Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332018511

Akuntabilitas Pelayanan Publik Berbasis E-Government (Penggunaan Aplikasi


Lapor Sleman sebagai Layanan Aduan Masyarakat)

Conference Paper · March 2019

CITATION READS

1 2,122

2 authors:

Muhammad Dwi Nurfaisal Sakir Sakir


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
6 PUBLICATIONS   1 CITATION    25 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Muhammad Dwi Nurfaisal on 27 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Medan, 30 November- 03 Desember 2018 APPPTMA KE-8

Akuntabilitas Pelayanan Publik Berbasis E-Government


(Penggunaan Aplikasi Lapor Sleman sebagai Layanan Aduan Masyarakat)

Muhammad Dwi Nurfaisal1


1
Mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan, Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Yogyakarta, Indonesia
Sakir2
2
Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fisipol, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia
1
faisaldwinn@gmail.com
2
mas.sakir@fisipol.umy.ac.id

Abstrak — Tujuan dari reformasi birokrasi adalah akuntabilitas, transparan, dan terjangkau ke seluruh
menciptakan birokrat yang profesional dengan masyarakat bagi peluang dalam langkah meningkatkan
karakter yang adaptif, berintegritas, bersih dari kualitas pelayanan publik. Undang-Undang Nomor 25
perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menjelaskan
mampu melayani publik secara akuntabel dengan bagaimana tata cara peningkatan pelayanan publik yang
memegang teguh nilai dasar organisasi dan kode etik
inovatif serta berorientasikan pada kepentingan
perilaku aparatur negara (good governance).
Akuntabilitas dalam pelayanan publik saat ini harus masyarakat tanpa ada pengecualian. Beberapa contoh
mampu menjangkau seluruh masyarakat agar dapat pelayanan publik yang sudah mencerminkan harapan
diakses dimana dan kapanpun. Pelayanan publik yang yang tertuang pada UU 25/2009 tentang Pelayanan
mampu memberikan keterbukaan layanan secara Publik adalah salah satunya penggunaan layanan aduan
global saat ini adalah dengan penggunaan media berbasis teknologi informasi. Seperti yang dilakukan
teknologi informasi atau dalam sistem yang masif oleh pemerintah Kabupaten Sleman dalam
dilakukan oleh beberapa pemerintah daerah di melaksanakan sistem akuntabilitas dalam pelayanan
Indonesia adalah pengembangan sistem pelayanan publik berbasis teknologi informasi.
publik berbasis teknologi informasi (e-government).
(Hartono, Utomo, & Mulyanto, 2010)
salah satu daerah di Indonesia yang menerapkan e-
government dalam memberikan pelayanan publik Pelayanan publik berbasis e-government merupakan
adalah Kabupaten Sleman. Salah satu penerapan e- salah satu proses sistem pemerintahan dengan
government di Kabupaten Sleman dalam memanfaatkan ICT (Information, Communication and
memberikan fasilitas layanan aduan masyarakat Technology) sebagai alat untuk memberikan kemudahan
adalah dengan menggunakan Aplikasi Lapor Sleman. proses komunikasi dan transaksi kepada warga
Implikasi dari penerapan teknologi informasi dalam masyarakat, organisasi bisnis dan lembaga pemerintah
sektor pelayanan publik adalah mampu melakukan serta stafnya. Sehingga dapat dicapai efisiensi,
transaksi publik yang tidak dibatasi oleh waktu dan efektivitas, transparansi dan pertanggungjawaban
lokasi, serta biaya yang terjangkau masyarakat.
pemerintah kepada warganya. Dengan konsep
Kata Kunci — akuntabilitas pelayanan publik, e-government,
Lapor Sleman. pengembangan menyangkut hubungan Government to
Government (G2G), Government to Business (G2B) dan
I. PENDAHULUAN Government to Citizens (G2C).
(Nugraha, 2018) menyebutkan ada 4 faktor
Latar Belakang Masalah keberhasilan Kabupaten Sleman dalam memanfaatkan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan
dilaksanakan oleh birokrasi pemerintahan dalam pelayanan publik. Faktor keberhasilan dalam
berbagai sektor pelayanan, terutama yang berkaitan pemanfaatan teknologi informasi yang dilakukan
langsung dengan masyarakat dirasa kinerjanya masih Kabupaten Sleman adalah: Kesepakatan bersama
jauh dari yang diharapkan. Hal ini dapat diketahui beberapa isntansi pemerintahan yang ada di Kabupaten
dengan banyaknya aduan dan keluhan dari masyarakat Sleman untuk menerapkan e-government; Pemerintah
terkait dengan buruknya kualitas pelayanan yang Kabupaten Sleman sangat matang dalam konsep
diberikan oleh aparatur negara, sangat berbelit-belit pengembangan e-government yang dapat dibuktikan
kurang transparan, kurang informatif, dan kurang dengan fitur layanan yang diberikan sudah berbasis
akomodatif, sehingga tidak memperlihatkan pelayanan digital; Membangun infrastruktur dan suprastruktur
yang keberpihakan kepada masyarakat serta yang paling pendukung sebagai sarana mengambangkan e-
meresahkan adalah masih adanya pungutan liar oleh government; dan melakukan sosialisasi kepada seluruh
oknum aparatur negara. Buruknya kinerja pelayanan kalangan secara merata dan konsisten. Kemudian
publik ini antara lain dikarenakan belum terlaksananya faktor keberhasilan penerapan e-government di
transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan Kabupaten Sleman tidak terlepas dari kesiapan sumber
pelayanan publik (Muradi & Rusli, 2013) daya manusia, regulasi, anggaran dana, sarana dan
Munculnya reformasi pelayanan publik prasarana yang merupakan hal mutlak harus dipenuhi
memberikan angin segar terutama menekankan nilai dan tersedia sebagai langkah mewujudkan good
1 Prosiding Konferensi Nasional Ke- 8
Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APPPTMA)
ISBN: 978-623-90018-0-3
Medan, 30 November- 03 Desember 2018 APPPTMA KE-8

government terutama dalam memberikan pelayanan Publik Secara Nasional menjelaskan bagaimana teknis
yang baik kepada masyarakat. penggunaan sistem pengelolaan pengaduan pelayanan
Hal yang mendasari penerapan e-government dalam publik yang jika dikaitkan dengan Aplikasi Lapor
memberikan pelayanan di Kabupaten Sleman adalah Sleman, maka teknis dalam pelaksanaanya adalah
mengacuh pada Visi yang sudah disusun oleh Bupati Penyelenggara wajib menerima pengaduan sesuai
Sleman terpilih Sri Purnomo, yaitu “Terwujudnya dengan kebijakan “no wrong door policy”, yaitu
Masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri, menerima pengaduan dari manapun dan jenis apapun
Berbudaya dan Terintegrasikannya Sistem E- serta menjamin bahwa pengaduan akan disalurkan
Government Menuju Smart Regency (Kabupaten Pintar) kepada penyelenggara pelayanan publik yang
pada Tahun 2020”. Kemudian di dalam Rencana berwenang menangani.
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Ketertarikan penulis dalam penelitian ini adalah
Sleman tahun 2016-2021 memiliki target yaitu mengulas tentang penerapan e-government yang di
“Kabupaten Sleman menuju smart regency”. lakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai
Melihat grand desain dalam reformasi pelayanan fasilitas publik di bidang pelayanan serta
publik yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten memperkenalkan Kabupaten Sleman sebagai salah satu
Sleman memberikan inovasi berupa aplikasi yang dapat percontohan smart regency di Indonesia.
manfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat yaitu
Aplikasi Pelayanan Lapor Sleman. Aplikasi Lapor Rumusan Masalah
Sleman merupakan sebuah layanan yang diberikan berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah di
Pemerintah Kabupaten Sleman untuk dimanfaatkan atas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah yang
sebagai fasilitas aduan masyarakat berbasis website. tepat dalam kasus penelitian ini adalah “Sejauhmanakah
Hasil wawancara dengan Aziz Perdana selaku Kepala pemanfaatan Aplikasi Lapor Sleman sebagai sarana
Seksi Aplikasi dan Integrasi Sistem Informasi Dinas akuntabilitas pelayanan publik berbasis e-government?”
Kominfo Kabupaten Sleman dalam (Sutiana, 2018)
menjelaskan dalam mencetuskan Aplikasi Lapor Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sleman, Pemda Sleman memiliki dasar-dasar yang Secara garis besar penelitian akuntabilitas pelayanan
melandasinya yaitu: publik berbasis e-government dengan menggunakan
Aplikasi Lapor Sleman memiliki:
Tabel 1. Dasar-Dasar Hukum Pembentukan Lapor Sleman Tujuan
1. Visi Misi Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 a) Mengetahui sejauhmana Aplikasi Lapor Sleman
2. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 69
Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Komunikasi
dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat
dan Informatika sebagai layanan aduan berbasis e-government
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan b) Mengetahui sejauhmana pemanfaatan Aplikasi lapor
Informasi Publik Sleman oleh Pemkab Sleman dalam memberikan
4. Peraturan Presiden RI No. 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan pelayanan yang cepat dan tepat sasaran
Pengaduan Pelayanan Publik
5. Peraturan Menteri PANRB No. 24 Tahun 2014 tentang Pedoman Manfaat
Penyelenggaraan Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Secara a) Memperkenalkan Aplikasi lapor Sleman dalam
Nasional memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
Sumber: Diolah dari Data Sekunder, 2018. sasaran kepada masyarakat luas.
b) Memberikan informasi kepada pemerintah daerah
Berdasarkan tabel di atas bahwa landasan
di seluruh Indonesia, Aplikasi Lapor Sleman sebagai
pengaplikasian Lapor Sleman dalam Layanan Aduan
salah satu percontohan penerapan e-government
masyarakat mencacu pada Visi dan Misi Kabupaten
yang baik dalam memberikan pelayanan kepada
Sleman Tahun 2016-2021 yang berbunyi “Terwujudnya
masyarakat.
Masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri,
Berbudaya dan Terintegrasikannya Sistem E-
Government Menuju Smart Regency (Kabupaten
Kajian Pustaka
Pintar) pada Tahun 2020”. Selanjutnya adalah Pergub
(Kristanto, 2018) dalam tulisannya yang berjudul
DIY No. 69 Th. 2015 tentang Rincian Tugas dan Fungsi
“Inovasi Pelayanan Publik dalam Rangka Mewujudkan
Dinas Komunikasi dan Informatika yang menjelaskan
E- Government (Studi Kasus Pelaksanaan Aplikasi Lapor
tugas dan fungsi Dikominfo sebagai humas pemerintah
daerah, termasuk memberikan sarana informasi sebagai Hendi)” menyebutkan pada tahun 2016 yang lalu
Pemerintah Kota Semarang meluncurkan Aplikasi
bentuk pelayanan publik.
layanan aduan masyarakat berbasis website yang
Mengacu pada Perpres RI No. 76 Th. 2013
tentang Keterbukaan Pengaduan Pelayanan Publik bernama Lapor Hendi. Konsep yang diterapkan dalam
Aplikasi Lapor Hendi adalah berawal dari keberlanjutan
menjelaskan bahwa Aplikasi Lapor Sleman berfungsi
alikasi LAPOR! yang diaplikasikan oleh pemerintah
sebagai penampungan aspirasi atau aduan masyarakat
untuk kemudian diserahkan kepada yang berwenang pusat untuk memberikan fasilitas Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N).
untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. Kemdian
Selain Aplikasi Hendi yang dapat diakses pada
Permen PANRB No. 24 Th. 2014 tentang Pedoman
website dengan keyword:
Penyelenggaraan Pengelolaan Pengaduan Pelayanan

2 Prosiding Konferensi Nasional Ke- 8


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APPPTMA)
ISBN: 978-623-90018-0-3
Medan, 30 November- 03 Desember 2018 APPPTMA KE-8

http://laporhendi.semarangkota.go.id/, kemudahan pertanggungjawaban. Dalam konteks akuntabilitas


dalam melayangkan aduan dengan menggunakan yang dilakukan dalam pelayanan publik (Aprizal &
layanan SMS dan media sosial Twitter. Cara pelayanan Purba, 2013) menjelaskan bahwa akuntabilitas
aduan yang menggunakan SMS adalah dengan ketik pelayanan memiliki 5 indikator capaian yaitu:
“Laporhendi (Spasi) aduan yang akan anda ajukan” efisiensi, efektivitas, keadilan atau tidak
selanjutnya kirim ke 1708. Sedangkan layanan aduan diskriminatif, transparan, terbuka dan bersaing,
yang menggunakan media sosial Twitter adalah dengan serta akuntabel.
cara tweet aduan yang anda ajukan dengan Akuntabilitas publik seharusnya diikuti dengan
menambahkan hashtag (#Laporhendi) dan selanjutnya adanya sarana yang dapat diakses oleh seluruh
mention ke akun resmi Pemkot Semarang lapisan masyarakat agar dapat mengontrol apa yang
@PemkotSMG. dikerjakan oleh pemerintah. Sarana yang dimaksud
Aplikasi Lapor Hendi sudah terintegrasi beberapa adalah sebuah media informasi bisa dalam bentuk
portal resmi seperti: cetak, lisan, bahkan menggunakan teknologi
1) Lapor Kemendagri informasi yang dapat memudahkan masyarakat
2) Lapor Presiden untuk mengaksesnya. Jika sarana tersebut sudah
3) Lapor Gubernur dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya maka
4) Lapor Walikota keterbukaan atau akuntabilitas yang dilakukan oleh
5) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa sektor pemerintah sudah dapat dikatakan baik,
(LKPP) karena masyarakat diberikan leluasa untuk
6) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengontrol serta diberikan hak sebagaimana
7) Pusat Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (P3M) mestinya (Hamdani, 2016)
8) Pengaduan Jaringan Selanjutnya akuntabilitas publik sangat erat
9) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kaitannya dengan keterbukaan informasi yang
(Geber Pandanaran) diberikan oleh pemerintah terhadap masyarakat
10) Gerakan Bersama Sekola Peduli dan Tanggap dalam mewujudkan good governance. Keterbukaan
Bulliying (Geber Septi) yang dimaksud adalah memberikan kualitas layanan
11) dan Whistle Bowling yang terjangkau dan mudah di akses oleh kalangan
Sehingga bentuk aduan yang diajukan kepada masayarakat. Kulitas layanan yang diberikan oleh
sistem yang terintegrasi tersebut dapat berjalan efektif masyarakat harus ditinjau dari dimensi
dan tepat sasaran, karena langsung terintregrasi kepada keterbukaan, kemudahan dalam memperoleh
portal resmi untuk ditindaklanjuti. informasi, ketersediaan sarana, empati/daya
Kemudian penelitian terdahulu terkait dengan tanggap, rasa aman dan nyaman (Baharuddin, 2015)
penyelenggaraan e-government dalam memberikan
layanan masyarakat menurut (Purworini, 2014) adalah b) Pelayanan Publik
model informasi publik di era media sosial dengan Dwiyanto dalam (Sakir, Habibullah, &
kajian grounded teori di Pemda Sukoharjo. Pada tulisan Nurfaisal, 2018) pelayanan publik merupakan
tersebut menjelaskan bagaimana faktor yang salah satu entry point yang dimiliki oleh Negara
mempengaruhi dicetuskannya komunikasi layanan yang Kesatuan Republik Indonesia dalam meraih
berjalan satu arah. Faktor yang mempengaruhi mimpi besar menuju negara yang mampu
komunikasi layanan satu arah di Pemda Sukoharjo menjalankan tatakelola pemerintahan yang baik.
adalah keterbatasan sumberdaya manusia dan Namun masih banyak pekerjaan rumah yang
peraturan kerja. Oleh karena itu Pemda Sukoharjo harus diselesaikan untuk benar-benar
memberikan sebuah langkah monitoring dan evaluasi manjadikan pelayanan publik yang berkualitas
terhadap layanan informasi kepada masyarakat dengan dan berphak kepada masyarakat.
sistem satu arah menggunakan analisis grounded teori. Mulgan dan Dubnick dalam (Muin, Ummu,
Implikasi dari penelitian ini menyebutkan bahwa & Rahmatullah, 2014) menyebutkan bahwa
keterbatasan sumberdaya manusia merupakan Konsep besar keterbukaan dalam pelayanan
penghambat utama dalam melakukan penggunaan publik tidak terlepas dari pengaplikasian
layanan informasi menggunakan komunikasi 2 arah atau teknologi informasi. Seperti yang telah jelaskan
penggunaan media sosial. Keterbatasann SDM di atas, pelayanan publik harus dapat mudah
memberikan bumerang tersendiri untuk memberikan diakses oleh masyarakat kapan dan dimana saja.
pelayanan yang efektif dan efisiensi serta tepat sasaran. Akuntabilitas pelayanan publik adalah sebagai
suatu ikon terhadap janji pemerinta-han yang
Kerangka Teoritik akan memberi kesejahteraan kepada publik
a) Akuntabilitas secara adil dan merata yang di dalamnya terdiri
Mardiasmo dalam (Girsang, 2015), dari perangkat-perangkat: transparansi, keadilan,
menjelaskan bahwa akuntabilitas publik merupakan demokrasi, efisiensi, dan integritas. Pelayanan
bentuk kewajiban pemegang kekuasaan untuk publik akan menjadi tolak ukur bagi kinerja
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, pemerintah. Setiap aparat pemerintah harus
melaporkan, dan menginformasikan kepada peminta mulai bersikap profesional dalam memberikan

3 Prosiding Konferensi Nasional Ke- 8


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APPPTMA)
ISBN: 978-623-90018-0-3
Medan, 30 November- 03 Desember 2018 APPPTMA KE-8

pelayanan dan menjadi-kan masyarakat yang 10. Kenyamanan, pelayanan yang diberikan
harus dilayani. Oleh sebab itu, seluruh aparat harus memiliki tingkat kenyaman dengan
pada tiap-tiap organisasi pemerintah haruslah memperhatikan lingkungan yang tertib,
bersinergi satu sama lain agar dapat teratur, bersih, indah, dan dilengkapi
memberikan pelayanan yang terbaik kepada dengan fasilitas penunjang yang cukup.
masyarakat. Hal ini yang dimaksudkan sebagai
akuntabilitas eksternal. Upaya peningkatan c) E-Government
kualitas pelayanan publik selama ini haruslah Berkaitan dengan teori pelayanan publik
terus-menerus dilakukan oleh pemerintah yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa
melalui berbagai kebijakan dalam pelayanan. pada dasarnya nilai pemerintahan yang baik
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik atau good government dapat diimplementasikan
menurut (Safrony, 2012) terdapat 10 prinsip dalam pelayanan publik. Reformasi pelayanan
yang melandasi pelayanan publik yang publik memberikan perkembangan yang
berorientasi pada rakyat dan keterbukaan untuk memperlihatkan konsep terukur good
mewujudkan kepercayaan masyarakat yaitu: government untuk selalu diperbaiki dari segala
1. Kesederhanaan, pelayanan yang diberikan sistem yang ada. Salah satu pola yang harus
tidak berbelit-belit, mudah untuk di dirubah untuk meninggalkan pelayanan publik
pahami serta mudah untuk dilaksanakan yang tidak berpihak kepada masyarakat adalah
oleh seluruh kalangan masyarakat. merubah mainset birokrasi yang memberikan
2. Kejelasan, memiliki kejelasan terkait pelayanan hanya berorientasikan profit tanpa
dengan teknis serta administratif dalam melihat kualitas pelayanan yang diberikan.
memberikan pelayanan dengan Pengertian e-government menurut
memperhatikan peraturan yang ada. (Rianto & Lestari, 2012) adalah bentuk
Pemberi layanan harus bertanggungjawab tatalaksana pemerintahan dalam menggunakan
atas pelayanan yang diberikan seperti teknologi informasi dan komunikasi.
memberikan kejelasan tentang biaya Pelaksanaan e-government memberikan
pelayanan yang harus dibayarkan dan peluang yang besar dalam meningkatkan dan
tatacara pembayarannya. mengoptimalkan hubungan antara instansi
3. Kepastian waktu, dalam memberikan pemerintah di seluruh dunia serta
pelayanan harus memiliki kejelasan jangka masayarakat keseluruhan.
waktu untuk menyelesaikan pelayanan Kemudian menurut (Nugraha, 2018)
publik. menjelaskan bahwa e-government merupakan
4. Akurasi, pelayanan yang diberikan harus pemanfaatan teknologi informasi dan
benar, tepat, dan sah. komunikasi yang berimplikasi pada
5. Keamanan, pelayanan yang memberikan meningkatnya hubungan antara pemerintah
rasa aman dan kepastian hukum kepada dengan masayarakat, pelaku bisnis, dan
penerima layanan agar dapat merasa puas isntansi lainnya. Teknisnya, penerapan e-
dan tidak merasa terbebani. government memiliki 4 tujuan utama yaitu:
6. Tanggungjawab, pimpinan atau pejabat yang 1. Membentuk jaringan infromasi dan
ditunjuk untuk memimpin sebuah transaski pelayanan publik atau website
organisasi pelayanan publik harus mampu presence yang tujuannya adalah
bertanggungjawab atas masalah-masalah memberikan kepuasan kepada masyarakat
yang timbul akibat kelalaian dalam karena keterjangkauan dan tanpa dibatasi
pelayanan publik. waktu serta biaya yang terjangkau oleh
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, masyarakat.
pelayanan yang baik adalah memiliki sarana 2. Membentuk interaksi antara dunia usaha
prasarana penunjang yang memadai untuk sebagai sarana meningkatkan
memberikan fasilitas terbaik kepada perkembangan ekonomi nasional dan
penelima layanan. mempercepat pertumbuhan
8. Kemudahan akses, pelayanan publik yang perekonomian global agar dapat bersaing
dapat diakses atau dijangkau oleh dalam perdagangan internasional.
masyarakat umum kapan saja dan dimana 3. Membentuk jaringan dengan lembaga-
saja dengan memanfaatkan telekomunikasi lembaga negara serta sekaligus
dan informatika. menyediakan fasilitas dialog publik agar
9. Kedisiplinan, pelayanan publik harus masyarakat dapat berpastisipasi dalam
memiliki etika baik seperti kesopanan dan merumuskan kebijakan yang dilakukan
keramahan dalam memberikan pelayanan oleh pemerintah.
yang disiplin, sopan, dan santun, ramah, 4. Membentuk sitem manajemen dan kinerja
serta memberikan pelayanan yang setulus yang transparan dan efisien untuk
hati. memperlancar transaksi dan layanan

4 Prosiding Konferensi Nasional Ke- 8


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APPPTMA)
ISBN: 978-623-90018-0-3
Medan, 30 November- 03 Desember 2018 APPPTMA KE-8

lembaga pemerintah dan pemerintah antar organisasi internal pemerintahan serta sebagai
daerah otonom. alat peningkatan akuntabilitas kepada masyarakat
Secara keseluruhan tujuan dari penerapan e- sebagaimana yang telah dijelaskan dalam UU
government di atas telah menginterpretasikan 25/2009 tentang Pelayanan Publik. Bunyi dalam UU
arah utama menuju smart regency. Selanjutnya 25/2009 tersebut adalah pelaksanaan pelayanan
menurut Cahyadi dalam (Sutiana, 2018) output publik dengan menggunakan media teknologi
yang diharapkan dari penerapan e-government informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
memiliki manfaat dari 2 sisi yaitu: transparansi serta akuntabilitas yang ditujukan
1. Sisi Lembaga atau Organisasi kepada masyarakat. Organisasi internal
Pemerintahan pemerintahan yang dimaksud adalah dalam lingkup
Manfaat yang diharapkan dari sisi lembaga OPD yang tersebar di Kabupaten Sleman. Sebanyak
atau organisasi yaitu sebagai sarana 53 OPD di Kabupaten Sleman yang terintegrasi
menghemat biaya dalam memberikan Aplikasi Lapor Sleman, yaitu:
pelayanan terhadap masyarakat, seperti
pemakaian kertas, sumberdaya manusia, Tabel 2. OPD yang Terintegrasi Aplikasi Lapor Sleman
dan waktu dalam memberikan atau sharing No Nama OPD No Nama OPD
1 DPUPKP 28 BKPP
informasi kepada masyarakat. 2 DISHUB 29 DISPORA
2. Sisi masyarakat 3 DISDUKCAPIL 30 Kec. Berbah
Manfaat yang diharapkan dari sisi 4 Dinas Lingkungan Hidup 31 DISBUD
masyarakat yaitu berupa efektifitas layanan 5 Dinas PMPPT 32 Dinas Pariwisata
yang cepat dan mudah mengakses atau 6 HUMAS Kab. Sleman 33 INSPEKTORAT
7 DISKOMINFO 34 Kec. Godean
memperoleh dokumen dan formulir
8 DINSOS 35 Kec. Ngaglik
berbasis elektronik selama 24 jam serta 9 DINKES 36 Kec. Ngemplak
tidak dibatas waktu dan tempat. 10 SATPOL PP 37 BAPPEDA
11 Dinas Perindag 38 Kec. Kalasan
II. METODE PENELITIAN 12 PDAM 39 Kec. Seyegan
13 BKAD 40 RSUD Sleman
Metode dalam penelitian ini adalah penelitian 14 Dinas PMD 41 Dinas Perpus dan Arsip
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang 15 DISDIK 42 Kec. Minggir
memiliki tujuan untuk memahami fenomena yang terjadi 16 Dinas PERPARI 43 Kec. Pakem
17 Badan PLH 44 Kec. Sleman
atau dialami oleh subyek penelitian secara holistik 18 Kec. Depok 45 Setwan DPRD
dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata 19 Badan KESBANGPOL 46 Dinas Kebersihan
yang disusun dalam berbagai metode alamiah (Moleong, 20 Kec. Gamping 47 Dinas P3AP2KB
2012). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam 21 DPTR 48 Kec. Cangkringan
penelitian ini adalah menganalisis berdasarkan data 22 Dinas KUKM 49 Kec. Moyudan
23 DISNAKER 50 Kec. Prambahan
skunder atau sumber-sumber yang sudah ada untuk
24 Kec. Mlati 51 Kec. Tempel
dijadikan bahan penelitian yang memiliki topik terkait. 25 BPBD 52 Kec. Turi
26 Perpustakaan Daerah 53 SETDA
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 RSUD Prambanan
Sumber: https://dash.slemankab.go.id/lapor/
Berdasarkan 3 teori yang telah dipaparkan di atas
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa
yaitu teori tentang akuntabilitas, pelayanan publik, dan
Pemkab Sleman sudah siap untuk memantaskan diri
e-government. Memberikan gambaran kepada penulis
sebagai “smart regency”. Hal tersebut dapat dilihat
untuk mengkasifikasikan pokok pembahasan
pada tabel tersebut sebanyak 53 OPD yang berada
berdasarkan teori e-government yang ditulis Cahyadi
di lingkup Pemkab Sleman dapat saling bersinergi
dalam (Sutiana, 2018) yaitu ada 2 manfaat yang
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
dihasilkan dari penerapan e-government, manfaat
kemudian dalam pengaplikasiannya, layanan
tersebut ditujukan kepada lembaga atau organisasi
aduan Lapor Sleman ini tidak hanya menampung
pemerintahan dan kepada masyarakat. Berikut adalah
keluhan saja, melainkan langsung ditindaklanjuti oleh
uraian dari pembahasan akuntabilitas pelayanan publik
OPD terkait. Berikut adalah contoh OPD yang
berbasis e-govenrment dengan studi kasus penggunaan
paling banyak mendapatkan aduan dari masyarakat.
aplikasi Lapor Sleman sebagai layanan aduan
masyarakat.

A. Manfaat Penggunaan Aplikasi Lapor Sleman


pada Lembaga atau Organisasi
Pemerintahan sebagai Sarana Meningkatkan
Akuntabilitas
Manfaat dari penggunaan Aplikasi Lapor
Sleman pada ruang lingkup pemerintahan yaitu dapat
dikatakan sebagai sarana mempermudah jaringan
5 Prosiding Konferensi Nasional Ke- 8
Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APPPTMA)
ISBN: 978-623-90018-0-3
Medan, 30 November- 03 Desember 2018 APPPTMA KE-8

Gambar 1. Laporan Masyarakat yang Ditujukan kepada


Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan
Pemukiman Gambar 2. Tampilan Lapor Sleman yang Diakses
Sumber: https://lapor.slemankab.go.id menggunakan Website
Gambar di atas merupakan aduan masyarakat Sumber: www.lapor.slemankab.go.id, 2018
yang ditujukan kepada DPUPKP. Jumlah aduan yang
diinput mulai dari 1 Januari 2018 hingga 30
September 2018 yaitu sebanyak 127 aduan,
sebanyak 125 aduan sudah terselesaikan dan 2
aduan yang sedang dalam tahap proses.
Manfaat penggunaan Aplikasi Lapor Sleman pada
lembaga internal Pemkab Sleman dirasa sudah
efektif dalam pengkoordinasian di lembaga internal
Pemkab Sleman, seperti:
1. Kemudahan dalam koordinasi tiap OPD yang
ada di Pemkab Sleman, karena dalam
implementasinya keluhan atau aduan
masyarakat yang dilayangkan kepada salah satu
OPD dan akan langsung terintegrasi ke OPD
Gambar 3. Tampilan Aplikasi Lapor Sleman yang Diakses
terkait untuk langsung menindaklanjuti aduan menggunakan Smartphone Android
masyarakat. Hal tersebut memberikan Sumber: Diolah dari Data Sekunder, 2018.
efektivitas dalam menindaklanjuti aduan
masyarakat tanpa adanya pihak kedua, karena Dua gambar di atas merupakan akses yang
masing-masing OPD telah memiliki tugas dan dapat di oleh masyarakat untuk mengadukan
tanggungjawab yang telah ditetapkan. masalah-masalah yang ada di sekitar lingkungan
2. Secara tidak langsung dapat memberikan mereka. Animo masyarakat dalam memanfaatkan
penilaian pada masing-masing OPD yang ada di Aplikasi Lapor Sleman sebagai sarana aduan menjadi
lingkup Pemkab Sleman dalam memberikan hal yang sangat diharapkan. Pada 1 Januari 2018
pelayanan kepada masyarakat. hingga 30 September 2018 ada sebanyak 563 aduan
3. Meningkatkan akuntabilitas oleh Pemkab masyarakat yang berhasil terinput di dalam Aplikasi
Sleman dalam bentuk pemanfaatan teknologi Lapor Sleman. Data yang dihimpun dari
informasi yang dapat diakses kapan saja dan https://dash.slemankab.go.id/lapor (Diakses pada Hari
dimana saja serta tepat sasaran. Selasa, 01 Oktober 2018 pukul 17.35 WIB)
Kemudian dalam keterbukaan informasi dan memperlihatkan betapa masifnya Aplikasi Lapor
layanan publik berbasis e-government, Pemkab Sleman sebagai alat yang digunakan masyarakat
Sleman diwakili oleh Dinas Kominfo mendapatkan untuk tempat berispirasi pada lingkungan sekitar,
penghargaan dari Komisi Informasi Daerah D.I sehingga dapat menciptakan kepercayaan yang tinggi
Yogyakarta sebagai OPD terbaik dengan terhadap Pemkab Sleman dalam memberi layanan.
keterbukaan informasi dalam pelayanan publik
http://jogja.tribunnews.com/ (Diakses pada Hari
Selasa, 02 Oktober 2018 pukul 22.11 WIB)

B. Manfaat Penggunaan Aplikasi Lapor Sleman


pada Masyarakat sebagai Penerima Fasilitas
Layanan Aduan
Penggunaan Aplikasi Lapor Sleman selain
memudahkan koordinasi antar OPD di Kabupaten
Sleman juga memiliki manfaat yang inti yaitu dapat
gunakan oleh masyarakat sebagai sarana aduan Grafik I. Jumlah Aduan Masyarakat
Sumber: www.dash.slemankab.go.id/lapor
publik. Berikut merupakan tampilan Aplikasi Lapor
Grafik di atas menunjukkan ada 563 aduan
Sleman yang dapat diakses oleh masyarakat melalui
masyarakat yang berhasil diinput oleh Aplikasi
portal resmi Website dan Smartphone Android.
6 Prosiding Konferensi Nasional Ke- 8
Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APPPTMA)
ISBN: 978-623-90018-0-3
Medan, 30 November- 03 Desember 2018 APPPTMA KE-8

Sleman. Sebanyak 527 aduan/laporan masyarakat tentang Keterbukaan Informasi Publik; Perpres RI No.
telah berhasil diselesaikan dan sebanyak 36 aduan 76 Th. 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan
sedang dalam proses pengumpulan data dan akan Publik; dan Permen PANRB No. 24 Th. 2014 tentang
segera ditindaklanjuti oleh OPD sebagai Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Pengaduan
penanggungjawab teknis terkait dengan aduan yang Pelayanan Publik secara Nasional.
disampaikan. Kemudian dalam proses Ketiga, Aplikasi Lapor Sleman merupakan salah
pelaporan/pengaduan hingga sampai satu sarana Pemkab Sleman di bidang pelayanan publik
penindaklanjutan aduan terdapat proses/alurnya. untuk meningkatkan koordinasi internal OPD yang ada
di lingkungan Kabupaten Sleman dan sebagai sarana
peningkatan transparansi dan akuntabilitas pelayanan
publik. Keempat, masyarakat merupakan sasaran
Masyarakat melapor Laporan masyarakat diterima utama sebagai pengguna Aplikasi Lapor Sleman sebagai
bentuk fasilitas aduan untuk melaporkan kejadian-
menggunakan Aplikasi admin (Seksi Komunikasi Publik
dan Pengaduan Bidang Informasi
Lapor Sleman
kejadian atau hal-hal yang tidak berkenan di lingkungan
dan Komunikasi Publik

Kabupaten Sleman dengan mudah dan akses yang dapat


digunakan kapan dan dimana saja dengan menggunakan
Setelah interaksi dirasa cukup,
laporan akan didisposisikan
Terjadinya interaksi antara Website dan aplikasi yang di dioperasikan menggunakan
masyarakat (pelapor) dan
kepada OPD terkait/ yang dituju
admin Smartphone Android.

V. DAFTAR PUSTAKA
Menganalisis Laporan untuk Penindaklanjutan
ditindaklanjuti
Jurnal dan Buku

Aprizal, & Purba, J. R. T. (2013). Akuntabilitas Pelayanan Publik


Gambar 4. Alur Penindaklanjutan Aduan Masyarakat dalam dalam Pelaksanaan E-Procurement di Kota Pangkalpinang.
Aplikasi Lapor Sleman JKAP (Jurnal Kebijakan Dan Administrasi Publik), 17(1), 15–28.
Sumber: Diolah dari Dara Sekunder, 2018. Baharuddin. (2015). Akuntabilitas Pelayanan Publik  : Studi Kasus
Pelayanan Perizinan Mendirikan Bangunan di Kota Makassar.
Gambar di atas memberikan pejelasan alur Mimbar Unisba, 31(2), 263–270.
penindaklanjutan Aplikasi Lapor Sleman. Pertama, Girsang, H. A. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
masyarakat yang telah melapor langsung ditampung Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi.
Simposium Nasional Akuntansi XV.
di dalam sistem. Kedua, laporan masyarakat tersebut Hamdani, D. S. (2016). PELAYANAN IZIN MENDIRIKAN
diterima oleh admin Lapor Sleman yang merupakan BANGUNAN KOTA. JOM Fisip, 3(1), 1–12.
Seksi Komunikasi Publik, Pengaduan Bidang Hapsari, A. N., & Rachmawati, R. (2018). Pemanfaatan Aplikasi Lapor
Informasi dan Komunikasi Publik (Dinas Kominfo Sleman sebagai Pelayanan Pengaduan di Kabupaten Sleman.
Jurnal Bumi Indonesia, 7(1).
Kabupaten Sleman). Ketiga, admin memberikan Hartono, Utomo, D., & Mulyanto, E. (2010). Electronic Government
feedback berupa interaksi yang langsung ditujukan Pemberdayaan Pemerintahan Dan Potensi Desa Berbasis
kepada pihak pelapor. Keempat, setelah feedback Web. Jurnal Teknologi Informasi, 6(April), 9–21.
dianggap cukup dan memiliki argumen serta bukti Kristanto, Y. (2018). Inovasi Pelayanan Publik Dalam Rangka
Mewujudkan E Government ( Studi Kasus Pelaksanaan
yang kuat, maka laporan akan di diposisikan kepada Aplikasi Lapor Hendi ). Jurnal of Public Admnistration and Local
OPD terkait. Kelima, OPD terkait akan menganalisis Government, 2 (1), 1–11.
leporan tersebut untuk kemudian selanjutnya aka Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif (Ed). Bandung:
ditindaklanjuti. Keenam, setelah semua yang PT. Remaja Rosdakarya.
Muin, A. M., Ummu, A. T., & Rahmatullah. (2014). Analisis
dibutuhkan terkait laporan tersebut lengkap maka Akuntabilitas Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan
siap untuk ditindaklanjuti (Hapsari & Rachmawati, Catatan Sipil Kabupaten Luwu Andi Munzir Muin ( Mahasiswa
2018). Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin ). Jurnal Ilmu
Pemerintahan, 7(2), 1–14.
Muradi, & Rusli, Z. (2013). Akuntabilitas Pelayanan Publik. Jurnal
IV. KESIMPULAN Administrasi Pembangunan, 1(2), 1–8.
Setelah mengetahui beberapa penjelasan yang Nugraha, J. T. (2018). E-Government Dan Pelayanan Publik E-
diperoleh dari beberapa sumber, maka kesimpulan dari Government Di Pemerintah Kabupaten Sleman ). Jurnal
penelitian ini adalah. Pertama, Aplikasi lapor Sleman Komunikasi Dan Kajian Media, 2 (1), 32–42.
Purworini, D. (2014). Model Informasi Publik Di Era Media Sosial :
merupakan sarana aduan masyarakat berbasis Kajian Grounded Teori Di Pemda Sukoharjo. Komuniti, 6(1),
penerapan e-government sebagai fasilitas yang diberikan 1–12. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Pemkab Sleman khusus untuk memfasilitasi pelaporan Rianto, B., & Lestari, T. (2012). Polri dan Aplikasi E-Government dalam
oleh masyarakat dalam permasalahan yang terjadi di Pelayanan Publik. CV. Putra Media Nusantara (PNM),
Surabaya.
lingkungan Kabupaten Sleman. Kedua, dalam Safrony, M. L. (2012). Manajemen dan reformasi pelayanan publik
mencetuskan Aplikasi Lapor Sleman, Pemkab Sleman dalam konteks birokrasi Indonesia: teori, kebijakan, dan
mengacu pada yuridis dan peraturan sebagai berikut: implementasi. Aditya Media Pub.
Visi dan Misi Bupati Kabupaten Sleman Tahun 2016- Sakir, Habibullah, A., & Nurfaisal, M. D. (2018). Kualitas Pelayanan
Kesehatan Pada Masyarakat Adat Terasing (Studi Kasus Pada
2018; Pergub DIY No. 69 Th. 2015 tentang Rincian Suku Tengger Desa Ranu Pane). Unisa Yograkarta, 1–18.
Tugas dan Fungsi Dinas Kominfo; UU No. 14 Th. 2008 Sutiana, I. (2018). Penerapan E-Government Terintegrasi Menuju Sleman

7 Prosiding Konferensi Nasional Ke- 8


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APPPTMA)
ISBN: 978-623-90018-0-3
Medan, 30 November- 03 Desember 2018 APPPTMA KE-8
Smart Regency. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Peraturan dan Perundang-Undangan

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 69 Tahun


2015 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Komunikasi
dan Informatika.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Infromasi Publik.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2013
tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayann Publik.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi
Birokrasi Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik
Secara Nasional.

Website dan Media Sosial


www.lapor.slemankab.go.id
www.jogja.tribunnews.com
www.sleman.go.id
www.laporhendi.semarangkota.go.id
www.dash.slemankab.go.id

8 Prosiding Konferensi Nasional Ke- 8


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APPPTMA)
ISBN: 978-623-90018-0-3

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai