Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ILMU BIOMEDIK DASAR


“Prinsip Dasar Biologi”

OLEH :
Adilla Permata Syafni
(183310797)

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Murniati Muchtar,SKM,S.Kep,M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Imu Biomedik Dasar(IBD). Penulis
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.

Padang, 17 September 2021

Adilla Permata Syafni


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………...........
DAFTAR ISI……………………………………………..........

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …….....……………………………….........

B. Rumusan Masalah…………………………………..….......

C. Tujuan ………………………………………………...........

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sel.......................................................................
B. Jenis Sel................................................................................
C. Struktur Sel...........................................................................
D. Dogma Sentral Dalam Biologi Molekuler...........................
E. Pembelahan Sel.....................................................................
F. Komponen Kimiawi Sel.......................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………….......

B. Saran ………………………………………………….........
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan organisme bergantung pada kemampuan sel dalam menjaga kelangsungan
hidup makhluk hidup. Seluruh kegiatan sel di kendalikan oleh inti sel yang
mengandung informasi genetik. Informasi genetik memiliki peran dalam menentukan
sifat individu dan pembentukan protein. Informasi genetik dapat dibagikan ke sel anak
berikutnya melalui pembelahan sel dan dapat diturunkan dari generasi ke generasi
melalui sel kelamin.
Biologi sel mempelajari organisasi dan fungsi jasad hidup (organisme) ditinjau dari
aspek struktur & fungsi komponen penyusun sel, sedangkan biologi molekuler
mempelajari fungsi dan organisasi organisme ditinjau dari struktur dan regulasi
molekuler unsur atau komponen penyusunnya, dengan kata lain mempelajari jasad
hidup pada tingkat molekul. Jasad hidup secara umum dikelompokan menjadi dua
yaitu: Jasad hidup selular yang mempunyai satuan unit dasar yaitu sel, seperti bakteri,
hewan dan tanaman. Sedangkan Jasad hidup non-selular : tidak tersusun atas sel tapi
berupa satuan biomolekul seperti Virus dan bakteriofag, virus satuan dasarnya adalah
virion.
Ditinjau dari aspek seluler jasad hidup dikelompokan menjadi organisme Prokariotik
(tidak memiliki membran inti sel) dan organisme Eukariotik (memiliki membran inti
sel). Jasad hidup seperti mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan, struktur tubuhnya
tersusun oleh sel atau oleh sejumlah sel. Organisme yang hanya terdiri dari satu sel
dikenal sebagai organisme "uniseluler seperti bakteri, dan organisme yang tubuhnya
disusun oleh sejumlah sel disebut organisme multiseluler seperti manusia. Sel
diartikan sebagai unit terkecil yang menyusun struktur makhluk hidup yang dibatasi
oleh membran dan berisi cairan sel yang disebut sitoplasma. Organisasi organisme
multiseluler yang tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, kelompok sel penyusunnya
disebut jaringan yang melaksanakan berbagai fungsi tertentu yang saling berkaitan
membentuk organ tubuh, beberapa organ terkoordinasi dalam suatu sistem, misalnya
sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem saraf dan sistem lainnya yang
saling berhubungan dan memiliki mekanisme pengaturan fungsi yang rumit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sel ?
2. Apa saja Jenis Sel ?
3. Apa Struktur Sel ?
4. Apa itu Dogma Sentral Dalam Biologi Molekuler ?
5. Apa itu Pembelahan Sel ?
6. Apa saja Komponen Kimiawi Sel ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Sel
2. Mengetahui Jenis Sel
3. Mengetahui Struktur Sel
4. Mengetahui Dogma Sentral Dalam Biologi Molekuler
5. Mengetahui Pembelahan Sel
6. Mengetahui Komponen Kimiawi Sel
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sel
Sel adalah unit terkecil kehidupan, layaknya atom yang menjadi unit suatu partikel
dalam senyawa kimia. Sel memiliki kemampuan unik karena dapat menggandakan
diri dengan cara membelah. Ini artinya sel berasal dari sel yang ada
sebelumnya( Hafidha,dkk, 2020).

Sel merupakan kesatuan struktural, fungsional, dan hereditas semua organisme


makhluk hidup seperti mikroba,tumbuhan, dan hewan. Sel-sel hanya berasal dari sel
yang ada sebelumnya. Setiap sel memiliki pertumbuhan dan perkembangannya sendiri
yang terorganisasi rumit di dalam organisme multisel (Zairin & Essy, 2018).
Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. Ukuran sel bermacam-
macam dan bentuk sel juga bermacam-macam. Meskipun ukuran sel sangat kecil,
strukturnya sangat rumit dan masing-masing bagian sel memiliki fungsi khusus
(Washudi & Tanto, 2016).

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sel dapat memperbanyak
diri Tubuh manusia mengandung sekitar 100 triliun sel. Berbagai tipe sel tubuh
memiliki fitur yang membedakan satu tipe dari yang lain dan secara khusus
disesuaikan untuk melakukan fungsi tertentu, misalnya sel darah merah mengangkut
oksigen dari paru-paru ke jaringan, sel otot khusus untuk fungsi kontraksi (Raimundus
Chalik, 2016).

Teori sel diusulkan untuk menjelaskan bahwa semua organisme tersusun atas sel
(Raven et al, 2017). Berdasarkan perkembangan hasil penelitian modern, teori sel
mencakup empat prinsip berikut ini (Starr et al, 2015; Raven et al, 2017):
1. Semua organisme terdiri dari satu atau lebih sel, proses metabolisme dan
pewarisan keturunan terjadi dalam sel tersebut.
2. Sel merupakan unit struktural dan fungsional dari semua organisme.
3. Satu sel hidup terbentuk dari pembelahan sel yang sudah ada ini sebelumnya.
4. Sel mengandung materi genetik, yang akan diwariskan kepada keturunan mereka
ketika melakukan pembelahan sel.
B. Jenis Sel
Berdasarkan ada tidaknya membran inti, sel dibedakan menjadi dua jenis yaitu sel
prokaryotik (sel yang tidak memiliki membran inti: Archaebacteria dan Eubacteria)
dan sel eukaryotik (sel yang memiliki membran inti: Protista, Fungi, Animalia dan
Plantae) (Siskha, 2021).
C. Struktur Sel
Organisme yang hidup sekarang berasal dari satu sel induk yang ada pada berjuta-juta
tahun yang silam. Sel induk ini secara bertahap dan pelan-pelan mengalami perubahan
untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan supaya dapat melangsungkan
hidupnya. Perubahan struktural dan fungsional ini menimbulkan dua kelompok besar
sel yang sekarang ini kita kenal dengan kelompok sel prokariot dan eukariot(Zairin &
Essy, 2018)
a. Penggolongan jasad hidup seluler berdasarkan satuan dasar individu :
1) Jasad bersel tunggal (unicellular organism)
2) Jasad bersel banyak (multicellular organism)
b. Penggolongan jasad selular berdasarkan struktur dan organisasi sel :
1) Sel prokariot (tanpa membran inti)
2) Sel eukariot (ada membran inti).
1. Struktur Sel Prokariotik
Semua sel prokariotik mempunyai membran plasma, nukleoid (berupa DNA dan
RNA), dan sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki
membran inti karena tidak mempunyai membran inti maka bahan inti yang berada di
dalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Ciri lain dari sel
prokariotik adalah tidak memiliki sistem endomembran (embran dalam), seperti
reticulum endoplasma dan kompleks golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak
memiliki mitokondria dan kloropas, namun mempunyai struktur yang berfungsi sama,
yaitu mesosom dan kromatofor. Adapun sel prokariotik meliputi sebagai berikut.
Gambar 1 : Sel Prokariotik
a) Dinding Sel
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap. Pada
dinding sel terdapat pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul.

Gambar 2 : Dinding Sel


b) Membran Plasma
Membran plasma Membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul lemak
dan protein. Fungsinya sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di
sekitarnya, dengan jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dan ke
dalam sel.

Gambar 3 : Membran Sel/Plasma


c) Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim di
pergunakan untuk mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan
proses metabolisme sel. Metabolisme terdiri dari proses penyusunan (anabolisme)
dan penguraian (katabolisme) zat-zat.

Gambar 4 : Sitoplasma
d) Mesosom
Pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke dalam membentuk organel
yang disebut mesosom. Mesosom berfungsi sebagai penghasil energi. Biasanya
mesosom terletak di dekat dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan
biner sel bakteri. Pada membran mesosom terdapat enzim-enzim pernapasan yang
berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk menghasilkan energi.

Gambar 5 : Mesosom
e) Ribosom
Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein.
Gambar 6 : Ribosom
f) DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) merupakan
persenyawaan yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa
nitrogen. DNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yakni sifat-sifat
yang harus di wariskan kepada keturunannya.

