Anda di halaman 1dari 8

Batuan sedimen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Batu kapur, jenis umum batuan endapan

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan
(bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama:
pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan
pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan
lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut Penamaan
tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung

 Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk
butitan yang bersudut
 Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butiran yang membudar
 Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
 Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
 Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm

Batuan Sedimen ( sedimentory rocks)


Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi
hasil erosi. sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapun
volumnya hanya sekitar 5% dari volum kerak bumi.
________________________________________

a) Klasifikasi Batuan Sedimen


Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan
sedimen dapat digolongkan atas 3 bagain :
a) Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
b) Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga
angin. contohnya : tanah loss, sand dunes.
c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. contohnya
morena, drimlin
Materi partikel ada yang kasar dua ada yang halus cara pengangkutan
bermacam-macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-
lompat (saltion, terbawa dalam duspensi, ada pula yang (solution).
Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi
menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,
dolomit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,
misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
Berdasarkan kedalamnya, laut dibagi menjadi beberapa zona (bathymetric
zone), zona litoral, yaitu Zona Transisi yang terletak pada daerah pasang surut,
Zona Epineritik, yaitu, dari batas daerah surut sampai kedalaman 50m, Zona
Neritik (50-200m), Zona Bathial (200-2000m), dan Zona Abysal (>2000m).
________________________________________

Penggolongan batuan sedimen yang didasarkan pada cara


pengendapannya, dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Sedimen Klastis
Kata clastik berasal dari bahas Yunani yaitu klatos yang artinya pecahan.
Jadi, sedimen klastik adalah adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal dari
pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati. Penamaan
batuan ini um,umnya berdasarkan pada besar butirnya, yaitu sebagai berikut :
Ukuran butir >256 mm disebut boulder atau bongkah (bongkah
konglomerat)
Ukuran butir 64-256 mm disebut cobble atau kerakal (karakal
konglomerat)
ukuran butir 4-64 mm) disebut pebble atau kerikil (kerikil konglomera)
Ukuran butir 2-4 mm disebut granule (batu pasir kasar)
Ukuran butir 1/16-2 mm disebut batu pasir
Ukuran butir 1/256-1/16 mm disebut batu lanau
Ukuran butir <1/256 mm disebut batu lempung
Beberapa betuan endapan kadang-kadang terbentuk dari bahan-bahan
fosil. Dengan demikian suatu batuan yang ada fosil binatang jelas bukan
merupakan batuan beku, melainkan batuan endapan.
b. Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan
kemudian diendapkan secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga berasal
dari sumber air panas dan secara tiba-tiba mengalami pendinginan akan
menghasilkan endapan oval (kalsit).
Contoh : Evaporasi dari air laut dan air danau, batuan sedimen kimiawi
-
Batu tetes (Stalaktit & stalakmit), yang banyak dijumpai dari gua
bawah tanah di daerah kapur.
CO
2
+H
2
O→H
2
CO
3
;H
2
CO
3
+ CaCO
3
… Ca (HCO
3
)
2
________________________________________

Ca (HCO
3
)
2
→ CaCO
3
+H
2
O + CO
2
-
Lapisan garam, suatu lapisan yang terbentuk dari mineral-mineral halit /
NaCl yang di endapkan di dasar laut atau dasar danau-danau garam karena
penguapan.
HCL + NaOH → NaCL + H
2
O
c. Sedimen Organik
Batuan sedimen organik /orgasen, yaitu batuan sediemn yang dibentuk
atau diendapkan oleh organisme.
Ciri-ciri batuan sedimen :
-
Pada umumnya berlapis-lapis ,
-
Lebih lunak, ringan dan berwarna terang,
-
Tempat utama fosil.
Contoh: Batu bara terbentuk dari timbunan sisa-sisa tumbuhan di dasar danau
(rawa-rawa, berubah menjadi menjadi gambut, selanjutnya menjadi batu bara
muda/batu bara).
b) Pengangkutan dan pengendapan
Endapan diangkut melalui banyak cara. Mungkin meluncur pada suatu
lereng bukit atau mungkin dibawa melalui angin, glacier atau oleh aliran air.Pada
saat ini endapan dapat diangkut melalui peluncuran atau penggelindingan
menuruni bukit, yang hasilnya berupa sebuah campuran partikel dengan berbagai
ukuran.
Dalam proses pengangkutan partikel-partikel endapan melalui angin atau
air, terjadi pengendapan ketika air mengalir atau pergerakan angin secara perlahan
lahan menurun pada suatu kecepatan dimana partikel partikel tidak dapat bergerak
lagi. Endapan kasar menunjukan endapan yang berasal dari angin atau air,
endapan halus menunjukan bahwa endapan disebabkan oleh air dan angin yang
bergerak secara perlahan ,atau hanya endapan halus yang tersedia untuk diangkut.
________________________________________

Terdapatnya lautan kuno, pesisir, danau, sungai kecil, rawa dan tempat-
tempat lainnya dimana endapan tersebut terakumulasi,dapat pula dijadikan
petunjuk tentang terdapatnya batuan endapan.
c) Diagenesis
Diagenesis merupakan suatu istilah yang dipergunakan untuk menyatakan
terjadinya suatu perubahan (transformasi) betuk dari bahan deposit menjadi suatu
batuan endapan.Calsium Carbonate adalah salah satu dari beberapa jenis semen,
tetapi silikat juga dapat mengikat butiran secara bersama menjadi bentuk sebuah
partikel yang keras.
d) Sifat Batuan Sedimen.
1. Stratifikasi
Stratifikasi sdimen adalah hasil dari sebuah penyusunan lapisan partikel
yang berupa endapan atau batuan endapan. Pelapisan merupakan suatu hal yang
sangat penting pada batuanseimen, batuan vulkanik dan metamorf.
2. Sortasi
Akibat yang menyolok dari pengangkutan partikel partikel oleh aliran air
atau aliran angin adalah penyortiran terjadi akibat spesivic gravity (perbandingan
anatara berat dari sebuah volume material terhadap berat dari volume satu kubik
air).
Partikel batuan dan butir-butiran mineral yang mempunyai sifat mudah
pecah mungkin dapat diabaikan. Sedangkan yang tahan benturan akan terus
terbawa oleh aliran. Pada umumnya yang dapat bertahan adlah kuarsa, hal ini
dikarenakan kuarsa mempunyai sifat yang keras dan sedikit pecahannya.
3. Lapisan Sejajar (paralel Starata)
Lapisan lapisan dari endapan dapat dibagi dalam 2 kelas didasarkan atas
sifat sifat geometrik, yaitu : (1) Lapisan Sejajar dan (2) lapisan yang tidak
sejajar/cross strata. Lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara satu dengan
lainnya. Lapisan ini disebabkan oleh deposit air. Perubahan deposisi tersebut
disebabkan adanya pasang surutnya air yang mengalir.
________________________________________
4. Bentuk Silang (Cross Strata)
Bentuk silang adalah bentuk yang membengkok (cenderung miring)
dengan kecenderungan menuju lapisan yang lebih tebal. Bentuk silang pada
umumnya terlihat pada delta delta sungai, bukit bukit pasir, pantai pantai dan
endapan sungai. Bentukan tersebut dapat terjadi jika terdapat lubang lubang pada
lapisannya, sehingga akan di isi oleh deposit baru yang akan membentuk lapisan
silang.
e) Manfaat Batuan Sedimen.

Untuk bahan dasar bangunan (gypsum)

Untuk bahan bakar (batu bara)

Untuk Pengeras jalan (batu gamping)

Untuk Pondasi rumah (batu gamping)

Dll.

Batuan Sedimen adalah batuan beku atau metamorf yang mengalami proses litifikasi yaitu proses
kompaksi dan sementasi. Jenis-jenis Batuan Sedimen antara lain yaitu:

Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen
yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan
menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian
dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran
yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping,
dan lain-lain.( http://earlfhamfa.wordpBatuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali
detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen
itu sendiri.

Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan
pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut
berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan
laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari
ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan
dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau.
Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu,
golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan
yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal
sampai laut dalam.

Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara kimiawi,
kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalmi diagenesa yakni, proses proses – proses
yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi.
Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.
Proses diagenesa antara lain :
A. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat beban di
atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain
menjadi rapat.

B. Sementasi
Yaitu turunnya material – material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat
butir – butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan
pada ruang butir makin besar.

C. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan
material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada
pembentukan batuan karbonat.

D. Autiqenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral tersebut
merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui
sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.

E. Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume
asal.

ress.com/2009/04/26/batuan-sedimen-s Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di


permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan
(transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin merupakan agen
pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras (membatu) akan menjadi batuan
sedimen. Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi
dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan
sedimen adalah air, angin, dan juga gaya gravitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin,
dan bahkan salju/gletser. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah
berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah
mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang
mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada
pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka
sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.
Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat
tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih
rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi
dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan
tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan
mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak
sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan
berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar
cekungan seperti adanya patahan.

Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara, yaitu :

1. Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya
(seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.
2. Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil, kerakal,
bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi
memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai
pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat
diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa menggelundung, menggeser, atau bahkan
bisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.
3. Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada sedimen
berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut
sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan
sedimen pasir tersebut ke dasar.

Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam membawa sedimen-
sedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau mungkin tertahan akibat gaya gravitasi
yang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat berlangsung sehingga mampu mengubah
sedimen-sedimen tersebut menjadi suatu batuan sedimen. Material yang menyusun batuan
sedimen adalah lumpur, pasir, kelikir, kerakal, dan sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batuan
sedimen apabila mengalami proses pengerasan.

Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan (lithifikasi)
yang melibatkan proses pemadatan (compaction), sementasi (cementation) dan diagenesa dan
lithifikasi. Ciri-ciri batuan sedimen adalah: (1). Berlapis (stratification), (2) Mengandung fosil,
(3) Memiliki struktur sedimen, dan (4). Tersusun dari fragmen butiran hasil transportasi.

Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu:

1. Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan pengendapan atau dengan kata lain tidak
mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini dikenal sebagai sedimen autochthonous.
Yang termasuk dalam kelompok batuan autochhonous antara lain adalah batuan evaporit
(halit) dan batugamping.
2. Batuan sedimen yang mengalami proses transportasi, atau dengan kata lain, sedimen
yang berasal dari luar cekungan yang ditransport dan diendapkan di dalam cekungan.
Sedimen ini dikenal dengan sedimen allochthonous. Yang termasuk dalam kelompok
sedimen ini adalah Batupasir, Konglomerat, Breksi, Batuan Epiklastik.

Selain kedua jenis batuan tersebut diatas, batuan sedimen dapat dikelompokkan pada beberapa
jenis, berdasarkan cara dan proses pembentukkannya, yaitu :

1. Terrigenous (detrital atau klastik). Batuan sedimen klastik merupakan batuan yang
berasal dari suatu tempat yang kemudian tertransportasi dan diendapkan pada suatu
cekungan. Contoh: a). Konglomerat atau Breksi; b). Batupasir; c). Batulanau; d).
Lempung
2. Sedimen kimiawi/biokimia (Chemical/biochemical). Batuan sedimen kimiawi / biokimia
adalah batuan hasil pengendapan dari proses kimiawi suatu larutan, atau organisme
bercangkang atau yang mengandung mineral silika atau fosfat. Batuan yang termasuk
dalam kumpulan ini adalah: a). Evaporit ; b). Batuan sedimen karbonat (batugamping dan
dolomit) ; c). Batuan sedimen bersilika (rijang) ; d). Endapan organik (batubara)
3. Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang berasal
daripada aktivitas gunungapi. Debu dari aktivitas gunungapi ini akan terendapkan seperti
sedimen yang lain. Adapun kelompok batuan volkanoklastik adalah: Batupasir tufa dan
Aglomerat

Secara garis besar, genesa batuan sedimen dapat dibagi menjadi dua, yaitu : Batuan Sedimen
Klastik dan Batuan Sedimen Non-klastik.

Batuan sedimen klastik

Batuan yang terbentuk dari hasil rombakan batuan yang sudah ada (batuan beku, metamorf, atau
sedimen) yang kemudian diangkut oleh media (air, angin, gletser) dan diendapkan disuatu
cekungan. Proses pengendapan sedimen terjadi terus menerus sesuai dengan berjalannya waktu
sehingga endapan sedimen semakin lama semakin bertambah tebal. Beban sedimen yang
semakin tebal mengakibatkan endapan sedimen mengalami kompaksi. Sedimen yang
terkompaksi kemudian mengalami proses diagenesa, sementasi dan akhirnya mengalami
lithifikasi (pembatuan) menjadi batuan sedimen.

Batuan sedimen Non-klastik

Batuan sedimen yang genesanya (pembentukannya) dapat berasal dari proses kimiawi, atau
sedimen yang berasal dari sisa-sisa organisme yang telah mati.

http://miningundana07.wordpress.com/2009/10/08/batuan-sedimen/

http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen

Anda mungkin juga menyukai