan kaki mulai terbentuk
 Otak berkembang menjadi lima area, nervus kranial
terlihat
 Struktur mata dan telinga mulai terbentuk
Minggu ke-4 dan ke-5
 Vertebra dan tulang mulai terbentuk
 Jantung terus berkembang dan berdenyut pada ritme
yang teratur
 Darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh utama
 Lengan dan kaki tumbuh semakin panjang, area telapak
dapat dibedakan
Minggu ke-6  Jari masih berselaput
 Otak terus terbentuk
 Paru mulai terbentuk
 Puting susu dan folikel rambut mulai terbentuk
Minggu ke-7  Siku dan mata kaki terlihat
 Organ-organ lainnya vital terbentuk
 Kelopak mata berkembang
 Bentuk akhir telinga terlihat
Minggu ke-8
 Penampang wajah terus berkembang
 Rotasi usus
Masa Janin
Minggu ke-9 sampai ke-  Kelopak mata menutup sampai minggu ke-28

Program Studi D IV Kebidanan Page 14


 Wajah terbentuk sempurna
 Lengan berbentuk panjang dan ramping
 Organ genital sudah berdiferensiasi
12  Sel darah merah diproduksi di hati
 Panjang kepala adalah setengah panjang tubuh
 Jari terlihat menggenggam
 Tunas gigi terbentuk
 Kulit transparan
 Lanugo terbentuk di daerah kepala
Minggu ke-13 sampai
 Mekonium terdapat di daerah gastrointestinal
ke-16
 Janin dapat membuat gerakan
 Hati dan pankreas memproduksi secret
Minggu ke-17 sampai
 Janin dapat mendengar dan membuat gerakan
ke-19
 Lanugo menutupi seluruh tubuh
 Bulu mata dan alis terlihat
Minggu ke-20
 Kuku terlihat di jari-jari
 Denyut jantung janin dapat didengar melalui stetoskop
 Sumsum tulang memproduksi sel darah merah
Minggu ke-21 sampai  Saluran pernapasan bawah berkembang namun belum
ke-23 memproduksi surfaktan
 Lemak disimpan di jaringan
 Bulu dan alis mata terbentuk sempurna
 Bagian-bagian mata sudah terbentuk
Minggu ke-24
 Sidik jari terbentuk
 Kantung udara di paru terbentuk
 Perkembangan otak dengan cepat
 Sistem saraf berkembang untuk mengontrol beberapa
Minggu ke-25 sampai fungsi tubuh
ke-28  Kelopak mata membuka dan menutup
 Sistem pernapasan, walaupun belum sempurna, sudah
memungkinkan terjadinya pertukaran gas
Minggu ke-29 sampai  Peningkatan jumlah lemak di tubuh
ke-32  Ritmik gerak pernapasan teratur, namun paru belum
sempurna

Program Studi D IV Kebidanan Page 15


 Tulang sudah terbentuk dengan lengkap, namun masih
sangat lunak
 Tubuh mulai menyimpan fosfor, besi dan kalsium
 Lanugo mulai menghilang
Minggu ke-36  Jumlah lemak meningkat
 Kuku mencapai ujung jari
 Lanugo tidak terlihat lagi kecuali di lengan atas dan siku
 Kuku tumbuh melebihi ujung jari
Minggu ke-37 sampai
 Tunas payudara kecil tumbuh (laki-laki dan perempuan)
ke-40
 Rambut di kepala terasa lebih kasar dan tebal
dibandingkan sebelumnya

1. Struktur dan Fungsi Amnion


Amnion adalah selaput yg membatasi rongga amnion yg berisi cairan jernih
seperti air yang sebagian dihasilkan oleh sel-sel amnion. Volume air ketuban pada
kehamilan cukup bulan 1.000-1.500 cc, warna putih keruh, bau amis, berasa manis,
reaksi agak alkalis dgn BJ 1,008.Komposisi terdiri atas 98 % air, sisanya albumin,
urea, asam urik, kreatinin, sel2 epithel, rambut lanugo, verniks caseosa & garam
organik.
Cairan Amnion (Likuor Amni) diperkirakan terutama disekresi oleh dinding
selaput amnion / plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine
janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion. Keadaan normal
cairan amnion pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc; Keadaan
jernih agak keruh; Steril; Bau khas, agak manis dan amis; Terdiri dari 98-99% air, 1-
2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan
rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel; sirkulasi sekitar 500 cc/jam.
Fungsi Amnion adalah untuk proteksi janin; Agar janin dapat bergerak bebas;
Regulasi terhadap panas & perubahan suhu; Meratakan tekanan intra uterin &
membersihkan jalan lahir ketika ketuban pecah; Peredaran air ketuban dengan darah
ibu cukup lancar dengan perputaran cepat kira-kira 350-500 cc; Meratakan tekanan
di dalam uterus pada partus sehingga serviks membuka; Mencegah timbulnya iritasi
pada rahim.
Sedangkan fungsi cairan amnion (Liquor amnii) adalah melindungi janin
terhadap trauma dari luar; Mobilisasi yang memungkinkan ruang gerak bagi janin;

Program Studi D IV Kebidanan Page 16


Homeostasis, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin; menjaga
keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada persalinan);
membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga
melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir pada saat persalinan.

2. Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Tali Pusat


Tali pusat terdiri dari:
a. Amnion.
Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang
menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan
kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal dari
ektoderm.
b. Tiga pembuluh darah
Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus menghilang,
tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang
menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling
berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah
kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit)
dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan
mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga
pembuluh darah tersebut yaitu :
1) Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke
sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di
dalam spatium choriodeciduale.
2) Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus
ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam
peredaran darah maternal untuk di ekskresikan.
c. Jeli Wharton
Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi pembuluh
darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga
berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi pembuluh
darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinyu untuk
janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah penekukan tali pusat.
Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-

Program Studi D IV Kebidanan Page 17


kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul palsu di dalam
funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis
menjadi tebal atau tipis. Fungsi tali pusat yaitu :
1) Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta
dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen,
makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih
dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
2) Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea
dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri
umbilicalis.

3. Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Plasenta


Placenta berbentuk bundar/hampir bundar berdiameter 15-20cm & tebal
±2,5cm dengan berat rata-rata 500gr. Umumnya placenta terbentuk lengkap pada
kehamilan < 16 mgg dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Letak
placenta umumnya di depan/di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus
uteri. Karena alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas,
sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Placenta sebenarnya berasal
dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales/jonjot chorion & sebagian
kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
Fungsi plasenta adalah pertukaran produk oksigen, dan karbondioksida
; sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif) ; sebagai alat yang
mengeluarkan metabolisme (ekskresi); sebagai alat yang memberi zat asam, dan
mengeluarkan zat CO2 (respirasi); endokrin (menghasilkan hormon-hormon);
imunologi (menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin); proteksi sebagai
barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik.
Sirkulasi plasenta dimulai dari darah ibu yg berada di ruang interviller berasal
dari spiral arteries yang berada di desidua basalis. Lalu pada sistosel darah
disemprotkan dengan tekanan 70-80mmhg seperti air mancur ke dalam ruang
interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin. Darah
tersebut membasahi semua villi koriales & kembali perlahan-lahan dengan tekanan
80mmhg ke vena-vena di desidua.

Program Studi D IV Kebidanan Page 18


Darah ibu yang mengalir di seluruh placenta diperkirakan menaik dari 300 ml
tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40
minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih
kurang 150-250 ml. Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang
11 m2. Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.

4. Sirkulasi Darah Fetus


Pertukaran gas pada janin dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh
darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan
oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat
dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb
per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena
cafa inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium
kanan di mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke
atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh
tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki
ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis
besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah
ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk
mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas
yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi
kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru.

2. KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN


2.1 Filosofi Asuhan Kehamilan
Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan dengan nilai yang
dianut dan diyakini kebenarannya dan dijadikan panduan dalam memberikan asuhan
kehamilan filosofi asuhan kehamilan dimana tempat tentunya sama hanya aplikasi
dilapangan yang berbeda karena filosofi ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya,

Program Studi D IV Kebidanan Page 19


kebiasaan, pendidikan, agama / keyakinan dan tentu saja kebijakan-kebijakan yang
berlaku di suatu daerah.
Sehingga filosofi ini menjadi pondasi yang kuat dan bukan hanya kerangka
kerja yang dapat digunakan untuk menilai efektifitas asuhan sehingga filosofi ini
dirumuskan sebagai berikut :
a. Mempertahankan keamanan klien (safety)
Asuhan yang diberikan tidak boleh membahayakan klien
b. Mempertahankan kepuasan klien (satifying)
c. Menghormati martabat manusia dan self determination
d. Menghormati perbedaan kultur dan etnik
e. Berpusat pada konteks keluarga
f. Berorientasi pada promosi di preventive

Sehingga bidan harus memiliki kepercayaan yang dipegang dalam


memberikan asuhan :
a. Setiap individu memiliki hak, kebutuhan, harapan dan keinginan
b. Profesi bidan/kebidanan mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi
kondisi kehamilan dengan pelayanan yang diberikan pada wanita dan
keluarnya pada proses persalinan
c. Kesehatan yang akan datang tergantung pada kualitas asuhan yang
diberikan pada calon ibu, ayah dan bayi

2.2 Lingkup asuhan kehamilan

Dari bagan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 6 komponen/ lingkup


asuhan yang saling berkaitan satu sama lainnya. Dari lingkup asuhan ini kita dapat
melihat kompetensi yang harus dimiliki seorang bidan dalam memberikan asuhan
kehamilan.

Program Studi D IV Kebidanan Page 20


2.3 Prinsip pokok asuhan kehamilan
1. Proses kehamilan adalah proses yang fisiologis
Kehamilan bukan suatu penyakit tapi kehamilan adalah proses yang
normal dan wajar dialami wanita. Namun demikian dalam melalui proses
tersebut bidan perlu memfasilitasi agar proses yang akan dilalui dipahami
dan diterima dengan baik.
2. Non intervensi dan sederhana
Ini bukan berarti tidak boleh memberikan tindakan sama sekali, namun
tindakan disesuaikan dengan kebutuhan klien. Dan diusahakan
penggunaan teknologi yang mulai dari yang sederhana lebih dahulu.

3. Aman berdasarkan evidence based


Bahwa asuhan yang diberikan harus didasarkan pada bukti-bukti ilmiah
yang sudah dibutikan serta tidak membahayakan klien.
4. Orientasi pada ibu secara komprehensif
Ibu dipandang sebagai makhluk individu maupun makluk sosial yang
mempunyai kebutuhan.
5. Menjaga kerahasiaan ibu / privasi
6. Membantu ibu dalam menciptakan proses fisiologis
7. Memberikan infomrasi dan konseling yang cukup
8. Mensuport ibu dan keluarga supaya aktif
Memberdayakan keluarga dalam asuhan yang diberikan
9. Menghormati praktik adat
Dalam memberikan asuhan seorang bidan harus menghargai praktik adat
yang dilakukan trutama praktik adat yang mendukung proses asuhan.
10. Menghormati kesehatan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu.
11. Usaha promosi dan preventive

2.4 Sejarah asuhan kehamilan


1. Luar Negeri
Negeri eropa merupakan pelapor pengawasanasuhan sebelum kelahiran
dimana dibuktikan banyak buku dan penelitian yang dilakukan seperti di hotel Dieu

Program Studi D IV Kebidanan Page 21


Paris Prancis 1988. Wanita-wanita hamil yang diusir ditampung di dalam rumah
sakit. Dari wanita-wanita tersebut dikumpulkan jika tidak ada penyakit maka tuap 6
orang wanita hamil ditempatkan dalam 1 tempat tidur. Jika ada scabies tiap 5 orang
ditempatkan dalam 2 tempat tidur jika ada yang berpenyakit kelamin 2 orang dalam 1
tempat tidur. Dari hasil penelitian tersebut ternyata wanita hamil yang cukup istirahat
cukup makan dan rohani tentram melahirkan cukup bulan dan berat yang lebih besar.
2. Dalam Negeri
Di Indonesia asuhan pada ibu hamil sudah dilakukan sejak jaman dahulu dan
dilakukan oleh dukun-dukun bayi dan juga dilakukan di rumah sakit dan pendidikan
kebidanan. Pada jaman Jepang pengawasan menurun dikarenakan situasi yang
terjadia pada jaman itu. Setelah perang kemerdekaan, asuhan pada ibu hamil
mengamali kemajuan yang pesat. Oleh pemerintah adanya program KIA dan BKIA
menjadi prioritas tinggi keberadaanya kepelosok-pelosok daerah. Sehingga
menignkatkan asuhan pada ibu hamil. Sejal tahun 1995 adanya program bidan desa
juga dalam rangka meningkatkan asuhan. Juga dalam pelaksanaan asuhan selalu
mengikuti perubahan jaman dan tuntunan masyarakat.

2.5 Tujuan Asuhan Kehamilan


1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial
ibu dan bayi.
3. Menemukan secara dini adanya maslah atau gangguan dan komplikasi
yang mungkin terjadi selam kehamilan
4. Mempersiapkan kehamilan dan perslainan dnegan selamat,baik ibu dan
bayi dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemebrian ASI eksklusif
berjalan normal
6. Mempersiapkan ibu dna keluarga dapat berperan dengan baik dalam
memelihara bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

2.6 Recofusing Antenatal


1. Deteksi anemia dalam kehamilan.

Program Studi D IV Kebidanan Page 22


Deteksi anemia dalam kehamilan dengan pemeriksaan Hb pada waktu yang
tepat baik di negara maju atau di negara berkembang, seseorang di sebut menderita
anemia bila kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 10 gr%, disebut anemia berat dan
bila kurang dari 6 gr% disebut anemia gravis.
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12-15 gr% dan
hematokrit 35-54%. Angka-angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama
wanita yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan
hematokrit dan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama
pengawasan antenatal. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan atau paling
sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan 1 dan sekali lagi pada
triwulan akhir.
Penyebab anemia umumnya adalah karena kurang gizi, kurang zat besi dalam
diet, malabsorbsi, kehilangan darah yang banyak (persalinan yang lalu, haid, dll) dan
penyakit-penyakit kronik (tbc, paru, cacing usus, malaria, dll).
Dalam kehamilan jumlah darah bertamba (hyperemia/hipervolumia) karena
itu terjadi pengenceran darah karena sel-sel darah tidak sebanding pertambahannya
dengan plasma darah. Perbandingan pertambahan tersebut adalah plasma darah
bertambah 30%, sel-sel darah bertambah 18%, dan hemoglobin bertambah 19%.
Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan dan nifas :
1. keguguran
2. partus prematurus
3. inertia uteri dan partus lama, ibu lelah
4. atonia uteri dan menyebabkan pendarahan
5. syok
6. infeksi intrapartum dan dalam nifas
7. bila terjadi anemia gravis (Hb dibawah 4 gr%) terjadi payah jantung

Klasifikasi anemia dalam kehamilan :


1. Anemia defisiensi besi
Merupakan penyebab anemia pada umumnya, anemia jenis ini biasanya
berbentuk normositik atau hipokromik.
2. Anemia megaloblastik

Program Studi D IV Kebidanan Page 23


Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa. Penyebabnya adalah
karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin
B12.
3. Anemia hipoplasti
Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah
merah baru.
4. Anemia hemolitik
Disebabkan peghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih cepat
dari pembuatannya.

2. Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan dalam kunjungan antenatal


Pengukuran berat badan dan tinggi badan dalam kehamilan penting untuk
mengetahui kenaikan berat badan selama kehamilan yang dapat dihitung berdasarkan
indeks massa tubuh (IMB atau berat badan untuk tinggi badan) wanita sebelum hamil
karena peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir
kehamilan. Bila ibu hamil kurus atau gemuk sebelum hamil akan menimbulkan
resiko pada janin terutama apabila peningkatan atau penurunan sangat menonjol. Bila
sangat kurus maka akan melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), namun berat
badan bayi dari ibu hamil dengan berat badan normal atau kurus, lebih dipengaruhi
oleh peningkatan atau penurunan berat badan selama hamil.
Indeks massa tubuh atau body mass indeks (BMI) digunakan untuk
mengetahui kebutuhan nutrisi pada ibu hamil sesuai dengan kenaikan berat badan
yang diharapkan berdasarkan karakteristik BMI karena pentingnya nutrisi berkaitan
dengan kualitas hidup yang sangat terkait tidak hanya dengan perawatan prenatal
secara umum tetapi juga dengan nutrisi selama masa prenatal dan pascanatal, dan
khususnya dengan pengaruh lingungan. Jika nutrisi selama prenatal tidak adekuat
maka perhatian pada nutrisi pasca natal lebih ditekankan pada penyelamatan zat-zat
yang masih dapat dipertahankan.
Cara untuk menghitung BMI yaitu dengan membagi berat badan dengan
tinggi badan yang dikuadratkan. BMI dikategorikan menjadi 4 karakteristik yang
akan dijabarkan dalam tabel di bawah ini :

Rekomendasi Rentang Pertambahan Berat Badan Total pada Wanita Hamil,


dilihat dari BMI Prakehamilan

Program Studi D IV Kebidanan Page 24


Karekteristik BMI Kenaikan BB
Underweight <18,5 13 – 20 kg
Normal 18,5 – 24,9 11 – 13 kg
Overweight 25 – 29,9 7 – 11 kg
Obesitas >30 < 7 kg

3. Pengukuran tinggi fundus uteri dengan pita ukur


Pengukuran tinggi fundus uteri dengan pita ukur memberikan manfaat jika
pengukuran dilakukan dengan cara yang benar yaitu dengan mengukur jarak antara
fundus dan simfisis pubis.
Fungsi pengukuran tinggi fundus uteri yaitu untuk menentukan tuanya
kehamilan dan berat badan janin dalam kandungan karena tinggi fundus memberikan
informasi mengenai pertumbuhan progresif janin dan merupakan cara penapisan
mendasar untuk mendeteksi masalah yang terkait dengan tinggi fundus yang terlalu
besar dan terlalu kecil untuk perkiraan usia kehamilan menurut tanggal, meskipun
secara klinis dengan mengkaji ukuran uterus dan membandingkannya dengan gestasi
tidak selalu diperoleh hasil yang akurat karena ukuran dan jumlah janin serta jumlah
cairan amnion yang bervariasi, variasi ukuran ibu dan paritas juga mempengaruhi
perkiraan.
Menurut Spiegelberg dalam Mochtar (1998) dengan jalan mengukur tinggi
fundus uteri dari simfisis maka diperoleh tabel :

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


22-28 mgg 24-25 cm di atas simfisis
28 mgg 26,7 cm di atas simfisis
30 mgg 29,5-30 cm di atas simfisis
32 mgg 29,5-30 cm di atas simfisis
34 mgg 31 cm di atas simfisis
36 mgg 32 cm di atas simfisis
38 mgg 33 cm di atas simfisis
40 mgg 37,7 cm di atas simfisis

Tabel Pemantauan Tumbuh Kembang Janin

Tinggi fundus
Usia 
Menggunakan Penunjuk-
Kehamilan dalam cm
Penunjuk Badan
Hanya teraba diatas simphisis
12 mgg -
pubis

Program Studi D IV Kebidanan Page 25


Di tengah antara simpisis pubis
16 mgg -
dan umbilikus
20 mgg 20 cm (± 2 cm) Pada umbilikus
Usia kehamilan dalam mgg =
22-27 mgg -
cm (± 2 cm)
28 mgg 28 cm ( + 2 cm ) -
Usia kehamilan dalam mgg =
29-35 mgg -
cm (± 2 cm)
36 mgg 36 cm (± 2 cm) Pada procesus xipoideus

Menentukan perkiraan berat badan janin (TBBA) :


Rumus Johnson – Tausak : BB = (mD – 11/12/13) x 155
Keterangan :
BB  : Berat badan
mD : Jarak simfisis – fundus uteri
13  :  Bila kepala belum melewati Pintu Atas Panggu (PAP)
12  :  Bila kepala masih di atas spina iskiadika
11  :  Bila kepala berada di bawah spina iskiadika

4. Posisi yang aman dalam kehamilan


Ibu hamil sebaiknya tidak perlu khawatir bayi dalam kandungannya merasa
tidak nyaman atau berbahaya, karena tubuh ibu di ciptakan begitu unik sehingga
dapat memberikan perlindungan, juga janin dalam kandungan ibu tidak pernah
merasa tidak nyaman karena janin dalam kandungan mengapung dalam cairan
ketuban dan mempunyai ruang sendiri untuk bebas. Pada kehamilan trimester awal
ibu hamil dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai bergerak posisi apapun yang
penting dapat memberikan rasa nyaman untuk ibu.
Posisi – posisi tidur pada ibu hamil :
a. Tidur dengan posisi tengkurap
Tidur dengan posisi tengkurap aman untuk ibu hamil tapi biasanya pada
kehamilan trimester pertama, adanya pembesaran payudara dan juga
payudara lebih sensitif akan menimbulkan ketidaknyamanan untuk tidur
tengkurap, dan pada saat dimana perut ibu sudah mulai membesar (awal
14 minggu) tidur dengan posisi tengkurap menjadi sangat tidak nyaman

Program Studi D IV Kebidanan Page 26


karena ibu harus menyokong paha dengan bantal untuk dapat tidur
tengkurap karena perut yang mulai membesar. Dari suatu survey ibu
hamil yang tidur dengan posisi tengkurap sebelum 16 minggu 1% tapi
setelah lebih 16 minggu menjadi 0 %.
b. Tidur dengan posisi terlentang
Tidur dengan posisi telentang dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu
ibu hamil untuk tidak tidur telentang, karena dengan tidur posisi telentang
anda meletakan seluruh berat rahim ke bagian belakang, usus, dan vena
cava inferior. Tidur posisi telentang juga dapat meningkatkan resiko sakit
pinggang, wasir, dan gangguan pencernaan, dan menganggu pernafasan
dan sirkulasi. Posisi tidur telentang pada trimester ke dua dan tiga juga
dapat mempengaruhi tekanan darah. Untuk beberapa wanita,
menyebabkan penurunan tekanan darah yang membuat mereka merasa
pusing, untuk yang lain, malah meningkatkan tekanan darah. Pada kasus
kehamilan dengan tekanan darah tinggi tidur dengan posisi telentang
sangat TIDAK dianjurkan.
c. Tidur dengan posisi miring ke kiri
Belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk
wanita hamil, tapi sangat dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu,
sebaiknya ibu hamil tidur dengan posisi miring ke sisi kiri, karena posisi
ini memberi keuntungan untuk bayi anda untuk mendapatkan aliran darah
dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena besar (vena
cava inferior) di bagian belakang sebelah kanan spina yang
mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Juga dapat
membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu
sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki, pegelangan kaki dan
tangan.
d. Tidur dengan posisi miring ke kanan
Tidur dengan posisi miring ke kanan juga baik, ibu hamil dapat menganti
posisi miring ke kanan-kiri untuk membuat tidur lebih nyaman. Jika ibu
hamil terbangun malam dan menemukan dirinya tidur telentang, jangan
kuatir karena tidak akan mencelakai bayi anda. Kembalikan saja ke posisi
miring. Lagipula pada kehamilan lanjut, dimana perut sudah membesar,
disertai kondisi lain seperti kram, sering kencing, kontraksi palsu, bayi

Program Studi D IV Kebidanan Page 27


anda yang menendang perut, rasa asam lambung yang meningkat yang
akan menyebabkan ibu akan terbangun beberapa kali di malam hari
sehingga ibu sudah pasti akan berubah posisi tidur beberapa kali
karenanya dan otomatis tidak seterusnya tidur dengan posisi terlentang.
Untuk tidur dengan posisi miring yang lebih nyaman adalah dengan
meletakkan bantal diantara dengkul anda dan satu dipunggung ibu atau
menggunakan bantal khusus ibu hamil.

5. Kunjungan antenatal dan tujuannya pada tiap trimester


Pengawasan antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Pengawasan antenatal
memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil
secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam
pertolongan persalinannya.
Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi
kesehatan, mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala
nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar. Secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk :
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan
nifas.
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal


pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
b. Pemeriksaan ulang
1) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan
2) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
3) Setiap 1 minggu sejak umur hamil 8 bulan sampai terjadi persalinan

Program Studi D IV Kebidanan Page 28


c. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

Pemeriksaan pada setiap wanita hamil juga bisa dilakukan paling sedikit
selama 4 kali selama kehamilan, yaitu :
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke-36)

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasi yang sangat
penting, seperti tercantum dalam tabel di bawah ini:

Kunjungan Waktu Informasi Penting


Membangun hubungan saling percaya
antara petugas kesehatan dan ibu hamil,
mendeteksi masalah dan menanganinya,
melakukan tindakan pencegahan seperti
Trimester Sebelum tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
pertama minggu ke-14 besi, praktek tradisional yang merugikan,
memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi,
mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan
dan kebersihan, istirahat, dan sebagainya)
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu
Trimester Sebelum
tentang gejala-gejala preeklampsia, pantau
kedua minggu ke-28
tekanan darah, evaluasi edema, periksa
untuk mengetahui proteinuria)
Sama seperti diatas, ditambah palpasi
Trimester Antara
abdominal untuk mengetahui apakah ada
ketiga minggu 28-36
kehamilan ganda
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
Trimester Setelah 36
bayi yang tidak normal atau kondisi lain
ketiga minggu
yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

Program Studi D IV Kebidanan Page 29


Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi bila terdapat masalah, dan ia
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bilamana ia merasakan
tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir.
Konsep pengawasan antenatal meliputi :
a. Anamnesa (data biologis, keluhan hamil, fisiologis dan patologis)
b. Pemeriksaan fisik (pemeriksaan fisik umum dan khusus)
c. Pemeriksaan psikologis (kejiwaan dalam menghadapi kehamilan)
d. Pemeriksaan laboratorium (laboratorium rutin dan khusus)
e. Diagnosis kehamilan (kehamilan normal, kehamilan dengan resiko,
kehamilan disertai komplikasi, kehamilan dengan nilai nutrisi kurang,
diagnosis diferensial seperti amenorea sekunder, pseodocyesis, dan tumor
ginekologis)
g. Penatalaksanaan lebih lanjut (pengobatan penyakit yang menyertai hamil,
pengobatan penyulit kehamilan, menjadwalkan pemberian vaksinasi,
memberikan preparaat penunjang kesehatan, menjadwalkan pemeriksaan
ulang)
h. Pemeriksaan hamil

2.7 Standar asuhan kehamilan


Dalam standar pelayanan kebidanan, terdapat enam starnar pelayanan
antenatal diantaranya adalah :
1. Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan amsyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan meotivasi ibu, suami dan anggota
kelaurganya agar mendorong ibu unuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan
secara teratur.
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan natenatal. Pemriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janindnegan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan
risiko, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan
pelayanan imunsiasi, nasehta dan penyuluhan kesehaan serta tugas terkait lainnya
yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatata data yangtepat pada

Program Studi D IV Kebidanan Page 30


kunjungn. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujukanya untuk tindakan selanjutnya.
3. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksana abdominla denga seksama dan melakukan
palapasi untuk merperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga panggul
untuk mendai kelainan serta melakukan tujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahann, penemuan, penanganan dan atau
rujukan semau kasus anemia pada kehamilan sesuai denga ketentuan yang berlaku.
5. Pengelolaan dini hipertensi kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan  darah pada kehamilan
dan mengenali tanda bahaya serta gejala preekalmpsia lainnya, sera mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarganya
pada trimester III memastikan bahwa persipan perslainan bersih dan aman dan
suasanan yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disam[ping persipana
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.
Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk
hal ini.

2.8 Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan


1. Pelayanan asuhan kehamilan mandiri
2. Pelayanan asuhan kehamilan kolaborasi
3. Pelayanan asuhan kehamilan rujukan

2.9 Hak-hak wanita hamil


Ibu hamil memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang melibatkan kesejahteranany dan anak yang akan dialhirkan kelak, kecuali ada
kedaruratan medis yang mencegahnya berperan serta. Selain hak-hak yang
ditetapkan pada “deklarasi hak-hak pasien” yang disusun oleh Asosiasi Reumah
Sakit Amerika. Adapun hak-hak yang harus dimiliki diantarnaya :

Program Studi D IV Kebidanan Page 31


1. Hak mendapat informasi dari tenaga jkesehatan profesional yang
merawatnya tenatng porensial efek langsung dan tidak langsung, risiko,
bahaya yang mengancam dirinya atau bayi, yang dapat terjadi akibat
penggunaan obat atau asuhan selama kehamilan.
2. Hak mendapat informasi sebelum melakukan etrapi tidak hanya informasi
manfaat, risiko, tanda bahaya terapi tersebut.
3. Hak mendapat informasi dari tenaga kesehatan profesioanl yang
memprogramkan atau memberi obat kepadanya bahawa obat apa pupn
yang ia terima selama kehamilan.
4. Hak mendapat informasi jika daad indikasi akan dilakukan seksio
cesarean
5. Hak mendapat informasi tentang hal-hal yang tidak pasti jika tidak ada
peenelitian lanjutan terkendali yang memastikan keamanan obat ataupun
lainnya
6. Hak mendapat informasi mengenai merk dagang dan nama obat generik
obat yang diberikan
7. Hak untuk membuat keputusan sendiri tanpa ada paksaan dari roang lain
8. Hak untuk enbgethaui nama dan kualifikasi individu yang memebri obat
9. Hak untuk mengetahui sebelum pelaksanaan prosedur telah sesuia dengan
prosedur
10. Hak untuk ditemani oleh seraong yang ia sayangi atau orang yang dapat
memberi kenyamanan bagi ibu hamil
11. Hak untuk memilih posisi bersalin dan melahirkannya sesuai keingainan
12. Hak untuk memilih dan merawat bayinya ditempatkan
13. Hak untuk mendapat informasi untuk menulis nama orang yang telah
membantunya.
14. Hak untuk diberi informasi mengenai aspek yang diketahui aau yang
diindikasikan untuk perawatan
15. Hak meminta catatan riwayat medis lengkap mengenai dirinya dan
bayinya
16. Hak untuk memiliki akses terhadap catatan riwayat medis lengkapnya.
(Varney, 2007)

2.10 Tenaga professional

Program Studi D IV Kebidanan Page 32


Bidan sebagai tenaga profesional merupakan peran bidan sebagai
pelaksanaan, pengelola, pendidik dan peneliti. Adapun pelayanan profesional dilihat
berdasarkan sikap dan kemampuan profesional, ditujukan untuk kepentingan yang
menerima, serasi dengan pandangan dan keyakinan profesi dan memberikan
perlindungan bagi anggota profesi.

Perilaku Profeional yaitu :


a. Bertindak sesuai keahliannya dan dikdukung oleh pengetahuan dan
pengalaman dan keterampilan yang tinggi
b. Bermoral tinggi
c. Berlaku jujur, baik kepada orang lain dan diri sendiri
d. Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung ilmu
pengetahuan profesinya
e. Tidak memberikan janji berlebihan
f. Tidak mealkukan tindakan komersial
g. Memegang teguh etika profesi
h. Menegakan ketentuan hukum yang membatasi gerak dan kewenangnnya

2.11 Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan


Bidan adalah suatu profesi yang dinamis. Berhubung perubahan-perubahan
terjadi begitu cepat, maka para bidan harus terus menerus memperbaharui
keterampilannya serta harus meningkatkan pengetahuaannya menjadikan bidan
praktek harus kompeten dalam pengetahuan dan keterampilan yang diharuskan, agar
supaya bisa menjadi seorang praktisi yang aman saat ia memulai pekerjaanya. Akan
tetapi tugas belajarnya tersebut barulah merupakan permulaan. Saat pengetahuan dan
keterampilannya bertambah melalui pengabdiannya, ia akan tumbuh dalam
memainkan peran dan tanggung jawab sebagai seorang bidan terutama dalam masa
asuhan antenatal. Idealnya hal ini haruslah merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan langsung seumur hidup. Beberapa dari tanggungjawab bidan ini
adalah :
1. Menjaga agar pengetahuananya tetap up to date, terus megembnangkang
pengetauan, keterampilan dan keamhirannya agar bertambah luas serta
mencakup semua aspek dari peran seorang bidan

Program Studi D IV Kebidanan Page 33


2. Mengenali baats-batas penegathguan, ketrampilan pribadinya da tidak
berupaya melampaui wewenangnya dalam praktek kliniknya.
3. Menerima tangguang jawab untuk mengambil keputusan serta
konsekkuensi dari keputusan ersebut
4. Berkomunikasi denga pekerja kesehatan profesional lainnya (bidan,
dokter, dan perawat) dengan rasa hormat dan martabat
5. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit
pendukung untuk memastikan sistem perujukanyang optimal
6. Kegiatan memantau mutu, yang bisa mencakup [penilaian sejawat,
pendidikan berkesinambungan, kaji ulang kasus-kasus dan audit
maternal/perinatal.
7. Beerja bersama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan
akses dan mutu asuhan kesehatan
8. Menjadi bagian dari upaya untuk meingkatkan satus wanita serta kondisi
hidup mereka serta menghilangkan praktek-praktek kultur yang sudah
terbukti merugikan kaum wanita.

2.12 Issue Terkini Dalam Asuhan Kehamilan


Praktek asuhan yang bermanfaat
1. Sedikitnya harus 4 kali datang berkunjung
2. Mengadakan hubungan atas dasar kepercayaan
3. Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
4. Screening penyakit yang ada
5. Pendeteksian secara dini serta penatalakasanaan komplikasi
6. Konseling terpusat pada klien
7. Meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit

Praktek asuhan yang tidak mungkin bermanfaaat


1. Penimbangan rutin
2. Penilaian letak janin seblum minggu ke 36
3. Opname dan istirahat untuk kehmailan kemabar
4. Membatasi kegiatan seksual selam kehamilan
5. Aspirin untuk mecegah eklampsia
6. Suplemen kalsium untuk kaki yang kram

Program Studi D IV Kebidanan Page 34


7. Istirahat adanya ancaman keguguran

Bentuk-bentuk ANC yang kemungkinan tidak efektif atau merugikan


1. Pembatasan gizi untuk mecegah preeklampsia atau eklampsia
2. Diuretika untuk tekanan darah tinggi karena kehamilan
3. Mengurangi makan garam untuk mencegah tekana darah tinggi karena
kehamilan.

3 PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU


HAMIL TRIMESTER I, II, III
1. Sistem Reproduksi
a. Trimester I
1) . Uterus
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot sementara
produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi
akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama
tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-
bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahanya usia kehamilan
akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon
esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu
lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada
awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit
dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas
pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus,
dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah besar
lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak
rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck. Pada minggu-minggu pertama
kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah alvokat. Seiring dengan
perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan
menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
Istimus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri
yang mengakibatkan ithmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan
tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding

Program Studi D IV Kebidanan Page 35


abdominal mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh
dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga
hampir menyentuh hati. Sejak trimester I kehamillan uterus akan mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.
2) Serviks
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak
jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.
3) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini
akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan
berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal.
4) Vagina dan Vulva
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan
kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5
menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan
elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas vagina
disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya
distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat
longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.

b. Trimester II
1) Uterus
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan pada
akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim teraba
seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis. Posisi rahim antara lain:
a) Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga
pelvis.
b) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat
mencapai batas hati.

Program Studi D IV Kebidanan Page 36


Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi oleh amion
dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi
TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plansenta telah terbentuk seluruh
nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada
kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi pusat.

2) Serviks
Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan tanda
Gooldell. Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan cairan mukus. Oleh
karna pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah, warna nya menjadi lipid yang di
sebut tanda Chandwick.
3) Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron (
kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter
kurang lebih 3 cm)
4) Vagina dan vulva
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas yang
menyolok,serta meningkatkan libido.

c. Trimester III
1) Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir
kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu, TFU (Tinggi Fundus
Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat, Pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari
dibawah Prosesus xifoideus. Dan pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari
dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi
corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah
rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus
menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal

Program Studi D IV Kebidanan Page 37


sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih
tebal daripada SBR.
2) Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri
atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak
mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian
bawah janin kebawah .Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak
menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan
melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon
progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi
pada waktu persalinan.
3) Ovarium
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di
ambil alih oleh plasenta.
4) Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh esterogen.akibat
dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna
livid pada vagina atau portio serviks di sebut tanda chadwick.

2. Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan
interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya
somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus

Program Studi D IV Kebidanan Page 38


payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin,
sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi
kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat
pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.
Payudara akan membesar dan kencang, ini karena pada awal pembuahan terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan
memberi nutrisi pada jaringan payudara.
a. Trimester 1
Dalam 3 bulan pertama, daerah sekitar putting dan putting susu akan terlihat
bewarna lebih gelap, karena terjadi peningkatan persediaan darah keseluruh tubuh
maka daerah sekitar payudara akan tampak bayangan pembuluh-pembuluh vena
dibawah kulit payudara. Pada trimester pertama payudara akan terasa penuh, perih
dan lebih sensitif pada saat usia 4 minggu kehamilan. Estrogen dan progesterone
adalah hormone utama yang paling berpengaruh terhadap perubahan payudara
tersebut. Peningkatan estrogen menumbuhkan jaringan lemak, saluran mamae,
alveoli dan putting susu. Progesteron memicu dalam pertumbuhan jaringan glandula
dan alveoli lobular.
Setelah dua bulan payudara akan mulai membesar dan sirkulasi pembuluh
darah meluas dengan pembuluh vena menjadi lebih terlihat di bawah kulit. Puting
susu akan menjadi lebih besar dan lebih menonjol. Puting susu dan areola akan
menjadi lebih gelap warnanya.
Tanda – tanda umum :
1) Peningkatan ukuran secara bilateral, seringkali disertai kesemutan tegang
dan nyeri tekan.
2) Ketika diraba, nodular dan lobulus kasar semakin teraba akibat hipertropi
alvioli mamae.
3) Muncul rabas kolostrum( cairan kental jernih ) dari puting susu, seiring
berjalannya waktu rabas kolostrum menjadi kuning dan kentalnya
berkurang.
4) Folikel montgomery kelenjar sebasea di areola
5) Pembesaran dan peningkatan elektrilitas puting.
6) Perluasan dan peningkatan pigmentasi areola (areola primere).
7) Vena subcutan yang melebar biasa terjadi dibawah kulit sebagai jejak
vena kebiruan.

Program Studi D IV Kebidanan Page 39


b. Trimester 2
Pada trimester dua Estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan
dari sistem duktus, lobuli dan alveoli dapat meningkatkan produksi susu selama
kehamilan. Konsentrasi dan kadar prolaktin dalam darah ibu meningkat.

Tanda – tanda umum :


1) Perubahan warna areola menjadi gelap dan pembentukan bercak kulit
disekitar dan diluar areola primer atau disebut juga areola skunder.
2) Spinder angioma di dada atas.
3) Striae payudara.

c. Trimester 3
Pada trimester tiga Pada payudara wanita terdapat striae karena adanya
peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester
ini pula sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik. Mammae semakin
tegang dan membesar sebagai persiapan untuk laktasi akibat pengaruh somatotropin,
estrogen dan progesteron, dan pada trimester ini kolostrum sudah mulai keluar.
Aliran darah didalamnya lambat & payudara menjadi besar lagi.

3. Sistem Endokrin
a. Trimester I
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan pascapartum
(nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap
48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan-perubahan hormonal selama
kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesterone plasenta dan juga
hormone-hormon yang dikeluarkan oleh janin. Berikut perubahan-perubahan
hormonal selama kehamilan (dan trimester I sampai trimester III)
1) Estrogen. Produksi estrogen plaseenta terus naik selama kehamilan dan
pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.
2) Progesteron. Produksi progesterone bahkan lebih banyak
dibandingkan estrogen. Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira

Program Studi D IV Kebidanan Page 40


250 mg/hari. Progesterone menyebabakan tonus otot polos menurun
dan juga diuresis. Progesterone menyebabkan lemak disimpan dalam
jaringan sub kutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak
berfungsi sebagai cadangan energi baik pada masa hamil maupun
menyusui.

3) Human Chorionic Gonadotropin (HCG)


Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan da
merupakan dasar tes khamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih
60 hari setelah konsepsi. Fungsi utamanya adalah mempertahankan
korpus luteim.
4) Human Placental Lactogen (HPL). Hormone ini diproduksinya terus
naik dan pada saat aterm mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan
hormone pertumbuhan. Ia juga bersifat diabetogenik, sehingga
kebutuhan insulin wanita hamil naik.
5) Pituitary Gonadotropin. FSH dan LH berada dalam keadaan sangat
rendah selama kehamilan karena ditekan oleh estrogen dan
progesterone plasenta.
6) Prolaktin. Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan
sekresi estrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen
ditingkat target organ.
7) Growth hormone (STH). Produksinya sangat rendah karena mungkin
ditekan HPL.
8) TSH, ACTH, dan MSH. Hormone-hormon ini tidak banyak
dipengaruhi oleh kehamilan.
9) Titoksin. Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4
meningkat. Tetapi T4 bebas relative tetap, karena thyroid binding
globulin meninggi, sebagai akibat tingginya estrogen, dan juga
merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular dan peningkatan
vaskularisasi. Tiroksin mengatur metabolisme.
10) Aldosteron, Renin dan angiotensin. Hormone ini naik, yang
menyebabkan naiknya volume intravaskuler.

Program Studi D IV Kebidanan Page 41


11) Insulin. Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen,
progesterone dan HPL.
12) Parathormon. Hormone ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
b. Trimester II
Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesterone serta terhambatnya
pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak terbentuk tetapi estrogen & progesteron
yang terbentuk. Ovulasi akan terjadi peningkatan sampai kadar relatif rendah.
1) Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis anterior membesar sedikikitnya
50% selama kehamilan & meningkat kortikotropin tirotropin &
prolaktin.
2) Sekresi kortikosteroid,meningkat selama kehamilan untuk membeantu
mobilisasi asam amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk
sintesis jaringan janin.
3) Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat produksi
tiroksin yang sesuai dengan Pembesaran tersebut.
4) Sekresi kelejar paratiroid, membesar selama kehamilan terjadi bila ibu
mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam makanannya. Karna janin
akan mengunakan Ca ibu untuk pembentukan tulangnya sendiri.
5) Sekresi relaksin oleh ovarium. Agak diragukan fungsi nya karna
mempunyai efek perlunakan servik ibu hamil pada saat persalinan dan
penghambatan mortilitas uterus.
c. Trimester III
Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang
mammae semakin membesar dan meregang, untuk persiapan laktasi.

4. Sistem Kekebalan
a. Trimester I
Peningkatan PH vagina menyebabkan wanita hamil rentan terhadap infeksi
vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu tetap utuh, kadar immunoglobin dalam
kehamilan tidak berubah.
b. Trimester II
Janin sebenarnya merupakan benda asing bagi ibunya karena hasil pertemuan
dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima oleh sistem imunitas
tubuh, hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada gambaran jelas tentang

Program Studi D IV Kebidanan Page 42


mekanisme sebenarnya yang berlangsung pada tubuh ibu hamil. Imunologi dalam
janin kebanyakan dari ibu ke janin sekitar 16 minggu kehamilan dan terus meningkat
ketika kehamilan bertambah, tetapi sebagian besar lagi diterima janin selama empat
minggu terakhir kehamilan.
c. Trimester III
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita
hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10
kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada
pada kadar ini hingga trimester terakhir. Perubahan – perubahan ini dapat
menjelaskan peningkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.

5. Sistem Perkemihan
a. Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga
sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus
keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak
berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan.
Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada
kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan
merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung
kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi
glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan. Ginjal wanita
harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat dan
juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit
bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien
saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada
saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan
menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan
darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah
ginjal.
b. Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang,
karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih

Program Studi D IV Kebidanan Page 43


tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang
samapi 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada
masa hamil ditunjukkan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan
vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan
berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi
kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus
mennekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
c. Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan
kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi yang menyebabkan metabolisme air
menjadi lancar.
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi
daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat
kolon rektosigmoid di sebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung
urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.

KESIMPULAN
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil sebagian besar
sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.
Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Ibu hamil mengalami
perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi, pada tubuhnya sesuai dengan usia
kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan.
Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem reproduksi,
payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan, dan sistem perkemihan. Perubahan
yang terjadi selama kehamilan tersebut akan kembali seperti ke keadaan sebelum
hamil, setelah proses persalinan dan menyusui selesai.

LATIHAN SISWA
1. Sebutkan Pengertian dari Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi pada
Ibu Hamil Trimester I,II,III ?

Program Studi D IV Kebidanan Page 44


2. Jelaskan masing-masing dari 3 kategori Perubahan Anatomi dan Adaptasi
Fisiologi pada Ibu Hamil Trimester I,II,III?
3. Apa tujuan pemeriksaan antenatal pada ibu hamil?
4. Apa saja yang menjadi recofusing antenatal?

Jawab
1. Usia kehamilan trimester I (0-3 bulan/ 1-13 minggu).
Dalam masa kehamilan trimester pertama terjadi pertumbuhan dan
perkembangan pada sel telur yang telah dibuahi dan terbagi dalam 3fase yaitu
fase ovum, fase embrio dan fase janin. Fase ovum sejak proses pembuahan
sampai proses implamasi pada dinding uterus, fase ini di tandai dengan proses
pembelahan sel yang kemudian disebut dengan zigot. Fase ovum memerlukan
waktu 10 – 14 hari setelah proses pembuahan. Fase embrio ditandai dengan
pembentukan organ organ utama,Fase ini berlangsung 2 sampai 8 minggu. Fase
janin berlangsung dari 8 minggu sampai tibanya waktu kelahiran, pada fase ini
tidak ada lagi pembentukan melainkan proses pertumbuhan dan perkembangan

Usia kehamilan trimester II (4-6 bulan / 14 – 26 minggu)


Masa kehamilan trimester II merupakan suatu periode pertumbuhan yang cepat.
Pada periode ini bunyi jantung janin sudah dapat didengar, gerakan janin jelas,
panjang janin kurang lebih 30 cm dan beratnya kurang lebih 600 gr. Pada periode
ini , dokter dan bidan biasanya mengadakan pemeriksaan terhadap berat dan
tekanan darah, pemeriksaan urin, detak jantung baik ibu maupun janin serta kaki
dan tangan untuk melihat adanya pembekakan (odema) dan gejaja gejala yang
umum terjadi. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
timbulnya suatu penyakit yang membahayakan proses pertumbuhan dan
perkembangan janin pada akhir masa kehamilan.

Usia kehamilan trimester III (7-9 bulan/ 27 -40 minggu)


Trimester III kehamilan adalah periode penyempurnaan bentuk dan organ organ
tumbuh janin untuk siap dilahirkan. Berat janin pada usia kehamilan trimester ini
mencapai 2,5 Kg. Semua fungsi organ organ tubuh yang mengatur kehidupan sudah

Program Studi D IV Kebidanan Page 45


berjalan dengan sempurna. Oleh karena adanya perubahan tersebut, pemeriksaan
rutin lebih sering dilakukan biasanya 2 kali seminggu. Hal ini dimaksudkan untuk
memantau lebih teliti setiap perkembangan dan pertumbuhan janin, kondisi fisik
maupun psikis calon ibu, kemungkinan yang akan terjadi pada calon ibu maupun
janin selama sisa proses kehamilan serta dalam menghadapi proses persalinan

2. PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU


HAMIL TRIMESTER I, II, III
a. Trimester I
1) . Uterus
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot sementara
produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi
akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama
tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-
bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahanya usia kehamilan
akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon
esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu
lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada
awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit
dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas
pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus,
dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah besar
lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak
rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck. Pada minggu-minggu pertama
kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah alvokat. Seiring dengan
perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan
menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
Istimus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri
yang mengakibatkan ithmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan
tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding
abdominal mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh
dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga

Program Studi D IV Kebidanan Page 46


hampir menyentuh hati. Sejak trimester I kehamillan uterus akan mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.
5) Serviks
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak
jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.
6) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini
akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan
berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal.
7) Vagina dan Vulva
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan
kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5
menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan
elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas vagina
disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya
distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat
longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.

c. Trimester II
3) Uterus
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan pada
akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim teraba
seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis. Posisi rahim antara lain:
a) Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga
pelvis.
b) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat
mencapai batas hati.
Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi oleh amion
dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi

Program Studi D IV Kebidanan Page 47


TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plansenta telah terbentuk seluruh
nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada
kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi pusat.

4) Serviks
Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan tanda
Gooldell. Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan cairan mukus. Oleh
karna pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah, warna nya menjadi lipid yang di
sebut tanda Chandwick.
3) Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron (
kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter
kurang lebih 3 cm)
4) Vagina dan vulva
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas yang
menyolok,serta meningkatkan libido.

c. Trimester III
1) Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir
kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu, TFU (Tinggi Fundus
Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat, Pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari
dibawah Prosesus xifoideus. Dan pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari
dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi
corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah
rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus
menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal
sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih
tebal daripada SBR.
1) Serviks

Program Studi D IV Kebidanan Page 48


Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri
atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak
mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian
bawah janin kebawah .Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak
menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan
melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon
progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi
pada waktu persalinan.
2) Ovarium
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di
ambil alih oleh plasenta.
3) Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh esterogen.akibat
dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna
livid pada vagina atau portio serviks di sebut tanda chadwick

3. Tujuan pemeriksaan antenatal pada ibu hamil


 Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan
bayi.
 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan, dan pembedahan.

Program Studi D IV Kebidanan Page 49


 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.

4. Apa saja yang menjadi recofusing antenatal


 Deteksi anemia dalam kehamilan
 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan dalam kunjungan antenatal
 Pengukuran tinggi fundus uteri dengan pita ukur
 Kunjungan antenatal dan tujuannya pada tiap trimester

Program Studi D IV Kebidanan Page 50

Anda mungkin juga menyukai