Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha

p-ISSN: 2613-9693 | e-ISSN: 2613-9685


Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017

PENGARUH PELATIHAN DUMBBELL ARM SWINGS TERHADAP


KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT LENGAN

1 2 1
Dwi Ulin Fitriani , I Nyoman Kanca , Ni Putu Dewi Sri Wahyuni
1
Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: dwiulinfitriani@yahoo.com, kancanyoman@yahoo.co.id, niputudewisri@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dumbbell arm swings terhadap
kelentukan togok dan kekuatan otot lengan pada siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1
Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi
experimental) dengan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah the non-randomized
control group pretest-posttest design. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta ekstrakurikuler bola
voli SMA Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 44 orang. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sit and reach test dan pull and push test. Data dianalisis dengan
uji-t independent pada taraf signifikansi () 0,05 dengan bantuan komputer program SPSS 16,0.
Berdasarkan hasil analisis data, dengan menggunakan uji-t independent untuk data kelentukan togok
diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,000. Sedangkan
untuk data kekuatan otot lengan diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05)
yaitu sebesar 0,000. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelatihan
dumbbell arm swings berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kelentukan togok dan peningkatan
kekuatan otot lengan pada siswa peserta ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri 1 Gianyar tahun
pelajaran 2015/2016.

Kata-kata kunci: dumbbell arm swings, kelentukan, kekuatan

Abstract
This research was aimed to finding out the effect of dumbbell arm swings training upon extracurricular
of volleyball students' flexibility and strength in senior high school 1 Gianyar in the academic year of
2015-2016. The research was designed in a quasi experimental research with the non-randomized
control group pretest-posttest design. The subjects of this research were 44 peoples from
extracurricular of volleyball students of senior high school 1 Gianyar in the academic year of 2015-2016.
The instruments were sit and reach test and pull and push test. The data were analyzed by independent
t-test with () 0,05 significance. It was analyzed with SPSS 16,0. Based on the result of data analysis, it
was found that the students' flexibility has lower significance value than α (Sig < 0,05), that is 0,000. On
the other hands, the students' strength has lower value than α (Sig < 0,05), that is 0,000. From the data
analysis, it can be concluded that dumbbell arm swings training significant improved the flexibility and
strength of the volleyball students of senior high school 1 Gianyar academic year of 2015/2016.

Keywords: dumbbell arm swings, flexibility, strength

40
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN: 2613-9693 | e-ISSN: 2613-9685
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017

PENDAHULUAN memengaruhi komponen biomotorik


Olahraga prestasi adalah olahraga kelentukan ini. Faktor tersebut, menurut
yang membina dan mengembangkan Bompa (dalam Nala, 1998: 71) antara lain:
olahragawan secara terencana, berjenjang, a) genetik, b) otot, c) umur dan jenis
dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk kelamin, d) suhu, e) waktu, f) kekuatan otot,
mencapai prestasi dengan dukungan ilmu serta g) kelelahan dan emosi.
pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Kekuatan otot lengan adalah
Salah satu olahraga prestasi yaitu komponen kondisi fisik yang menyangkut
permainan bola voli. Bola voli merupakan tentang kemampuan seseorang pada saat
olahraga bertim yang terdiri dari enam mempergunakan otot-otot pada bagian
orang. Dalam perrmainan bola voli terdapat lengan untuk menerima beban dalam waktu
beberapa teknik dasar seperti service, kerja tertentu. “Kekuatan adalah
passing, smash, dan block. Teknik dasar kemampuan otot untuk melakukan
tersebut harus benar-benar dikuasai oleh kontraksi guna membangkitkan tegangan
para pemain agar mampu bermain dengan terhadap suatu tahanan” (Giriwijoyo, dkk.
baik dan mampu meraih prestasi. 2005: 71). “Kekuatan merupakan unsur
Dalam pencapaian prestasi pada yang sangat penting dalam aktivitas
permainan bola voli dipengaruhi oleh olahraga, karena kekuatan merupakan
beberapa faktor diantaranya yaitu aspek daya penggerak dan pencegah cedera”
fisik, teknik, taktik, dan mental. Salah satu (Ismaryati, 2008: 111). Kekuatan
bentuk pembinaan dan pengembangan memainkan peranan penting dalam
untuk meningkatkan prestasi olahraga komponen-komponen kemampuan fisik
adalah melalui latihan kondisi fisik yang yang lain misalnya, power, kelincahan, dan
intensif dan terprogram. “Latihan kondisi kecepatan. Menurut Suharsono AP (dalam
fisik memegang peranan yang sangat Agastya, 2014: 18) faktor-faktor penentu
penting untuk mempertahankan atau kekuatan otot adalah sebagai berikut: a)
meningkatkan derajat kesegaran jasmani” besar kecilnya potongan melintang otot
(Giriwijoyo, dkk, 2005: 63). Kondisi fisik (potongan morfologis yang tergantung dari
terdiri dari beberapa komponen diantaranya proses hipertropi otot), b) jumlah fibril otot
adalah kelentukan, kekuatan, kelincahan, yang turun bekerja dalam melawan beban,
kecepatan, daya ledak, keseimbangan, makin banyak fibril otot yang bekerja berarti
ketepatan, dan koordinasi. kekuatan bertambah besar, c) tergantung
Kelentukan togok merupakan salah besar kecilnya rangka tubuh, makin besar
satu komponen kondisi fisik yang berperan skelet makin besar kekuatan, d) inervasi
penting pada setiap cabang olahraga. otot baik pusat maupun perifer, e) keadaan
Menurut Sajoto (1988: 51) menyatakan zat kimia dalam otot (glikogen, ATP), f)
bahwa, “kesegaran kelentukan adalah keadaan tonus otot saat istirahat, tonus
kemampuan persendian, ligamen, dan makin rendah berarti kekuatan otot tersebut
tendo disekitar persendian untuk pada saat bekerja makin besar, dan f) umur
melaksanakan gerak seluas-luasnya”. dan jenis kelamin menentukan baik dan
Karena apabila seseorang mengalami tidaknya kekuatan otot.
kurang luas gerak dalam persendiannya Berdasarkan hasil observasi awal
dapat menimbulkan cedera. “Kelentukan melalui wawancara dan pengumpulan data
sebagai salah satu komponen kesegaran dengan salah satu guru Penjasorkes di
jasmani, merupakan kemampuan SMA Negeri 1 Gianyar, yaitu Bapak Drs. I
menggerakkan tubuh atau bagian- Wayan Yoga bahwa prestasi olahraga SMA
bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi Negeri 1 Gianyar khususnya cabang
ketegangan sendi dan cedera otot” olahraga bola voli pada Porsenijar
(Ismaryati, 2008: 101). Kelentukan togok mengalami fluktuasi. Perolehan prestasi
seorang atlet mempengaruhi efisiensi gerak pada cabang olahraga bola voli diantaranya
dalam melakukan teknik gerakan pada yaitu pada tahun 2011 SMA Negeri 1
cabang olahraga, sehingga dapat Gianyar memperoleh medali perunggu,
mengurangi kemungkinan terjadinya kemudian pada tahun 2012 mendapatkan
cedera. Ada banyak faktor yang dapat medali perak, sedangkan pada tahun 2013

41
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN: 2613-9693 | e-ISSN: 2613-9685
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017

SMAN 1 Gianyar tidak memperoleh prinsip beban berlebih (overload), b) prinsip


prestasi. Pada tahun 2014 SMAN 1 Gianyar tahanan bertambah, c) prinsip latihan
mendapatkan medali emas dan pada tahun beraturan, d) prinsip spesifikasi, e) prinsip
2015 memperoleh medali perunggu. Hal individu, f) prinsip pulih asal, dan g) prinsip
tersebut disebabkan oleh lemahnya kondisi periodisasi pelatihan.
fisik khususnya kekuatan otot lengan siswa Untuk menghindari terjadinya
dalam melakukan setiap teknik pada cedera pada saat melaksanakan suatu
cabang olahraga bola voli, seperti servise, pelatihan serta mampu menghasilkan
smash, passing, dan block. Selain itu, manfaat yang maksimal, maka pelatihan
kurangnya kelentukan togok yang tersebut harus dilakukan sesuai dengan
menyebabkan efisiensi gerakan pada setiap sistematika pelatihan. Menurut Fox (dalam
teknik cabang olahraga bola voli tidak Kanca, 2004: 53) setiap program pelatihan
maksimal. Oleh karena itu, diperlukan fisik yang dilakukan terdapat 5 (lima) tahap,
adanya sistem pembinaan yang teratur, yaitu diantaranya a) aktivitas peregangan
terprogram dan berkesinambungan serta (stretching), b) pemanasan (warming up), c)
ditempuh melalui pendekatan–pendekatan pelaksanaan latihan inti dasar (formal
ilmiah. activity), d) latihan inti lanjutan, e)
Menurut Fox et al (dalam Kanca, pendinginan (cooling down).
2004: 49) pelatihan fisik adalah suatu Selain itu, intensitas pelatihan
proses latihan fisik yang terprogram secara merupakan salah satu komponen yang
sistematis, dilakukan secara berulang-ulang sangat penting untuk diperhatikan dalam
dengan beban semakin bertambah secara setiap pelatihan, sebab intensitas pelatihan
bertahap, serta untuk mempersiapkan atlet berkaitan dengan komponen kualitas kerja
pada tingkat tertinggi penampilannya. yang dilakukan dalam kurun waktu
Setiap pelatihan dicirikan dengan adanya ditentukan. Menurut Sajoto (1998: 204)
beban latihan. Beban latihan diperlukan yang dimaksud dengan intensitas suatu
selama proses berlatih dan melatih agar latihan adalah, “Dosis (jatah) latihan yang
hasil latihan dapat berpengaruh terhadap harus dilakukan seseorang atlet, menurut
peningkatan kualitas fisik, psikis, sikap, dan program yang ditentukan”. Intensitas
sosial olahragawan, sehingga puncak pelatihan yang dilakukan setiap kali harus
prestasi dapat dicapai dalam waktu yang cukup, apabila intensitas suatu pelatihan
singkat dan dapat bertahan relatif lebih tidak memadai, maka pengaruh pelatihan
lama. Beban latihan merupakan rangsang terhadap peningkatan kondisi fisik sangat
motorik (gerak) yang dapat diatur dan kecil bahkan tidak berpengaruh. Sebaliknya
dikontrol oleh pelatih maupun olahragawan apabila pelatihan terlalu tinggi kemungkinan
utuk memperbaiki kualitas fungsional menimbulkan cedera atau sakit. Nala
berbagai peralatan tubuh. Dalam (1992: 38) menyatakan bahwa, “Denyut
pemberian pelatihan fisik harus nadi ini dapat dipergunakan sebagai
berdasarkan dengan prinsip-prinsip patokan untuk mengetahui berat ringannya
pelatihan, sistematika pelatihan, intensitas suatu latihan”. Kanca (2004: 113)
pelatihan, serta frekuensi dan lamanya menyatakan, program pelatihan fisik
pelatihan. merupakan bentuk aktivitas fisik yang
Menurut Sukadiyanto (2005: 12) berulang, terpogram, mempunyai tujuan,
prinsip latihan merupakan, “Hal-hal yang menerapkan penggunaan dosis pelatihan
harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar fisik berdasarkan prinsip dasar pelatihan
tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan fisik. Lama program pelatihan fisik dalam
yang diharapkan”. Dengan memahami penelitian ini 4 minggu dengan 3 kali
prinsip-prinsip pelatihan akan mendukung pelatihan perminggu (12 kali pelatihan).
upaya dalam meningkatkan kualitas latihan Salah satu pelatihan yang dapat
dan menghindari rasa sakit bagi diterapkan untuk meningkatkan kelentukan
olahragawan serta timbulnya cedera dalam togok dan kekuatan otot lengan adalah
proses latihan. Menurut Fox et al (dalam pelatihan dumbbell arm swings. Pelatihan
Kanca, 2004: 54) prinsip dasar program plaiometrik berupa dumbbell arm swings
pelatihan fisik yaitu sebagai berikut: a) merupakan salah satu jenis pelatihan yang

42
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN: 2613-9693 | e-ISSN: 2613-9685
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017

bertujuan untuk meningkatkan kelentukan memperoleh informasi yang merupakan


togok dan kekuatan otot lengan. Pelatihan perkiraan bagi informasi yang dapat
dumbbell arm swings adalah, “Latihan yang diperoleh dengan eksperimen yang
menggunakan otot-otot bahu dan lengan sebenarnya dalam keadaan yang tidak
serta persendian, ligamen, dan tendon di memungkinkan untuk mengontrol atau
sekitar lengan dan punggung dengan memanipulasi semua variabel yang relevan.
menstimulasi gerakan lengan secara Rancangan penelitian adalah
bergantian. Pelatihan ini menggunakan alat rencana tentang bagaimana cara
pemberat berupa dumbbell seberat 10-40 mengumpulkan, menyajikan, dan
pon atau 4,5-18 kg” (Furqon dan Doewes, menganalisis data untuk memberi arti
2002: 65). terhadap data tersebut secara efektif dan
Dalam pelaksanaan pelatihan efisien (Kanca, 2010: 55). Rancangan
dumbbell arm swings, berat dumbbell yang penelitian yang digunakan dalam penelitian
akan digunakan adalah 5 kg dengan acuan ini adalah rancangan penelitian the non-
bahwa subjek penelitian adalah siswa randomized control group pretest posttest
pemula bukan atlet, sehingga design, rancangan ini sama dengan
menggunakan beban terendah. Pelatihan rancangan the pretest posttest controlled
ini menggunakan dumbbell seberat 5 kg group design, kecuali tanpa adanya
sebagai beban pada masing-masing randomisasi (Kanca, 2010: 94). Rancangan
tangan, dengan gerakan mengayun tangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
secara bergantian dari belakang hingga
atas kepala. Pelatihan ini dapat K1 X1 T2
merangsang pembesaran serabut otot dan
peningkatan kemampuan otot menahan S T1 OP
beban, serta dapat memperluas ruang
gerak persendian pada bahu dan K0 X0 T2
punggung.
Selain sederhana dan mudah untuk Gambar 1. Rancangan Penelitian
dilakukan oleh siswa, gerakan pada
pelatihan ini juga sesuai untuk Subjek dalam penelitian subjek
meningkatkan kelentukan togok dan adalah siswa peserta ekstrakurikuler bola
kekuatan otot lengan. Hal tersebut voli SMA Negeri 1 Gianyar yang berjumlah
didukung oleh penelitian Freddy Pratama sebanyak 44 orang yang terdiri dari 20
(2015) bahwa pelatihan dumbell arm orang siswa putri dan 24 orang siswa putra.
swings berpengaruh signifikan terhadap Subjek penelitian akan dibagi menjadi dua
kecepatan dengan hasil pengujian thitung = kelompok setelah dilakukan pre-test, yaitu
9,47 > ttabel = 2,02 maka H1 diterima. dengan memberikan tes kelentukan togok
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dan tes kekuatan otot lengan. Pembagian
maka peneliti mencoba untuk mengadakan kelompok dari subjek tersebut dilakukan
suatu penelitian dengan judul ”Pengaruh dengan menggunakan teknik ordinal
Pelatihan Dumbbell Arm Swings terhadap pairing, yakni pembagian kelompok
Peningkatan Kelentukan Togok dan berdasarkan ranking hasil pre-test untuk
Kekuatan Otot Lengan pada Siswa Peserta memperoleh kelompok perlakuan dan
Ekstrakurikuler Bola Voli SMA Negeri 1 kelompok kontrol. Instrumen dan fasilitas
Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016. penelitian untuk kelentukan togok diukur
dengan menggunakan instrumen tes sit and
METODE PENELITIAN reach test. Sedangkan untuk mengukur
Dalam penelitian ini, jenis penelitian kekuatan otot lengan dalam penelitian ini
yang digunakan adalah rancangan menggunakan pull and push test. Fasilitas
eksperimental semu (quasi experimental). yang dipergunakan dalam penelitian ini
Eksperimen semu adalah eksperimen yang adalah lapangan datar (Lapangan voli
penelitiannya hanya ke beberapa aspek Astina dan Gor Kebo Iwa, Gianyar).
saja yang dikendalikan sesuai dengan Lama pelatihan yang diberikan
tujuan dari eksperimen semu yakni dalam penelitian ini adalah selama 4

43
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN: 2613-9693 | e-ISSN: 2613-9685
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017

minggu dengan frekuensi pelatihan kelompok sampel berasal dari populasi


sebanyak 3 kali dalam seminggu atau yang memiliki variansi sama (Candiasa,
selama 12 kali pertemuan. Pengumpulan 2004: 8). Uji homogenitas data dalam
data merupakan tahapan yang paling penelitian ini mengunakan uji levene
penting untuk menentukan keberhasilan dengan bantuan komputer program SPSS
dalam suatu penelitian guna mendapatkan 16.0 pada taraf signifikansi 95% dengan α =
hasil yang diinginkan. Data penelitian ini 0,05. Interpretasi dilakukan dengan memilih
diperoleh dari pengukuran-pengukuran salah satu statistik, yaitu statistik yang
variabel terikat yaitu kelentukan togok dan didasarkan pada rata-rata (Based on Mean)
kekuatan otot lengan. Data tersebut berupa (Candiasa, 2004: 17). Kriteria pengambilan
tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) keputusan jika nilai signifikansi hitung > α,
pada masing-masing kelompok. Tes akhir maka variansi setiap sampel sama
(post-test) diberikan setelah sampel (homogen), sedangkan jika nilai signifikansi
penelitian diberikan pelatihan dumbbell arm hitung < α, maka variansi setiap sampel
swings dengan menggunakan pengukuran tidak sama (heterogen) (Candiasa, 2010:
kelentukan togok dengan sit and reach test 290). Jika sampel penelitian homogen
dan tes kekuatan otot lengan dengan pull maka akan dilakukan uji hipotesis dengan
and push test. Pelaksanaan test akhir (post- menggunakan statistik parametrik,
test) dilaksanakan setelah kelompok sedangkan jika sampel tidak sama atau
perlakuan diberikan pelatihan dumbbell arm heterogen maka uji hipotesis akan
swings selama 12 kali pelatihan. dilakukan dengan menggunakan statistik
Pelaksanaan test akhir (post-test) dilakukan non-parametrik.
sebelum sampel mendapat istirahat lebih Untuk mengetahui kebenaran dari
dari 48 jam setelah melakukan pelatihan, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini,
kemudian data dari hasil test (post-test) dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t
akan dianalisis menggunakan metode independent dengan bantuan komputer
stastistika. program SPSS 16.0 pada taraf signifikansi
Uji prasyarat yang harus dilakukan 95% dengan α = 0,05. Kriteria pengambilan
adalah uji normalitas data dan uji keputusan yaitu jika nilai signifikansi < (α)
homogenitas data. Uji normalitas data 0,05 berarti terdapat peningkatan yang
dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa signifikan dari perlakuan yang diberikan
sampel berasal dari populasi yang pada subjek penelitian ini, sedangkan jika
berdistribusi normal. Pengujian normalitas nilai signifikansi > (α) 0,05 berarti tidak
sebaran data dengan SPSS dilakukan terdapat peningkatan yang signifikan dari
dengan menerapkan teknik Kolmogorov- perlakuan yang diberikan (Candiasa, 2010:
Smirnova (Candiasa, 2010: 234). Pengujian 70).
ini dilakukan dengan bantuan komputer
program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi HASIL DAN PEMBAHASAN
95% dengan α = 0,05. Kriteria pengambilan Analisis dari hasil penelitian untuk
keputusan jika nilai signifikan yang variabel terikat penelitian menunjukkan
diperoleh > α, maka sampel penelitian adanya peningkatan nilai rata-rata (mean)
berdistribusi normal, sedangkan jika nilai untuk masing-masing variabel. Dari
signifikan yang diperoleh < α, maka sampel deskripsi data variabel kelentukan togok
penelitian tidak berdistribusi normal kelompok perlakuan maupun kelompok
(Candiasa, 2010: 237). Jika sampel kontrol mengalami peningkatan nilai rata-
berdistribusi normal maka selanjutnya rata. Nilai pre-test kelentukan togok pada
dilakukan uji hipotesis dengan kelompok perlakuan memiliki mean sebesar
menggunakan statistik parametrik, 14,11, sedangkan nilai post-test kelentukan
sedangkan jika sampel tidak berdistribusi togok pada kelompok perlakuan memiliki
normal maka uji hipotesis akan dilakukan mean sebesar 19,61, dengan demikian nilai
dengan menggunakan statistik non- rata-rata kelompok perlakuan terjadi
parametrik. peningkatan sebanyak 5,5 cm.
Uji homogenitas dimaksudkan untuk Pada kelompok kontrol nilai pre-test
memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelentukan togok memiliki mean sebesar

44
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN: 2613-9693 | e-ISSN: 2613-9685
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017

14,98, sedangkan nilai post-test kelentukan mean sebesar 32,14, sedangkan nilai post-
togok pada kelompok kontrol memiliki mean test kekuatan otot lengan pada kelompok
sebesar 18,25, peningkatan rata-rata nilai perlakuan memiliki mean sebesar 42,02
pada kelompok kontrol sebanyak 3,27 cm. dengan demikian nilai rata-rata pada
Data tersebut menunjukkan bahwa metode kelompok perlakuan terjadi peningkatan
latihan dumbbell arm swings lebih baik 9,88 kg.
meningkatkan kelentukan togok Pada kelompok kontrol nilai pre-test
dibandingkan dengan hanya memberikan kekuatan otot lengan memiliki mean
pelatihan konvensional pada subjek sebesar 38,18, sedangkan nilai post-test
penelitian. kekuatan otot lengan memiliki mean
Untuk variabel kekuatan otot lengan, sebesar 44,77, dengan demikian nilai rata-
juga mengalami peningkatan disetiap rata pada kelompok kontrol meningkat 6,59
kelompok. Pada kelompok perlakuan nilai kg.
pre-test kekuatan otot lengan memiliki

Tabel 1. Data Nilai Mean Hasil Penelitian

Hasil Nilai Mean


Sumber Data
Pre-Test Post-Test Gaint Score
Kelentukan Perlakuan 14,11 19,61 5,59
Togok Kontrol 14,98 18,25 3,27
Kekuatan Otot Perlakuan 32,16 42,02 10,02
Lengan Kontrol 38,18 44,77 6,59

Berdasarkan pada tabel 2, terlihat kekuatan otot lengan pada subjek


adanya peningkatan nilai variabel penelitian. Peningkatan pada kelompok
kelentukan togok dan kekuatan otot lengan perlakuan diakibatkan oleh pemberian
baik pada kelompok perlakuan maupun pelatihan dumbbell arm swings selama 4
kelompok kontrol, dengan peningkatan rata- minggu atau 12 kali pertemuan. Sedangkan
rata kelompok perlakuan yang lebih tinggi peningkatan pada kelompok kontrol lebih
dari pada kelompok kontrol untuk kedua diakibatkan oleh adanya peningkatan
variabel penelitian. Hal ini menunjukkan aktivitas olahraga yang dilakukan oleh
adanya pengaruh dari pelatihan dumbbell seluruh subjek penelitian selama kegiatan
arm swings yang diberikan terhadap berlangsung.
peningkatan kelentukan togok dan

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data


Kolmogorov-Smirnova
Sumber Data Keterangan
Statistic df Sig.
Kelentukan Perlakuan 0,151 22 0,200 Data berdistribusi normal
Togok
Kontrol 0,169 22 0,101 Data berdistribusi normal
Kekuatan Perlakuan 0,181 22 0,059 Data berdistribusi normal
Otot Lengan Kontrol 0,158 22 0,160 Data berdistribusi normal

45
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN: 2613-9693 | e-ISSN: 2613-9685
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017

Uji normalitas data dilakukan pada kelompok perlakuan maupun kontrol lebih
data kelentukan togok dan kekuatan otot besar dari α (sig > 0,05), sehingga data
lengan baik kelompok perlakuan maupun kelentukan togok berdistribusi normal.
kelompok kontrol. Dari hasil uji normalitas Sedangkan nilai signifikansi data kekuatan
dengan teknik Kolmogorov-Smirnova” otot lengan pada kelompok perlakuan
dengan bantuan komputer program SPSS maupun kontrol lebih besar dari α (sig >
16,0 pada taraf signifikansi 95% dengan α 0,05) dengan demikian data kekuatan otot
(0,05) diperoleh nilai signifikansi hitung lengan berdistribusi normal.
untuk data kelentukan togok pada

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Data


Levene
Sumber Data df1 df2 Sig. Keterangan
Statistic
Kelentukan Togok 1.732 1 42 0,195 Homogen
Kekuatan Otot Lengan 0,185 1 42 0,669 Homogen

Uji homogenitas data dilakukan 0,05), sehingga data kelentukan togok


terhadap data kelentukan togok dan berasal dari variansi homogen. Sedangkan
kekuatan otot lengan menggunakan uji nilai signifikansi hitung data kekuatan otot
levene dengan bantuan komputer program lengan 0,669 lebih besar daripada α (Sig >
SPSS 16,0 pada taraf signifikansi 95% 0,05), dengan demikian data kekuatan otot
dengan α (0,05). Dari hasil uji di dapatkan lengan berasal dari data dengan variansi
nilai signifikansi hitung data kelentukan homogen.
togok 0,195 lebih besar daripada α (Sig >

Tabel 4. Hasil Uji-t Independent Data Kelentukan Togok

Independent Samples Test


t-test for Equality of Means
Sumber data
t df Sig. (2-tailed)
Kelentukan togok 7,454 42 ,000

Hipotesis pelatihan dumbbell arm berdasarkan hasil uji-t independent untuk


swings berpengaruh terhadap peningkatan variabel kelentukan togok antara kelompok
kelentukan togok diuji dengan uji-t kontrol dan kelompok perlakuan didapat
independent dengan bantuan komputer nilai t hitung = 7,454 dengan nilai
program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi signifikansi 0,000 pada taraf signifikansi
95% dengan α (0,05). Hipotesis penelitian 95% dengan α (0,05) yaitu nilai signifikansi
diterima apabila nilai uji-t memilki hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05),
signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). oleh karena itu hipotesis penelitian
Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung “pelatihan dumbbell arm swings
lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis berpengaruh terhadap peningkatan
penelitian ditolak. Pada tabel 4, kelentukan togok“ diterima.

46
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN: 2613-9693 | e-ISSN: 2613-9685
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017

Tabel 5. Hasil Uji-t Independent Data Kekuatan Otot Lengan


Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sumber data
t df Sig. (2-tailed)
Kekuatan Otot Lengan 5,497 42 ,000

Hipotesis pelatihan dumbbell arm dan fisiologi otot. Untuk mengembangkan


swings berpengaruh terhadap peningkatan kelentukan togok dan kekuatan otot
kekuatan otot lengan diuji dengan uji-t diperlukan pelatihan yang dapat
independent dengan bantuan komputer meningkatkan organ-organ tubuh
program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi khususnya kemampuan otot terutama otot-
95% dengan (α) 0,05. Hipotesis penelitian otot anggota gerak atas.
diterima apabila nilai uji-t memilki Kelentukan togok merupakan salah
signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). satu komponen kondisi fisik yang berperan
Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung penting pada setiap cabang olahraga.
lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis “Kelentukan sebagai salah satu komponen
penelitian ditolak. Dari tabel 5, dapat dilihat kesegaran jasmani, merupakan
nilai signifikansi hitung (0,000) lebih kecil kemampuan menggerakkan tubuh atau
dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa
penelitian “pelatihan dumbbell arm swings terjadi ketegangan sendi dan cedera otot”
berpengaruh terhadap kekuatan otot (Ismaryati, 2008: 101). Kelentukan togok
lengan” diterima. seorang atlet memengaruhi efisiensi gerak
Secara teoritis, hasil penelitian dalam melakukan teknik gerakan pada
pelatihan dumbbell arm swings cabang olahraga, sehingga dapat
berpengaruh terhadap peningkatan mengurangi kemungkinan terjadinya
kelentukan togok dan kekuatan otot lengan cedera. Selain meningkatkan kelentukan
dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu togok untuk efisiensi gerakan dalam cabang
Menurut Fox et al (dalam Kanca, 2004: 49) olahraga agar dapat mencapai penampilan
pelatihan fisik adalah suatu proses latihan prestasi yang optimal, maka “Kekuatan
fisik yang terprogram secara sistematis, harus ditingkatkan sebagai landasan yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan mendasari dalam pembentukan biomotor
beban semakin bertambah secara lainnya” (Sukadiyanto, 2005:80).
bertahap, serta untuk mempersiapkan atlet Secara fisiologis kekuatan otot
pada tingkat tertinggi penampilannya. adalah kemampuan otot atau sekelompok
Menurut Nala (1998: 4) bahwa, pelatihan otot untuk melakukan satu kali kontraksi
ditujukan untuk meningkatkan secara maksimal melawan tahanan atau
pengembangan fisik baik menyeluruh beban. Dapat pula didefinisikan bahwa
maupun khusus, perbaikan terhadap teknik “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk
bermain, pematangan strategi, dan taktik melakukan kontraksi guna membangkitkan
permainan sesuai kebutuhan cabang tegangan terhadap suatu tahanan”
olahraganya, menanamkan kemauan dan (Giriwijoyo, dkk. 2005: 71). Jadi, kekuatan
disiplin yang tinggi, pengoptimalan otot lengan adalah kemampuan otot pada
persiapan tim pada olahraga beregu, bagian lengan untuk menerima beban
meningkatkan serta memelihara derajat dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan otot
kesehatan, dan mencegah kemungkinan lengan sangat berkaitan dengan kelentukan
terjadinya cedera. togok, karena kemampuan untuk
Dengan pemberian pelatihan yang menggerakkan tubuh dan anggota tubuh
menerapkan prinsip-prinsip dasar pelatihan seluas-luasnya, berhubungan erat dengan
dan tidak mengabaikan intensitas, frekuensi kemampuan gerakan kelompok otot besar
dan lamanya pelatihan, akan dapat dan kapasitas kerjanya. Ditinjau dari
memberikan efek yang positif pada anatomi anatominya, lengan dan bahu sebagai

47
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN: 2613-9693 | e-ISSN: 2613-9685
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017

anggota gerak atas, terdiri dari beberapa terjadinya hypertrophy pada otot dan
kelompok otot besar diantaranya yaitu meningkatkan elastisitas otot yang secara
musculus antara ekstremitas dengan langsung akan berpengaruh terhadap
columna vertebralis, musculus antara peningkatan kelentukan togok dan
ekstremitas dengan dinding anterolateral kekuatan otot lengan. Sehingga, pelatihan
thorax, musculus di bahu, musculus di dumbbell arm swings merupakan pelatihan
brachium, musculus di antebrachium, dan yang sangat baik untuk meningkatkan
musculus di manus. kelentukan togok dan kekuatan otot lengan.
Pada cabang olahraga bola voli Pernyataan ini diperkuat oleh hasil
memerlukan gerak efisien yang ditandai penelitian Fredy Pratama (2015), yang
dengan gerakan atau perubahan tiba-tiba menyatakan bahwa dengan memberikan
yang cepat dan tepat serta mengerahkan pelatihan dumbell arm swing dapat
kekuatan otot maksimal, seperti saat meningkatkan kecepatan renang gaya
melakukan teknik smash, passing, block, bebas yang merupakan salah satu unsur
maupun servise. Sebagai salah satu komponen kondisi fisik.
komponen kondisi fisik, kelentukan togok
dan kekuatan otot lengan dapat SIMPULAN DAN SARAN
ditingkatkan melalui program-program Dari hasil analisis data dan
pelatihan yang dirancang secara sistematis pembahasan, maka dapat disimpulkan
dan berkesinambungan dengan mengikuti bahwa: 1) Pelatihan dumbbell arm swings
prinsip-prinsip dasar pelatihan yang tepat. berpengaruh signifikan terhadap
Pelatihan dumbbell arm swings peningkatan kelentukan togok pada siswa
adalah pelatihan yang dilakukan dengan peserta ekstrakurikuler bola voli SMA
cara mengayun dumbbell seberat 5 kg pada Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran
masing-masing tangan ke atas sampai 2015/2016. 2) Pelatihan dumbbell arm
suatu titik tepat di atas kepala sambil swings berpengaruh signifikan terhadap
mendorong lengan yang satu lagi ke peningkatan kekuatan otot lengan pada
belakang secara bergantian. Pelatihan siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA
dumbbell arm swings melibatkan otot pada Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran
lengan dan bahu. Pada saat pelatihan, 2015/2016.
dumbbell yang digunakan akan Berdasarkan hasil penelitian ini, hal-
memberikan pembebanan pada otot-otot hal yang dapat disarankan sebagai berikut:
lengan dan bahu, sehingga mengalami 1) Bagi para guru olahraga, pelatih,
kontraksi isotonik yang menyebabkan pembina serta atlet disarankan untuk
pembesaran ukuran fibril otot (hypertrophy). menggunakan pelatihan dumbbell arm
Pembesaran pada fibril otot tersebut swings sebagai salah satu alternatif untuk
yang menyebabkan adanya peningkatan meningkatkan kelentukan togok dan
kekuatan otot khususnya pada otot lengan. kekuatan otot lengan. 2) Bagi peneliti lain
Selain itu, hypertrophy pada otot yang ingin melakukan penelitian sejenis
mengakibatkan terjadinya vasodilatasi yaitu disarankan untuk menggunakan variabel
pelebaran diameter pembuluh darah, dan sampel penelitian yang berbeda
sehingga aliran darah meningkat dan suhu dengan memperhatikan kelemahan-
tubuh meningkat. Peningkatan suhu tubuh kelemahan yang ada pada penelitian ini
menyebabkan terjadinya peningkatan sebagai bahan perbandingan.
elastisitas otot, ligamen, dan tendon di
sekitar lengan, bahu, dan punggung, DAFTAR PUSTAKA
sehingga dapat memperluas ruang gerak Agastya, Rama. 2014. “Pengaruh Pelatihan
persendian dan menambah kualitas Single Leg Tuck Jump dan Double
gerakan secara maksimal. Leg Tuck Jump terhadap Kekuatan
Dengan melakukan pelatihan Otot Tungkai Siswa Putra Kelas X
dumbbell arm swings secara terprogram SMAN 4 Singaraja Tahun Pelajaran
dan sistematis selama 12 kali pertemuan 2013/2014”. Tugas Akhir (tidak
atau selama 4 minggu dengan frekuensi 3 diterbitkan). Jurusan Ilmu
kali dalam seminggu dapat menyebabkan

48
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN: 2613-9693 | e-ISSN: 2613-9685
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2017

Keolahragaan, UNDIKSHA ----------. 2010. Metode Penelitian


Singaraja. Pengajaran Pendidikan Jasmani dan
Olahraga. Singaraja: Pendidikan
Candiasa, I Made. 2004. ”Program SPSS” Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Bahan Pelatihan Komputer dan Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Multimedia pada Jurusan Ilmu Universitas Pendidikan Ganesha.
Keolahragaan Undiksha Singaraja. Nala, Ngurah. 1992. Kumpulan Tulisan
Olahraga. Denpasar: KONI Propinsi
----------. 2010. Pengujian Instrumen Bali.
Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN
dan BIGSTEPS. Singaraja: Unit ---------. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik
Penerbitan Universitas Pendidikan Olahraga. Denpasar: Program
Ganesha. Pascasarjana Program Studi
Fisiologi Olahraga Program
Furqon, M dan Doewes, Muchsin. 2002. Universitas Udayana.
Plaiometrik: Untuk Meningkatkan
Power. Surakarta: Program Studi Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan
Ilmu Keolahragaan Program Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
Pascasarjana UNiversitas Sebelas Semarang: Departemen Pendidikan
Maret. dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek
Giriwijoyo, dkk. 2005. Manusia dan Pengembangan Lembaga
Olahraga. Bandung: ITB. Pendidikan Olahraga Kependidikan.

Ismaryanti. 2008. Tes dan Pengukuran Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori


Olahraga. Surakarta: UNS. Metodologi Melatih Fisik.
Yogyakarta: Pendidikan Kepelatihan
Kanca, I Nyoman. 2004. Pengaruh Olahraga Fakultas Ilmu
Pelatihan Fisik Aerobik dan Keolahragaan Universitas Negeri
Anaerobik terhadap Absorpsi Yogyakarta.
Karbohidrat Dan Protein Di Usus
Halus Rattus Norvegicus Strain
Wistar. Surabaya: Disertasi Doktor
Ilmu Kedokteran Universitas
Airlangga.

49

Anda mungkin juga menyukai