Anda di halaman 1dari 2

Rajoki Purba 23115017 Dosen : Dr. Ir. Eka Djunarsjah, M.T.

TUGAS #1 Pencitraan Bawah Air Aulia Try Atmojo S.Kel., M.T

1. Pada Multibeam Echosounder , Konseps pancaran yang dimiliki yaitu melebar dan
melintang terhadap badan kapal. Perbedaan lainnya, Multibeam Echosounder alat lain
adalah jumlah beam yang dipancarkan lebih dari satu pancaran. Setiap memancarkan satu
pulsa suara dan memiliki penerimanya masing-masing.

bisa dikatakan juga atenuasi karena, energi akustik yang hilang selama perambatan
gelombang yang sebagian besar disebabkan oleh pantulan, hamburan dan penyerapan
gelombang datang oleh suatu medium.

Gambar 1 Geometri Waktu Tranduser (Djunarsah, 2005)


2. Untuk mengetahui sedimen dasar perairan dari hamburan balik gelombang akustik bisa
dilakukan dengan menganalisis Nilai amplitudo yang didapatkan kemudian dibandingkan
dengan jenis sedimen yang diperoleh dari hasil coring. Perbandingan antara kisaran
amplitudo dan jenis sedimen hasil coring dilakukan berdasarkan koordinat. Coring
dilakukan di sepanjang jalur pemeruman sebanyak 27 titik pengambilan dengan interval
jarak setiap 1000 meter dengan kedalaman pengambilan sedimen 1.5 meter.

Gambar 2 . Peta jenis sedimen hasil Coring (Lufti Rangga Saputra-2012)


Rajoki Purba 23115017 Dosen : Dr. Ir. Eka Djunarsjah, M.T.
TUGAS #1 Pencitraan Bawah Air Aulia Try Atmojo S.Kel., M.T

REFERENSI :
Djunarsah, E. 2005. Diktat Hidrografi.
Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika
Institut Teknologi Bandung
Djunarsah, E. dan Poerbandono. 2005.
Survey Hidrografi. Bandung: Refika Aditama
Lufti Rangga Saputra , Moehammad Awaluddin, dan L.M Sabri 3 . 2012
Identifikasi nilai amplitudo sedimen dasar laut pada perairan
Dangkal menggunakan multibeam echosounder.
Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai