Anda di halaman 1dari 15

PENGUKURAN PARAMETER KIMIA KUALITAS AIR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Biokimia Laut”

Dosen :

Misbakhul Munir s.si,m.kes.

Penyusun :

Amelia Rachma Wijaya

09040421050

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah sesuai dengan
rencana. Shalawat serta salam semoga tetap terhaturkan kepada Rasulullah
Muhammad Saw yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju jalan
terang benderang berupa agama Islam.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Biokimia Laut dengan judul “Pengukuran Parameter Kimia Kualitas Air”

Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini penulis mengucapkan


terimakasih kepada :

1. Allah SWT karena hanya dengan seizin-Nya makalah ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Selaku dosen pembimbing mata kuliah Biokimia Laut.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas
makalah ini. Oleh karenaa itu mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Aamiin

Sidoarjo, 27 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3. Tujuan........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Parameter Kimia.............................................................................................3

2.1.1 Derajat Keasaman (pH)...........................................................................3

2.1.2 Oksigen Terlarut DO...............................................................................3

2.1.3 Salinitas.......................................................................................................4

2.2 Kualitas Air Sedimentasi............................................................................5

2.3 Kualitas Air Sedimentasi............................................................................5

BAB III..................................................................................................................10

PENUTUP..............................................................................................................10

3.1. Kesimpulan..................................................................................................10

3.2. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tak bisa dipungkiri bahwa air merupakan zat yang paling penting dalam
kehidupan. Menutupi 70% bagian dari permukaan bumi yang dibagi dalam dua
kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua
sistem perairan tersebut air laut mempunyai bagian yang paling besar yaitu lebih
dari 97%, sisanya adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk
aktivitas hidupnya (Barus, 1996).

Indonesi merupakan wilayah dengan luas laut 5,8 juta km2 (laut teritorial dan
ZEEI) dan memiliki banyak ekosistem air tawar danau, sungai, rawa, dan waduk
yang sangat diperlukan untuk . Ekosistem perairan sangat diperlukan bagi
kehidupan organisme. Peranan air bagi kehidupan semakin meningkat dengan
majunya kebudayaan manusia. Kalau air tersebut digunakan oleh organisme
untuk keperluannya, misalnya ikan maka kualitas airnya harus sesuai dengan air
yang dibutuhkan oleh ikan itu (Wardoyo 1981).

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan
berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk
keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Kualitas
air dalam hal analisis kualitas air mencakup keadaan kimia yang dapat
mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industri,
rekreasi, dan pemanfaatan air lainnya (Asdak 1995).

Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah
pengukuran kualitas air dengan parameter kimia (O2 terlarut, pH, salinitas ),
(Sihotang, 2006).

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengetahui pengukuran parameter kimia kualitas air
dalam pratikum?
2. Bagaimana cara menggunakan alat-alat pengukuran pengukuran parameter
kimia kualitas air?

iv
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami cara pengukuran parameter kimia
kualitas air.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan alat-alat pengukuran
parameter kimia kualitas air.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Parameter Kimia

2.1.1 Derajat Keasaman (Ph)


Derajat keasaman (pH) merupakan suatu parameter penting untuk
menentukan kadar asam/basa dalam air. Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi
ion hidrogen dalam suatu larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau melepas
sejumlah ion Hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam/
basa. Di dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam
keseimbangan, sehingga air yang bersih akan bereaksi normal. Peningkatan ion
hidrogen akan menyebabkan nilai pH turun dan disebut sebagai larutan asam.
Sebaliknya apabila ion hidrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan
keadaan ini disebut sebagai larutan basa. Nilai pH yang ideal untuk mendukung
kehidupan organisme aquatik pada umumnya terdapat antara 7-8,5 (Barus, 2004).

pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi


kehidupan jasad renik perairan asam atau kurang produktif. Malah dapat
menumbuhkan hewan budidaya. Pada pH rendah ( keasaman yang tinggi )
kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Hal yang sebaliknya menjadi pada
suasana basa . Atas dasar ini maka usaha budidaya di perairan akan berhasil baik
dalam air dengan pH 6,5 – 9,0 dan kisaran optimal pH 7,8 – 8,7 (Kardi dan Andi,
2007).

Organisme air dapat hidudalam suatu perairan yang mmpnyai nilai pH


netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basalemah. Nilai pH
yang sangat rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan
respirasi.Disamping itu pH yang sangat rendahakan menyebabkan mobilitas
berbagai senyawa logam yang bersifat toksi semakin tinggi yang tentunya akan
mengancam kelangsungan hidup organisme aquatik.

2.1.2 Oksigen Terlarut DO


Salmin (2005) menyatakan Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter
yang penting dalam menentukan kualitas perairan. DO berperan dalam proses
oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik, seperti diketahui bahwa DO
dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan
pembiakan. Disamping itu, DO juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan

vi
organik dan anorganik dalam proses aerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan
oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil
akhirnya adalah nutrien yang dapat memberikan kesuburan perairan. Dalam
kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa
kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas.

Kandungan oksigen terlarut di dalam air merupakan salah satu penentu


karakteristik kualitas air yang terpenting dalam kehidupan organisme aquatik.
Pada saat pengambilan sampel air, konsentrasi oksigen terlarut mewakili status
kualitas air tersebut (Rakhmanda, 2011). Adapun sumber utama oksigen dalam
suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil
fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan. Kecepatan difusi oksigen dari
udara, dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas,
pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.
Semakin tinggi suhu dan salinitas yang dimiiki sebuah perairan maka perairan
tersebut akan memiliki nilai DO yang rendah, demikian sebaliknya nilai DO akan
tingi jika perairan tersebut memiliki suhu dan salinitas yang rendah. Demikian
juga terhadap lapisan permukaan air nilai DO suatuperairan akan semakin rendah
seiring dengan bertambahnya ke dalam perairan (Salmin, 2005).

Rustam (2010), menyatakan bahwa oksigen terlarut juga diperlukan untuk


mendekomposisi limbah organik dalam perairan. Kadar oksigen terlarut di
perairan yang baik untuk budidaya adalah < 3 mg/l. Namun untuk merombak/
mengurai 1 kg limbah organik pakan diperlukan oksigen terlarut sebesar 0,2 kg.
Sedangkan menurut (Lukman, 2011), diperlukan 1,42 gr oksigen untuk
melakukan perombakan limbah organik, baik yang tersuspensi maupun yang
mengendap di dasar perairan.

2.1.3. Salinitas
Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi
proses biologi dan secara langsung akan mempengaruhi kehidupan organisme
antara lain yaitu mempengaruhi laju pertumbuhan, jumlah makanan yang
dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan daya kelangsungan hidup. (Andrianto,
2005).

Salinitas air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut
dengan Refraktometer atau salinometer ( Alat Pengukur SalinitasAir ). Satuan
untuk pengukuran salinitas air adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil
(o/oo). Nilai salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt
( Salinitas air Tawar ), perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt

vii
( Salinitas air Payau ), dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt ( Salinitas air
Laut ).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Pengukuran kualitas air dilaksanakan pada Rabu 16 Juni 2016, bertempat
di Kolam Ikan Fakultas Perikanan Universitas Mataram.

viii
3.2. Saran
Metode praktikum yang digunakan adalah pengamatan lansung kualitas air
seperti Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitassebagai parameter Kimia.

3.3. Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang dipergunakan dalam pengukuran tiap
parameter dalampraktikum ini antara lain :

1. Do Meter Untuk Mengukur Oksigen Trelarut

2. pH Meter Untuk Mengukur pH Air

3. Refaktor Meter Untuk Mengukur Sanilitas Air

ix
4. Botol Sampel Untuk Mengambil Sampel Air

3.4. Pengukuran Kualitas Air Langsung di Lokasi Praktikum


Adapun prosedur pengukuran kualitas air pada praktikum Budidaya
Perairan yaitu

1. Pengukuran oksigen terlarut dengan menggunakan DO Meter. Sebelum


dilakukanpengukuran, DO Meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan
Aquades agarmendapatkan hasil yang akurat. DO Meter dimasukkan kedalam air
dan dibiarkan selama 3-5menit agar hasil dimonitor stabil. Pengukuran juga
dilakukan pada 3 stasiun atau tempat yang berbeda.

2. Pengukuran pH dngan menggunakan pH meter yang dimasukkan


kedalam perairanselama beberapa menit sampai pH meter meunjukkan atau
berhenti pada angka tertentu. Pengukuran juga dilakukan pada 3 tempat yang
berbeda.

3.Pengukuran salinitas air yaitu menggunakan Refraktometer, sebelumya


sampel air diambildengan menggunakan Pipet tetes, lalu di tetesi pada
Refraktometer. Kemudian dilihatberapajumlah garam-garam (dalam gram) di
dalam tiap 1000 gram air sampel yangdinyatakan dalam promil.

x
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran DO Salinitas PH

xi
1. 11,3 mg/1 0ppm 8,8
2. 11,0 mg/1 0pmm 8,7
3. 9,4 mg/1 0pmm 8,7

4.1. Parameter Kimia


1. Oksigen Terlarut

Menurut Brown (1987) peningkatan suhu 1oC akan meningkatkan


konsumsi oksigensekitar 10%.Untuk mempertahankan hidupnya, maka
makhluk hidup yang tinggal di air baiktanaman maupun hewan tergantung
pada kadar oksigen terlarut. Oksigen berfluktuasi secaraharian (diurnal)
dan musiman tergantung pada pencampuran (miksin) dan
prgerakan(turbulensi) massa air, aktifitas fotosintesis respirasi dan limbah
(effluent) yang masuk kebadan air. Di perairan air tawar, kadar oksigen
terlarut antara 15 mg/l pada suhu 0º C dan 8mg/l pada suhu 25ºC.Oksigen
sangatlah diperlukan bagi ekosistem yang dibudidayakan. Adanya
oksigensangatlah berpengaruh pada tingkat ketahanan Ekosistem (ikan) itu
sendiri untuk bisamempertahankan hidup.Kadar oksigen terlarut dalam
suatu wadah budidaya ikan sebaiknyaberkisar antara 7-9 ppm.
Konsentrasi oksigen terlarut ini sangat menentukan dalamaquakultur.
Kadar osigen terlarut dalam wadah budidaya ikan dapat ditentukan dengan
duacara yaitu dengan cara titrasi atau dengan menggunakan alat yang
disebut dengan DO meter(dissolved oxygen). Jika dibandingkan dengan
oxigen yang berada didalam.

2. pH

Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada
dalam keseimbangansehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam
air murni 1/10000000 teriokan sehinggapH air dikatakan sebesar 7.
Peningkatan ion hidrgen yang menyebabkan nilai pH turun dandisebutkan
sebagai larutan asam. Sebaiknya apabila ion hydrogen berkurang
akanmenyebabkan nilai pH naik dan keadaan seperti ini disebut sebagai
larutan basa. Kondisiperairan yang ebersifat sangat asam atau basa akan
membahayakan kelangsungan hiduporganism karna akan
menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan
respirasi.Disamping itu pH yang sangat rendah yang akan menyebabkan
mobilitas berbagai senyawalogam berat terutama ion aluminium yang
bersifat toksik. Semakin tinggi yang tentunya akanmengancam

xii
kelangsungan hidup organism air. Sedangkan pH yang tinggi akan
menyebabkankeseimbangan antara ammonium dengan amoniak dalam air
terganggu. Nilai pH suatuekosistem air dapat berfluktuasi terutama
dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis. Nilai pHyang ideal bagi kehidupan
organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5.Dikaitkan dengan pH
yang ada pada lokasi Penelitian maka pH yang ditunjukan sangatcocok,
sangat ideal bagi keberlangsungan organisme (ikan) yang akan
dibudidayakan

3. Salinitas

Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam
perairan.Pengertiansalinitas air yang sangat mudah dipahami adalah
jumlah kadar garam yang terdapat padasuatu perairan. Hal ini dikarenakan
salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatantotal didalam air
setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida
daniodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah
dioksidasi.Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala
macam garam yang terdapatdalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang
ada di air payau atau air laut pada umumnyaadalah Na, Cl, NaCl, MgSO4
yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.Salinitas
air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang
disebutdengan Refraktometer atau salinometer (Alat Pengukur
SalinitasAir). Satuan untukpengukuran salinitas air adalah satuan gram
per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilaisalinitas air untuk perairan
tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt ( Salinitas air Tawar ),perairan
payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt ( Salinitas air Payau ) dan
perairan lautberkisar antara 30–35 ppt.(Salinitas air Laut).

xiii
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dalam setiap kegiatan yang berhubungan denagn Aquakultur banyak hal
yang harusdiperhatikan, mulai dari hal-hal yang bersifat eksternal maupun
internal. Hal yang harus diperhatikan adalah parameter Kimia air semua hal yang
bersangkutan memiliki kaitan eratdengan Semakin Maksimalnya tingkat Kegiatan
Aquakultur yang dikelola. Dan keberadaan Organisme budidaya yang dikelola
akan memiliki Pertumbuhan dan perkembangan yang baiksehingga Pengelola
akan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.Berdasarkan hasil dan
pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :Kualitas air
diperairan tersebut seperti DO, pH, salinitas, itu sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup organisme yang ada diperairan itu dan untuk kadar kualitas

xiv
air diperairan harus baik dan memenuhi syarat untuk dapatmelakukan aktivitas
budidaya.

Berdasarkan hasil yang didapatkan maka kolam tersebut tergolong dalam


keadaan baik artinya kolam tersebut masih dapat mendukung kehidupan
organisme didalamnya.

5.2. Saran
Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, tentunya penyusun tidak
lepas darikesalahan-kesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari bahwa
laporan praktikum ini,masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya
penyusun sangat mengharapkan kritikserta saran yang membangun guna dalam
kesempurnaan dalam pembuatan laporan praktikumselanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Wardoyo S. (1981). Pengelolaan Kualitas Air. Fakultas Perikanan. Bogor.

http://.Gusrina.blogdetik.com/tag/parameter-air.html. (n.d.).

http://airlanggastudyclub.com/menganalisis-kualitas-air-suatu-kolam-atau-tambak-
part-1/. (n.d.).

http://dedisafrizal.blogdetik.com/tag/kualitas-air.html. (n.d.).

http://muhammadasarydevin.blogspot.com/2011/04/- limnologi.html. (n.d.).

xv

Anda mungkin juga menyukai