TUMOR MAMMAE
DI SUSUN OLEH :
SURIANTI, S.Kep
7119491703
FAMIKA MAKASSAR
A. Definisi
Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi
pada suatu sel atau jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan
tidak bisa dikontol ( Dr.Iskandar,2007).
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim,
stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010).
B. Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab pasti tumor payudara belum diketahui. Namun, ada
beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi menurut Dr.Iskandar
(2007) , yaitu :
1. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan
pria.Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor
payudara.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13
dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu,
gen p53, BARD1, BRCA3, juga diduga meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara.
4. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
5. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika
tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat
meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara.
6. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat
dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.
C. Jenis Tumor Mamae
1. Tumor jinak
Hanya tumbuh membesar , tidak terlalu berbahaya dan tidak menyebar
keluar jaringan
2. Tumor ganas
Kanker adalah sel yang telah kehilangan kendali danb mekanisme
normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak wajar , liar , dan kerap
kali menyebar jauh ke sel jaringan lain serta merusak.
D. Tanda Dan Gejala
Keluhan penderita tumor payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010):
1. Mungkin tidak ada
2. tumor mammae umumnya tidak nyeri
3. ulkus/perdarahan dari ulkus
4. erosi putting susu
5. perdarahan.keluar cairan dari putting susu
6. nyeri pada payudara
7. kelainan bentuk payudara
8. keluhan karena metastase
E. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-
ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-
sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang
mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir
semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit banyak, tergantung pada
jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia
permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari
penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon
dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya
lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent”
mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan
pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada
jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran
tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-
kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon
terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau
adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002)
Pathway
Tumor Payudara
Cemas
Kurang Informasi
Luka Operasi
(trauma jaringan) Kurang
Pengetahuan
DIAGNOSA
NOC NIC
KEP.
Cemas Setelah dilakukan Anxiety reduction :
berhubungan asuhan keperawatan · Tenangkan pasien
dengan peruba selama..... pasien · Jelaskan seluruh prosedurt tindakan kepada
han status menunjukan anxiety pasien dan perasaan yang mungkin muncul
kesehatan control dengan kriteria pada saat melakukan tindakan
hasil: · Berusaha memahami keadaan pasien
1. Pasien · Berikan informasi tentang diagnosa,
kooperatif prognosis dan tindakan
2. Mampu · Mendampingi pasien untuk mengurangi
mengidentifikasikan kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
cemas dengan bahasa · Dorong pasien untuk menyampaikan
tubuh yang tenang tentang isi perasaannya
3. Vital sign in · Kaji tingkat kecemasan
· Dengarkan dengan penuh perhatian
· Ciptakan hubungan saling percaya
· Bantu pasien menjelaskan keadaan yang
bisa menimbulkan kecemasan
· Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal
yang membuat cemas
· Ajarkan pasien teknik relaksasi
· Berikan obat obat yang mengurangi cemas
·
Kurang Setelah dilakukan Teaching : Dissease Process
pengetahuan asuhan keperawatan - Kaji tingkat pengetahuan klien dan
tentang selama......, keluarga tentang proses penyakit
penyakit, pengetahuan klien - Jelaskan tentang patofisiologi penyakit,
perawatan,pen meningkat dengan tanda dan gejala serta penyebabnya
gobatan kriteria hasil - Sediakan informasi tentang kondisi klien
kurang 1. Klien mampu - Berikan informasi tentang perkembangan
paparan menjelaskan kembali klien
terhadap apa yang dijelaskan - Diskusikan perubahan gaya hidup yang
informasi 2. Klien mungkin diperlukan untuk mencegah
kooperative saat komplikasi di masa yang akan datang dan
dilakukan tindakan atau kontrol proses penyakit
- Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan
atau terapi
- Gambarkan komplikasi yang mungkin
terjadi
- Anjurkan klien untuk mencegah efek
samping dari penyakit
- Gali sumber-sumber atau dukungan yang
ada
- Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada petugas kesehatan
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan - Lakukan pengkajian nyeri secara
agen injuri asuhan keperawatan komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
biologi selama pertemuan, durasi, frekuensi
nyeri klien berkurang - Monitor vital sign
dengan kriteria hasil: - Gunakan teknik komunikasi terapeutik
1.Nyeri terkontrol untuk mengetahui pengalaman nyeri
2. Klien - Ajarkan teknik
menggunakan teknik - relaksasi nafas dalam untuk mengurangi
non farmakologi nyeri
untuk mengurangi
nyeri
3. Tanda vital
dalam rentang
normal
2. Intra Operatif
DIAGNOSA
NOC NIC
KEP.
Pola nafas tidak Setelah dilakukan asuhan Airway and breathing management :
efektif keperawatan selama 1 x 24 - Monitor ventilasi (jalan dan suara
berhubungan jam pasien menunjukan nafas)
dengan penurunan respiration control dengan - Lakukan management ventilasi
tekanan inspirasi kriteria hasil: dengan head tilt chin leaf / jaw trust
dan ekspirasi 1. Jalan nafas adequat positioning
karena pemberian 2. Suara nafas - Pasang alat bantu nafas : mouth
agent anastesi. vesikuler airway/orofaringeal tube, ET, LMA
3. Saturasi O2 dbn - Monitor keakuratan fungsi ET, LMA
- Lakukan assisted respiration
- Monitor vital sign dan saturasi O2
secara periodik
Resiko infeksi Setelah dilakukanasuhan Infection control management
berhubungan keperawatan selama 1 x 24 - Kendalikan prosedur masuk kamar
dengan jam, menunjukkan operasi untuk pasien maupun
pembedahan, infection protection, petugas
prosedur invasif enviroment, host and agent - Batasi jumlah personil di kamar
dan truma control dengan kriteria operasi
jaringan. hasil - Kendalikan sterilitas ruangan dan
1.Terkendalinya nfection peralatan yang dipakai
control - Lakukan cuci tangan bedah,
2.Luka dan keadaan pemakaian jas operasi, pemakaian
sekitar bersih sarung tangan dan duk operasi sesuai
prosedur.
- Terapkan prosedur septik aseptik.
- Lakukan penutupan luka sesuai
prosedur
- Kolaborasi pemberian antibiotik
- Environment kontrol
Resiko cidera Setelah dilakukanasuhan Injury control management
berhubungan keperawatan selama1 x 24 - Anatomis dan imobil position
dengan anastesi jam menunjukkan injury - Pasang groundit kouter dengan benar
dan pembedahan. neuromuscular protection - Melakukan tindakan anastesi sesuai
dengan kriteria hasil : dengan prosedur
· Tidak terjadi luka baru - Memasang alat bantu pernafasan
diluar organ target sesuai dengan prosedur
· Instrument terhitung - Hindari manipulasi jaringan
lengkap sebelum dan berlebihan
sesudah operasi. - Penggunaan instrument yang tepat
dan benar
- Perhitungan jumlah instrument
sebelum dan sesudah operasi yang
3. Post Operatif
DIAGNOSA
NOC NIC
KEP.
Resiko aspirasi Setelah dilakukan asuhan Aspiration Precaution :
berhubungan keperawatan selama......, - Monitor tingkat kesadaran dan reflek
dengan status menunjukkan control menelan
kesadaran, reflek dengan kriteria hasil - Monitor status airway dan bebaskan
menelan belum 1. Airway terkontrol dan airway
optimal karena adequat - Lakukan suctioning jika perlu
pemakaian obat 2. Reflek menelan efektif - Posisikan supinasi atau posisi SIM
anastesi pada operasi jalan nafas
Resiko cidera Setelah dilakukan asuhan Environment Management :
berhubungan keperawatan selama......, - Sediakan lingkungan yang aman dan
dengan tingkat menunjukkan risk control nyaman
kesadaran pasien dengan kriteria hasil - Posisikan tidur sesuai instruksi medis /
1. Pasien terbebas dari anastesi
cidera - Memasang side trail tempat tidur
2. Pasien komunikatif dan - Hindari dari perabot yang berbahaya
kooperatif - Kaji tingkat kesadaran
- Dampingi selama pasien belum sadar
penuh
- Lindungi arah gerakan dan jangan
lawan gerakan pasien
- Rangsang kesadaran pasien ke Compos
Mentis
- Alat invasif terkontrol
DAFTAR PUSTAKA
Junaedi, Iskandar dr., (2007) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer
https://www.scribd.com/document/256119672/PATHWAY-Tumor-Mamae , diakses
pada tanggal 13 Januari 2018
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.