Anda di halaman 1dari 32

Laporan Akhir Fisika Eksperimen I

Tara Mekanik - Panas

Nama : Nurman Aris


NPM : 140310080027
Partner : Nur’aeni Rahmayani
NPM : 140310080003
Jadwal Praktikum : Senin, 07.30 – 10.00 WIB
Asisten : Setyo B.M.

Laboratorium Fisika Menengah


Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran
LEMBAR PENGESAHAN
Tara Mekanik - Panas

Nama : Nurman Aris


NPM : 140310080027
Waktu Praktikum : Senin, 07.30 – 10.00 WIB
Jurusan/Fakultas : FISIKA / MIPA

KOLOM NILAI

Lap. Akhir

Asisten

(Setyo B.M)
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN I
TARA MEKANIK – PANAS
Nurman Aris (140310080027)
Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
26 Oktober 2009

Abstrak
Dalam percobaan kali ini kita mempelajari konsep pertukaran energi
untuk menentukan tara mekanik panas, yakni dengan menggunakan Pesawat
Schurholz. Pada pesawat schurholz akan terjadi perpindahan kalor (transfer
energi). Pertukaran energi terjadi pada kalorimeter akibat gesekan antara pita
tembaga dan tabung kalorimeter.
Perpindahan panas dapat terjadi dengan cara konduksi, konveksi, dan
radiasi. Usaha mekanika yang menghasilkan energi mekanik sebanding dengan
energi yang dihasilkan dalam bentuk panas dan akan sama dengan jika salah satu
nya dikalikan dengan sebuah pembanding. Satuan energi mekanik Joule (J)
sebanding dengan satuan energi yang dihasilkan dalam bentuk panas, kalori (Kal).
Keduanya akan menjadi sama bila salah satunya diberikan konstanta
pembanding. Disebut dengan tara mekanik panas dengan satuan Kalori/Joule.
Kenaikan suhu yang terjadi pada pesawat schurholtz sebanding dengan banyaknya
putaran yang dilakukan. Kecepatan putaran akan berpengaruh pada kecepatan
naiknya suhu.
I. Pendahuluan
Menurut hukum kekekalan enrgi bahwa energi hanya dapat berubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain. Salah satu contoh perubahan tersebut adalah
perubahan energi mekanik menjadi energi panas. Perubahan energi tersebut dapat
ditunjukkan oleh pesawat Schurholtz yang bekerja berdasarkan prinsip asas Black
yang menyatakan bahwa kalor yang diberikan akan sama dengan kalor yang
diterima jika system tersebut dalam kondisi adiabatik.
Ketika benda dua benda berbeda temperatur disatukan, terjadi perpindahan
kalor dari benda yang memiliki temperatur tinggi ke temperatur rendah, dalam
perpindahannya, yang berpindah bukanlah zatnya melainkan energi dari zat
tersebut.

II. Teori Dasar


Proses perpindahan energi dari satu benda atau sistem ke benda atau
sistem lain akibat selisih temperatur disebut heat (panas). Dalam perpindahan
kalor yuang berpindah bukanlah zatnya melainkan energinya. Kalor berpindah
dari satu tempat ke tempat lainnya mealalui 34 cara yaitu :
1.Konduksi
Konduksi adalah proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan
partikel. Pada konduksi, energi tersebut ditransfer dari molekul atau elektron
dengan energi kinetik yang lebih tinggi ke yang mempunyai energi kinetik yang
lebih rendah ketika mereka bertumbukan.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang dilakukan oleh pergerakan fluida
akibat perbedaan massa jenis atau transfer energi dengan cara perpindahan massa
menempuh jarak yang cukup jauh
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik, sehingga radiasi dapat melalui ruang hampa.
Secara bahasa, Tara Mekanik Panas adalah pembanding antara mekanik
dan panas. Dengan kata lain, tara mekanik panas adalah suatu pembanding dari
satu kalori yang bekerja dalam setiap satu satuan usaha, yang ditimbulkan melalui
peristiwa mekanik. Atuan dari tara mekanik – panas adalah kalori/joule.

Kapasitas Panas
Hasil kali M c disebut kapasitas panas mol dan dilambangkan dengan C.
Jadi, berdasarkan definisi :
dQ
C = M.c =
n. dt
Perbandingan banyaknya tenaga kalor ∆ Q yang dibekalkan kepada
sebuah benda untuk menaikkan temperaturnya sebanyak ∆ T dinamakan
kapasitas kalor C (heat capacity C) dari benda tersebut, yakni :
∆Q
C = kapasitas kalor =
∆T

Pesawat Schurholtz didasarkan pada asas black yang menyatakan bahwa kalor
yang diberikan akan sama dengan kalor yang diterima jika sistem tersebut dalam
kondisi adiabatik.tara antara energi mekanik dan energi panas dapat diketahui
dengan persamaan :
Pegas

Katrol

Gambar 2.1 Pesawat Schurholtz

Beban

Dari gambar di atas kita dapat melihat bahwa pada lilitkan pita nylon yang
diberi beban diperoleh usaha sebesar :
W = F.s
= m . g . π .Dkal . n
Karena satuan usaha dinyatakan dalam joule(J) untuk energi mekanik, dan
kalori (kal) untuk energi panas, maka diperlukan penyetara antara kedua besaran
energi tersebut yaitu tara mekanik panas e (kal/J), sehingga untuk energi panas
yang dilepaskan menjadi :
Q ≅ e .W
Q = e . m . g . π .Dkal . n
kalor yang diterima oleh air : Q1 = (ma . ca) . ∆ T
kalor yang diterima oleh pita tembaga dan kalori meter :
Q2 = mkal . ct . ∆ T
menurut Asas Black kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima
sehingga :
Q = Q1 + Q2
e.m.g.π .D.n = (maca). ∆ T + (mkal.ct). ∆ T
e.m.g.π .D.n = [(maca) + (mkal.ct)]. ∆ T
e = [(maca) + (mkal.ct)].∆ T
m.g. π .D.n

Dimana :
W = usaha (joule)
F = gaya (newton)
s = jarak (meter)
e = tara mekanik panas (kal/j)
ma = massa air (kg
ca = kalor jenis air (kal/kg.°C)
mkal = massa kalorimeter tembaga (kg)
∆ T = perbedaan waktu selama n putaran (sekon)
n = banyak putaran
M = massa beban (kg)
g = percepatan grafitasi (m/s)
D = diameter kalori tembaga (m)
III. Percobaan
Alat dan Bahan Percobaan beserta fungsinya
1. Pesawat Schurholtz, terdiri dari bagian-bagian utama:
Beban, engkol pemutar, pita nilon, kalorimeter dan pegas pengait. Merupakan
alat yang akan memperlihatkan perubahan energi mekanik menjadi energi
panas.
2.Termometer berfungsi sebagai alat untuk mengukur suhu yang ada pada
kalorimeter.
3. Neraca timbangan berfungsi untuk mengukur massa dari kalorimeter.
Metoda eksperimen
1. Menimbang kalori meter tembaga dalam keadaan kering.
2. Mengukur diameter luar kalori meter.
3. Memasang kalori meter pada engkol yang tersedia.
4. Memasang pita nilon pada pegas yang telah dikaitkan, lilitkan pita tersebut 2
lilitan.
5. Memasang beban 5 kg pada ujung pita tembaga bagian bawah.
6. Memasukkan ujung probe termometer kedalam calorimeter.
7. Mencatat suhu pada keadaan awal.
8. Memutar kalorimeter dengan perioda yang konstan. Mengusahakan sistem
tersebut selalu mendekati adiabatic.
9. Mencatat kenaikan suhu setiap 20 (dua puluh) putaran hingga 500 putaran.
10.Melakukan percobaan untuk kalorimeter Alumunium panjang dan Alumunium
pendek.
Catatan:
a. Setiap melakukan pengukuran harus disertai dengan ketelitian alat ukurnya.
b. Pengukuran dilakukan beberapa kali (dalam hal ini minimal lima kali).
IV. Data
Massa Kalorimeter 0.005(gram) Diameter ± 0.005(cm)
No
Al. Besar Al. Kecil Tembaga Al. Besar Al. Kecil Tembaga
1 439,5 220 1020,3 4,85 4,85 4,8
2 439,6 220 1020,5 4,85 4,85 4,85
3 439,6 200,1 1020,5 4,75 4,86 4,9
4 439,7 200,1 1020,4 4,75 4,8 4,8
5 439,7 220 1020,5 4,8 4,85 4,9
rata-
rata 439,62 212,04 1020,44 4,8 4,842 4,85
0,4396 0,2120 1,0204 0,04842 0,0485k
2kg 4kg 4kg 0,048kg kg g

suhu kalorimeter untuk 2 lilitan(c) suhu kalorimeter untuk 3 lilitan(c)


n
Al. Besar Al. Kecil Tembaga Al. Besar Al. Kecil Tembaga
0 31,6 29,8 26,3 26,9 29,5 27,2
20 31,7 30 26,4 27,1 29,9 27,4
40 31,8 30,3 26,7 27,3 30,3 27,9
60 31,9 30,9 27,1 27,6 30,8 28,4
80 32,2 31,4 27,8 27,9 31,3 28,9
100 32,5 32,1 28,1 28,3 31,9 29,4
120 32,8 32,8 28,6 28,7 32,5 29,9
140 33,1 33,4 29,1 29 33,1 30,4
160 33,5 34,1 29,6 29,3 33,6 30,9
180 33,8 34,8 30,2 29,8 34,2 31,4
200 34,1 35,4 30,7 30,1 34,8 31,9
220 34,5 36,1 31,2 30,5 35,5 32,4
240 34,8 36,8 31,7 30,9 35,8 33,1
260 35,1 37,4 32,2 31,2 36,3 33,5
280 35,4 38 32,7 31,5 37,7 33,9
300 35,7 38,6 33,1 31,8 38 34,4
320 36 39,2 33,6 32,2 38,5 35,8
340 36,2 39,8 34 32,5 39 36,3
360 36,4 40,5 34,5 32,8 39,5 36,7
380 36,7 40,9 34,9 33,1 40 37,2
400 37 41,5 35,4 33,5 40,5 37,6
420 37,3 42,1 35,8 33,8 41 38,1
440 37,6 42,7 36,3 34,1 41,4 38,6
460 37,9 43,3 36,6 34,5 41,8 38,1
480 38,2 43,9 37,1 34,8 42,3 38,6
500 38,5 44,4 37,5 35,1 42,7 39
V. Pembahasan
1. Tara mekanik panas dan sesatannya :
(m kal .c t ). ∆T
e =
M.g. π.D kal .n

Dengan ;
ct = kalor jenis alumunium = 215 kal/kg oC
π = 3.14
g = percepatan gravitasi = 9.8 m/s2
M = massa beban = 5 Kg
mkal = massa kalorimeter = 438,27.10-3 Kg
Dkal = diameter kalorimeter = 4,9.10-2 m
n = banyaknya putaran
Harga Sesatannya :
 ∆mkal ∆T2 ∆T1 ∆M ∆D 
∆e =  + − + + .e
 mkal T2 T1 M D 

Tara mekanik panas rata-rata :

e=
∑e
N
dan sesatannya :

∑e
2
i − N (e ) 2
∆e =
N −1
Dengan menggunakan rumus diatas maka didapatkan e sebesar:
a. Kalorimeter Alumunium Besar 2 lilitan
n TºC ΔTºC e(kal/J) Δe(kal/J)
0,313555 0,1961418
20 31,7 0,1 932 17
0,313555 0,1177528
40 31,8 0,2 932 34
0,313555 0,0916231
60 31,9 0,3 932 73
80 32,2 0,6 0,470333 0,0982402
897 68
0,564400 0,1022105
100 32,5 0,9 677 25
0,627111 0,1048573
120 32,8 1,2 863 63
0,671905 0,1067479
140 33,1 1,5 568 62
0,744695 0,1130863
160 33,5 1,9 337 92
0,766470 0,1136425
180 33,8 2,2 055 21
0,783889 0,1140874
200 34,1 2,5 829 24
0,826647 0,1180299
220 34,5 2,9 456 68
0,836149
240 34,8 3,2 151 0,1180351
0,844189 0,1180394
260 35,1 3,5 046 42
0,851080 0,1180431
280 35,4 3,8 386 65
0,857052 0,1180463
300 35,7 4,1 88 9
0,862278 0,1180492
320 36 4,4 812 13
0,848445 0,1157361
340 36,2 4,6 462 83
0,836149 0,1136801
360 36,4 4,8 151 56
0,841650 0,1139123
380 36,7 5,1 132 35
0,846601 0,1141212
400 37 5,4 015 96
0,851080 0,1143103
420 37,3 5,7 386 56
0,855152 0,1144822
440 37,6 6 541 28
0,858870 0,1146391
460 37,9 6,3 595 56
0,862278 0,1147830
480 38,2 6,6 812 06
0,865414 0,1149153
500 38,5 6,9 371 47
rata- 0,732500 0,188132
rata 609 703

b. Kalorimeter Alumunium Kecil 2 lilitan


n TºC ΔTºC e(kal/J) Δe(kal/J)
0,299848 0,115994
20 30 0,2 46 45
0,374810 0,088771
40 30,3 0,5 575 47
0,549722 0,100213
60 30,9 1,1 176 32
0,599696 0,100805
80 31,4 1,6 919 2
0,689651 0,109366
100 32,1 2,3 457 79
0,749621 0,115074
120 32,8 3 149 52
0,771038 0,116220
140 33,4 3,6 896 59
0,805842 0,119644
160 34,1 4,3 736 66
0,832912 0,122307
180 34,8 5 388 83
0,839575 0,122386
200 35,4 5,6 687 75
0,858656 0,124316
220 36,1 6,3 953 42
0,874558 0,125924
240 36,8 7 008 48
0,876480 0,125706
260 37,4 7,6 113 99
0,878127 0,125520
280 38 8,2 632 56
0,879555 0,125358
300 38,6 8,8 482 99
0,880804 0,125217
320 39,2 9,4 85 61
0,881907 0,125092
340 39,8 10 235 87
0,891216 0,126121
360 40,5 10,7 255 78
0,875873 0,123802
380 40,9 11,1 132 98
0,877056 0,123767
400 41,5 11,7 745 68
0,878127 0,123735
420 42,1 12,3 632 75
0,879101 0,123706
440 42,7 12,9 166 71
0,879990 0,123680
460 43,3 13,5 045 2
0,880804 0,123655
480 43,9 14,1 85 9
0,875557 0,122812
500 44,4 14,6 502 9
0,787221 0,16322
rata-rata 522 089

c. Kalorimeter Tembaga 2 lilitan


n TºC ΔTºC e(kal/J) Δe(kal/J)
0,308229 0,1904834
20 26,4 0,1 299 36
0,616458 0,1497948
40 26,7 0,4 599 97
0,821944 0,1483549
60 27,1 0,8 798 79
1,155859 0,1749116
80 27,8 1,5 873 09
1,109625 0,1617505
100 28,1 1,8 478 59
1,181545 0,1650994
120 28,6 2,3 648 54
1,232917 0,1674915
140 29,1 2,8 197 22
1,271445 0,1692855
160 29,6 3,3 86 73
1,335660 0,1747219
180 30,2 3,9 297 22
1,356208 0,1754341
200 30,7 4,4 917 23
1,373021 0,1760168
220 31,2 4,9 424 32
1,387031 0,1765024
240 31,7 5,4 847 24
1,398886 0,1769133
260 32,2 5,9 82 09
1,409048 0,1772654
280 32,7 6,4 226 96
1,397306 0,1751461
300 33,1 6,8 157 39
1,406296 0,1755647
320 33,6 7,3 178 51
1,396097 0,1737947
340 34 7,7 415 74
1,404155 0,1742419
360 34,5 8,2 697 49
1,395143 0,1727279
380 34,9 8,6 144 07
1,402443 0,1731837
400 35,4 9,1 312 08
1,394370 0,1718642
420 35,8 9,5 64 53
1,401042 0,1723178
440 36,3 10 27 74
1,380331 0,1695695
460 36,6 10,3 21 48
1,387031 0,1700809
480 37,1 10,8 847 8
1,380867 0,1690967
500 37,5 11,2 261 47
rata- 1,252118 0,276700
rata 777 267
d. Kalorimeter Alumunium Besar 3 lilitan
n TºC ΔTºC e(kal/J) Δe(kal/J)
0,418074 0,157003
20 27,1 0,2 575 78
0,418074 0,104744
40 27,3 0,4 575 46
0,487753 0,096072
60 27,6 0,7 671 21
0,522593 0,091736
80 27,9 1 219 08
0,585304 0,094382
100 28,3 1,4 406 92
0,627111 0,096147
120 28,7 1,8 863 48
0,627111 0,093658
140 29 2,1 863 94
0,627111 0,091792
160 29,3 2,4 863 53
0,673564 0,096172
180 29,8 2,9 594 57
0,668919 0,094428
200 30,1 3,2 321 08
0,684122 0,095386
220 30,5 3,6 032 46
0,696790 0,096185
240 30,9 4 959 11
0,691431 0,094842
260 31,2 4,3 028 23
0,686836 0,093691
280 31,5 4,6 802 2
0,682855 0,092693
300 31,8 4,9 14 63
0,692436 0,093460
320 32,2 5,3 015 92
0,688593 0,092594
340 32,5 5,6 418 26
0,685177 0,091823
360 32,8 5,9 776 9
380 33,1 6,2 0,682121 0,091134
676 62
400 33,5 6,6 0,689823 0,091826
049 4
0,686836 0,091202
420 33,8 6,9 802 66
0,684122 0,090635
440 34,1 7,2 032 61
0,690731 0,091258
460 34,5 7,6 907 86
0,688081 0,090736
480 34,8 7,9 072 73
0,685642 0,090256
500 35,1 8,2 304 37
0,638848 0,08545
rata-rata 879 218

e. Kalorimeter Alumunium Kecil 3 lilitan


n TºC ΔTºC e(kal/J) Δe
0,399797 0,1046845
20 29,9 0,4 946 22
0,399797 0,0796971
40 30,3 0,8 946 5
0,433114 0,0759271
60 30,8 1,3 442 75
0,449772 0,0740421
80 31,3 1,8 69 87
0,479757 0,0756466
100 31,9 2,4 536 83
0,499747 0,0767163
120 32,5 3 433 47
0,514025 0,0774803
140 33,1 3,6 931 93
0,512241 0,0763437
160 33,6 4,1 119 47
0,521958 0,0769794
180 34,2 4,7 43 05
0,529732 0,0774879
200 34,8 5,3 279 31
220 35,5 6 0,545179 0,0791474
018 02
0,524734 0,0759711
240 35,8 6,3 805 46
0,522812 0,0753877
260 36,3 6,8 699 68
0,585418 0,0836803
280 37,7 8,2 421 72
0,566380 0,0808371
300 38 8,5 424 69
0,562215 0,0800590
320 38,5 9 862 48
0,558541 0,0793724
340 39 9,5 249 7
0,555274 0,0787621
360 39,5 10 925 78
0,552352 0,0782161
380 40 10,5 426 28
0,549722 0,0777246
400 40,5 11 176 83
0,547342 0,0772800
420 41 11,5 427 42
0,540635 0,0762541
440 41,4 11,9 859 21
0,534512 0,0753174
460 41,8 12,3 472 1
0,533063 0,0750286
480 42,3 12,8 928 52
0,527733 0,0742158
500 42,7 13,2 289 98
rata- 0,517834 0,049428
rata 629 592

f. Kalorimeter Tembaga 3 lilitan


n TºC ΔTºC e(kal/J) Δe(kal/J)
0,410972 0,151234
20 27,4 0,2 399 81
0,719201 0,136232
40 27,9 0,7 699 05
60 28,4 1,2 0,821944 0,131231
798 13
0,873316 0,128730
80 28,9 1,7 348 67
0,904139 0,127230
100 29,4 2,2 278 39
0,924687 0,126230
120 29,9 2,7 898 21
0,939365 0,125515
140 30,4 3,2 484 79
0,950373 0,124979
160 30,9 3,7 673 98
0,958935 0,124563
180 31,4 4,2 598 23
0,965785 0,124229
200 31,9 4,7 138 84
0,971389 0,123957
220 32,4 5,2 307 06
1,010307 0,127770
240 33,1 5,9 148 72
0,995817 0,125402
260 33,5 6,3 736 47
0,983398 0,123372
280 33,9 6,7 241 54
0,986333 0,123229
300 34,4 7,2 758 65
1,104488 0,136742
320 35,8 8,6 323 93
1,099955 0,135830
340 36,3 9,1 539 36
1,084510 0,133672
360 36,7 9,5 498 2
1,081506 0,133017
380 37,2 10 314 31
1,068528 0,131215
400 37,6 10,4 238 61
1,066571 0,130740
420 38,1 10,9 226 07
1,064792 0,130307
440 38,6 11,4 125 76
0,973825 0,119371
460 38,1 10,9 902 37
0,976059 0,119448
480 38,6 11,4 448 78
0,969894 0,118550
500 39 11,8 862 17
0,956244 0,14450
rata-rata 039 141

2. Kemudian dengan menggunakan data ehitung maka kita dapat bandingkan dengan
harga elit (0,24 Kal/J) adalah sebagai berikut :
eliteratur − e percobaan
KSR = x 100 %
eliteratur

KP =|100 – KSR| %
a. Kalorimeter Alumunium Besar 2 lilitan
KSR = 205,20859 %
KP = 105,20859 %
b. Kalorimeter Alumunium Kecil 2 lilitan
KSR = 228,008967 %
KP = 128,008967 %
c. Kalorimeter Tembaga 2 ilitan
KSR = 421,71616 %
KP = 321,71616 %
d. Kalorimeter Alumunium Besar 3 lilitan
KSR = 166,187033 %
KP = 66,187033 %
e. Kalorimeter Alumunium Kecil 3 lilitan
KSR = 115,7644 %
KP = 15,7644 %
f. Kalorimeter Tembaga 3 ilitan
KSR = 298,4350163 %
KP = 198,4350163 %
3. Analisa
Dari perhitungan kita mendapatkan KSR yang sangat besar, hal ini
menunjukkan tingkat kesalahan pada praktikum ini sangatlah besar. Kesalahan
yang mungkin terjadi pada praktikum disebabkan oleh beberapa hal yakni :
a. Kecepatan putaran kalorimeter tidak konstan.
b. Diameter yang dihitung adalah diameter luar, pada kenyataanya diameter
yang menyentuh atau berinteraksi dengan tali memiliki perbedaan atau
nilai diameter yang dihitung. Diameter yang seharusnya lebih kecil
dibandingkan dengan diameter yang dihitung.
c. Tali yang bersifat dapat merenggang dan merapat menyebabkan luas
penampang tali yang menyentuh kalorimeter berbeda-beda dan
menyebabkan tegangan tali berubah-ubah.
d. Kawat penghantar panas yang berfungsi untuk mengukur panas,
mengalami gesekan dengan kalorimeter.
e. Kawat penghantar panas yang berfungsi untuk mengukur panas tidak
semuanya berada dalam kalorimeter atau dengan kata lain ada bagian
kawat yang berada diluar kalorimeter yang menyebabkan suhu lingkungan
mempengaruhi dalam pengukuran suhu.
f. Kalorimeter tidak sepenuhnya bersifat adiabatis atau panas kalorimeter
terpengaruh oleh lingkungan. Ini bisa dilihat dari lubang kalorimeter yang
dimasukkan kawat pengukur cukup besar.

4. Grafik Kenaikan Suhu terhadap banyaknya putaran


5. Menghitung Tara Mekanik Panas Grafik
Dari perumusan tara mekanik panas :
e.M.g.πDkal.n= (maca + mkal .ct)∆T
n ≈ ∆T
Dengan metoda kuadrat terkecil atau least square maka persamaan di atas diubah
menjadi :
M .g .π.Dkal .e
∆T = n
( m kal .c t )

sehingga diperoleh persamaan :


∆T = mt.n + nt
M .g .π.Dkal .e
mt =
( m kal .c t )

mt ( m kal .ct )
e grafik =
M .g .π.D

dengan menggunakan rumus :


N ∑ (∆Ti .ni ) − ∑ ∆Ti ∑ ni
mt =
N ∑ ni − ( ∑ ni ) 2
2

∑ ∆T ∑ n −∑ n ∑ (n .∆T )
2
i i i i i
nt =
N ∑ n − (∑ n )
2 2
i i

Membandingkan harga erumus dan egrafik


e rumus − e grafik
KSR =
erumus
x 100%

KP =|100 – KSR|%
maka diperoleh persamaan grafik untuk masing-masing kalorimeter :
a. Kalorimeter Alumunium Besar 2 lilitan
y = 0.014n – 0.44
e grafik = 0.0895874 kal/J
KSR=62.67191%
KP=37.32809 %
b. Kalorimeter Alumunium Kecil 2 lilitan
y = 0.03n-0.62
e grafik = 0.091790345 kal/J
KSR=61.75402299%
KP=38.2497701%
c. Kalorimeter Tembaga 2 ilitan
y = 0.023n-0.427
e garafik = 0.1446791kal/J
KSR=39.71706%
KP=60.28294%
d. Kalorimeter Alumunium Besar 3 lilitan
y = 0.017n-0.237
e garafik = 0.108784711kal/J
KSR=54.67303711%
KP=45.32696289%
e. Kalorimeter Alumunium Kecil 3 lilitan
y = 0.027n-0.236
e grafik = 0.0826113kal/J
KSR=65.57862%
KP=34.42138%
f. Kalorimeter Tembaga3 ilitan
y = 0.025n-0.314
e garafik = 0.157259847kal/J
KSR=34.475063%
KP=65.524937%

6. Analisa Grafik no.4


Dari gambar grafik terlihat bahwa suhu kalorimeter meningkat seiring
dengan semakin banyaknya putaran. Hal itu karena semakin lama putaran maka
semakin banyak gaya gesek yang dihasilkan tali dengan kalorimeter yang
menyebabkan kalor yang dihasilkan semakin besar atau banyak.
Disini juga kita menghitung KSR, nilai KSR yang didapat besar, hal ini
menandakan bahwa tingkat kesalahan pada praktikum besar dan tingkat ketelitian
yang kecil.
7. Menghitung Banyaknya Kalor yang diserap Pita Nylon
Untuk mencari banyaknya kalor yang diserap oleh pita nilon kita dapat
mencarinya dari selisih kalor yang di hasilkan oleh usaha gesekan pita nilon
dengan kalor yang diserap oleh calorimeter, yaitu :
Kalor terserap = (MgπDkal) - (Mkal Ckal Δ T)

a. Kalorimeter Alumunium Besar 2 lilitan


Qserap
20,6921
7
41,3843
4
62,0765
1
63,8650
2
65,6535
3
67,4420
4
69,2305
5
61,5672
3
63,3557
4
65,1442
5
57,4809
3
59,2694
4
61,0579
5
62,8464
6
64,6349
7
66,4234
8
77,6638
2
88,9041
6
90,6926
7
92,4811
8
94,2696
9
96,0582
97,8467
1
99,6352
2
101,423
73

b. Kalorimeter Alumunium Kecil 2 lilitan


Qserap
21,29004
38,02122
41,07582
48,68928
47,18502
45,68076
48,73536
47,2311
45,72684
48,78144
47,27718
45,77292
48,82752
51,88212
54,93672
57,99132
61,04592
59,54166
71,71398
74,76858
77,82318
80,87778
83,93238
86,98698
94,60044

c. Kalorimeter Tembaga 2 ilitan


Qserap
21,069952
23,363808
16,269616
-18,98872
-16,694864
-33,177104
-49,659344
-66,141584
-92,011872
-108,49411
-124,97635
-141,45859
-157,94083
-174,42307
-181,51726
-197,9995
-205,0937
-221,57594
-228,67013
-245,15237
-252,24656
-268,7288
-266,43494
-282,91718
-290,01138

d. Kalorimeter Alumunium Besar 3 lilitan


Qserap
26,31234
52,62468
69,48519
86,3457
93,75438
101,16306
118,02357
134,88408
132,84093
149,70144
157,11012
164,5188
181,37931
198,23982
215,10033
222,50901
239,36952
256,23003
273,09054
280,49922
297,35973
314,22024
321,62892
338,48943
355,34994

e. Kalorimeter Alumunium Kecil 3 lilitan


Qserap
27,3762
54,7524
77,5697
4
100,387
08
118,645
56
136,904
04
155,162
52
177,979
86
196,238
34
214,496
82
228,196
44
260,131
5
282,948
84
264,736
44
296,671
5
319,488
84
342,306
18
365,123
52
387,940
86
410,758
2
433,575
54
460,951
74
488,327
94
511,145
28
538,521
48

f. Kalorimeter Tembaga3 ilitan


Qserap
26,910904
25,657664
24,404424
23,151184
21,897944
20,644704
19,391464
18,138224
16,884984
15,631744
14,378504
-5,650832
2,483976
10,618784
9,365544
-76,380128
-77,633368
-69,49856
-70,7518
-62,616992
-63,870232
-65,123472
27,503768
26,250528
34,385336
8. Pengaruh Lilitan terhadap Sisten
Banyaknya lilitan sangat berpengaruh pada sistem, semakin banyak lilitan
maka semakin banyak gaya gesek antar kalorimeter dengan tali, yang
mengakibatkan bertambahnya panas yang diterima oleh kalorimeter.
VI. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kita lakukan, kita dapat menyimpulkan akan
terjadi kesetimbangan termal diantara dua atau lebih benda yang berbeda suhu.
Benda yang memiliki suhu yang lebih tinggi akan melepaskan kalornya dan yang
kekurangan kalor akan menerima kalor.
Pada praktikum ini kalor dihasilkan oleh gesekan antara tali dengan
kalorimeter. Semakin besar gaya gesek yang terjadi maka semakin besar kalor
yang dihasilkan, adapun beberapa hal yang mempengaruhi gaya gesek tersebut,
yakni kecepatan putaran, bahan kalorimeter, banyaknya lilitan tali pada
kalorimeter, dan banyaknya putaran.
Semakin banyak lilitan maka semakin banyak gaya gesek antara tali
dengan kalorimeter yang menyebabkan semakin besar kalor yang dihasilkan.
Selain itu kita juga dapat menentukan nilai Tara Mekanik Panas, yakni
menggunakan rumus.
(m kal .c t ). ∆T
e =
M.g. π.D kal .n

Dengan sesatannya
 ∆mkal ∆T2 ∆T1 ∆M ∆D 
∆e =  + − + + .e
 mkal T2 T1 M D 

Walaupun nilai yang kita dapat sangat jauh dari nilai sebenarnya atau
memiliki nilai KSR yang sangat besar, hal ini dapat terjadi karena disebabkan
oleh beberapa hal, yakni :
a. Kecepatan putaran kalorimeter tidak konstan.
b. Diameter yang dihitung adalah diameter luar, pada kenyataanya diameter
yang menyentuh atau berinteraksi dengan tali memiliki perbedaan atau
nilai diameter yang dihitung. Diameter yang seharusnya lebih kecil
dibandingkan dengan diameter yang dihitung.
c. Tali yang bersifat dapat merenggang dan merapat menyebabkan luas
penampang tali yang menyentuh kalorimeter berbeda-beda dan
menyebabkan tegangan tali berubah-ubah.
d. Kawat penghantar panas yang berfungsi untuk mengukur panas,
mengalami gesekan dengan kalorimeter.
e. Kawat penghantar panas yang berfungsi untuk mengukur panas tidak
semuanya berada dalam kalorimeter atau dengan kata lain ada bagian
kawat yang berada diluar kalorimeter yang menyebabkan suhu lingkungan
mempengaruhi dalam pengukuran suhu.
f. Kalorimeter tidak sepenuhnya bersifat adiabatis atau p[anas kalorimeter
terpengaruh oleh lingjkkungan. Ini bisa dilihat dari lubang kalorimetr yang
dimasukkan kawat pengukur cukup besar.

VII. Daftar Pustaka


Tipler, Paul A..1998. FISIKA untuk sains dan teknik. Jakarta : Erlangga
Resnick, Halliday. Fisika, Jilid I. Erlangga ; Bandung.1977.

Anda mungkin juga menyukai