Anda di halaman 1dari 19
‘Aku Selalu Dekat dengan Allah Swt. Mengimani Allah Swt. melalui al-Asma’u al-Husna a a a a al-Karim al-Mu'min al-Wakil al-Matin al-Jami’ —al-AdI_—al-AKhir Diketahui dan diperolehnya nilai dan perilaku mulia 4 7 Pribadi —Pribadi_—Pribadi-—Pribadi = Pribadi «pg, © Pribadi yang =—-yangJujur/ yang yang yang yang Adil yang Dermawan Amanah Tawakkal Tangguh _Toleran Bertakwa Di unduh dari : Bukupaket.com Membuka Relung Hati Cermati wacana dan gambar berikut! Beragam cara ditempuh oleh manusia untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta yaitu Allah Swt. Cara tersebut ada yang melalui jalan merenung atau ber-tofakkur atau beréikir. Ada pula seseorang menjadi dekat dengan Allah Swt. yang disebabkan oleh musibah yang menimpanya. Demikianiah Allah Swt. membuka cara atau jalan bagi manusia yang ingin dekat dengan-Nya. Sebagai orang yang beriman, tentu saja. Sumber: Kemdktud kita herus mampu menempuh cara apa Gambar 1.1 pun agar dekat dengan Allah Swt. Kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya tentu saja akan mengantarkannya mendapatkan berbagai fasilitas hidup, yaitu kesenangan dan kenikmatan yang tiada tara. Bukankah seorang anak yang dekat dengan orang tuanya atau seorang pegawai bawahan dengan bosnya akan memberikan peluang atas segala kemudahan yang akan dicapainya. Jalanlainutukmendekatkan diri kepada Allah Swt. adalah melaluizikir. Zikir artinya mengingat Allah Swt, dengan menyebut dan memuji nama-Nya. Syarat yang sangat fundamental yang diperlukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. melalui zikir adalah kemampuan dalam menguasai nafsu. Selanjutnya menyebut nama Allah Swt. (a/-Asma’u al-Husné) berulang-ulang di dalam hati dengan menghadirkan rasa rendah hati (tawaddu’) yang disertai rasa takut karena merasakan keagungan- Nya. Zikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Berdikir pun tidak perlu menghitung berapa jumlah bilangan yang harus dizikirkan, yang penting adalah zikir harus benar-benar menghujam gi dalam kalbu. Selain melalui Zikir, mendekatkan diri kepada Allah Swt. dapat pula dilakukan melalui perbuatan atau amatiah sehari-hari, yaitu dengan selalu meniatkan bahwa yang kita lakukan adalah semata-mata hanya karena taat mematuhi aturan main- Nya. Misalnya, kita berbuat baik kepada tetangga bukan karena ia baik kepada kita, tetapi semata-mata karena Allah Swt. menyuruh kita untuk berbuat demikian. Kita bersedekah bukan karena kasihan, tetapi semata-mata karena Allah Swt memerintahkan kita untuk mengeluarkan sedekah membantu meringankan beban orang yang sedang dalam kesulitan. Hal ini mestinya dapat kita lakukan karena bukankah pada waktu kecil dulu kita mampu patuh melaksanakan perintah dan nasihat orang tua? Mengapa sekarang kita tidak sanggup patuh pada perintah- perintah Allah Swt? Jika Saat dapat kite kerjakan karena semata-mata tat mematuhi perintah Allah Swt., rasanya mustahil bila kita tidak dapat bersikap demikian pada perbuatan-perbuatan lainnya! SDDS Aktivitas 1: Kamu tentu pernah mengalami sakit atau musibah baik ringan atau berat. Ceritakan pengalamanmu tersebut, kemudian bagaimana cara kamu menyikapi kehadiran Allah saat itu? Apakah Allah akan hadir dengan pertolongan-Nya, ataukah Allah akan membiarkanmu dalam kesusahan? Mengkritisi Sekitar Cermati wacana berikut! Manusia adalah makhluk yang sering lupa dan sering berbuat kesalahan. “Al- Insanu mahallul kha!é wa an-nisyan.” Demikian bunyi sebuah hadis yang artinya, “manusia itu tempatnya salah dan lupa.” Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda, “Kullu Bani Adama khajaun wa khairul khaté at-tdibina.” (Setiap keturunan Adam as. pasti melakukan kesalahan, dan orang yang baik adalah yang kembali dari kesalahan/dosa) Berdasarkan kedua hadis tersebut, manusia memiliki sifat dan karakter yang sering berbuat kesalahan dan lupa. Artinya, tidak ada seorang pun yang terbebas dari kesalahan can lupa. Namun demikian, tidaklah benar jika dikatakan bahwa tidak mengapa seseorang melakukan kesalahan dengan dalih bahwa hal tersebut merupakan sifat manusia Sebagai seorang yang beriman, kita cituntut untuk selalu melakukan refleksi an perenungan terhadap apa yang telzh kita perbuat. Ketika seseorang terlanjur melakukan kesalahan, bersegeralah ia untuk kembali ke jalan yang benar dengan bertaubat dan tidak mengulanginya lagi. Demikian pule sifat lupa, ia kadang menjadi sebuah nikmat dan juga bencana. Lupa bisa menjadi nikmat manakala seseorang terlupa dengan kejadian sedih yang pernah menimpanya. Dapat dibayangkan, betapa sengsaranya jika seseorang tidak dapat melupakan kisah sedih yang pernah

Anda mungkin juga menyukai