Anda di halaman 1dari 14

NAMA : NADA MAHARANI

NO BP : 19101155110113
KELAS : AKUNTANSI 4
PEREKONOMIAN INDONESIA
1. Jelaskanlah bagaimana Perkembangan, kondisi, sistem dan struktur dari Sektor Industri,
Pertanian dan Perkebunan di Indonesia
Jawaban :
Indonesia, saat ini ekonomi terbesar ke-18 di dunia, sedang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Setelah Krisis Keuangan Asia pada akhir 1990-an
menghentikan pertumbuhan ekonomi yang dipupuk oleh pemerintah Suharto, indikator
ekonomi makro Indonesia mulai kembali ke jalurnya pada pertengahan 2000-an.
Meskipun Krisis Finansial Asia memiliki konsekuensi yang menghancurkan (terutama
pada segmen masyarakat perkotaan yang lebih miskin), pelajaran penting juga telah
dipetik.

Kebijakan makroekonomi keuangan yang prudent menjadi salah satu alasan


mengapa Indonesia tahan terhadap krisis keuangan global 2008-2009. Utang publik dan
swasta telah turun tajam (sebagai persentase dari PDB), cadangan internasional tumbuh
pesat dan inflasi terkendali. Dikombinasikan dengan stabilitas politik yang relatif dan tren
demografi tertentu yang menguntungkan, hal ini memberikan peluang untuk kinerja
ekonomi yang kuat dalam jangka menengah. Mengenai jangka panjang, pemerintah
Indonesia bertujuan untuk menjadi enam besar ekonomi global terbesar pada tahun 2030.
Elemen kunci lain yang menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia baru-baru ini
adalah konsumsi domestik. Sejalan dengan peningkatan PDB per kapita dan biaya
pinjaman yang rendah, konsumsi swasta Indonesia kuat. Ini menyumbang 56 persen dari
kegiatan ekonomi negara pada tahun 2011 dan proyeksi masa depan menunjukkan bahwa
itu akan tumbuh lebih lanjut.

 Sector industry

Sebagai negara industri maju baru, sektor industri Indonesia harus mampu memenuhi
beberapa kriteria dasar antara lain: 1) Memiliki peranan dan kontribusi tinggi bagi
perekonomian Nasional, 2) IKM memiliki kemampuan yang seimbang dengan
Industri Besar, 3) Memiliki struktur industri yang kuat (Pohon Industri lengkap dan
dalam), 4) Teknologi maju telah menjadi ujung tombak pengembangan dan
penciptaan pasar, 5) Telah memiliki jasa industri yang tangguh yang menjadi
penunjang daya saing internasional industri, dan 6) Telah memiliki daya saing yang
mampu menghadapi liberalisasi penuh dengan negara-negara APEC. Diharapkan
tahun 2020 kontribusi industri non-migas terhadap PDB telah mampu mencapai 30%,
dimana kontribusi industri kecil (IK) ditambah industri menengah (IM) sama atau
mendekati kontribusi industri besar (IB). Selama kurun waktu 2010 s.d 2020 industri
harus tumbuh rata-rata 9,43% dengan pertumbuhan IK, IM, dan IB masing-masing
minimal sebesar 10,00%, 17,47%, dan 6,34%. Untuk mewujudkan target-target
tersebut, diperlukan upaya-upaya terstruktur dan terukur, yang harus dijabarkan ke
dalam peta strategi yang mengakomodasi keinginan pemangku kepentingan  berupa
strategic outcomes yang terdiri dari: 1) Meningkatnya nilai tambah industri, 2)
Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri, 3) Kokohnya faktor-faktor
penunjang pengembangan industri, 4) Meningkatnya kemampuan inovasi dan
penguasaan teknologi industri yang hemat energi dan ramah lingkungan, 5) Menguat
dan lengkapnya struktur industri, 6) Meningkatnya  persebaran pembangunan
industri, serta 7) Meningkatnya peran industri kecil dan menengah terhadap PDB.

Dalam rangka merealisasikan target-target tersebut, Kementerian Perindustrian telah


menetapkan dua pendekatan guna membangun daya saing industri nasional yang
tersinergi dan terintegrasi antara pusat dan daerah. Pertama, melalui pendekatan top-
down dengan pengembangan 35 klaster industri prioritas yang direncanakan dari
Pusat (by design) dan diikuti oleh partisipasi daerah yang dipilih berdasarkan daya
saing internasional serta potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kedua, melalui
pendekatan bottom-up dengan penetapan kompetensi inti industri daerah yang
merupakan keunggulan daerah, dimana pusat turut membangun pengembangannya,
sehingga daerah memiliki daya saing. Pengembangan kompetensi inti di tingkat
provinsi disebut sebagai Industri Unggulan Provinsi dan di tingkat kabupaten/kota
disebut Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota. Pendekatan kedua ini merupakan
pendekatan yang didasarkan pada semangat Otonomi Daerah. Penentuan
pengembangan industri melalui penetapan klaster industri prioritas dan kompetensi
inti industri daerah sangat diperlukan guna memberi kepastian dan mendapat
dukungan dari seluruh sektor di bidang ekonomi termasuk dukungan perbankan.

 Sector pertanian

Pemerintah selama lima tahun terakhir telah menempatkan sektor pertanian


sebagai salah satu prioritas utama. Keseriusan pemerintah dalam menjalankan
program dan kebijakan pertanian terbukti mampu mendongkrak dan berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan raihan PDB Pertanian 2018
melebihi target yang ditetapkan. “kalau dibandingkan dengan tahun 2017, maka PDB
Sektor Pertanian pada 2018 tumbuh sebesar 3,7% dan mampu melebihi target yang
ditetap sebesar 3,5%,” jelas Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kuntoro Boga
Andri, dalam keterangan pers, Jumat (10/5).Dalam kurun waktu 2013 - 2018, PDB
sektor pertanian secara konsisten menunjukkan tren positif Berdasarkan harga
konstan 2010 (BPS), pada tahun 2013 PDB Sektor Pertanian sebesar Rp 847,8
Triliun, dan terus meningkat masing-masing menjadi Rp 880,4 Triliun pada 2014 dan
Rp 906,8 Triliun pada 2015.  

“Pada 2016 dan 2017, PDB Sektor Pertanian kembali meningkat menjadi Rp
936,4 Triliun dan Rp 969,8 Triliun. Hal yang sama juga terjadi pada 2018, dimana
PDB Sektor Pertanian meningkat menjadi Rp 1.005,4 Trilun,” lanjut Boga.  Pada
awal tahun 2019 ini (Triwulan I), Boga mengungkapkan kinerja PDB Sektor
Pertanian masih menunjukkan tren positif. Dibanding dengan Triwulan sebelumnya
(Triwulan IV tahun 2018 atau Q to Q), PDB Sektor Pertanian tumbuh Rp 40,4 Triliun
atau 19,67% (Rp 245,7 Triliun vs Rp 205,3 Triliun) dan bahkan tumbuh paling tinggi
dibandingkan sektor lainnya.  Demikian juga dibandingkan dengan Triluwan I tahun
2018 (y on y), PDB Sektor Pertanian pada awal tahun ini membaik dan tumbuh
1,15% (Rp 245,7 Triliun vs Rp 242,9 Triliun).

Selain tumbuh positif, peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi


nasional juga semakin penting dan strategis, hal ini terlihat dari kontribusinya yang
semakin meningkat. “Pada tahun 2014, Sektor Pertanian (termasuk kehutanan dan
perikanan) berkontribusi sekitar 13,14 persen terhadap ekonomi nasional dan pada
tahun 2017 meningkat menjadi 13,53 persen,” ungkap Boga. Salah satu faktor yang
mendongkrak peningkatan PDB Pertanian Indonesia adalah meningkatnya ekspor.
Pada kurun waktu yang sama, peningkatan ekspor diperkirakan mencapai 9 – 10 juta
ton. Jika pada tahun 2013 ekspor hanya mencapai 33 juta ton, maka pada tahun 2018
ekspor pertanian mencapai 42 juta ton. Dari sisi nilai, ekspor juga meningkat pesat.
Nilai ekspor tahun 2018 mencapai Rp 499,3 triliun, atau meningkat 29,7 persen
dibandingkan tahun 2015. “Total nilai ekspor yang dihimpun selama kurun waktu
2015 – 2018 adalah Rp 1.764 triliun,” terang Boga. 

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Boga memaparkan neraca


perdagangan hasil pertanian Indonesia pada 2018 mengalami surplus senilai $10
miliar atau setara Rp139,6 triliun. Nilai ekspor sebesar $29 miliar, sedangkan nilai
impor hanya $19 miliar. Sejak dipimpin Amran, Kementan telah menjalankan
sejumlah terobosan agar ekspor pertanian semakin meningkat. Salah satunya, ekspor
tidak lagi harus melewati negara transit, tapi langsung ke negara tujuan. Langkah ini
diambil sehingga pemasukan negara lebih besar dan petani pun bisa langsung
merasakan keuntungannya. “Kementan meningkatkan diplomasi dengan sejumlah
negara sehingga proses perizinan ekspor secara langsung bisa lebih dipermudah.
Negosiasi menjadi tahapan penting karena kepentingan negeri ini harus bisa
terpenuhi,” sebut Boga. Salah satu bukti keberhasilan diplomasi adalah saat
pemerintah China telah mengizinkan Indonesia untuk kembali mengekspor manggis.
Sebelumnya, pemerintah China sempat mengeluarkan larangan manggis Indonesia
untuk masuk negara mereka karena dianggap tidak memenuhi standar baku mutu. 
 Sector perkebunan

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan perkebunan


merupakan subsektor yang paling menjanjikan untuk peningkatan devisa dan
peningkatan kesejahteraan rakyat. Badan pusat Statistika ( BPS) mencatat kontribusi
sektor perkebunan  terhadap perekonomian nasional  tahun 2018 naik 22,48%
dibandingkan dengan kontribusi ditahun 2014. Sedangkan PDB perkebunan 2014 –
2018 sebesar Rp 2.192,9 triliun. Angka sementara, PDB sektor pertanian pada
triwulan satu tahun 2019 mencapai Rp 3,7 triliun dimana tanaman perkebunan
menyumbang Rp 106,95 miliar. “Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan, red)
terus mendorong masuknya investsi dan peningkatan produksi melalui inovasi
teknologi dan penyediaan bibit unggulan serta  berupaya meningkatkan ekspor
komoditas perkebunan. Sektor perkebunan di Indonesia sebenarnya hal yang
menjanjikan bagi saya. Negara ini memiliki kemampuan dan kekayaan bagi rakyat
yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan devisa bagi negeri ini, ” demikian
ditegaskan Mentan Syahrul dalam pertemuannya dengan jajaran Direktorat Jenderal
(Ditjen) Perkebunan di Kantor Pusat Kementan, kemarin Senin (4/11/19).

Menurutnya, saat ini perlu ada daerah sentra -  sentra produk komoditas
perkebunan yang mencakup hulu sampai hillir. Dengan cashflow dan perencanaan
yang baik, usaha di subsektor perkebunan akan berjalan dengan baik dan
menguntungkan dan dapat menarik investor sebanyak mungkin karena investasi yang
dikeluarkan cukup kecil dan memerlukan waktu yang tidak begitu untuk
mendapatkan hasil. “Ujung dari sektor perkebunan adalah industri hilirnya karena
nilainya akan jauh lebih tinggi dibandingkan jika hanya di hulu saja. Jadi memang
harus  dihitung sampai kepasarnya, karena pada saat kita tidak menghitung pasar dan
industrinya, di sana biasanya terjadi kegagalan,” jelas Syahrul. Oleh karena itu,
Syahrul menekankan saat ini perlu inovasi dalam pemikiran dan aplikasi program-
program perkebunan . Penerapan ilmu dan teknologi baru menjadi penting
pemanfaatan teknologi informasi, aplikasi android, digitalisasi, IoT dan hightbteach
terus ditingkatkan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono menjelaskan


salah satu fokus kegiatan tahun 2020 – 2024  pada sektor perkebunan yakni
Membangun Logistik Benih Perkebunan  dalam rangka peningkatan penyediaan
benih berkualitas. Kegiatan ini guna meningkatkan produksi yang memiliki kualitas
ekspor dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. “Penyediaan benih ini kita
wujudkan dengan membangun Kebun entres dan nursery.  Kedepan kebun bibit ini
dibangun disetiap daerah sehingga daerah menghasilkan benih sendiri, tidak perlu
didatangkan dari luar daerah,
2. Permasalahan apa saja yang timbul dari sektor industri, pertanian dan perkebunaan saat
ini di Indonesia dan bagaimana solusinya
Jawaban :
 Sector industry
Masalah :
 Harga energi primer yang masih terbilang mahal. "Bagaimana harga gas
dan listrik yang berdaya saing. Harga gas yang berdaya saing terkait juga
dengan listrik. Karenanya, harga gas juga harus dijaga selain
ketersediannya
 Regulasi untuk kawasan industri. Ada aturan yang membatasi kawasan
industri 400 hektare per provinsi. Hal tersebut dinilai tidak sesuai dengan
pengembangan-pengembangan yang akan direncanakan, baik mengenai
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) maupun kawasan industri.
 Hambatan-hambatan sektoral. "Misalnya recycle base industry, salah
satunya industri baja yang bahan bakunya scrap, bagaimana agar
hambatanitu dimudahkan. Terutama masalah lingkungan. Demikian juga
dengan industri kertas
 Penciptaan produk dalam negeri. Airlangga mendorong, program-program
yang difasilitasi pemerintah seperti proyek pembangkit listrik 35 Giga
Watt dan transmisi 46.000 kms, harus bisa menciptakan permintaan yang
besar terhadap produk dalam negeri. Karena itu, Airlangga mendesak
pembangunan pembangkit listrik sebanyak-banyaknya menggunakan
produk dalam negeri.
Solusi :
 Rekomendasi pengembangan industri manufaktur difokuskan pada
pendalaman struktur industri yang akan menghasilkan produk atau
komponen yang mempunyai akar kuat di dalam negeri dan bersaing di
pasar domestik maupun ekspor.
 Rekomendasi keberpihakan pemerintah dalam mendukung dan
pemanfaatan TKDN serta optimalisasi keberlanjutan kebijakan Larangan
Terbatas sesuai kesepakatan AFTA dan lain - lain pada produk industri
tertentu yang terbukti efektif untuk melindungi industri dalam negeri.
 Rekomendasi keberpihakan dalam meningkatkan Kompetensi sumber
daya manusia dalam lingkungan ekosistem inovasi berkelanjutan dan
memperkuat daya saing industri dalam negeri.
 Rekomendasi keberpihakan Pemerintah dalam mendukung ketersediaan
bahan baku dan pasokan energi yang berdaya saing.
 Sector pertanian
Masalah :
 kurangnya sosialisasi mengenai Undang-Undang alih fungsi lahan. Sesuai
dengan penjelasan sebelumnya jika terdapat aparat pemerintahan yang
menerbitkan izin pengalihfungsihan lahan yang tidak semestinya maka akan
dikenakan sanksi penjara atau denda.
 Faktor ekonomi dimana pemilik lahan ditawarkan harga beli yang tinggi oleh
investor. Para pemilik lahan yang tidak tahu mengenai alih fungsi lahan akan
terpengaruh atau tergiur dengan harga yang ditawarkan oleh investor yang
biasanya lebih mahal 2 kali lipat dari harga biasanya, sehingga para pemilik
lahan berpikir akan lebih baik jika lahannya dijual ke investor karena bisa
membeli lahan yang lebih murah di tempat lain.
 lahan yang di alih fungsikan dipergunakan untuk kepentingan bersama seperti
SPBU, dan Bandara. Hal ini juga mendapatkan syarat jika ingin diwujudkan,
jika terdapat kelebihan lahan maka lahan tersebut harus di uji tingkat
kesuburan tanah serta masih layak untuk dipergunakan sebagai tempat
pertanian atau tidak.

Solusi : Pemerintah dalam menanggapi permasalahan yang terjadi ini


memunculkan konsep pertanian modern. Pertanian modern adalah praktik
pertanian yang menggunakan ilmu dan teknologi terkini untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas proses sekaligus mengurangi input sumber daya alam seperti
lahan, air, dan energi. Pertanian modern juga melibatkan penggunaan berbagai
mesin, rekayasa genetik, sistem informasi, dan lainnya. Di Indonesia, program ini
belum diterapkan secara merata. Tetapi hal yang paling menonjol adalah bantuan
pemerintah dalam memberikan mesin-mesin pertanian dalam skala besar untuk
modernisasi pertanian yang penyaluran bantuan tersebut disalurkan melalui
kelompok tani yang telah terdaftar pada dinas pertanian di daerah masing –
masing. Konsep yang dihadirkan oleh pemerintah ini bertujuan untuk
mensejahterakan petani, tetapi hal tersebut dapat sukses terlaksana jika sikap
petani selaras dengan kebiasaan baru atau program yang ditawarkan oleh
pemerintah. Jika petani memiliki keinginan untuk melakukan atau mempelajari
sesuatu hal yang baru maka permasalahan – permasalahan yang hadir pada sektor
pertanian di Indonesia akan teratasi sedikit demi sedikit. Tentunya dengan peran
pemerintah juga, yang terus mendampingi dan tidak bosan untuk melakukan
sosialisasi kepada petani serta terus melakukan penyuluhan secara bertahap
mengenai bagaimana cara penggunaan dan pelaksanaannya sampai semua
kalangan petani baik yang berusia 35 tahun ke bawah dan yang berusia 55 tahun
ke atas juga dapat menerapkan pertanian modern ini.
 Sector perkebunan
Masalah :
 Kebijakan pengembagan perkebunan yang mengenyampingkan produktivitas,
efisiensi, dan produk, secara umum produktivitas perkebunan masih rendah
dan masih dapat ditingkatkan.
 Produktivitas perkebunan nasional yang tertinggal dari Negara tetangga
khususya Malaysia dan Thailand. Misalnya, prosuktivitas kelapa sawit
Malaysia rata rata berkisar antara 18-21 ton tandan buah segar(TBS)/ha/tahun.
Sementara Indonesia berkisar 14-16 ton/ha/tahun. Dan karet Thailand 1-2
ton/ha sedangkan Indonesia berkisar 0.6-1 ton/ha
Solusi : perbaikan peraturan kebijakan dan perizinan, moratorium izin usaha dan
izin lokasi, evaluasi terhadap kebijakan refogma agrarian BPN, kelembagaan dan
mekanisme penyelesaian konflik.

3. Apa saja Strategi yang harus dilakukan agar Pembagunan sektor industri,pertanian dan
perkebunan tetap bisa bertahan dalam era refolusi industri 4.0
Jawaban :
 Menndorong agar angkatan kerja di Indonesia terus belajar dan meningkatkan
keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi internet of things atau
mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. Guna
mendukung upaya tersebut, kami juga menginisiasi pelaksanaan pendidikan
vokasi yang link and match antara SMK dengan industri,” ujarnya.
Pengembangan program ini sekaligus menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap
pakai di dunia industri dengan target mencapai satu juta orang pada 2019.
 pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi
industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar ekspor
melalui program e-smart IKM. “Program e-smart IKM ini merupakan upaya juga
memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era Industry 4.0
 meminta kepada industri nasional dapat menggunakan teknologi digital
seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented
Reality. “SistemIndustry 4.0 ini akan memberikan keuntungan bagi industri,
misalnya menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15 perse
 inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi tempat
inkubasi bisnis. Upaya ini telah dilakukan Kementerian Perindustrian dengan
mendorong penciptaan wirausaha berbasis teknologi yang dihasilkan dari
beberapa technopark yang dibangun di beberapa wilayah di Indonesia
 perbaikan alur aliran barang dan material. Upaya ini akan memperkuat produksi
lokal pada sektor hulu dan menengah melalui peningkatan kapasitas dan
percepatan adopsi teknologi. “Kami menyusun strategi sumber material secara
nasional, yang diharapkan dapat mengurangi impor bahan baku maupun
komponen dan memacu sumber daya alam kita agar bernilai tambah tinggi,
 mendesain ulang zona industri. Dari beberapa zona industri yang telah dibangun
di penjuru negeri, Indonesia akan mengoptimalkan kebijakan zona-zona industri
tersebut dengan menyelaraskan peta jalan sektor-sektor industri yang menjadi
fokus dalam Making Indonesia 4.0. “Jadi, kami lihat secara geografis, kemudian
dari aspek transportasi, infrastruktur, dan lainnya sehingga komprehensif antar
lintas sektor,” imbuhnya.
 mengakomodasi standar-standar keberlanjutan. Indonesia melihat tantangan
keberlanjutan sebagai peluang untuk membangun kemampuan industri nasional,
seperti yang berbasis teknologi bersih, tenaga listrik, biokimia, dan energi
terbarukan. “Oleh karenanya, Indonesia akan berusaha memenuhi persyaratan
keberlanjutan itu di masa mendatang, dengan mengidentifikasi aplikasi teknologi
dan peluang pertumbuhan ramah lingkungan, serta mempromosikan lingkungan
yang kondusif
 memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hampir 70 persen,
pelaku usaha Indonesia berada di sektor UMKM. “Pemerintah berkomitmen
untuk mendukung pelaku usaha UMKM dengan membangun platform e-
commerce, yang juga bisa dimanfaatkan petani dan pengrajin. Kami juga akan
membangun sentra-sentra teknologi dalam rangka meningkatkan akses UMKM
terhadap akuisisi teknologi dan memberikan dukungan mentoring untuk
mendorong inovasi
 membangun infrastruktur digital nasional. Indonesia akan melakukan percepatan
pembangunan infrastruktur digital, termasuk internet dengan kecepatan tinggi dan
meningkatkan kemampuan digital melalui kerja sama antara pemerintah dengan
publik dan swasta untuk dapat berinvestasi di teknologi digital seperti cloud, data
center, security management dan infrastruktur broadband,” sebut Menperin.
 peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut Menperin, SDM
adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan Making
Indonesia 4.0. “Indonesia berencana untuk merombak kurikulum pendidikan
dengan lebih menekankan pada Science, Technology, Engineering, the Arts,
dan Mathematics (STEAM), serta meningkatkan kualitas sekolah kejuruan
 pembangunan ekosistem inovasi. Pemerintah akan mengembangkan cetak biru
pusat inovasi nasional, mempersiapkan percontohan pusat inovasi dan
mengoptimalkan regulasi terkait, termasuk di antaranya yaitu perlindungan hak
atas kekayaan intelektual dan insentif fiskal untuk mempercepat kolaborasi lintas
sektor diantara pelaku usaha swasta atau BUMN dengan universitas.
 insentif untuk investasi teknologi. Pemerintah akan mendesain ulang rencana
insentif adopsi teknologi, seperti subsidi, potongan pajak perusahaan, dan
pengecualian bea pajak impor bagi perusahaan yang berkomitmen untuk
menerapkan teknologi industri 4.0. Selain itu, Indonesia akan meluncurkan dana
investasi negara untuk dukungan pendanaan tambahan bagi kegiatan investasi dan
inovasi di bidang teknologi canggih.
4. Dalam situasi kondisi ekonomi yang terjadi saat ini, bagaimana usaha Pemerintah dan
Pelaku ekonomi mengatasi persoalan dan permasalahan yang terjadi di sektor industri,
sektor pertanian, dan sektor perkebunan agar tetap bisa tumbuh dan berkembang dan
kebijakan apa yang diambil oleh pemerintah guna menyelesaikan permasalahan tersebut.
Jawaban :
 Perkembangan sektor industri Mendorong berkembangnya sektor industri berdaya
saing tinggi. Selain pengembangan infrastruktur fisik juga dilakukan upaya
sebagai berikut: Meningkatkan kapasitas SDM melalui pendidikan vokasi. Seperti
pembangunan dan penyelenggaraan politeknik atau akademisi di kawasan
industri. Meningkatkan skala ekonomi dan kapasitas industri kecil dan menengah
(IKM) dengan pendampingan yang memastikan jaminan produk, keamanan, dan
standar. Optimalisasi penggunaan teknologi dan integrasi IKM ke perekonomian
digital melalui pengembangan e-smart IKM dengan sentra di seluruh Indonesia.
 Pengembangan sektor pertanian dan perkebunan. Pengembangan sektor pertanian
difokuskan pada upaya meningkatkan nilai tambah hasil produksi pertanian.
Dengan beberapa cara sebagai berikut: Baca juga: Ekonomi Makro: Pengertian,
Tujuan, dan Ruang Lingkupnya Memperkuat kelembagaan petani melalui
pengembangan corporate farming. Sehingga agroindustri-agrobisnsis
berkembang. Meningkatkan akses pembiayaan usaha pertanian antara lain melalui
penyaluran KUR pada sektor primer. Di dukung dengan asuransi pertanian dan
peternakan. Melakukan intensifikasi pertanian, serta meningkatkan efisiensi
distribusi logistik dan perbaikan tata niaga pangan
 Percepatan infrastruktur Mendorong percepatan infrastruktur akan mendukung
tumbuhnya sektor-sektor ekonomi. Upaya pembangunan infrastruktur dan
pengembangan sektor ekonomi potensial juga memerlukan adanya keselarasan
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Baca juga: Ekonomi Makro di
Indonesia dan Pengaruhnya Terhadap Bisnis Peningkatan peran proaktif dari
pemerintah daerah untuk memperbaiki infrastruktur di daerah juga diperlukan.
Hal tersebut dilakukan melalui: Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email
kamu. Daftarkan email Peningkatan kualitas dan kuantitas jalan kabupaten atau
kota. Optimalisasi pemanfaatan dana desa untuk pembangunan infrastruktur dan
sarana desa. Pengembangan dan pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES). Perbaikan infrastruktur kunci lain yang menjadi tanggung jawab
pemerintah desa. Perkembangan sektor ekonomi potensial Mendorong
berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber pertumbuhan
baru yang disesuaikan dengan karakter daerah. Perkembangan sektor industri
Mendorong berkembangnya sektor industri berdaya saing tinggi. Selain
pengembangan infrastruktur fisik juga dilakukan upaya sebagai berikut:
Meningkatkan kapasitas SDM melalui pendidikan vokasi. Seperti pembangunan
dan penyelenggaraan politeknik atau akademisi di kawasan industri.
Meningkatkan skala ekonomi dan kapasitas industri kecil dan menengah (IKM)
dengan pendampingan yang memastikan jaminan produk, keamanan, dan standar.
Optimalisasi penggunaan teknologi dan integrasi IKM ke perekonomian digital
melalui pengembangan e-smart IKM dengan sentra di seluruh Indonesia.

5. Jelaskanlah Kinerja dan Peran dari sektor Pertanian, sektor industri dan sektor
Perkebunan dalam menunjang pembangunan ekonomi di Indonesia.
jawaban :
Sektor Pertanian :
Kinerja :
 Pertumbuhan Sektor
Kinerja sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi antara lain dapat dilihat dari
kontribusi dan laju pertumbuhan sektor pertanian dalam kurun waktu
tertentu.Pertumbuhan sektor dapat dihitung dengan menghitung peningkatan nilai tambah
sektor. Peningkatan nilai tambah sektor pertanian dari tahun ke tahun
 Kontribusi sektor dalam pembentukan PDRB
Disamping kotribusi terhadap sektor lain, pertanian juga berkontribusi terhadap total
PDRB, yang besarnya merupakan rasio antara PDRB yang dihasilkan oleh sektor
pertanian terhadap PDRB seluruh sektor
 Kontribusi pangsa tenaga kerja
Kontribusi pangsa tenaga kerja sektor adalah rasio jumlah tenaga kerja yang diserap oleh
sektor pertanian terhadap total tenaga kerja yang diserap oleh keseluruhan sektor
 PDRB per kapita
PDRB per kapita sektor pertanian atas dasar harga konstan adalah PDRB sektor pertanian
atas dasar harga konstan dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun
Peran Sektor Pertanian :

 Meningkatkan penyediaan pangan untuk konsumsi domestik


 Merilis tenaga kerja untuk industri
 Memperbesar ukuran pasar untuk output industri
 Meningkatkan suplai tabungan domestik
 Menghasilkan devisa negara.
Sektor Industri :
Kinerja : Kementerian Perindustrian pun telah membuat penekanan ke sejumlah subsektor
industri pengolahan yang berpotensi tumbuh tinggi. Subsektor itu antara lain industri
makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit,
barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer dan barang
elektronika.
Tidak itu saja, komitmen kebijakan yang pro terhadap bisnis tampak sangat nyata dari
Presiden Joko Widodo termasuk ketika merilis Lima Visi Indonesia 2019-2024 di Sentul
Convention Center. Satu dari lima visi itu adalah terus mendorong masuknya investasi
seluas-luasnya termasuk di industri manufaktur. Harapannya, ekspansifnya industri
pengolahan negara ini memberikan stimulan berupa outlook outlook pertumbuhan ekonomi
yang lebih positif, meskipun tetap dibayangi oleh ekonomi dunia yang masih slow
Peran :

 Peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri


 Penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa negara.
Sektor Perkebunan :
Peran :

 Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat


 Untuk meningkatkan sumber devisa negara
 Menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
 Untuk meningkatkan produksi, produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing dan
pangsa pasar untuk meningkatkan dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku
industri dalam negeri untuk memberikan perlindungan pada pelaku usaha perkebunan dan
masyarakat
 Untuk mengelola dan mengembangkan sumber daya perkebunan secara optimal,
bertanggung jawab dan lestari
 Untuk meningkatkan pemanfaatan jasa perkebunan

6. Berikan beberapa contoh foto perkembangan yang terjadi di sektor Pertanian, sektor
industri dan sektor perkebunan di Indonesia
Jawaban :
Sector pertanian

Sekarang sector pertanian sudah kebanyakan menggunakan mesin, beda dengan zaman
dahulu yang masih manual
Sector industry

Sekarang sector industry juga sudah menggunakan mesin canggih untuk mengolah bahan
baku menjadi barang jadi

Sector perkebunan

Teknik perkebunan yang sudah modern dan inovasi barU.

7. Berikan beberapa contoh foto permasalahan/persoalan yang terjadi di Indonesia dari


ketiga sektor tersebut
Jawaban :
Sector pertanian

Sector perkebunan
Sector industry

Anda mungkin juga menyukai