Anda di halaman 1dari 15

BIOKIMIA KEBIDANAN

LEMAK

Disusun Oleh :

Annisa yuliantes 1915201001

Cici Rahma Dea 1915201002

Cindy Marina Br. Panjaitan 1915201003

Elvira 1915201004

Ketrin Mitra Kapprila 1915201005

Maya Lestari 1915201006

Nanda Suryani 1915201007

Novi Elvina Sari 1915201008

Nurul Fadhilah 1915201009

Pretika Sri Wahyuningsih 1915201010

Ramadhani 1015201011

Siti Aisyah Nst 1915201013

Sry Rizky 1915201015

Syafira Apriliani 1915201016

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah biokimi kebidanan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing bapak wahyu ramadhan yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru,29 oktober 2021

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................

1.1. Latar Belakang .............................................................................................


1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................
1.3. Tujuan…………………………………………………………………….
BAB II. PEMBAHASAN .........................................................................................

2.1 Pengertian lemak ............................................................................................


2.2 Struktur lemak……………………………………………… ………………
2.3 Sifat fisika kimia lemak…………………………………………………….
2.4 Fungsi lemak ……………………………………………………………..
2.5 Sumber lemak………………………………………………………………
2.6 Pencernaa, absorbs, dan transportasi lemak……………………………….
2.7 Metabolisme lemak………………………………………………………….

BAB III. Penutup ...................................................................................................

3.1. Kesimpulan ..................................................................................................


DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Lemak merupakan salah satu zat makanan yang paling penting untuk menjaga kesehatan
tubuh. Terdapat beberapa fungsi lemak dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi yang paling
tinggi, pelindung organ dalam tubuh, berfungsi dalam pembentukan dinding sel, membantu
dalam melarutkan vitamin dan berfungsi dalam pembentukan jaringan adipose. Lemak
menghasilkan 9 kkal untuk tiap gramnya, yaitu 2,25 kali lebih tinggi dari energi yang
dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama (Gifari, 2011). Ditinjau
dari segi nutrisi, komponen lemak yang penting adalah trigliserida, fosfolipida, kolesterol,
asam-asam lemak dan gliserol serta vitamin-vitamin yang terlarut dalam lemak (Soepamo,
1989).

Konsumsi lemak, terutama asam lemak jenuh (saturated fatty acids), asam lemak tidak
jenuh trans (trans unsaturatedfatty acids), dan kolesterol merupakan faktor yang dapat
meningkatkan low density lipoprotein (LDL) dalam darah dan mempertinggi risiko
terjadinya penyempitan pembuluh darah koroner yang mengakibatkan manusia menderita
penyakit jantung koroner (Supari, 2002). Hal ini disebabkan karena hampir seluruh
trigliserida (90%) terutama yang bersifat jenuh bisa diserap tubuh dengan mudah, sementara
kolesterol makanan yang dapat diserap tubuh hanya 20-50% (Apriadji, 2003)

1.2.Rumusan masalah
1. Apa itu lemak ?
2. Bagaimana struktur lemak ?
3. Apa sifat fisika dan kimia lemak ?
4. Apa fungsi lemak ?
5. Dari mana sumbernya lemak ?
6. Bagaimana pencernaan,absorbi dan transportasi lemak?
7. Bagaimana metabolisme lemak ?

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang lemak
2. Untuk mengetahui struktur lemak
3. Untuk mengetahui sifat fisika kimia lemak
4. Untuk mengetahui fungsi lemak
5. Untuk mengetahui sumber lemak
6. Untuk mengetahui pencernaan, absorbsi, dan transportasi lemak
7. Untuk mengetahui metabolisme lemak
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.pengertian lemak

Lemak adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air, tetapi dapat larut
dalam pelarut organik seperti kloroform, eter, dan benzen. Unsurpenyusun lemak antara lain
adalah Karbon(C), Hidrogen (H), Oksigen(O), dan kadang-kadang Fosforus (P) serta Nitrogen
(N) (Hardinsyah, 2014). Lemak adalah senyawa molekul besar dan terbentuk dari molekul yang
lebih kecil melalui reaksi dehidrasi Lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil :
gliserol dan asam lemak.

Gliserol adalah sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon, yang masing – masing
mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang,
umumnya 16 sampai 18 atom karbon panjangnya. Salah satu ujung asam lemak itu adalah
―kepala‖ yang terdiri atas suatu gugus karboksil, gugus fungsional yang menyebabkan molekul
ini disebut asam lemak. Yang berakaitan dengan gugus karboksil itu itu adalah hidrokarbon
panjang yang disebut ―ekor‖.

2.2.struktur lemak

Lemak tergolong ester. Lemak sederhana adalah trigliserida (ester) yang terbuat dari sebuah
molekul gliserol yang terikat pada tiga asam karboksilat (asam lemak).

Asam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam stearat
(C17H35COOH), asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleate (C17H29COOH).
Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak
adalah suatu trigliserida. Struktur umum molekul lemak seperti terlihat pada gambar di bawah
Struktur umum lemak
Pada rumus struktur di atas , R1-COOH, R2-COOH, dan R3-COOH adalah molekul asam lemak
yang terikat pada gliserol. Ketiga asam lemak itu boleh sama (disebut asam lemak sederhana)
dan boleh berbeda (disebut asam lemak campuran). Tetapi pada umumnya molekul asam lemak
terbentuk dari dua atau lebih macam asam lemak. Sebagai contoh, salah satu komponen minyak
kapas mempunyai struktur sebagai berikut.

Komponen minyak kapas

2.3.sifat fisika kimia lemak


1) sifat fisika
a. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di antaranya disebabkan kandungan asam
lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap sehingga mempunyai titik
lebur yang tinggi.
b. Lemak juga dapat memiliki sifat plastis.

Artinya mudah dibentuk atau dicetak atau dapat diempukkan (cream), yaitu dilunakkan
dengan pencampuran dengan udara. Lemak yang plastis biasanya mengandung kristal gliserida
yang padat dan sebagian trigliserida cair. Bentuk ukuran kristal gliserida memengaruhi sifat
lemak pada roti dan kue. Bila suatu lemak didinginkan, maka jarak antarmolekul menjadi lebih
kecil. Jika jarak antarmolekul tersebut mencapai 5 A°, maka akan timbul gaya tarik-menarik
antara molekul yang disebut gaya Van der Walls. Besar gaya ini hanya bisa dihitung pada
molekul yang berantai panjang, seperti asam lemak dengan massa molekul relatif tinggi. Akibat
adanya gaya ini, radikal-radikal asam lemak dalam molekul lemak akan tersusun berjajar dan
saling bertumpuk serta berikatan membentuk kristal. Kristal lemak mempunyai bentuk polimer,
yiatu α, β, β' (intermediate) yang masing-masing memiliki sifat berbedabeda. Perhatikan sifat
kristal lemak bentuk polimer α , β, dan β' berikut.

Tabel 1. Sifat Fisika Kristal Lemak

Bentuk polimer Sifat fisika Ukuran (μm)


α Rapuh, transparan, pipih 5
β' Jarum halus 1
β Besar-besar dan berkelompok 25 – 50, kadang-kadang 100

Bentuk polimer yang khas pada suatu lemak tergantung pada kondisi bentuk kristalnya
itu, dan perlakuan terhadap lemak tersebut. Jika lemak didinginkan, terbentuk kristal α yang
segera menghilang berubah menjadi bentuk yang halus (β' ). Pada beberapa lemak bentuk β' ini
stabil, tetapi dalam lemak lainnya kristal β' ini berubah menjadi bentuk intermediat dan akhirnya
berubah menjadi bentuk β yang besar.

Kristal-kristal ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga mengakibatkan lemak
mempunyai beberapa titik lebur. Misalnya, tristearin dengan tiga bentuk polimer mempunyai
titik cair 64,2 °C; 53 °C; dan 71,7 °C. Perbedaan titik cair ini menyebabkan lemak mulai mencair
pada suhu 53 °C, yang kemudian segera membeku kembali. Bila perlahan-lahan dipanaskan lagi,
lemak akan mencair lagi pada suhu 64,2 °C.

Perlakuan dengan perbedaan suhu dapat berperan dalam pembentukan kristal yang halus atau
kasar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam industri pangan; misalnya untuk mentega
berbeda dengan untuk minyak salad, kembang gula, atau ice cream.

c. Titik Lebur Lemak

Pada bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida. Oleh karena itu, titik lebur lemak
dan minyak berada pada suatu kisaran suhu. Lemak dan minyak juga mempunyai sifat tekstur
dan daya pembentuk krim yang bervariasi. Kekuatan ikatan antara radikal asam lemak dalam
kristal mempengaruhi pembentukan kristal. Hal ini berarti juga mempengaruhi titik cair lemak.
Makin kuat ikatan antar molekul asam lemak, makin banyak panas yang diperlukan untuk
mencairkan kristal. Asam lemak dengan ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan panas yang
lebih sedikit, sehingga energi panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal-kristalnya makin
sedikit dan titik leburnya akan lebih rendah. Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi
juga oleh sifat asam lemak, yaitu gaya tarik antara asam lemak yang berdekatan dalam kristal.
Gaya ini ditentukan oleh panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada
asam lemak tidak jenuh. Makin panjang rantai C, titik cair akan semakin tinggi. Titik lebur
menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap. Hal ini dikarenakan ikatan antarmolekul
asam lemak tidak jenuh kurang kuat.
d. bilangan iodium

bilangan iodium adalah suatu ukuran dari derajat ketidakjenuhan. Lemak tidak jenuh dengan
mudah dapat bergabung dengan iodium (tiap ikatan rangkap dengan lemak dapat mengambil dua
atom iodium). Bilangan iodium ditetapkan sebagai jumlah gram iodium yang diserap oleh 100
gram lemak.

Tabel 2. Bilangan iodium dari beberapa lemak dan minyak

Sumber Bilangan iodium


Minyak kelapa 8 – 10
Minyak jagung 115 – 127
Minyak wijen 79 – 90
Minyak kacang kedelai 130 – 138
Lemak daging sapi 35 – 45
Lemak babi 50 – 65
Lemak unggas 80

Berdasarkan Tabel 2. bilangan iodium 130 untuk minyak kacang kedelai menunjukkan derajat
ketidakjenuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa (bilangan iodium 8).

e. Bilangan Penyabunan

Bila lemak dipanaskan dengan alkali seperti natrium hidroksida, maka lemak pecah menjadi
gliserol dan garam alkali dari asam-asam lemak. Garam-garam alkali tersebut dinamakan sabun
dan prosesnya disebut penyabunan. Jumlah alkali yang dibutuhkan dalam reaksi penyabunan
dinamakan bilangan penyabunan.

2) Sifat Kimia Lemak


a. Oksidasi dan Ketengikan

radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi
seperti cahaya, panas, peroksida; lemak atau hidroperoksida; logam-logam berat seperti Cu, Fe,
Co, dan Mn; logam porfirin seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan enzim-enzim
lipoksida.

Perhatikan reaksi oksidasi pada asam lemak berikut


Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh mengalami
oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh pembentukan
senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah
pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh radiasi energi tinggi, energi
panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa dengan rantai C lebih pendek ini adalah
asam-asam lemak, aldehida-aldehida dan keton yang bersifat volatil dan menimbulkan bau
tengik pada lemak. Perubahan-perubahan selama oksidasi ini dapat diikuti dengan
spektrofotometer ultraviolet dengan absorpsi pada panjang gelombang 232 nm.

Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.


Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan menghambatnya.
Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin. Wadah lebih
baik terbuat dari aluminium atau stainless steel. Lemak harus dihindarkan dari logam besi atau
tembaga. Bila minyak telah diolah menjadi bahan makanan, pola ketengikannya akan berbeda.
Kandungan gula yang tinggi mengurangi kecepatan timbulnya ketengikan, misalnya biskuit yang
manis akan lebih tahan daripada yang tidak bergula. Adanya antioksidan dalam lemak akan
mengurangi kecepatan proses oksidasi. Antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati,
dan kadang-kadang sengaja ditambahkan.

b. Hidrolisis Lemak

Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak jika ada air. Reaksi ini dipercepat
oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase
sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak.
Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak rendah (lebih kecil dari C14)
seperti pada mentega, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Hidrolisis sangat menurunkan
mutu minyak goreng. Minyak yang telah terhidrolisis, menjadikan smoke point-nya menurun.
Selama penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan
harus dihilangkan dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang
lebih baik mutunya.

2.4.Fungsi lemak

Lipida adalah segolongan senyawa yang berasal dari makhluk hidup relatif tidak larut dalam air,
akan tctapi larut dalam zat-zat pelarut nonpolar. Berlainan dengan karbohidrat atau protein, yang
masing-masing memiliki struktur dasar yang sama, lipida terdiri atas bermacam-macam senyawa
heterogen dengan struktur yang berbeda satu dengan yang lain. Tiap-tiap jenis lipida dapat
mempunyai fungsi sendiri dalam tubuh (Albert,L. Lehninger., 2000).

a. Lipida penting bagi tubuh karena peranannya dalam berbagai fungsi metabolisme. Sebagai
sumber energi sejumlah besar energi dapat dihasilkan dan oksidasi asam-asam lemak dalam
tubuh. Penggunaan lipid yang berlebih harus diimbangi dengan pemberian karbohidrat, kalau
tidak akan terjadi perlemakan hati, ketosis (secara patologis/ terjadi kelaian keadaan tubuh
yang di dalam dan di luar dengan cara pemeriksaan darah).
b. Sebagai bahan cadangan penghasil energi, untuk disimpan dalam tubuh, sewaktu-waktu
dapat diubah-ubah menjadi energi pada saat tubuh kekurangan sumber energi, untuk
keperluan ini lipida disimpan tertama sebagai TG dan juga phospolipid. Untuk menghasilkan
energi TG terlebih dahulu harus dihidrolisis (peristiwa lipolisis) untuk membebaskan asam-
asam lemak selanjutnnya akan dioksidasi. Sebagai bahan simpanan energitrigliserida adalah
sangat sesuai karena nilai kalorinya yang tinggi.
c. Sebagai isolator panas: jaringan lemak di bawah kulit mengurangi panas tubuh.
d. Sebagai pelindung organ-organ penting dari trauma mekanik:

beberapa organ penting diliputi semacam kapsul yang terdiri dari jaringan lemak, yang mampu
meredam sebagian energi yang terjadi benturan.

- Sebagai penentu ciri kelamin sekunder.


- Sebagai bahan penyusun membran sel.

2.5.Klasifikasi lemak

Berdasarkan komposisi kimianya, lemak terbagi menjadi 3 (Hardinsyah, 2014), yaitu :

a. Lemak Sederhana / Netral (Trigliserida)

Lemak sederhana tersusun oleh trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam lemak
(Hardinsyah, 2014). Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax), malam, atau plastisin
(lemak sederhana yang padat pada suhu kamar), dan minyak (lemak sederhana yang cair pada
suhu kamar).

b. Lemak Campuran

Lemak campuran merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan lemak. Contoh
lemak campuran adalah lipoprotein (gabungan antaralipid dan dengan protein), fosfolipid
(gabungan antara lipid dan fosfat), serta fosfatidilkolin (yang merupakan gabungan antara lipid,
fosfat, dan kolin).

c. Lemak Asli (Derivat Lemak)

Derivat lemak adalah senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid, misalnya kolesterol
dan asam lemak. Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak dibedakan menjadi 2 (Hardinsyah,
2014), yaitu:

- C.1. Asam lemak Jenuh


Bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh dan pada umumnya berwujud padat
pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal dari lemak hewani, misalnya mentega. krim, keju,
minyak samin, lemak babi, es krim , dan lemak yang menempel pada daging.

- C.2. Asam lemak tidak jenuh


Bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan umunya berwujud cair pada
suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh berasal dari lemak nabati, misalnya minyak zaitun,
minyak canola, minyak dari biji matahari, minyak wijen, minyak kacang, alpukat, buah
zaitun, aneka kacang ( kacang mete, kacang tanah, almond ). Sedangkan hasil tanaman yang
mengandung banyak lemak jenuh diantaranya adalah minyak kelapa, minyak biji kapas,
minyak inti sawit, dan mentega coklat. Produk dan makanan yang diproses dari bahan
dengan lemak jenuh dipastikan akan mengandung lemak jenuh tinggi.

2.6.Sumber lemak

Berdasarkan sumbernya lemak dibedakan menjadi 2 yaitu dari tanaman dan hewan.
Klasifikasinya sebagai berikut : (Suniastuti, 2008).

a. Minyak dan Lemak dari tanaman (Nabati)


Diperoleh dari biji-bijian seperti tanaman jagung, kacang tanah, wijen, kedelai, bunga
matahari, kelapa sawit dll. Lemak nabati mempunyai kandungan fitosterol dan asam lemak
tak jenuh yang banyak sehingga pada umumnya lemak nabati berbentuk cair.
b. Minyak dan Lemak dari hewan (Hewani)
Diperoleh dari hewan darat seperti tallow (minyak hewan sapi), lemak babi (Lard), minyak
ikan, minyak hewan laut seperti ikan paus, dan minyak ikan sarden. Lemak hewani banyak
mengandung sterol yang disebut dengan kolesterol, sehingga lemak hewani berbentuk padat

2.7.Pencernaan, absorpsi, dan transportasi lemak


A. Pencernaan Lemak oleh Tubuh
Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh melalui serangkaian tahapan
panjang, baik secara mekanis maupun kimiawi.
1. Rongga Mulut

Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga mulut. Gigi melakukan fungsinya
dalam meremahkan dan menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan kelenjar air ludah
yang terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim lipase lingual yang berfungsi untuk
meminimalkan ukuran lemak agar lebih halus secara kimiawi.

2. Esofagus dan Lambung

Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan dan melewati esophagus
secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak sama sekali mengalami proses apapun. Ia
hanya lewat untuk kemudian masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung, lemak akan
bercampur dengan bahan makanan lain untuk kemudian digiling secara mekanis melalui
gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui penambahan asam lambung (HCl) yang
diproduksi oleh dinding lambung.

3. Usus halus

Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus halus. Menyadari bahwa suatu zat
hanya dapat dicerna jika terlarut dalam air, sedangkan lemak atau minyak tidak bisa
bercampur dengan air, maka untuk dapat mencerna bahan satu ini proses emulsifikasi lemak
mutlak diperlukan. Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke usus dua belas
jari. Masuknya lemak ke organ ini, secara biologis akan membuat kantung empedu
menghasilkan cairannya. Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat yang mampu
mengemulsikan lemak dan merubah ukurannya menjadi 300 kali lebih kecil dari ukuran
semula. Dengan bantuan enzim lipase dari pankreas, emulsi lemak kemudian dihidrolisis
menjadi asam lemak dan gliserol. Keduanya akan bereaksi dengan garam empedu untuk
kemudian menghasilkan butir-butir lemak (micel) yang siap diabsorpsi oleh usus kosong
(jejunum) dan usus penyerapan (ileum)

4. Usus Besar dan Anus

Orang dewasa umumnya dapat mencerna dan menyerap lemak maksimal 95% dari
keseluruhan makanan yang dikonsumsinya. Adapun 5% lemak yang tidak diserap akan
mengalir menuju usus besar untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses

B. Absorpsi lemak

Hasil pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus
dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk bentuk gliserol,
asam lemak rantai pendek (C4- C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-C10) dapat langsung
diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan rantai panjang, monogliserida
harus diubah menjadi trigliserida dahulu. Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolestrol,
fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron (jenis lipoprotein—
alat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan – jaringan adiposa melewati limfe
menuju ke darah.

C. Transportasi

Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas bergabung
dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk
mengemas trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron. Pada dasarnya
kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses ini menyerupai kegiatan
lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi lemak makanan selama proses
pencernaan.
Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam usus
halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini
tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan
lipoprotein. Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu kilomikron, low density
lipoprotein(LDL), very low density lippoprotein(VLDL), dan high density lippoprotein (HDL).
Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan kilomikron.
Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk kemudian
melalui duktus torasikus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan
seterusnya masuk ke dalam aliran darah.

2.8.Metabolisme lemak

Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbs disimpan oleh tubuh dalam jaringan
adipose. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari tempat penyimpanan dalam hati diubah menjadi
gliserol dan asam lemak, bentuk yang paling mudah dapat digunakan dalam tubuh. Bila lemak
terus di metabolisme dalam hati maka akan terdapat ampas berupa zat keton yang hanya terbatas
penggunaanya. Kalau banyak dihasilkan di hati maka akan menjadi kalori dalam darah, dan hal
ini terjadi pada saat kelaparan karena tubuh tidak mempunyai sesuatu untuk digunakan selain
dari lemak di dalam jaringan adipose.

Pencernaan : lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga lipase pancreas dan
lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.

Absorbsi : gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurkan ke duktus dan masuk ke aliran darah,
kemudain dialirkan ke seluruh jaringan tubuh. Hati membantu mengoksidasi lemak dan
mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan, lemak dioksidasi untuk member panas dan
tenaga serta lemka yang disimpan mengandung vitamin A dan B. produksi buangan hasil
pembakaran lemak dalam jaringan akan dieksresikan oleh paru-paru dalam bentuk air dan
karbondioksida melalui kulit dalam bentuk keringat, ginjal dalam bentuk urine serta saluran
pernernaan dalam bentuk feases.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Lemak adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air, tetapi dapat larut
dalam pelarut organik seperti kloroform, eter, dan benzen. Unsurpenyusun lemak antara lain
adalah Karbon(C), Hidrogen (H), Oksigen(O), dan kadang-kadang Fosforus (P) serta Nitrogen
(N) (Hardinsyah, 2014). Lemak adalah senyawa molekul besar dan terbentuk dari molekul yang
lebih kecil melalui reaksi dehidrasi Lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil :
gliserol dan asam lemak.

Lipid adalah segolongan senyawa yang berasal dari makhluk hidup relatif tidak larut
dalam air, akan tctapi larut dalam zat-zat pelarut nonpolar. Berlainan dengan karbohidrat atau
protein, yang masing-masing memiliki struktur dasar yang sama, lipida terdiri atas bermacam-
macam senyawa heterogen dengan struktur yang berbeda satu dengan yang lain. Tiap-tiap jenis
lipida dapat mempunyai fungsi sendiri dalam tubuh (Albert,L. Lehninger., 2000).
DAFTAR PUSTAKA

Adhiyani, C. 2013. Hubungan Usia dan Konsumsi Makanan Berlemak dengan Kolesterol Total
pada Lansia di Kelurahan Serengan Surakarta.Program Diploma Akademi Analisis Kesehatan
Nasional Surakarta. Surakarta.

Almatsier, S. 2008. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Lustiyati, Elisabeth Deta. 2009. Aktif Belajar Kimia untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Koolman,Jan.,dan Rohm,Klaus-Hainrich.(2000).Atlas Berwarna dan Teks Biokimia.Jakarta:
Hipokrates Montgomery,rex.,Dryer,Robert L.,Conway,Thomas W.,Spector,Athur A.(1993).

Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus.Yogyakarta: Gajah Mada University Press


syaifuddin.(2006).

Dr. Ir. Sri Wahjuni, M.Kes.2013._METABOLISME BIOKIMIA_Denpasar:Udayana University


Press.
Mokoginta, I., D. Jusadi, and T. L. Pelawi. "Pengaruh pemberian Daphnia sp. yang diperkaya
dengan sumber lemak yang berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan
nila (Oreochromis niloticus)." Jurnal Akuakultur Indonesia 2.1 (2003): 7-11.

Kabangnga, Naftali, et al. "Pengaruh sumber lemak pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan,
retensi, serta koefisien kecernaan nutrien pakan pada ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis."
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 10.5 (2017): 71-79.

https://www.academia.edu/34692753/MAKALAH_BIOKIMIA_LEMAK_

Anda mungkin juga menyukai