Gambar 7 : DNA
g) RNA
Asam ribonukleat (ribonucleic acid, disingkat RNA) merupakan persenyawaan
hasil transkripsi DNA. Jadi bagian tertentu, DNA melakukan transkripsi
(mengkopi diri) membentuk RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai
dengan pesanan DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan diterjemahkan
dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein.

Gambar 8: RNA
2. Struktur Sel Eukariotik
Perbedaan pokok antara sel prokariotik dan eukariotik adalah sel eukariotik memiliki
membran inti, sedangkan sel prokariotik tidak. Selain itu sel, eukariotik memiliki
sistem endomembran, yakni memiliki organel-organel bermembran seperti retikulum
endoplasma, kompleks golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel eukariotik juga memiliki
sentriol, sedangkan sel prokariotik tidak. Adapun sel eukariotik meliputi sebagai
berikut:
Gambar 9: Sel Eukariotik
a) Membran plasma
Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat semi/selektif
permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat ke dalam dan
ke luar sel dengan cara difusi, osmosis, dan transport aktif. Membran plasma
disusun oleh fosfolipid, protein dan kolesterol.
b) Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atas air dan
zatzat yang terlarut serta berbagai macam organel sel hidup.
c) Nukleus
Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang berada di dalam sel
nukleus berdiameter 10 mikrometer. Nukleus biasanya terletak di tengah sel
dan berbentuk bulat dan oval.
d) Sentriol
Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan
pembelahan. Pada fase tertentu dalam daur hidupnya sentriol memiliki silia
atau flagela. Sentriol hanya dijumpai pada sel hewan, sedangkan pada sel
tumbuhan tidak.
e) Retikulum Endoplasma
Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang atau
jalakarena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma),
maka disebut sebagai retikulum endoplasma (disingkat RE). RE hanya
dijumpai di dalam sel eukariotik, baik sel hewan maupun sel tumbuhan.
f) Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom tidak
memiliki membran.
g) Kompleks golgi
Kompleks golgi sering disebut golgi saja. Pada sel tumbuhan, kompleks golgi
disebut diktiosom. Organel ini terletak di antara RE dan membran plasma
h) Lisosom
Lisosom (lyso = pencernaan, soma = tubuh) merupakan membran berbentuk
kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini
berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencerna zat-zat yang masuk
dalam sel.
i) Badan Mikro
Badan mikro disebut karena ukurannya yang kecil, hanya bergaris tengah 0,3-
1,5 mikro meter. Badan mikro terdiri atas peroksisom dan glioksisom.
j) Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi untuk
respirasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran
atau benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, artinya bentuknya mudah
berubah. Ukurannya seperti bakteri dengan diameter 0,5-1 mikrometer dan
panjang 3-10 mikrometer.
k) Mikrotubulus dan Mikrofilamen
Mikrotubulus merupakan organel berbentuk tabung atau pipa, yang
panjangnya 2,5 mikrometer dengan diameter 25 nm. Tabung-tabung kecil itu
tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin. Selain mikrotubulus, yang
juga berperan dalam gerakan sel adalah mikrofilamen. Organel ini berbentuk
benang-benang halus, tipis yang memanjang. Mikrofilamen tersusun atas dua
macam protein, yaitu aktin dan miosin. Mikrofilamen banyak terdapat pada
sel-sel otot, dan juga membentuk rangka dalam pada sel. Diameter
mikrofilamen hanya 5 nm.
D. Dogma Sentral Dalam Biologi Molekuler
Dogma sentral biologi molekuler adalah proses ekspresi gen yang mengikuti tahapan-
tahapan dalam info genetik yang terdiri proses replikasi DNA, transkripsi DNA
menjadi RNA, dan translasi RNA menjadi protein atau polipeptida. Dalam dogma
sentral, diketahui bahwa semua sel memiliki DNA yang merupakan kode genetik
yang dapat dipergunakan untuk memproduksi protein dengan cara memproduksi
mRNA. Perlunya mRNA dalam produksi protein karena DNA merupakan kode
genetik yang sangat penting sehingga perlu dibuat salinannya, yaitu dengan proses
transkripsi. Setelah diperoleh salinan, maka salinan tersebut ditranslasi
(diterjemahkan) menjadi urutan asam amino. Tahapan dogma sentral tersebut adalah
sebagai berikut :
a. DNA membentuk RNA melalui proses yang disebut transkripsi. Pada proses
transkripsi, kode atau informasi genetik di dalam DNA dialihkan ke RNA.
b. RNA dengan kode genetik yang diterima dari DNA membentuk protein melalui
proses translasi.

Protein yang telah terbentuk adalah final. Crick menyatakan, bahwa ketika informasi
diterjemahkan menjadi protein maka informasi tersebut tidak dapat berbalik lagi.
Artinya: bahwa Dogma Sentral Biologi Molekuler berlangsung satu arah, yaitu
transkripsi, informasi genetik dari DNA ke RNA dan akhirnya diterjemahkan
(translasi) menjadi protein ( Rosana agus, 2018).
Sesuai dogma sentral, aliran informasi genetik pada proses replikasi DNA
digambarkan sebagai pada gambar berikut. Makna gambar tersebut adalah bahwa
informasi genetik mengalir dari DNA (yakni DNA induk) ke DNA (yakni molekul
DNA anak).
Urutan tertentu dalam molekul DNA yang menspesifikasi atau mengarahkan
sintesis molekul protein dinamakan gen. Jadi gen adalah segmen atau bagian dalam
molekul DNA yang memiliki peran menyandi protein atau RNA secara spesifik.
Tergantung tingkat kompleksitas organisme, terdapat ratusan sampai jutaan gen yang
menyandi protein secara spesifik. Protein-protein yang dispesifikasi oleh gen secara
kooperatif menghasilkan fenotip tertentu, misal warna dan bentuk mata, warna dan
bentuk rambut, bentuk muka, dan lain-lain karakter yang diturunkan. Gen mengatur
struktur maupun fungsi metabolik sel, oleh karena itu juga mengatur struktur dan
fungsi metabolisme keseluruhan organisme. Apabila gen terletak pada sel reproduksi,
maka juga berfungsi meneruskan informasi yang terdapat pada dirinya (DNA) ke
generasi berikutnya. Gen mengalami proses yang dinamakan transkripsi,
menghasilkan transkrip berupa salin RNA, yaitu molekul RNA yang disalin dari
cetakannya (DNA). Salinan RNA yang dihasilkan dari proses transkripsi akan
ditranslasi oleh ribosom sehingga dihasilkan protein. Molekul DNA menentukan jenis
protein yang disintesis, akan tetapi DNA bukan cetakan langsung bagi sintesis
protein. Cetakan untuk sintesis protein adalah molekul RNA (asam ribonukleat) yang
tergolong mRNA (messenger RNA), yaitu intermediat pembawa informasi dalam
sintesis protein. Molekul RNA selain mRNA meliputi TRNA (transfer RNA) dan
rRNA (ribosomal RNA), yang merupakan salah satu komponen vang diperlukan
untuk sintesis protein. Seluruh bentuk RNA disintesis oleh RNA polimerase, dengan
cara memindah instruksi yang terdapat pada DNA cetakan. Proses pemindahan
instruksi dari DNA ke molekul RNA dinamakan transkripsi. Pada proses transkripsi
dapat dihasilkan molekul mRNA, TRNA maupun SRNA. Apabila mRNA yang
dihasilkan, maka proses transkripsi akan berlanjut dengan proses translasi, yaitu
sintesis protein sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh cetakan mRNA. Jadi
aliran informasi genetik pada ekspresi gen dalam sel normal adalah sebagai berikut :

DNA Transkripsi RNA Translasi Protein


Aliran informasi tersebut tergantung pada kode genetik, yang didefinisikan sebagai
hubungan antara urutan basa dalam DNA, atau transkrip mRNA nya, dengan urutan
asam amino dalam protein. Kode ini hampir sama untuk seluruh organisme, yaitu
berupa urutan tiga basa yang menspesifikasi asam amino, dinamakan kodon. Molekul
TRNA berperan sebagai molekul adaptor, yaitu membaca kodon dalam mRNA secara
berurutan dalam proses sintesis protein. Sintesis protein terjadi di dalam ribosom,
suatu rakitan kompleks yang tersusun atas molekul-molekul rRNA dan lebih dari 50
jenis protein. Pada kebanyakan gen eukariota, urutan asam nukleat berselang- seling
antara ekson dan intron, dinamakan struktur mosaik DNA. Ekson adalah patahan
urutan DNA yang menyandi protein, yang diselingi dengan urutan yang tidak
menyandi (intron). Keduanya ditranskrip, akan tetapi urutan yang berasal dari intron
segera dibuang dari molekul RNA baru, sehingga terbentuk RNA matang yang hanya
terdiri dari ekson. Aliran informasi genetik secara keseluruhan, sesuai dogma sentral
dalam biologi molekuler. Materi genetik pada setiap organisme berupa senyawa yang
membawa informasi untuk menentukan siklus atau proses kehidupan serta
karakteristik organisme tersebut. Penggunaan materi genetik sebagai cetak biru dalam
proses kehidupan mengikuti pola atau prosedur baku yang dinamakan dogma sentral
dalam biologi molekuler. Sebelum ilmu Genetika Modern berkembang, molekul
protein dianggap sebagai senyawa yang berperan membawa informasi genetik atau
disebut materi genetik. Namun setelah terbukti pada perkembangan berikutnya bahwa
materi genetik adalah DNA, bukan protein, maka ditetapkan rumusan dogma sentral
dalam genetika sebagai berikut. Informasi yang terkandung dalam DNA
diterjemahkan menjadi protein melalui proses transkripsi dan translasi. Kemudian
protein yang dihasilkan digunakan untuk seluruh proses kehidupan, mulai dari
pembelahan sel sampai dengan transport elektron dalam fosforilasi oksidatif maupun
fotosintesis. Di samping itu dogma sentral juga menetapkan bahwa molekul mRNA
intermediat yang merupakan salinan langsung dari DNA, dapat digunakan berulang
kali dalam sintesis protein (Afaf Baktir, 2017).
E. Pembelahan Sel
1. Mitosis merupakan proses pembelahan inti dalam sel eukariotik yang secara
konvensional terbagi menjadi lima tahap. Mitosis mempertahankan jumlah
kromosom dengan cara menempatkan kromosom hasil replikasi secara seimbang
ke masing-masing nukleus anakan. Dalam mitosis, kromosom berada dalam
jumlah yang tetap selama proses pembelahan. Selama mitosis, setiap tahapan
harus berlangsung dengan sempurna, karena kehilangan kromosom selama proses
pembelahan dapat menyebabkan perubahan pada tanaman dewasa. Tahapan
selama mitosis adalah: interfase, profase, metafase, anafase dan telofase (Arsal
2018).

Gambar 10: Pembelahan Mitosis


Profase merupakan tahap pertama mitosis, saat kromatin terkondensasi,
spindelmitosis mulai terbentuk, dan nukleolus hilang, namun nukleus tetap utuh.
Prometafase, tahap kedua mitosis ketika kromosom-kromosom diskret yang
terdiri atas kromatid-kromatid saudara yang muncul, dan mikrotubulus melekat
ke kinetokor kromosom. Metafase, tahap ketiga mitosis saat spindel sudah
lengkap dan kromosom-kromosom melekat ke mikrotubulus pada kinektor serta
berjejer di lempeng metafase. Merupakan tahap mitois paling lama sekitar 20
menit. Anafase merupakan tahap Mitosis paling pendek, beberapa menit. Protein
kohesin membelah memisahkan kromatid saudara secara tiba-tiba. Kedua
kromosom bergerak menuju masing-masing kutub. Sel memanjang saat
Mikrotubulus non kinetokor mendorong ke kutub yang berbeda. Telofase tidak
ada gelendong mitotik, dua nukleus anakan terbentuk dalam sel, masing-masing
memiliki Kromosom yang identik. Kromosom menjadi kurang terkondensasi.
Sitokinesis Pembelahan Sitoplasma biasanya sudah berlangsung cukup jauh pada
akhir Telofase. Sehingga Sel Anakan muncul tak lama setelah Mitosis Berakhir.
Sitokinesis sel hewan terjadi melalui penyibakan yang membagi sel induk
menjadi dua dengan cincin kontraktil filamen aktin. Sitokinesis tumbuhan terjadi
karena lempengan sel terbentuk di tengah sel dan tumbuh sampai membarannya
berfungsi dengan membran plasma sel induk(Yunus effendi, 2020).

Signifikansi Mitosis
Pengaturan proses pembelahan sel yang luar biasa itu menjamin setiap sel anak
akan menerima kromosom dalam jumlah dan jenis yang pasti sama dengan yang
dimiliki oleh sel induknya. Kemudian setiap dari organisme multiseluler
mempunyai jumlah dan jenis kromosom yang pasti sama dengan sel-sel lainnya.
Jika satu sel harus menerima kromosom yang jumlahnya kurang atau lebih
banyak dibanding jumlah kromosom yang seharusnya karena suatu kelainan
fungsi sel selama proses pembelahan, akan menghasilkan sel yang menunjukkan
tanda-tanda abnormal dan kemungkinan tidak mampu hidup. Kenyataan bahwa
sel mengandung informasi genetik yang diperlukan bagi setiap sifat dari
organisme akan mampu menjelaskan mengapa suatu sel tunggal yang diambil
dari tumbuhan dewasa yang telah berdiferensiasi sepenuhnya dan ditanam pada
kondisi yang cocok bagi kultur sel, akan mampu berkembang menjadi suatu
tumbuhan baru yang lengkap (Mustami 2013).

2. Meiosis
Meiosis merupakan pembelahan sel termodifikasi pada organisme yang
bereproduksi secara seksual, terdiri atas dua kali pembelahan sel namun hanya
satu kali replikasi DNA. Meiosis merupakan proses pembelahan sel gamet untuk
menghasilkan sel haploid, jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel
asli. Meiosis terjadi dua kali, pertama sel akan mengalami pengurangan jumlah
kromosom (Meiosis I) dan sister chromatids terpisah, proses ini identik dengan
mitosis (Meiosis II). Kedua proses pembelahan sel ini (mitosis dan meiosis) pada
dasarnya akan mengalami tahapan yang sama selama proses pembelahan seperti
kromosom menebal, kromosom berada di tengah-tengah sel dan kemudian
bergerak ke arah kutub dan akhirnya membelah. Perbedaan keduanya adalah pada
bagaimana interaksi kromosom homolog. Menghasilkan kromosom separuh dari
induknya. Interfase pada meiosis terjadi hanya sekali yaitu pada awal meiosis I,
sehingga replikasi DNA hanya terjadi satu kali walaupun meiosis mengalami dua
kali pembelahan

Gambar 11: Pembelahan Meiosis

Profase I pada meiosis dibagi menjadi lima tahap yaitu Leptonema, Zigonema,
Pakinema, Diplonema dan Diakinesis. Leptonema Kromosom mulai
terkondensasi. Zigonema, pasangan-pasangan kromosom homolog bertemu dan
digabungkan oleh struktur protein seperti pita yang disebut kompleks
sinaptonema (bivalen). Pakinema, sinapsis terbentuk, salah satu kromosom non
saudara (tetrad) mengadakan pindah silang. Bagian yang mengadakan pindah
silang dinamakan kiasmata. Diplonema, kompleks sinaptonema mulai hilang,
kiasmata masih terlihat. Diakinesis, kromosom terkondensasi maksimal,
membran nukleus menghilang dan spindel mitosis (Yunus Effendi, 2020).
Profase I, kromosom terkondensasi, dan masing-masing kromosom homolog
berpasangan. Pindah silang (crossing over) secara acak terjadi. Setiap pasangan
homolog memilikI 1 atau lebih kiasmata (tempat terjadinya pindah silang)
Selaput Nukleus terfragmentasi(Yunus Effendi, 2020).
Metafase I, Pasangan Kromosom Homolog berada pada Lempeng Metafase.
Kedua Kromatid dari satu homolog, melekat ke satu Mikrotubulus Kinektor dari
salah satu Kutub Gelendong. Anafase I, penguraian Kohesi, mengakibatkan
Homolog memisah. Homolog bergerak ke kutub yang berbeda. Telofase I, Tiap
Anakan sel memiliki set haploid lengkap atau disebut haploid bersister kromatid.
Sebagian sister kromatid telah termodifikasi, akibat Pindah Silang. Kromosom
tidak terurai, guna Meiois tahap II dilanjutkan sitokinesis (Yunus Effendi, 2020).
Profase II, Gelendong terbentuk, Kromosom rekombinan haploid, membran
nukleus hilang. Metafase II Kromosom berada pada Lempeng Metafase. Anafase
II, Kromatid bisa terpisah karena penguraian protein-protein yang
menggabungkan kromatid-kromatid saudara di sentromer. Telofase II, Nukleus
terbentuk, Kromosom terurai menjadi kromatin, Menghasilkan 4 sel anakan
haploid tak tereplikasi. Masing-masing dari keempat sel anakan berbeda secara
genetik dengan sel anakan lain dan juga sel induk dilanjutkan sitokinesis kedua
(Yunus Effendi, 2020).
F. Komponen Kimiawi Sel

Komponen kimia sel terdiri dari air, ion anorganik dan molekul karbon (molekul
organik). Air merupakan salah satu molekul paling melimpah dalam sel, dapat
terhitung 70% atau lebih dari jumlah total massa sel. Akibatnya, interaksi dibagian
antara air dan konstituen sel lainnya berperan penting pada suatu kimia biologis. Sifat
kritis air dalam hal ini adalah bahwa ia adalah molekul polar di mana atom hidrogen
memiliki muatan paling sedikit positif dan oksigen adalah muatan negatif terendah.

Karena sifatnya yang polar, molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen satu sama
lain atau dengan molekul polar lainnya dan berinteraksi dengan ion bermuatan positif
atau negatif. Melalui interaksi ini, ion dan molekul polar mudah larut dalam air
(hidrofilik). Sebaliknya, molekul non-polar yang tidak dapat berinteraksi dengan air
larut dalam lingkungan air yang buruk (hidrofobik). Akibatnya, molekul nonpolar
cenderung meminimalkan kontaknya dengan air dengan menghubungkan satu sama
lain.

Meskipun sebagian besar protoplasma adalah air, bahan yang menjadi ciri strukturnya
sebenarnya adalah satu protein dan beberapa senyawa kimia lainnya. Bentuk senyawa
dari unsur kimia sel (protoplasmik) dapat dalam bentuk senyawa organik dan senyawa
anorganik. Senyawa organik dalam konstituen sel dapat berupa karbohidrat, lemak,
protein dan asam nukleat. Sedangkan komponen senyawa anorganik bisa berupa air,
vitamin atau mineral. Berikut ini, komponen kimiawi sel yang dibahas secara
terperinci.
1. Karbohidrat

Komponen kimia pertama sel adalah karbohidrat. Karbohidrat sangat penting


untuk proses fisiologis dalam sel-sel makhluk hidup. Dalam rumus molekul Cn
(H2O) n, karbohidrat terdiri dari unsur karbon (C), oksigen (O), dan hidrogen (H).
Pada tumbuhan, karbohidrat dibentuk oleh sel-sel yang berfotosintesis daun hijau
(kloroplas yang mengandung klorofil).

Berdasarkan fungsinya, karbohidrat bisa diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yakni


karbohidrat sederhana (sebagai sumber energi dalam sel), karbohidrat rantai
pendek (sebagai cadangan energi) dan karbohidrat rantai panjang (sebagai
komponen struktural organel dan bagian sel lainnya). Sementara karbohidrat
diklasifikasikan menjadi monosakarida, disakarida dan polisakarida karena
struktur ikatan molekul.

2. Lemak

Komponen kimia sel selanjutnya adalah lemak. Lemak dibangun oleh gliserol dan
asam lemak. Lemak memiliki sifat yang tidak larut dalam air tetapi dapat larut
dalam pelarut organik seperti kloroform, eter dan alkohol. Dalam sel hidup, lemak
berperan sebagai komponen utama membran plasma, produksi hormon, dan
produksi vitamin. Lemak dalam sel hidup umumnya dalam bentuk lemak
sederhana, lemak gabungan atau turunan lemak.

- Lemak sederhana terdiri dari satu gliserin dan tiga asam lemak (trigliserida).
Asam lemak yang membentuk lemak dapat berupa asam lemak jenuh atau
tidak jenuh.

- Lemak gabungan adalah ester asam lemak yang menghasilkan asam lemak,
alkohol dan zat lain pada hidrolisis. Lemak terikat adalah komponen struktural
yang paling penting dalam membran sel.

- Turunan lemak (steroid) adalah senyawa yang diturunkan dari lemak dengan
hidrokarbon siklik (siklik). Steroid terjadi pada protoplasma sel hewan, yaitu
pada hormon seks (progesteron, testosteron), vitamin D, kolesterol dan
estradiol.

3. Protein
Protein adalah komponen kimia sel yang memiliki susunan yang sangat kompleks.
Dalam sel hidup, protein memainkan dua peran penting, yaitu peran katalitik dan
mekanik. Peran katalitik ditunjukkan oleh enzim, sedangkan peran mekanis
ditunjukkan oleh protein otot.

Protein adalah polimer asam amino. Karena komposisi kimianya, protein dibagi
menjadi dua kategori: protein sederhana dan protein gabungan. Protein sederhana
adalah protein yang, ketika dihidrolisis, hanya menghasilkan asam amino,
misalnya protein albumin dan globulin. Sedangkan protein gabungan adalah
protein yang, ketika dihidrolisis, menghasilkan asam amino dan senyawa lainnya.

4. Asam Nukleat

Dalam komponen kimia sel, asam nukleat adalah bahan inti. Ada dua jenis asam
nukleat, asam ribonukleat (RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA). Fungsi
asam nukleat adalah untuk mengontrol aktivitas seluler dan untuk mengangkut
informasi genetik. Asam nukleat adalah polimer nukleotida. Hidrolisis nukleotida
menghasilkan fosfat, gula pentosa (yaitu ribosa atau deoksiribosa) dan basa
nitrogen (basa organik).

5. Air

Air adalah senyawa utama dalam komponen kimia sel yang memiliki jumlah
komposisi sel terbesar (50-65% berat sel). Air adalah komponen penting dari
cairan tubuh yang terdiri dari plasma darah, cairan intraseluler (sitoplasma) dan
cairan ekstraseluler. Air dalam sel bertindak sebagai pelarut dan katalis untuk
berbagai reaksi biologis.

6. Vitamin

Komponen kimia selanjutnya adalah vitamin. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah


kecil tetapi harus ada untuk mendukung berbagai fungsi seluler dalam proses
metabolisme mereka. Peran vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme,
pertumbuhan, dan sebagai perusak radikal bebas. Beberapa contoh vitamin yang
saat ini ditemukan termasuk A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K, dan H.

7. Mineral
Mineral adalah konstituen struktural sel yang berperan dalam menjaga fungsi dan
kerja metabolisme, pengaturan enzim, dan menjaga keseimbangan asam dan basa.
Di dalam sel ada mineral, yang terkandung dalam jumlah besar (unsur makro) dan
dalam jumlah kecil (unsur mikro). Beberapa contoh mineral unsur makro seperti
kalsium, magnesium, fosfor, klorin, natrium dan belerang. Contoh unsur mikro
mineral adalah besi, seng yodium, kobalt, dan fluorin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisme yang hanya terdiri dari satu sel dikenal sebagai organisme "uniseluler
seperti bakteri, dan organisme yang tubuhnya disusun oleh sejumlah sel disebut
organisme multiseluler seperti manusia. Sel diartikan sebagai unit terkecil yang
menyusun struktur makhluk hidup yang dibatasi oleh membran dan berisi cairan sel
yang disebut sitoplasma. Organisasi organisme multiseluler yang tubuhnya tersusun
oleh sejumlah sel, kelompok sel penyusunnya disebut jaringan yang melaksanakan
berbagai fungsi tertentu yang saling berkaitan membentuk organ tubuh, beberapa
organ terkoordinasi dalam suatu sistem, misalnya sistem pernafasan, sistem peredaran
darah, sistem saraf dan sistem lainnya yang saling berhubungan dan memiliki
mekanisme pengaturan fungsi yang rumit. Sel adalah unit terkecil kehidupan,
layaknya atom yang menjadi unit suatu partikel dalam senyawa kimia. Sel memiliki
kemampuan unik karena dapat menggandakan diri dengan cara membelah. Ini artinya
sel berasal dari sel yang ada sebelumnya( Hafidha,dkk, 2020).

B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan, harus dapat memahami anatomi dan fisiologi tubuh
manusia. Pada pembelajaran kali ini mengenai anatomi dan fisiologi system
integument, sangat di harapkan kepada mahasiswa untuk dapat memahami materi
tersebut, guna menambah ilmu dan bekal dalam menjalankan tugas sebagai seorang
mahasiwa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Akmalia., H.A, dkk. 2020. Biologi Sel. Semarang : Alinea Media Dipantara.
Agus., R. 2018. Dasar- dasar biologi molekuler. Jakarta : Celebes Media Perkasa.
Arsal A F. 2018. Genetika I. Arif Memahami Kehidupan. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.
Baktir., A. 2017. DNA struktur dan fungsi. Surabaya : Airlangga university press.
Chalik., R. 2016. Anatomi fisiologi manusia. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.
Effendi., Y. 2020. Buku ajar genetika dasar. Jawa tengah : Pustaka Rumah C1nta.
Komala.,S.,N. 2021. Biologi dasar panduan belajar mandiri( teori dan praktik : bagian
I). Surabaya : CV Jakad Media Publishing.
Mustami M. K. 2013. Genetika. Makassar: Universitas Islam Negri Makassar.
Thomy, Z., & Harnelly., E. 2018. Buku ajar dasar-dasar biologi sel & molekuler.
Banda Aceh : Syiah kuala university press.
Washudi., & Hariyanto., T. 2016. Biomedik dasar(Anatomi, fisiologi, biokimia,
fisika, biologi). Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai