Anda di halaman 1dari 6

2.

2 Industri Kreatif

2.2.1 Definisi Industri Kreatif

Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang pemanfaatannya berasal dari


kreativitas, bakat serta keterampilan individu dalam menciptakan kesejahteraan dan lapangan
pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi serta daya cipta dari individu
tersebut. Industri kreatif sejalan dengan perkembangan ekonomi kreatif, dimana dari kenyataan
sejarah membuktikan bahwa ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif telah memberikan
kontribusi nyata bagi perkembangan perekonomian di sejumlah negara (Arifianti dan Alexandri,
2017).

Sementara itu, menurut UNESCO, industri kreatif merupakan sebuah industri yang
mengombinasikan kreativitas keterampilan dan kecakapan dalam menghasilkan kekayaan serta
lapangan pekerjaan. Industri Kreatif dibentuk oleh budaya kreatif, yaitu budaya
mengombinasikan kreasi (creation), produk (product) dan komersialisasi (commercialization).

Produk dari Industri Kreatif disebut juga dengan produk komersialisasi (commercial
product) yaitu dapat berupa barang dan jasa kreatif (creative goods and services). Komersialisasi
memiliki makna yaitu segala aktivitas tertentu yang memiliki fungsi dan dapat memberikan
pengetahuan pada pembeli tentang produk barang dan jasa yang di sediakan serta memengaruhi
konsumen untuk membelinya (Setiawan, 2020).

2.2.2 Latar Belakang Industri Kreatif

Menurut (Dina dan Deny 2015), Konsep industri kreatif memberikan suatu pada terhadap
perekonomian, khususnya pengaruhnya terhadap pengangguran, pembangunan regional dan
dinamika kawasan urban. Dengan adanya suatu inovasi dalam suatu perusahaan dapat
dikategorikan industri kreatif.

Beberapa hal yang menjadi latar belakang pesatnya industri kreatif menurut Arifianti dan
Alexandri (2017) antara lain yaitu:

a. Kreativitas Anak Muda


Dibalik berjalannya Industri Kreatif, pelaku yang kebanyakan memainkannya
adalah anak muda. Dimana, para pemuda lebih memiliki potensi daya kreatifitas yang
dapat dimaksimalkan untuk menghasilkan karya ekonomi yang memberi keuntungan.
b. Kemajuan Teknologi
Di abad 21 ini, kecanggihan teknologi telah memiliki peran yang dapat
menguntungkan dan menjadi pelengkap serta pendukung kreativitas dari para pemuda.
c. Mudahnya Akses Komunikasi
Dengan adanya kemudahan dalam berkomunikasi, dapat menjadi salah satu faktor
pesatnya Industri Kreatif. Dimana, hasil karya dapat ditampilkan di hadapan publik
dengan cepat dan tepat sasaran.
d. Meningkatnya pengguna media social
Semakin pesatnya penggunaan media sosial, menjadi faktor yang sangan
membantu industri kreatif. Dengan melihat tren penggunan media sosial yang meningkat,
dapat mengembangkan industri kreatif dari para pelaku.
e. Sisi Kehidupan Seseorang
Kreatifitas biasanya datang dari sebuah kehidupan yang kurang baik. Keadaan ini
memicu seseorang untuk dipaksa berfikir dan mengeluarkan daya serta upaya untuk
keluar dari kehidupan tersebut. Dari hal ini, akan muncul berbagai kreatifitas.

Pengembangan Industri Kreatif cukup diperlukan di Indonesia. Dimana, hal ini dapat
memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif, dapat
membangun citra dan identitas Bangsa, menciptakkan inovasi serta kreativitas yang dapat
menjadi keunggulan kompetitif suatu bangsa dan memberikan dampak positif pada status sosial
(Djulius dkk, 2019).

2.2.3 Ruang Lingkup Industri Kreatif

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomer 6 Tahun 2009 tentang pengembangan ekonomi


kreatif terdapat 15 subsektor yang merupakan bagian dari industri kreatif dan ruang lingkung
ekonomi kreatif berdasarkan Inper Nomor 6 Tahun 2009 diantaranya adalah:

1. Penelitian dan Pengembangan


Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha inovatif dengan menawarkan
penemuan ilmu dan teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari ilmu dan teknologi
tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat
baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini
termasuk yang berkaitan dengan humaniora, seperti penelitian dan pengembangan
bahasa, sastra, dan seni serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.
2. Penerbitan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan penulisan konten dan penerbitan buku,
jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari
berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko
cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat
terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir
(engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang
cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.
3. Perangkat lunak
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi,
termasuk layanan jasa komputer, pengolahan data, pengembangan database,
pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain
arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain
portal termasuk dalam perawatannya.
4. TV dan Radio
Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan
acara televisi (contohnya games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya),
penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk dengan kegiatan
station relay (pemancar) siaran radio dan televisi
5. Desain
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran
serta produksi kemasan dan jasa pengepakan
6. Musik
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan,
reproduksi, serta distribusi dari rekaman suara
7. Film
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi produksi video, film, dan jasa
fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya yaitu penulisan
skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau festival film;
8. Permainan dan Games
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan
komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub-sektor
permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata, namun juga sebagai
alat bantu pembelajaran ataupun edukasi.
9. Jasa Periklanan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan jasa periklanan, yakni komunikasi satu arah
dengan menggunakan medium tertentu. Hal ini dapat meliputi proses kreasi, operasi, dan
distribusi dari periklanan yang dihasilkan, misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi
periklanan, media periklanan luar ruang, produksi material periklanan, promosi dan
kampanye relasi publik. Selain itu, terdapat tampilan periklanan di media cetak (surat
kabar dan majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan
gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan media reklame sejenis
lainnya, distribusi dan delivery advertising materials or samples, serta penyewaan kolom
untuk iklan.
10. Arsitetur
Kegiatan kreatif yang terkait dengan desain bangunan secara menyeluruh, baik
dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan
level mikro (detail konstruksi). Contohnya seperti arsitektur taman, perencanaan kota,
perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan sejarah, pengawasan
konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan
sipil dan rekayasa mekanika dan elektrika.
11. Seni Pertunjukkan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha pengembangan konten, produksi
pertunjukkan. Contohnya seperti, pertunjukkan wayang, balet, tarian tradisional, tarian
kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain
dan pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung, dan tata pencahayaan
12. Kerajinan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang
dibuat maupun dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal hingga
proses penyelesaian produknya. Hal ini meliputi antara lain barang kerajinan yang terbuat
dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas,
perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.
13. Fesyen (Fashion)
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki,
dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode serta aksesorisnya, termasuk
konsultasi lini produk berikut distribusi produk fesyen.
14. Seni Rupa
Kegiatan kreatif yang terkait dengan perdagangan barang asli, unik dan langka
serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi. Penjualan dapat melalui
pelelangan, galeri, toko, pasar swalayan dan internet. Selain itu, hal ini dapat meliputi
barang-barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film.

2.2.4 Klasifikasi Industri Kreatif

Menurut (Ruxandra-Irina Popescu and RzvanAndrei Corbo, 2012), industri kreatif dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Industri Central budaya


Terdiri dari sastra, musik, seni visual dan seni pertunjukan
2. Industri lain pusat budaya: produksi film, perpustakaan dan museum
3. Industri kreatif Umum: jasa properti, media dan sastra, suara industri, radio dan TV,
Video dan video game
4. Industri terkait: iklan, arsitektur, desain, fashion.

2.2.5 Peluang dan Tantangan Industri Kreatif

Menurut Setiawan (2020), peluang di dalam industri kreatif adalah adanya keragaman
sosio-kultural yang dapat menjadi sumber inspirasi. Contohnya, hal ini dapat dilihat dari
masyarakat lokal maupun internasional yang akan tertarik apabila menonton pagelaran budaya
apabila terdapat sentuhan modern dan popular dari segi arsitek, desainer, music dan koreografer.
Usaha-usaha dalam pemanfaatan berbasis warisan budaya Indonesia serta kearifan ini perlu
diberikan perhatian dan kerja sama dari pemerintah dan para pengusaha ataupun pelaku industry
kreatif, sehingga warisan budaya tradisional dari bangsa Indonesia dapat dilestarikan dan
menjadi kebanggaan nasional. Disaat ada peluang, tentunya terdapat tantangan yang perlu
diketahui dalam mengembangkan industri kreatif. Hal ini dapat merujuk pada sector Pendidikan
yang perlu mengimbangi dari aspek kurikulum yang berorientasi pada aspek kognisi dengan
kurikulum yang berorientasi pada kreativitas dan penanaman yang menanamkan nilai-nilai
kewirausahaan. Dimana, kreativitas yang dimaksud yaitu dalam mengasah kesiapan dan
kepekaan untuk lebih proaktif dalam menghadapi perubahan-perumahan yang akan ditemui di
lingkungan nyata.

Arifianti, R dan M. B. Alexandri. 2017. Activation of Creative Sub-Economic Sector in Bandung


City. Jurnal AdBispreneur. 2(3): 201-209.

Dina Melita dan D. Erlansyah. 2015. Pemetaan Industri Kreatif Dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Urban di Kota Palembang. Proceding Economic
Globalization Trend and Risk for Developing Country. Hal. 1-13

Djulius, H., H. Juanim dan R. Dwisanty. 2019. Tinjauan dan Analisi Ekonomi Terhadap Industri
Kreatif di Indonesia. Yogyakarta: Kelompok Penerbit Diandra.

Ruxandra-Irina Popescu and Ruzvan-Andrei Corbo. 2012. Creative City and Urban Development
– Competitiveness Through Culture, Sibiu In the Context Of Unesco Creative Cities
Network. Humanities and Social Sciences Review. 1(2): 491-504.

Setiawan, H. C. B. 2020. Manajemen Industri Kreatif: Teori dan Aplikasi. Surabaya: PT Berkat
Mukmin Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai