Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ZAKAT FITRAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIZKI INDRIANI

KELAS : X - BDP 3

ABSEN : 18

SMK NEGERI 1 BOYOLANGU


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala pujian dan rasa syukur atas kehadirat Allah swt

karena rahmat, hidayah wal inayah-Nya yang telah dikaruniakan kepada segenap hambanya,

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun yang akan kami kaji

dalam makalah ini ialah tentang “Zakat Fitraht”.Penyusun menyadari bahwa masih banyak

kekurangan di dalam makalah ini, oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan yang

membangun demi kesempurnaan ulasan makalah ini.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang setulus tulusnya

kepada semua sumber yang telah membantu kami. Akhir kalimat, semoga makalah ini dapat

menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua bil khusus kepada penyusun sendiri .

Apabila terdapat kebenaran dari makalah ini itu datangnya dari Allah dan apabila terdapat

kesalahan dan kekeliruan, datangnya dari penyusun makalah ini.

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah pandangan hidup yang seimbang dan terpadu didesain untuk mengantarkan
kebahagiaan manusia melalui peningkatan kebutuhan melalui kebutuhan-kebutuhan moral dan materil
Manusia, dan akulturasi hubungan sosio ekonomi dan persaudaraan antar masyarakat. Hal ini dapat
tercermin dalam praktek beribadah misalnya dalam ibadah Zakat karena didalamnya mencakup dua
unsur tersebut yaitu sosial dan ekonomi masyarakat muslim pada umumnya.

Yang mendorong penulisan makalah ini adalah niat untuk memberikan nasehat dan peringatan
akan kewajiban zakat yang telah diremehkan oleh kebanyakan kaum muslimin, mereka tidak
mengeluarkanya sebagaimana cara yang disyariatkan, meski perkara ini adalah besar, dan merupakan
salah satu dari lima rukun Islam di mana bangunan Islam tidak akan tegak tanpanya.“Islam dibangun di
atas lima landasan: Syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhamad utusan Alah, menegakan
sholat, menunaikan zakat, puasa ramadhon dan haji”. Ini menunjukkan bahwa zakat merupakan bagian
penting dalam kehidupan umat Islam. Bahkan pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang yang
enggan berzakat diperangi sampai mereka mau berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama dengan
kewajiban mendirikan sholat.”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal
saleh,mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
Kewajiban zakat atas muslim adalah di antara kebaikan Islam yang menonjol dan perhatianya
terhadap urusan para pemeluknya, hal itu karena begitu banyak manfaat zakat dan betapa besar
kebutuhan orang-orang fakir kepada zakat. Kitab dan sunnah serta ijma' telah menunjukan kewajibanya,
barang siapa mengingkari kewajibanya maka ia adalah kafir dan murtad dari Islam dan harus diminta
agar bertaubat, jika tidak bertaubat dibunuh, dan barang siapa kikir dengan enggan mengeluarkan zakat
atau mengurangi sesuatu darinya maka ia termasuk orang-orang dzolim yang berhak atas sangsi dari
Allah swt.
Namun sayang, zakat yang seharusnya menjadi potensi ekonomi umat yang sangat baik, pada
umumnya belum digarap secara baik. Akibatnya kemiskinan di kalangan umat Islam jumlahnya masih
cukup banyak. Padahal kita pun tahu bahwa kemiskinan dan kemelaratan merupakan bibit potensial
untuk kemurtadan dan kekufuran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengetian Zakat?

2. Apa pengertian Zakat Fitrah?

3. Apa syarat wajib Zakat Fitrah?

4. Kapan waktu pembayaran Zakat Fitrah?

5. Siapa saja orang-orang yang berhak menerima zakat?

6. Siapa saja orang-orang yang tidak berhak menerima zakat?

7. Apa jenis harta, nisab, haul, dan kadar zakat?

8. Apa benda-benda yang dikeluarkan untuk Zakat Fitrah?

9. Berapa jumlah besarnya Zakat Fitrah?

10. Bagaimana pendistribusian zakat fitrah?

11. Apa hikmah zakat fitrah?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian zakat

Zakat secara etimologi merupakan bentuk masdar dari akar kata yang bermakna an nama’
(tumbuh) , al barakah (barokah), at thaharah (bersih), as salah (kebaikan) , safwatu asy ya’i ( jernihnya
sesuatu), dan al madu (pujian) zakat juga bermakna takziah ( mensucikan). Sedangkan menurut
terminology zakat adalah pemberian suatu yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu,
menurut sifat – sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya.Atau
zakat adalah kadar harta tertentu yang di berikan kepada orang yang berhak menerimanya ,dengan
beberapa syarat tertentu pula[1]

B. Pengertian zakat Fitrah

Pada setiap hari raya idul fitri, setiap orang islam, lali-laki dan perempuan, besar kecil, merdeka
atau hamba, diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak 3,1 liter dari makanan yang mengenyangkan
menurut tiap-tiap tempat atau negeri.

Zakat fitrah adalah zakat jiwa ( setiap jiwa umat islam ) yang di tunaikan berkenaan dengan
selesainya mengerjakan siyam (puasa) ramadhan yang di fardhukan .zakat fitrah ini diwajibkan atas
setiap individu muslim yang ada (hidup) sampai di malam hari lebaran dan menjelang sholat idul fitri,
termasuk bayi lahir sebelum waktu itu.[2]

Zakat fitrah di syari’atkan pada bulan sya’ban tahun ke-02 hijriyah. Kehadirannya merupakan
nilai tambah (hussusiyyah) bagi umat Muhammad SAW . Menurut imam Waki’zakat fitrah memiliki
kesamaan fungsi dengan sujud sahwi,yakni sama-sama sebagai penyempurna ibadah. Sujud sahwi
sebagai pengganti kekurangan yang terjadi dalam shalat,sedangkan zakat fitrah sebagai penyempurna
kekurangan yang trjadi dalam berpuasa[3]

Pengertian zakat fitrah menurut ulama ahli fikih adalah zakat yang diwajibkan bagi setiap
muslim, baik laki-laki, maupun perempuan, besar maupun kecil, merdeka maupun budak yang memiliki
kelebihan makan bagi diri dan keluarganya pada tanggal 1 Syawal. Zakat fitrah adalah zakat wajib yang
tanpa memandang status sosial, gender (jenis kelamin) maupun umur.

Dinamakan zakat fitrah karena zakat ini wajib ditunaikan ketika telah bebuka atau selesai dati
bulan Ramadhan (fathr). Zakat fitrah juga dinamakan “zakat badan”, karena ia ditujukan untuk
membersihkan dan mensucikan diri. Hukum mengeluarkan zakat fitrah adalah wajib atas tiap-tiap
muslim, bahkan bagi bayi yang baru lahir dan orang sakit yang mendekati ajal sekalipun. Orang yang
wajib mengeluarkan zakat fitrah tidak disyaratkan agar memiliki harta setara dengan nishab perak, yaitu
200 dirham.
C. Syarat wajib zakat fitrah

1) Islam
2) Masih hidup ketika matahari terbenam pada hari terakhir bulan Ramadhan atau menjelang
malam idul fitri.seorang muslim yang meninggal sebelum matahari terbenam ada hari terakhir
bulan Ramadhan tidak wajib membayar zakat fitrah. Akan tetapi jika meninggal ketika matahari
tenggelam pada hari terakhir bulan Ramadhan maka dia tetap berkewajiban membayar zakat
fitrah. Lain dari pada itu, bayi yang lahir sesudah matahari terbenam pada terakhir bulan
Ramadhan, maka ia tidak wajib membayar zakat fitrah, akan tetapi jika bayi itu lahir sebelum
matahari tenggelam pada hari terakhir bulan Ramadhan, maka ia wajib dizakat fitrah. Demikian
juga dengan laki-laki yang menikah sesudah terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan
Ramadahn juga tidak berkewajiban membayarkan zakat fitrah untuk istrinya.
3) Mempunyai kelebihan makanan pokok untuk diri dan keluarganya yang menjadi tanggungannya
pada malam idul fitri dan siang harinya. Orang –orang yang telah memenuhi syarat sebagaimana
diatas wajib membayar zakat fitrah atas diri dan keluarga yang menjadi tanggungannya, meliputi
anak-anaknya, istrinya, orang tuanya, dan semua anggota keluarga yang menjadi
tanggungannya.

