GINEKOLOGI
OLEH :
NI KOMANG MARIASIH
164201021051
2021-2022
1
ANATOMI DAN FISIOLOGI ALAT KANDUNGAN
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ genetalia luar (eksterna) dan organ
genetalia dalam (interna) yang terletak di dalam rongga panggul.
1. Organ Genetalia Luar (Eksterna) :
Mons veneris / Mons pubis merupakan bagian yang menonjol di bagian depan
simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa
tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak
kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan
2
hubungan seks.
Klitoris merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan
letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh
darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog dengan penis laki-
laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan
seksual.
Vestibulum merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum
terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina.
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan
kimia, panas, dan friksi.
Perinium merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
Kelenjar Bartholin : kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat
rapuh dan mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
Himen (Selaput dara) merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat
rapuh dan mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
Fourchette merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis tengah
berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis
terletak di antara fourchette dan himen.
3
Ovarium atau indung telur berada di sisi kanan dan kiri rongga panggul yang
bersebelahan dengan bagian rahim atas. Alat atau organ reproduksi wanita yang
satu ini bertanggung jawab untuk memproduksi hormon seperti estrogen,
progesteron dan ovum atau yang biasa disebut sel telur.
Tuba Falopi memiliki bentuk seperti saluran bercorong yang masing-masing
membentang dari ujung kanan dan kiri pada rahim atas ke ujung ovarium. Organ
reproduksi yang satu ini mempunyai fungsi untuk mengangkut ovum dan
membawanya ke dalam infundibulum (bagian ujung tuba falopi) menuju rahim.
Pembuahan sel telur dengan sperma juga terjadi di tuba falopi. Kemudian, telur
yang sudah dibuahi pindah dan ditanamkan pada lapisan rahim.
Ovarium. berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum,
ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon steroid. Letak : Ovarium ke arah
uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada
ligamentum latum melalui mesovarium
4
FERTILISASI DAN KEHAMILAN
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi yang berlangsung dalam kurun waktu 40 minggu
atau 9 bulan.
Fertilisasi adalah proses ketika sel telur bertemu sel sperma dan bersatu membentuk
zigot, lalu berkembang menjadi embrio sebagai cikal bakal pembentukan janin.
Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba faloppi dan jika salah satu
sperma masuk ke tuba falopi dan dapat menembus corona radiata (dengan bantuan
CPE) maka terjadilah fertilisasi (pembuahan).
Penembusan zona pellusida
Zona pellusida adalah perisai glikoprotein disekeliling oosit, yang mempermudah
dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi krosom. Sel telur
akan mengubah dirinya sehingga tidak ada sperma lain bisa masuk (membuahi).
Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid
(44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita
dan XY untuk laki-laki. Jika yang membuahi sperma yang berkromosom Y, maka
jadi anak laki-laki. Sedangkan jika yang membuahi berkromosom X, maka jadi anak
perempuan.
Nidasi adalah penanaman sel telur yang sudah dibuahi kedalam dinding uterus pada awal
kehamilan. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan segera membelah diri membentuk
bola padat terdiri atas sel-sel anak yang lebih kecil yang disebut blostomer. Nidasi terjadi
karena trofoblas mempunyai daya untuk menghancurkan sel-sel endometrium. Tempat
nidasi biasanya pada dinding depan dan dinding belakang di daerah fundus uteri.
Pembuluh darah endometrium pecah dan sebagian wanita akan mengalami pendarahan
ringan akibat implantasi.
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta yang berlangsung pada
minggu 12-18 setelah fertilisasi.
5
Plasenta adalah lapisan yang memisahkan darah maternal dengan darah fetal, hanya
molekul-molekul tertentu saja yang benar-benar tidak dapat melaluinya. Fungsi plasenta
yang amat penting saat kehamilan antara lain :
1. Pemasok Nutrisi
2. Pencernaan
3. Respirasi
4. Ekskresi
5. Penyimpanan
6. Barrier penyaring darah ibu
7. Imunitas
8. Fungsi endokrin
9. Menghasilkan HCG
10. Menghasilkan Estrogen
11. Menghasilkan Progesteron
12. Menghasilkan Hormon Laktogen
Cairan Amnion
Air ketuban adalah cairan yang mengisi rongga amnion yang terbentuk pada hari ke10
setelah pembuahan. Komposisinya terdiri dari 98% air dan sisanya garam organic dan
anorganik. Volume cairan ketuban normal saat aterm 1500-2000 mL. Fungsi cairan
ketuban :
1. Agar janin dapat bergerak dengan bebas
2. Menjaga temperature
3. Mencegah trauma langsung
4. Mencegah perlengketan janin dengan selaput ketuban
5. Pada persalinan ikut membantu dilatasi serviks
6
HIV DALAM KEHAMILAN
Masa inkubasi dari paparan menuju penyakit klinis rata-rata tiga hingga enam
minggu. Infeksi HIV akut sangat mirip dengan sindrom infeksi virus lain dan biasanya
bertahan kurang dari 10 hari. Gejala umum adalah demam, lemas, kemerahan di kulit, pusing,
7
limfadenopati, faringitis, mialgia, mual, dan diare. Setelah gejala mereda, tingkat viremia
biasanya akan menurun.
Pemeriksaan Penunjang :
1. Enzyme-Linked Immunosorbent Assay / Enzyme Immunoassay (ELISA/EIA)
2. Polymerase Chain Reaction (PCR)
3. Western Blot Confirmatory Test
Pencegahan penularan HIV dan sifilis pada ibu hamil yang terinfeksi HIV dan sifilis
ke janin/bayi yang dikandungnya mencakup langkah-langkah sebagai berikut :
1. Layanan antenatal terpadu termasuk tes HIV dan sifilis.
2. Menegakkan diagnosis HIV dan/atau sifilis.
3. Pemberian terapi antiretroviral (untuk HIV) dan Benzatin Penisilin (untuk sifilis) bagi
ibu.
4. Konseling persalianan dan KB pasca persalinan.
5. Konseling menyusui dan pemberian makanan bagi bayi dan anak, serta KB.
6. Konseling pemberian profilaksis ARV dan kotrimoksazol pada anak.
7. Persalinan yang aman dan pelayanan KB pasca persalinan.
8. Pemberian profilaksis ARV pada bayi.
9. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan keperawatan bagi ibu selama hamil,
bersalin dan bayin