Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen pada Mata kuliah Material Teknik Elektro . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Polarisasi
Dielektrik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL …………………………… i
A. Simpulan ……………………………………………………
B. Saran …………………………………………………………
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dielektrik adalah sejenis bahan isolator listrik yang dapat dikutubkan
(polarized) dengan cara menempatkan bahan dielektrik dalam medan listrik. Bahan dielektrik
yaitu bahan yang apabila diberikan medan potensial (tegangan) dapat mempertahankan
perbedaan potensial yang timbul diantara permukaan yang diberikan potensial tersebut.
Fungsi dari bahan listrik dielektrik diantaranya: 1) Menyimpan energy listrik (dalam bentuk
muatan) misalnya kapasitor. 2) Memisahkan bagian bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan (isolator) misalnya: plastic, celah udara tansformator, mica, gelas, porselin,kayu,
karet ,dll. Definisi bahan dielektrik adalah zat yang dapat digunakan untuk memperbesar
kapasitas kapasitor. Bahan dielektrik biasanya terikat kuat oleh masing-masing atom
sehingga tidak dapat bergerak walaupun bahan itu berada dalam medan listrik. Bila suatu
bahan dielektrik diletakkan dalam medan listrik, maka dipol listrik yang terjadi akan
mengarahkan diri sehingga permukaan bahan akan timbul muatan-muatan listrik induksi.
Muatan-muatan ini akanmenimbulkan medan listrik baru di dalam bahan yang arahnya
berlawanan dengan medan listrik luar akibatnya medan listrik di dalam bahan menjadi lebih
lemah, yaitu 1/𝑘 kali medan listrik luar, sedangkan k merupakan tetapan dielektrik. Sering
dikatakan bahwa bahan konduktor memiliki tak terbatas persediaan muatan yang bergerak
bebas melalui bahan.Dalam prakteknya, biasanya diartikan bahwa ada beberapa electron (satu
atau dua per atom dalam tipe logam), tidak terhimpun dalam inti khusus, tetapi berkeliaran
bebas.Di dalam dielektrik kebalikan dengan konduktor, yaiut seluruh muatan diikat oleh
atom-atom khusus (menurut jenisnya) atau molekul.Muatan-muatan itu terikat erat dan
mereka semua dapat melakukan gerak sedikit dalam molekul.Pergeseran ini tidak dramatis
seperti penyusunan kembali besar muatan-muatan dalam konduktor.Pergeseran mikroskopik
merupakan efek komulatif untuk watak /karakter bahan dielektrik yang berupa peregangan
(stretching) dan perputaran untuk menormalkan distribusi muatan (rotating).
Pengertian Dielektrik
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau
bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas.Tidak seperti
konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas
bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan
menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan
bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua elektron-
elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur regangan (lattices)
benda padat, atau dalam hal cairan atau gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat
bersama-sama sehingga tiap aliran massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena
itu, jika suatu dielektrik diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di
mana muatan tadi ditempatkan. Dielektrik merupakan suatu isolator. Isolator merupakan
suatu bahan yang sulit menghantarkan arus listrik. Dilektrik tidak memiliki pembawa muatan
bebas, namun dielektrik memiliki inti yang positif dan elektron yang bermuatan negatif.
Karena muatanmuatannya telah berpasang-pasangan maka sulit bagi bahan dielektrik untuk
berinteraksi atau bertumbukan dengan muatan-muatan lain diluar dielektrik.
2.2 Polarisasi Meskipun tidak ada perpindahan muatan ketika dielektrik-dielektrik dipengaruhi suatu
medan listrik, tetapi terjadi pergeseran sedikit pada muatan negative dan positif dari atom-atom atau
molekul dielektrik , sehingga memiliki kelakuan seperti dipole sangat kecil. Pada dielektrik tersebut
dikatakan terjadi pengutuban atau dalam keadaan terkutubkan ketika dipole-dipole ditampilkan.
Suatu dielektrik papan marmer permitivitasnya 𝜀 (gambar 2) dalam ruangan hampa. Medan listrik
serba sama𝐸̅ diterapkan pada aras normal, menyebabkan polarisasi dalam dielektrik, yaitu dipole-
dipole atom induksi menembus papan marmer. Hasil akhir dari polarisasi adalah menghasilkan
lapisan mutan negative pada salah satu permukaan dan lapisan muatan positif pada permukaan lain
dari papan trsebut, dengan muatan tiap-tiap dipole dilapisi oleh jarak L’
⃗= 𝒅𝒑⃗𝒅𝑽…………………………(1)
𝒑⃗= ∮𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆𝑷⃗𝒅𝑽...........................................(2)
Bahan dielektrik bukan penghantar listrik. Tetapi karena tidak inert terhadap medan listrik.
Elektron dan proton akan bergeser tempat akibat medan listrik tersebut. Sebagai contoh,
tempat kedudukan (rata-rata) dari elektron akan bergeser mendekati elektroda positif, sedang
inti atom sendiri, yang mengandung proton, akan bergeser mendekati elektroda negatif.
Peristiwa ini disebut sebagai polarisasi. Bila ada medan arus bolak balik, muatan tadi akan
bergeser bolak balik mengikuti frekuensi medan listrik.
Dalam teknologi elektro dielektrik banyak digunakan pada kapasitor dan sebagai
material isolasi. Kita akan mengawali pembahasan di bab ini dengan melihat tiga
faktor yang digunakan untuk melihat kualitas dielektrik yaitu permitivitas relatif,
faktor desipasi, dan kekuatan dielektrik.
1. Permitivitas Relatif
Permitivitas relatif suatu dielektrik (disebut juga konstanta dielektrik), år,
didefinisikan sebagai perbandingan antara permitivitas dielektrik, å, dengan
permitivitas ruang hampa, å0.0 ååå ≡ r (10.1)
Jika suatu dielektrik dengan permitivitas relatif år disisipkan di antara elektroda
kapasitor pelat paralel yang memiliki luas A dan berjarak d, maka kapasitansi pelat
paralel yang semula (sebelum disisipi dielektrik)
dAC0 0 = å (åudara ≈ å0) (10.2)
berubah menjadi dAC r 0 = å å (10.3) atau C rC0 = å (10.4)
2. Faktor Desipasi
Jika kapasitor diberi tegangan yang berubah terhadap waktu, vC, maka arus yang
mengalir melalui kapasitor, iC, adalahdtdvi C CC = (10.5)
Jika muatan pada kapasitor adalah, qC, makadtdvCdtdqi C CC = = atau qC = CvC (10.6)
Jika arus yang melalui kapasitor adalah iC maka tegangan yang timbul padakapasitor adalah
= ∫ Ci dv CC (10.7)
Jika tegangan yang diterapkan adalah tegangan bolak-balik sinusoidal, vC V t = 0 sinù
dengan ù = 2ðf di mana f adalah frekuensi, maka arus kapasitorsin( 90 )cossino00 0= ù +=
ùù=CV tCV tdtd tiC CV(10.8)
Sifat Listrik Dielektrik 125
Jadi arus bolak-balik pada kapasitor mendahului tegangannya sebesar 90o. Hal ini
hanya berlaku jika tidak terjadi kehilangan daya pada dielektrik. Dalam kenyataan
arus kapasitor mendahului tegangan dengan sudut kurang dari 90o, yaitu (90o − ä).
Jadisin( 90 ) o0 iC = CV ùt + − ä (10.9)
Diagram fasor dari situasi ini terlihat pada Gb.10.1.a; IC adalah fasor arus kapasitor
dan VC adalah fasor tegangan kapasitor. (Tentang fasor dapat dipelajari pada
Ref.[23]). IC terdiri dari dua komponen yaitu IC0 yang 90o mendahului VC, dan IRp
yang sefasa dengan VC. Arus yang sefasa dengan tegangan akan memberikan daya
yang diserap oleh kapasitor; arus ini dapat digambarkan sebagai arus yang mengalir
melalui suatu resistansi Rp yang terhubung parallel dengan kapasitor. Dengan
demikian suatu kapasitor dapat digambarkan dengan rangkaian ekivalen seperti pada
Gb.10.1.b.
(a) (b)
Gb.10.1. Diagram fasor dan rangkaian ekivalen kapasitor.
Nilai Rp untuk rangkaian ekivalen ini adalah
ä=ä= =tan1I tan CVIVRCCRCpp(10.10)
Daya yang diseraap kapasitor adalah= = = ù tan ä 222CpCC Rp p CVRVp I R (10.11)
Daya ini adalah daya yang diserap oleh dielektrik dalam kapasitor. Persamaan(10.11) dapat
kita tulis= ù å tan ä 2pC C0VC r (10.12)Tanä disebut faktor desipasi dan årtanä
disebut faktor rugi-rugi dielektrik.
Tabel-10.2 memuat faktor desipasi beberapa dielektrik polimer. Seperti halnya
permitivitas relatif, faktor desipasi juga diberikan dalam dua nilai frekuesi.
Sesungguhnyalah bahwa kedua besaran ini, yaitu år dan tanä, tergantung dari
frekuensi. Selain frekuensi mereka juga tergantung dari temperatur. Kedua hal ini
akan kita bahas lebih lanjut.
Dielektrik yang memiliki år besar biasanya memiliki faktor rugi-rugi besar pula.
Nylon dan acrylic yang memiliki år tinggi, ternyata juga memiliki tanä besar pula;
C RpIRp
IC0 ICäVC126 Sudaryatno S, Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material
jadi faktor rugi-rugi, årtanä, juga besar. Suatu kompromi diperlukan dalam
pemanfaatannya.Tabel-10.2. Faktor Desipasi, tanä. [12].Faktor Desipasi, tanä.Material60 Hz
106 Hz
Polystyrene 0,0001 0,0001Polypropylene < 0,0005 < 0,0005Polysulfone 0,0008
0,0034Polyethersulfone 0,001 0,004Polycarbonate 0,009 0,010Nylon 11 0,04 0,05Acrylic
0,05 0,3Nylon 6/6 0,2 0,1
3. Kekuatan Dielektrik
Kekuatan dielektrik (dielectric strength disebut juga breakdown strength); ia
didefinisikan sebagai gradien tegangan maksimum yang masih mampu ditahan oleh
dielektrik sebelum terjadi kegagalan fungsi. Nilai hasil pengukuran kekuatan
dielektrik ini sangat tergantung dari geometri spesimen, elektroda, dan prosedur
pengukuran. Walaupun hasil pengukuran bervariasi, namun data hasil pengukuran
setidak-tidaknya memberi ancar-ancar dalam menilai dan menggunakan material
dielektrik. Tabel-10.3 memuat kekuatan dielektrik untuk beberapa material yang
juga diberikan permitivitas dan faktor dsipasinya.
Tabel-10.3. Kekuatan Dielektrik, volt/mil. [12].(spesimen 125 mils)Material
KekuatanDielektrik volt/milPolypropylene 600Nylon 6/6 600 (kering)Polystyrene 500
Acrylic 500Nylon 11 425 (kering)Polysulfone 425Polyethersulfone 400Polycarbonate 380
Sifat Listrik Dielektrik 127
Breakdown diawali oleh munculnya sejumlah elektron di pita valensi. Elektron ini
mendapat percepatan dari medan listrik yang tinggi dan mencapai energi kinetik
yang tinggi. Dalam perjalanannya sejajar medan listrik, mereka berbenturan dengan
elektron valensi dan mentransfer sebagian energinya sehingga elektron valensi
mendapat tambahan energi untuk naik ke pita konduksi. Jika elektron awal cukup
banyak, maka bisa terjadi banjiran elektron (avalanche) dan arus listrik meningkat
dengan cepat. Kenaikan arus ini bisa menyebabkan terjadinya kerusakan lokal dalam
dielektrik, seperti pelelehan, hangus, maupun penguapan.
Klasifikasi Dielektrik
Pada umumnya diharapkan bahwa ada hubngan fungsional antara polarisasi dan
medan listrik, 𝑃⃗ = 𝑃⃗ (𝐸⃗ )𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝑥 = 𝑃𝑥(𝐸𝑥,𝐸𝑦,𝐸𝑧) dan selanjutnya. Diskripsi
makroskopikteori electromagnet tidak meramalkan bentuk dari fungsi tersebut, tetapi
mengambilnya sebagai informasi luar.Hubungan tersebut ditinggalkan, kemudian ditentukan
dari eksperimen, atau dihitung secara teori dari keadaan mikroskopik suatu bahan. Hal ini
dibahas dalam cabang fisika lain yaitu mekanika statistika dan fisika zat padat. Kombinasi
eksperimen dan teori menunjukkan bahwa sebagian besar bahan dapat diklasifikasikan
dengan mudah, dan hasil dapat digunakan untuk menyederhanakan seluruh teori dan
membuat sangat bermanfaat.
1. Polarisasi Permanen
Jika 𝐸⃗ = 0, maka ada dua kemungkinan nilai dari 𝑃⃗ =0 atau 𝑃⃗ ≠ 0 maka bahan
dipolarisasikan rata dalam ketidak hadiran medan, seperti dijelaskan sebelumnya. Hal ini
dikatakan memiliki 12 polarisasi permanen. Selanjutnya untuk 𝑃⃗(0) = 0, adalah banyak tipe
dan banyak rupa yang dihasilkan oleh medan, secara umum digunakan istilah dielektrik.
Dalam indeks I,j,dan k mengambil nilai x,y,dan z. bentuk tersebut memenuhi seluruh
asumsi bahwa 𝑃⃗(0) = 0. Nilai khusus dari koefisien 𝛼𝑖𝑗, 𝛽𝑖𝑗𝑘 … akan terganggu keadaan
yang meliputi dielektrik khusus. Jika orde kedua atau suku-suku tinggi dalam komponen 𝐸⃗
dibutuhkan untuk menggambarkan merincikan bahan, maka dielektrik disebut non linear.Hal
ini membutuhkan eksperimen untuk menentukan apakah persamaan perlu diadakan kasus
yang diberikan sebagai contoh, beberapa keramik menjadi dalam kategori tersebut.
3. Dielektrik Linier
a.Susebtibilitas, Permitivitas, Konstanta Dielektrik Kita sudah melihat akibat adanya
polarisasi P di dalam bahan dielektrik, tetapi belum mengenal sebab terjadinya polarisasi
tersebut. Secara kualitatif dapat diungkapkan bahwa P tergantung pada resultan medan listrik
E yang ada didalam dielektrik. Dalam kebanyakan bahan, jika Etidak terlalu besar, polarisasi
yang terjadi pada bahan sebanding dengan medan listrik.
𝐏 = 𝛜𝐨𝛘𝐞𝐄 (16)
dengan χe= Suseptibilitas medium, suatu tetapan tidak berdimensi (tanpasatuan).Nilai χe
tergantung pada struktur mikroskopis dari substansi yang bersangkutan (dan juga pada
kondisi eksternal seperti suhu). Bahan yang mengikuti hubungan seperti diatas, disebut
dielektrik linier.
Perhatikan bahwa E dalam Persamaan. 4.30 adalah medan listrik total, yang terdiri
dari sebagian muatan bebas dan bagian dari polarisasi itu sendiri. Jika, misalnya, kita
menempatkan sepotong dielektrik ke medan eksternal Eo, maka kita tidak dapat menghitung
P langsung dari Persamaan. 4,30; medan eksternal akan mempolarisasimaterial, dan 13
polarisasi ini akan menghasilkan medannya sendiri, yang kemudian berkontribusi terhadap
medan total. Pendekatan paling sederhana adalah mulai dengan perpindahan, setidaknya
dalam kasus-kasus di mana D dapat disimpulkan secara langsung dari distribusi muatan
gratis.
∈ merupakan konstanta yang disebut permitivitas bahan. (Dalam ruang hampa, di
mana tidak terjadi polarisasi, maka seseptibilitasnya adalah nol, dan permitivitas adalah ∈o.
Oleh sebab itu ∈o disebut permitivitas ruang bebas. Adapun permitivitas yang terjadi untuk
memiliki nilai 8,85 x 10 ~ 12 C2 / N-m2.)
Dengan ∈r disebut permitivitas relatif, atau konstanta dielektrik suatu material.
Konstanta dielektrik untuk beberapa zat umum tercantum dalam Tabel 1
Table 1 Dielectric Constants (unless otherwise specified, values given are for 1 atm,
20° C). Source: Handbook of Chemistry and Physics, 78th ed. (Boca Raton: CRC Press, Inc.,
1997).
Mekanisme Polarisasi
Polarisasi Elektronik. Polarisasi elektronik terjadi pada semua jenis dielektrik. Polarisasi ini
terjadi karena pergeseran awan elektron pada atom atau molekul karena adanya medan listrik;
pusat muatan listrik positif dan negatif yang semula berimpit menjadi terpisah sehingga
terbentuk dipole. Pemisahan titik pusat muatan ini berlangsung sampai terjadi keseimbangan
dengan medan listrik yang menyebabkannya. Dipole yang terbentuk merupakan dipole tidak
permanen; artinya dipole terbentuk selama ada pengaruh medan listrik saja. Jika medan listrik
hilang maka titik-titik pusat muatan kembali berimpit lagi. Apabila medan yang diberikan
adalah medan searah, dipole terbentuk hampir seketika dengan hadirnya medan listrik. Oleh
karena itu polarisasi elektronik bisa terjadi pada medan listrik bolak-balik berfrekuensi tinggi.
Lihat
Polarisasi Ion. Polarisasi jenis ini hanya teramati pada material dengan ikatan ion. Polarisasi
terjadi karena pergeseran ion-ion yang berlawanan tanda oleh pengaruh medan listrik. Gb
10.3. menggambarkan peristiwa ini. Sebagaimana halnya dengan polarisasi elektronik, dipole
yang terbentuk dalam polarisasi ion juga merupakan dipole tidak permanen. Namun
polarisasi ion terjadi lebih lambat dari polarisasi elektronik. Apabila di berikan medan searah,
diperlukan waktu lebih lama untuk mencapai keadaan seimbang; demikian pula jika medan
dihilangkan posisi ion akan kembali pada posisi semula dalam waktu lebih lama dari
polarisasi elektronik. Oleh karena itu pada medan bolak-balik polarisasi masih bisa
berlangsung namun pada frekuensi yang lebih rendah.
Polarisasi Muatan Ruang . Polarisasi ini terjadi karena pemisahan muatan-muatan ruang,
yang merupakan muatan-muatan bebas dalam
ruang dielektrik. Dengan proses ini terjadi pengumpulan muatan sejenis di dua sisi dielektrik.
Lihat Gb.10.4. Polarisasi ini berlangsung lebih lambat lagi dan pada waktu medan listrik
dihilangkan muatan ruang dapat menempati posisi yang baru, tidak seluruhnya kembali pada
posisi awal.
− + + − + − + + + + − − (a) (b)
Polarisasi akan lebih mudah terjadi jika dilakukan pada temperatur yang agak tinggi. Pada
polyimide misalnya, polarisasi dapat dilakukan pada temperatur 200 o
C dan keseimbangan sudah bisa tercapai dalam waktu satu jam. Jika temperatur diturunkan
lagi ke temperatur kamar dalam keadaan medan tidak dihilangkan, maka ion-ion akan
terjebak pada posisi yang baru; dielektrik akan menjadi elektret. [8].
Polarisasi Orientasi . Polarisasi ini terjadi pada material yang memiliki molekul asimetris
yang membentuk momen dipole permanen. Dipole- dipole permanen ini akan cenderung
mengarahkan diri sejajar dengan medan listrik; namun tidak semua dipole akan sejajar
dengan arah medan. Kebanyakan dipole permanen ini membentuk sudut dengan arah medan.
Lihat Gb.10.5. Waktu yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan juga cukup lama.
Seperti halnya polarisasi muatan ruang, terjadinya polarisasi orientasi juga dapat dipermudah
pada temperatur tinggi. Pembentukan elektret juga dapat terjadi jika dengan tetap
mempertahankan medan polarisasi, temperatur diturunkan sampai temperatur kamar. Posisi
dipole dapat kembali hampir pada posisi semula jika dilakukan pemanasan lagi.
Pengelompokan Jenis Dielektrik
dibagi lagi menjadi dua sub bagian berdasarkan perbedaan substansi karakteristik listrik dari
bahan-bahan tersebut : (1) dielektrik yang dapat terkena polarisasi elektronik dan ionik (2)
dielektrik yang dapat terkena polarisasi elekronik, ionik dan relaksasi Sub bagian pertama
mayoritas terdiri atas bahan dengan struktur kristal ionik yang rapat, seperti kuarsa, mika,
garam batu, corundum, rutile (lihat gambar IV. 2a). Sedangkan bahan yang termasuk dalam
sub bagian yang kedua adalah bahan gelass anorganik, bahan yang mengandung vitrous
phase (porselen, mycalex), dan dielektrik kristalin dengan struktur kisi-kisi yang tidak rapat.
Kelompok ke empat meliputi bahan ferroelectric seperti garam Rochelle, barium titanat, dan
lainnya dengan ciri yang dimiliki mengalami polarisasi spontan, elektronik, ionik dan
polarisasi relaksasi elektronik-ionik. Klasifikasi-klasifikasi ini membantu dalam menentukan
ciri-ciri dasar sifat kelistrikan dielektrik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari isi makalah yang penulis tuangkan dalam laporan tugas akhir ini bermaksud
untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan untuk mahasiswa tentang Polarisasi
Dieletrik.
1.Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau
bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas.Tidak seperti
konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas
bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan
menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik.
2.Hubungan Antara Polarisasi dengan permitivitas dielektrik, Dielektrik non Linear Dan
Dielektrik Lineir.
B. SARAN
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami ingin kritik dan saran yang
bersifat membangun.
DAFTAR PUSAKA
https://text-id.123dok.com/document/lzg2nn17y-mekanisme-polarisasi-sudaryatno-sudirham-
ning-utari-s.html
https://v3sites.blogspot.com/2011/10/polarisasi-dalam-bahan-dielektrik.html?m=1
https://pdfcoffee.com/bab-4-polarisasi-dielektrik-pdf-free.html