D. Membayar fitrah sebelum waktu wajib

Sebagaimana telah diketahui , waktu wajib zakat fitrah ialah sewaktu terbenam matahari pada
malam hari raya . sungguhpun begitu , tidak ada halangan bila dibayar sebelumnya , asal dalam bulan
puasa . dibawah ini akan diterangkan beberapa waktu dan hukum membayar fitrah pada waktu itu.

1. Waktu yang di perbolehkan , yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan .
2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penhabisan ramadhan
3. Waktu yang lebih baik (sunat) , yaitu dibayar sesudah salat subuh sebelum pergi salat hari raya
4. Waktu makruh , yaitu membayar fitrah sesudah salat hari raya , tetapi sebelum terbenam
matahari pada hari raya .
5. Waktu haram lebih telat lagi , yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya.

E. Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Orang orang yang berhak menerima zakat ditentukan dalam Al-quran surat AL-Taubah (9) ayat
60:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang kafir, orang miskin, pengurus-pengurus
zakat atau amil, para mualaf yang ditunjuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah.”

Perintah membayar zakat diwajibkan kepada setiap umat Islam yang mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari secara layak. Bagi muslim yang tidak mampu mencukupi biaya hidup, mereka tidak
wajib membayar zakat, sebaliknya, mereka malah harus diberikan zakat. 8 golongan orang Islam yang
berhak menerima zakat:

 Fakir (orang yang tidak memiliki harta). Kata fakir berarti orang-orang sangat miskin dan hidup
menderita yang tak memiliki apa-apa untuk hidup.
 Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi ). Golongan miskin sama halnya dengan
golongan fakir dalam hal sama-sama memperoleh manfaat dari dana zakat. Kata miskin
mencangkup semua orang yang lemah dan tidak berdaya, oleh karena itu dalam keadaan sakit,
usia lanjut, sementara tidak memperoleh penghasilan yang cukup ukntuk menjamin dirinya
sendiri dan keluarganya.
 Riqab (hamba sahaya atau budak). Menurut Sayyid Quthb, pemberian dana zakat terhadap
kelompok ini sudah tertutup, dikarenakan tidak adanya perbudakan. Maka dana xakat ini bisa
disaurkan pada para pengrajin yang tidak memiliki modal untuk mengembangkan usahanya.
 Gharim (orang yang memiliki banyak hutang). Mereka ini adalah orang-orang yang harta
bendanya tergadai dalam hutang, dengan syarat bahwa mereka berhutang bukan untuk
keperluan maksiat. Jadi mereka berhutang, bukan untuk bermewah-mewahan ataupun sebab
menuju kemewahan. Golongan ini diberikan dan zakat dengan bagian yang adil sehingga bisa
terlepas dari hutang dan menjadikan kehidupan mereka lebih terhormat.
 Mualaf (orang yang baru masuk Islam). Penerima zakat yang baru masuk islam atau kelompok
yang memiliki komitmen tinggi dalam memperjuangkan dan menegakkan islam. Tujuan
pemberian zakat terhadap orang-orang yang baru masuk islam guna menguatkan iman mereka.
 Fisabilillah (pejuang di jalan Allah). Jumhur ahli fikih berpendapat, maksud sabilillah adalah para
pahlawan suka rela dalam perjuangannya. Namun jika melihat makna fisabiiah mempunyai
cakupan yang cukup luas dan bentuknya, hal ini tergantung sosio kondisi dan kebutuhan waktu.
Memang kata tersebut dapat mencakup berbagai macam perbuatan yang memiliki nilai makna
jihad.
 Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan). Ibnu sabil ini adalah orang-orang yang
bepergian dan kehabisan bekal, serta terpisah dari harta bendanya, seperti kaum pengungsi
yang mengungsi karena peperangan, kerusuhan dan terpaksa meninggalkan harta bendanya,
dan tidak bisa mengambilnya.
 Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat) . Mereka inilah orang-orang yang
bertugas mengumpulkan zakat yang telah ditugaskan oleh pemerintah atau pemimpin dalam
masyarakat. Kata amilum yang diartikan pengumpul bisa mencangkup semua pegawai yang
turut mengelola akan sumber dana zakat, pengumpu, pekerja, pembagi, distributor, penjaga
akuntan dan sebagainya yang bersangkutan dalam mengelola managemen dan administrasi
dana zakat.

F. Orang yang tidak berhak menerima zakat fitrah

Orang orang yang tidak berhak menerima zakat ada lima golongan , sebagaimana penjelasan
berikut ini.

1. Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan. Sebagian ulama
berpendapat bahwa yang di maksud dengan kaya itu adalah orang yang mempunyai harta
(usaha) mencukupi untuk penghidupanya sendiri serta orang yang dalam tanggunganya sehari-
hari , baik iya mempunyai satu nisab , kurang, ataupun lebih .
2. Hamba sahaya , karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka
3. Keturunan rosululloh SAW
4. Orang dalam tanggungan yang berzakat, artinya orang yang berzakat tidak boleh memberikan
zakatnya kepada orang yang dalam tanggunganya dengan nama fakir atau miskin, sedangkan
mereka mendapat nafkah yang mencukupi.
5. Orang yang tidak beragama islam , karena pesan rosululloh SAW kepada mu’az sewaktu dia di
utus ke negeri yaman. Beliau berkata kepada mu’az , “beritahukanlah kepada mereka (umat
islam) di wajibkan atas mereka zakat, zakat itu di ambil dari orang kaya, dan di berikan kepada
orang fakir di antara mereka(umat islam)

G. Jenis harta , nishab, haul, dan kadar zakatnya

No. Jenis Harta Nishab Haul Kadar Keterangan

1. Zakat fitrah : Mempunyai Tiap akhir 2,5 Kg atau Dikeluarkan


kelebihan ramadhan 3,5 liter pada bulan
Beras,sagu,
bahan ramadhan.
jagung, makanan Biasa
untuk keluarga dibayarkan
singkong/gaplek
pada hari raya dengan uang
idul fitri seharga
barang

H. Benda-Benda yang Dikeluarkan Untuk Zakat Fitrah

Benda-benda atau barang yang bisa dipergunakan untuk membayar zakat fitrah adalah:

a. Bahan makanan pokok yang biasa dimakan masyarakat setempat, bisa berupa beras, jagung,
sagu dan sebagainya. Benda-benda tersebut adalah benda-benda yang paling berkwalitas.
Jangan sampai membayar zakat fitrah dengan beras, misalnya yang sudah berkutu.
b. Uang sebagai pengganti hargaa bahan makanan pokok. Besarnya nilai uang yang dikeluarkan
adalah seharga barang yang dikeluarkan zakat waktu itu secara umum.

I. Jumlah Besarnya Zakat Fitrah

Besarnya jumlah zakat yang harus dikeluarkan adalah satu sha’. Satu sha’ adalah seukuran
empat genggam dua telapak tangan. Ukuran satu sha’ sama dengan empat mud. Imam Syafi’i dan
Fuqaha Hijaz dan As Shahibaini mengatakan bahwa ukuran satu mud adalah 573,75 gr.

Dengan demikian jumlah yang wajib dibyarkan zakat fitrah berupa makanan pokok oleh setiap
individu adalah sekitar 2295 gr. Untuk memudahkan penghitungan, selanjutnya para ulama menjelaskan
bahwa 1 sha’ apabila dikonversikan ke beras menjadi sekitar2,5 kg beras. Bila pembayaran diganti
dengan uang, maka besarnya uang yang harus dibayarkan adalah sebesar harga beras 2,5 kg padawaktu
tersebut.

Contoh Penghitungan:

Pak H. Alfan seorang kepala keluarga dengan satu istri, tiga orang anak dan satu famili yang
sehari-harinya hidup bersama. Menjelang hari raya Pak H. Alfan berniat membayar zakat fitrah untuk
dirinya, keluarganya, dan familinya. Saat membayar zakat, harga beras waktu itu Rp. 5000/kg. Karena
Pak H. Alfan membayar untuk dirinya, anak istri dan familinya maka jumlah zakat yang harus dibayar Pak
H. Alfan adalah 15 kg beras. Namun jika Pak H. Alfan ingin membayar zakat fitrahnya dengan uang maka
jumlah uang yang harus dibayar adalah 15 kg x Rp. 5000 = Rp. 75.000

J. Pendistribusian Zakat Fitrah

Secara umum pendistribusian zakat fitrah sama dengan pendistribusian zakat mal, yakni
diberikan kepada delapan golongan yakni fakir, miskin, amil, muallaf, budak, gharim, fisabiillah, dan ibnu
sabil. Dari delapan golongan tersebut, prioritas umumnya adalah fakir miskin. Pemberian zakat fitrah
kepada fakir miskin dimaksudkan agar pada hari raya idul fitri mereka tidak meminta-minta dan bisa ikut
bergembira sebagaimana umat islam yang lain. Mekanisme pembayaran zakat fitrah sama dengan zakat
mal, yakni boleh jika langsung diberikan kepada yang berhak menerimanya atau dilewatkan badan
khusus yang menangani zakat atau biasa disebut amil. Badan amil nanti yang akan mendistribusikan
zakat-zakat tersebut kepada para mustahik dengan lebih efektif dan tepat sasaran.

Perlu diketahui bahwa pendistribusian zakat fitrah adalah diberikan pada para mustahik yang
berada di satu daerah. Banyak para ulama menjelaskan bahwa zakat fitrah tidak boleh dipindahkan dari
satu daerah ke daerah yang lain. Pemindahan harta zakatdari satu daerah ke daerah yang lain baru
diperbolehkan dalam kondisi darurat, misalnya bila ditempat lain terdapat orang lain yang ebih
membutuhkan. Dari pertimbanagn kemaslahatan umat inilah maka perpindahan hasil zakat boleh
dilakukan untuk:

a. Dialihkan ke wilayah tempat perang fi sabililah terjadi.


b. Dialihkan pada lembaga-lembaga dakwah dan pendidikan maupun pusat kesehatan untuk
mengurusi kebutuhan orang yang termasuk delapan golongan yang berhak menerima zakat.
c. Dialihkan ke wilayah tempat kaum muslimin yang mengalami musibah kelaparan dan bencana
alam.
d. Dialihkan ke kaum kerabat si pembayar Zakat yang berhak menerima zakat (mustahik).

K. Hikmah (gunanya zakat )

Guna zakat sungguh penting dan banyak , baik terhadap si kaya , si miskin ,maupun masyarakat
umum . di antaranya adalah :

1. Menolong orang yang lemah san susah agar dia dapat menunaikan kewajibanya terhadap alloh
dan terhadap makhluk alloh (masyarakat)
2. Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela , serta mendidik diri agar bersifat
mulia dan pemurah dengan membiasakan membayarkan amanat kepada orang yang berhak dan
berkepentingan.
3. Sebagai ucapan syukur dan terimakasih atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya.
4. Guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta mencintai antara si miskin dengan si kaya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Zakat adalah kadar harta tertentu yang di berikan kepada orang yang berhak menerimanya
,dengan beberapa syarat tertentu pula.
2. Zakat fitrah adalah zakat jiwa ( setiap jiwa umat islam ) yang di tunaikan berkenaan dengan
selesainya mengerjakan siyam (puasa) ramadhan yang di fardhukan.
3. Syarat wajib zakat fitrah:
 Islam
 Masih hidup ketika matahari terbenam pada hari terakhir bulan Ramadhan atau
menjelang malam idul fitri
 Mempunyai kelebihan makanan pokok untuk diri dan keluarganya yang menjadi
tanggungannya pada malam idul fitri dan siang harinya.
4. Delapan golongan orang Islam yang berhak menerima zakat:
 Fakir (orang yang tidak memiliki harta)
 Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)
 Riqab (hamba sahaya atau budak)
 Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)
 Mualaf (orang yang baru masuk Islam)
 Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)
 Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)
 Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)
5. Orang orang yang tidak berhak menerima zakat ada lima golongan , sebagaimana penjelasan
berikut ini.
1. Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan.
2. Hamba sahaya , karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka
3. Keturunan rosululloh SAW
4. Orang dalam tanggungan yang berzakat
5. Orang yang tidak beragama islam
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna , kedepannya penulis akan lebih fokus
dan details dalam menjalankan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran
terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahan makalah yang
telah dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai