Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ILMU GIZI
Savira Rahayu
Telp./Fax. 02518251647
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman
terhadapa kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi,
dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyaklit yang diakibatkan oleh kurangnya
zat-zat vitamin yang tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan
gizi.
Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun
1497 atau lebih popular kita kenal dengan penyakit sariawan. Baru pada awal abad XX
para ahli kedokteran dapat memastikan bahwa penyakit ini disebabkan karena
kekurangan vitamin C.
Penyakit gangguan gizi juga terjadi baru-baru ini di Indonesia. Penyakit tersebut
adalah kurang gizi. Penyakit ini menyerang sebagian besar anak balita. Gizi buruk adalah
keadaan kekurangan energy dan protein (KEP) tingkat berat akibat kurang akibat kurang
mengkonsumsi makanan bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai
dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB).)
Seperti pernyataan seorang Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk,
Guruh Hariwibowo, mengakui kondisi anak-anak yang menderita gizi buruk itu memang
mengkhawatirkan. "Selain badan mereka yang kurus, mereka juga menderita penyakit
bawaan."
Berdasarkan hal tersebut perlu kiranya kita mengetahui tentang status gizi yang
mana Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrisi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Batasan Masalah
Makalah kami terbatas untuk membahas tentang status gizi, factor yang
mempengaruhi status gizi dan penilaian status gizi.
BAB II PEMBAHASAN
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam
makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu
(ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang
penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat
tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
a. Penyebab langsung
4. Akar Masalah
Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi
makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau
ketidakseimbangan asupan energi dan protein.
Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur
dan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir
yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak balita akan mengakibatkan
marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi
gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Anak balita yang sehat atau
kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara
berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi, apabila sesuai
dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut
Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi
buruk disertai dengan tandatanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka
seperti orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada
bengkak terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor.
Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat
sebagai “busung lapar”. Gizi mikro (khususnya Kurang Vitamin A, Anemia Gizi
Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium).
Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari
kebijakan penangulangan kemiskinan dan pembangunan SDM. Membiarkan
penduduk menderita masalah kurang gizi akan menghambat pencapaian tujuan
pembangunan dalam hal pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu
memahami problem masalah gizi dan dampak yang ditimbulkan begitu juga
sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi dampak kepada
perbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan beserta target yang
ditetapkan di bidang perbaikan gizi memerlukan keterlibatan seluruh sektor
terkait.
a. Antropometri
3) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) Salah satu
contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara
yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang
dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan
lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu,
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.
B. Klinis
1.) Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid.
2) Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan
untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan
fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.
C. Biokimia
1) Pengertian
2) Penggunaan
D. Biofisik
1) Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan.
2) Penggunaan
2. Penilaian gizi secara tidak langsung Penilaian status gizi secara tidak
langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi makanan, statistik vital dan
faktor ekologi.
1) Pengertian
b. Statistik Vital
1) Pengertian
2) Penggunaan
c. Faktor Ekologi
1) Pengertian
2) Penggunaan
Kesimpulan
Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu. Adapun factor-faktor
yang mempengaruhi status gizi adalah ada factor eksternal (pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, budaya) dan factor internal (usia, fisik, dan infeksi). Status gizi seseorang dapat
diketahui dengan beberapa cara yaitu secara langsung (antropometri, klinis, biokimia, dan
biofisik,) dan secara tidak langsung (survey konsumsi makanan, statistic vital, dan factor
ekologi).
DAFTAR PUSTAKA
Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Atmarita, Tatang S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Makalah pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 Mei 2004
Hadi, Hamam (2005). Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan
Pembangunan Kesehatan Nasional : Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 5 Februari 2005.
Azwar. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang ; Makalah
pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid
Jaya, Jakarta, 27 September 2004