b. Baja Profil
Baja profil yang digunakan adalah baja yang memiliki mutu BJ-37 dengan
tegangan leleh minimum 2400 kg/cm 2 dan tegangan dasar sebesar 1600
kg/cm2. Mutu yang sama digunakan pula untuk pelat-pelat sambungan.
c. Baut
Untuk sambungan struktur baja digunakan baut tegangan tinggi (High
Strength Bolt-HSB) dengan mutu A325 dengan tegangan leleh minimum
6350 kg/cm2.
d. Las
Mutu baja Las yang digunakan adalah tegangan leleh minimum 2400
kg/cm2.
II.3.3. Beban
a. Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan
berat jenis bahan bangunan dengan berdasarkan Peraturan Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 dan unsur-unsur yang
diketahui seperti pada denah arsitektur dan struktur.
Beban-beban yang diakibatkan oleh gravitasi yang bersifat permanen
dalam hal ini berat sendiri struktur.
b. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
Beban hidup = 250 kg/m2.
II.4. Idealisasi Struktur
II.4.1. Umum
a. Bangunan diidealisasikan dalam analisa sebagai rangka terbuka (open
frame), terdiri atas balok, kolom, slab dan wall.
b. Dipergunakan paket program komputer yang memperhitungkan pengaruh
lantai kaku, yaitu dengan SAP2000.
c. Analisis struktur dilakukan dengan anggapan berlaku keadaan elastis saja.
II.5.1. Umum
Analisa pengaruh beban vertikal ditinjau dalam model struktur tiga dimensi.
III.2.1. Asumsi
Struktur utama dihitung sebagai “open frame” tiga dimensi dengan bantuan
program SAP2000. Struktur “open frame” ini ditumpu dengan perletakan jepit
pada lantai dasar karena pelat diasumsikan sebagai pelat dua arah, maka
beban gravitasi dari pelat ditransfer sebagai beban garis ke balok anak. Dari
balok anak, beban kemudian ditransfer ke balok utama sebagai beban
terpusat. Dinding-dinding diperhitungkan sebagai beban garis.
III.2.3 Penulangan
III.2.3.1 Balok
Penulangan lentur balok dihitung secara manual berdasarkan hasil/
output program SAP2000. Gaya geser dari balok dengan daktilitas
terbatas dihitung menurut persamaan berikut :
Vu, b = 1.05 (VD,b + VL,b 4.0/K VE,b)
dimana :
VD,b = gaya geser balok akibat beban mati terfaktor
VL,b = gaya geser balik akibat beban hidup terfaktor
VE,b = gaya geser balok akibat beban gempa terfaktor
K = faktor jenis struktur (K > 2)
III.2.3.2 Kolom
Penulangan longitudinal dan geser dari kolom juga dilakukan dengan
bantuan program Ms. Excell dari Ms. Excell adalah jumlah luas
tulangan untuk kolom yang dibutuhkan. Perhitungan tulangan untuk
kolom ini juga didasarkan pada teori daktilitas terbatas. Momen lentur
yang digunakan untuk mencari jumlah tulangan dihitung menurut
persamaan dibawah ini :
Mu, k = 1.05 (MD, k + ML,k wd NE, k)
dimana :
MD, k = Momen balok akibat beban mati terfaktor
ML, k = Momen balok akibat beban hidup terfaktor
NE, k = gaya aksial balok akibat beban gempa terfaktor
wd = faktor pembebanan dinamis
IV. Pondasi
*******