Anda di halaman 1dari 9

4 | Tumbuh Kembang Anak Usia Dua Tahun

BAB
IIPEMBAHASAN2.1 Deskripsi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2 Tah
un
1. Deskripsi Pertumbuhan Pertumbuhan (Growth) adalah perubahan secara
kuantitatif (berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada,
dari kecil menjadi besar, dst) pada materiil sesuatu akibat dari adanya pengaruh
dari lingkungan. Contoh : munculnya gigi baru, semakin bertambahnya jumlah
gigi, semakin bertambahnya tinggi badan, dst.
2. Deskripsi Perkembangan Perkembangan (Development) adalah suatu proses
perubahan ke arah kedewasaan atau pematangan yang bersifat Kualitatif
(ditekankan pada segi fungsional) akibat adanya proses pertumbuhan materiil dan
hasil belajar dan biasanya tidak dapat diukur. Contoh : pematangan sel ovum dan
sperma, munculnya kemampuan berdiri dan berjalan, dst.
3. Tumbuh Kembang Anak 2 Tahun Adalah Seperti Ini Tahapan tumbuh kembang
tiap anak berbeda-beda sesuai usianya. Ketik aanak berusia dua tahun, otaknya
telah membentuk koneksi saraf-saraf baruyang tidak terhitung jumlahnya. Hal ini
membantunya untuk memahami apa,bagaimana, dan kenapa dunia kecilnya
demikian. Anak berusia dua tahun mulai dapat memahami konsep ‘di dalam’, ‘di
luar’, ‘disana’, ‘jauh’, ‘dekat’, ‘di bawah’, maupun ‘di mana’. Orang tua dapat
melihat kemampuan barunya dalam hal pengetahuan keruangan. Misalnya, anak
mulaibisa memahami dan mengikuti petunjuk mengambil bola di dalam
keranjang. Berikut adalah beberapa tumbuh kembang anak berusia dua tahun
secaraumum.

 Perkembangan sensorik dan kognitif, mencakup dapat


berbicara denganmenggabungkan 2-3 kata dan kosa kata meningkat menjadi
sekitar 50-300kata, walaupun jumlah tersebut bisa bervariasi. Dengan kosa
kata yang makin banyak, anak menjadi bisa berkomunikasi tentang
kebutuhanannya. Hal-halsemacam ingin ke toilet, sedang haus atau sedang
lapar, kini bisadisampaikannya lebih jelas. Selain itu, anak mulai bisa memakai
dan melepasbaju sendiri.
 Anak bisa  menunjukkan  objek yang Anda  sebutkan  dan mulai mengetahui
nama-nama anggota keluarga atau orang yang dekat dengannya, serta
mengetahui bagian-bagian tubuhnya.
 Pertumbuhan fisik, mencakup tumbuhnya 16 gigi pertama, namun jumlah
sebenarnya bisa sangat bervariasi. Secara umum, tubuhnya menjadi makin kuat
dan terlihat lebih tinggi dan lebih ramping.
 Perkembangan keterampilan motorik, mencakup kemampuan untuk bisa
berlari dengan koordinasi yang lebih baik. Selain itu, keseimbangan anak juga
telah menjadi lebih baik. Anak bisa berdiri sambil mengambil objek, melempar
bola, dan bisa menendang bola tanpa kehilangan keseimbangannya.
Anak juga mulai terampil di lingkungannya, dia bisa memutar gagang pintu, bisa
memperhatikan buku dan membalik halamannya, bisa menumpuk 7 balok
mainan, dan siap untuk menjalani toilet training. Anak juga bisa berjalan
menaiki atau menuruni tangga sendirian sambil berpegangan.
 Perkembangan emosi dan sosial, mulai usia dua tahun hingga lima tahun, anak-
anak belajar untuk mengenali dan mengendalikan emosi secarabertahap. Dia
mulai bisa menunjukkan kemandirian serta suka meniru orang lain yang lebih
tua darinya. Selain itu, dia mulai bersemangat bertemu dan bermain bersama
teman. Pada usia dua tahun, anak-anak biasanya mengalami masalah
kebiasaan, seperti menghisap jempol, temper tantrum, dan mengalami mimpi
buruk. Temper tantrum adalah kondisi ketika emosi anak meledak-ledak,
bahkan hingga dia menggigit, menendang, atau menjerit-jerit. Hal ini
merupakan fase normal karena anak mulai belajar berbahasa, tapi belum bisa
mengungkapkan yang dirasakannya atau berusaha ingin menyampaikan hingga
membuatnya frustrasi. Umumnya anak memperlihatkan perilaku temper
tantrum ketika sedang merasa tidak nyaman, lelah, lapar, atau tidak
mendapatkan yang mereka inginkan. Namun, bukan berarti tantrum boleh
dibiarkan begitu saja.

Orang tua harus belajar teknik menenangkan anak ketika mereka sedang tantrum.
Bagaimana Mendorong Tumbuh Kembang Anak? Berikut adalah beberapa
langkah yang bisa dilakukan orang tua guna mendorong semangat belajar anak
usia dua tahun untuk menjelajahi dunianya.
 Libatkan anak. Ajak anak terlibat ke dalam kegiatan sehari-hari keluarga,seperti
membongkar belanjaan, mencuci buah, menyiram tanaman, atau kegiatan lain
di sekeliling rumah. Namun, jagalah keamanan anak dengan menjauhkan
bahan-bahan atau peralatan berbahaya dari jangkauannya.
 Biarkan anak bermain. Sediakan ruangan yang cukup luas bagi dirinya agardia
bisa bermain dan beraktivitas fisik secara sehat. Ajak anak untuk bermain balok
dan membangun menara atau kreativitas lainnya. Di samping itu, cobalah
hindarkan anak dari kegiatan pasif, seperti menonton televisi. Batasan paparan
televisi terhadap anak sebaiknya kurang dari satu jam sehari dan tidak
melebihi3 jam sehari. Selain itu, pilihlah konten yang tidak mengandung
kekerasan.
 Bacakan dongeng dan mengobrol dengan anak. Kegiatan ini sekaligus
membantu memperkaya kosa kata anak. Hal ini juga membantu mereka
menemukan ide baru sekaligus belajar bahasa.
 Pastikan anak beristirahat dengan cukup. Waktu tidur yang dibutuhkan anak
berusia 2-5 tahun adalah minimal 11 jam dan maksimal 13 jam sehari.
 Ajari anak bagaimana memakai dan melepas baju, serta bagaimana
menggunakan toilet.
 Berikan anak makanan sehat, seperti sayuran, buah-buahan, dan kudapan
sehat.
 Orang tua dianjurkan untuk rutin melakukan beberapa kali pemeriksaan
tumbuh kembang anak pada periode usia 2-5 tahun. Pemeriksaan ini penting
untuk mendeteksi apakah ada masalah dengan perkembangannya. Pada
pemeriksaan tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengukur
tinggi dan berat anak, menanyakan perilaku anak dan keluarga, menanyakan
kegiatan atau teman bermain anak, serta memberikan suntikan suplemen bila
dibutuhkan. Pada proses check-up tersebut, orang tua juga sekaligus dapat
berkonsultasi dengan dokter terkait kesehatan, perilaku, serta tumbuh
kembang anak.
 Di samping itu, periksakan juga ke dokter anak bila anak Anda yang berusia dua
tahun belum juga bisa berjalan dengan seimbang, tidak dapat mengikuti
instruksi yang sederhana, tidak dapat meniru perkataan atau tindakan, tidak
dapat menggunakan frasa atau menggabungkan dua kata seperti ‘minum susu’,
masih belum paham apa yang bisa dilakukan dengan benda-benda yang familiar
dengannya seperti sendok atau garpu, atau bahkan kehilangan keterampilan
padahal sebelumnya dia telah mampu melakukannya.
Kebutuhan Gizi Anak Usia 2 Tahun

Di usia 2 tahun, kebutuhan energi si Kecil adalah 100 kalori per kilogram berat
badannya. Selain itu, si Kecil juga membutuhkan 1,5gr protein per kilogram berat
badannya, 8mg zat besi per hari, 17µg seng per hari, 350mg kalsium per hari, dan
1-1,5 liter cairan per hari. Kebutuhan zat gizi ini dapat dipenuhi dengan
memberikan beberapa makanan berikut:
 3 gelas susu (450-500 kalori energi, 8-15gr protein, dan 450-550mg kalsium)
 12 sendok makan nasi (300 kalori energi, 6gr protein)
 1 butir telur, di olah menjadi omelet dengan margarin (100 kalori energi,
6grprotein)
 1 potong dada ayam ukuran sedang (100 kalori energi, 10gr protein)
 1 buah jeruk/1 potong pepaya ukuran sedang/mangga ukuran sedang (50 kalori
energi, 50-90mg vitamin C)
 ½ mangkuk sayur (20 kalori energi)
 170gr daging sapi (8mg zat besi)
 100gr kacang tanah (7mg seng) Pada usia ini, si Kecil sudah bisa memakan
sebagian besar makanan yang tersedia untuk keluarga. Keterampilan makan si
Kecil sudah berkembang lebih baik, sehingga kemungkinan batuk atau tersedak
ketika makan sudah jarang terjadi. Selain itu, ia sudah semakin pintar
menggunakan peralatan makannya sendiri tanpa tumpah. Namun, si Kecil
mungkin menolak jenis makanan tertentu, dan nafsu makannya bisa berubah-
ubah dari waktu ke waktu. Jika hari ini makannya banyak, besok mungkin
makannya bisa lebih sedikit. Ibu bisa menyiasatinya dengan memberikan
makanan yang bervariasi, dari jenis, tekstur, dan cita rasa. Jika si Kecil tidak
mau menghabiskan makanannya, coba gugah selera makannya dengan
menyajikan makanan dalam porsi kecil, lalu dihias menjadi bentuk-bentuk lucu.
Ajak si Kecil makan bersama keluarga, sehingga ia merasakan kasih sayang dari
orangtua dan anggota keluarga lainnya.

Sumber Makanan Anak Usia 2 Tahun

Makan adalah proses belajar bagi si Kecil. Oleh karena itu, berilah ia makanan
dengan tekstur yang berubah secara bertahap sejak ia masih bayi. Mulai dari
makanan yang ditumbuk, disaring, kemudian dicincang. Tahapan-tahapan ini
bertujuan agar si Kecil belajar mengunyah makanannya, hingga pada akhirnya ia
siap untuk menerima makanan keluarga. Biasanya, si Kecil lebih tertarik pada
makanan yang tampak menarik dari pada yang bercampur aduk. Oleh karena itu,
Ibu bisa menyajikan nasi, sayuran, dan lauk-pauk secara terpisah untuk si Kecil.
 Jenis : dalam sehari makanlah bervariasi makanan dari berbagai kelompok
makanan
 makanan pokok : sebagai sumber tenaga dan mengenyangkan
 lauk pauk dari hewani dan nabati sebagai zat  pembangun, antibodi atau
kekebalan tubuh
 sayur dan buah sebagai zat pengatur dan pelindung, kaya vitamin, mineral dan
serat
 susu kaya protein dan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
 cukup minum air putih Jumlah: sesuai kebutuhan anak Jadwal makan, Buat
jadual makan anak 3 kali makan utama dan 2 kali - 3 kali makan snack. Beri
kesempatan anak merasa lapar. Contoh jadwal makan dan menu
 Jam 07.00 : Makan Pagi : Nasi goreng dan omelet telur
 Jam 10.00 : Snack pagi : susu 1 gelas
 Jam 12.00: makan siang : Nasi + sup sayuran + ayam kecap
 Jam 15.00: snack sore: buah potong dan pudding
 Jam 18.00: makan malam: nasi soto daging
  Jam 20.00 : Snack malam: susu 1 gelas

9 | Tumbuh Kembang Anak Usia Dua Tahun


Berikut ini contoh beberapa variasi makanan yang dapat Ibu berikan untuk
si Kecil:
1. Telur puyuh
Telur puyuh merupakan sumber protein yang baik. Dalam 100gr telur
puyuh, terdapat 13,05gr protein. Kandungan ini lebih tinggi dari telur ayam
atau telur bebek. Selain itu, salah satu keunggulan protein telur
dibandingkan dengan protein hewani lainnya adalah daya cernanya yang
sangat tinggi. Artinya, setiap gram protein yang masuk akan dicerna oleh
tubuh si Kecil secara sempurna.
2. Kepiting Daging
Kepiting kaya akan protein. Tidak hanya itu, daging kepiting juga
merupakan sumber karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, dan
vitaminB1.
3. Bayam merah
Bayam merah memiliki kandungan zat besi yang tinggi, sehingga dapat
membantu mencegah anemia pada si Kecil. Bayam merah juga kaya akan
vitamin A, yang baik untuk kekebalan tubuh dan kesehatan mata.
4. Jambu biji
Jambu biji mengandung banyak vitamin C, kalium, dan zat besi. Sebagian
vitamin C yang terkandung dalam jambu biji berada pada bagian kulit dan
daging luarnya yang lunak dan tebal. Selain itu, jambu biji juga merupakan
sumber serat dan karoten.
5. Nanas
Nanas merupakan buah yang bergizi tinggi, karena mengandung vitamin C,
mangan, kalium, karoten, dan xantofil. Nanas juga mengandung enzim
bromelin, yang baik untuk pencernaan dan dapat mengurangi risiko
terjadinya peradangan. Untuk mengurangi rasa gatal di mulut, Ibu bisa
mencuci nanas memakai air garam.
6. Selada air
Selada air banyak mengandung serat, antioksidan, vitamin C, vitamin E,
beta karoten (pro vitamin A), zat besi (Fe), dan seng (Zn). Selada air cocok di
olah untuk menjadi tumisan, sup, atau lalap. Bisa juga disajikan mentah
sebagai campuran salad atau isian sandwich.

Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan adanya penerapan aturan


makan (feeding rules) untuk si Kecil. Rekomendasi ini terdiri dari 3 bagian,
yaitu jadwal makan, lingkungan, dan prosedur pemberian makan. Untuk jadwal
makan, Ibu sebaiknya menentukan jadwal makan yang teratur untuk si Kecil
setiap hari. Misalnya, 3 kali makan makanan utama dan 2 kali makan makanan
kecil, 2-3 kali pemberian susu, dan waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
Tetapi, jika si Kecil belum menghabiskan makanannya sesuai waktu yang Ibu
jadwalkan, jangan memaksanya untuk segera menghabiskan. Ibu hanya
perlu tetap mengikuti jadwal saat sudah saatnya lagi untuk memberi makan si
Kecil. Untuk faktor lingkungan, Ibu sebaiknya menciptakan lingkungan yang
menyenangkan bagi si Kecil saat makan. Ketika memberi makan, usahakan
didalam lingkungan di sekitarnya tidak terdapat paksaan dan beragam distraksi
(mainan, televisi, perangkat elektronik). Selain itu, jangan memberikan makanan
sebagai hadiah untuk si Kecil. Prosedur pemberian makanan juga harus Ibu
perhatikan, seperti dengan mengajak si Kecil untuk makan sendiri. Jika ia
menunjukkan tanda tidak maumakan (mengatupkan mulut, memalingkan muka,
menangis), tawarkan kembali makanan secara netral tanpa memaksa dan
membujuk. Bila setelah 10-15 menitsi Kecil tetap tidak mau makan, Ibu bisa
mengakhiri proses makannya.

2.4 Pengetahuan Gizi Anak Usia 2 Tahun
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab ”giza” yang berarti zat makanan. Dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi
atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Lebih luas, gizi diartikan sebagai suatu
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga (Pekik, 2006). Definisi lain
gizi adalah zat makanan pokok yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan
(Badudu dan 14 Zain, 1996 : 465), sedangkan kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi
minimal yang diperlukan seseorang untuk hidup sehat (Auliana, 2001:36). Zat gizi
dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu sumber tenaga atau energi, zat
pembangun dan zat pengatur.
1. Kebutuhan energy Menurut Uripi,V. (2004:13) energi diperlukan untuk proses
pertumbuhan dan mempertahankan fungsi jaringan tubuh, proses
mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil dan gerakan otot untuk
aktivitas. Kebutuhan energi balita sehat dapat dihitung berdasarkan usia dan
berat badannya. Pada batita usia 1 -- 3tahun, kebutuhan energi dalam sehari
adalah 75 -- 90 kalori per kg berat badan, sedangkan untuk anak usia pra
sekolah usia 3 -- 5 tahun adalah 65 -- 75 kalori per kg berat badan.
2. Kebutuhan zat pembangun Zat pembangun dapat ditemukan dalam protein.
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhannya relatif lebih besar dari pada orang dewasa. Menurut Persagi
dalam Uripi V. (2004:14) kebutuhan protein pada balita sehat dalam sehari
adalah 2,5 gr per kg berat badan untuk batita usia 1-- 3 tahun sedangkan untuk
anak usia pra sekolah 3 -- 5 tahun adalah 2 gr per kg berat badan.
3. Kebutuhan zat pengatur Disamping energi dan protein tubuh juga memerlukan
zat pengatur untuk melangsungkan proses metabolisme. Zat gizi yang termasuk
zat pengatur adalah air, vitamin, dan mineral. Walaupun diperlukan dalam
jumlah 15 sedikit, zat gizi tersebut sangat diperlukan balita untuk pertumbuhan
dan perkembangan.
Analisa Anak Usia 2 Tahun
Kami melakukan observasi dan analisa pada dua anak usia 2 tahun, laki-laki dan
perempuan. Adapun yang kami dapatkan, yaitu: Anak
Nama : Abdul Rahman Hakim
Usia : 2 tahun 7 bulan
Gerak Motorik Kasar :
 Berlari
 Melompat
 Menarik benda
 Mulai belajar naik turun tangga
 Melempar dan menangkap benda
 Berjalan sambil berjinjit
 Menari
 Bermain sepeda roda tiga
 Mendorong mainan Perkembangan Bahasa
 Mulai memanggil “ayah” dan “bunda”
 Tertawa terbahak-bahak
 Mengucapkan beberapa kata, seperti bola, minum, jatuh, apatuh, ijo, dan
sebagainya
 Berceloteh Perkembangan Kognitif dan Kemandirian
 Mulai belajar makan dan minum sendiri
 Fokus apabila diajak menonton film animasi
 Mulai belajar memasukakan atau menaruh benda ke tempat tertentu,
missal memasukkan uang ke dalam celengan
 Peka terhadap rangsangan, responsif dan capat tanggap
 Mengapresiasikan perkembangan afektifnya, misal mencium, memeluk,
mengelus kucing
 Rasa ingin tahunya tinggi Gerak Motorik Halus
 Dapat mengelompok kan ukuran benda, misal ukuran benda
dari yang terkecil hingga terbesar
 Dapat memahami ketika kitamencoba meminta tolong sesuatu, misal memi
nta tolong untuk merapikan mainannya, ketika diajak untuk mencuci kaki
dan tangan
 Mulai meminta tolong, misal mengambil sesuatu agar kita membantu
memakainya, meminta tolong agar diambilkan minum, meminta tolong
membuka bungkus snack
 Mulai tertarik dengan menggambar walaupun masih coret-coret
 Mulai dapat memegang benda dengan benar
 Mulai bermain dengan imajinatif, misalnya berperan sebagai montir,
sepeda dibalik dan ia menggunakan mainan perkakasnya dan berimajinatif
membetulkan roda, bermain boneka dengan berbicara sendiri

Anda mungkin juga menyukai