PENDAHULUAN
1
diketahui bahwa selisih nilai medan magnetik pada ketinggian yang berbeda,
ditentukan oleh medan magnetik sekunder yang disebabkan oleh nilai
konduktivitas dari bawah permukaan itu sendiri (Bosch dan Müller, 2001).
Dengan menggunakan teknik ini diharapkan objek benda konduktif akan lebih
jelas diperlihatkan dibandingkan dengan menggunakan teknik VLF-EM biasa.
2
3. Pemodelan ke belakang terbatas untuk data inphase dan quadrature,
dengan asumsi lapisan bawah permukaan homogen.
3
sensitifitas, dan data respon (inphase dan quadrature) dari model
resistivitas hasil inversi.
2. Pre2DForw, program ini digunakan untuk melakukan pemodelan ke
depan (forward modelling) dari model resistivitas bawah permukaan. Input
program ini adalah parameter model, mesh finite element, data topografi
dan data lintasan pengukuran. Output dari program ini adalah data respon
pengukuran VLF dari model yang dibuat berupa inphase dan quadrature.
3. MATLAB 7, program ini digunakan untuk melakukan pengolahan data
VLF (koreksi topografi, moving average, filter Fraser, dan filter Karous-
Hjelt) dan menampilkan output dari program Inv2DVLF dan Pre2Dforw.
1.6 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
• Envi Vlf Scintrex digunakan untuk mengukur data VLF: inphase,
quadrature, tilt-angle, dan total field.
• Garmin GPSmap 76 CSX digunakan untuk menetukan posisi dan elevasi
lintasan pengukuran.
4
Membahas pengertian dari kars, proses pembentukan aliran sungai
bawah permukaan daerah kars dan geologi daerah Gunung Kidul.
BAB IV : Pemodelan
Membahas pemodelan ke depan dari 3 buah model sungai bawah
permukaan dan pemodelan ke belakangnya.
BAB V : Pengolahan data
Membahas proses pengolahan data yang dilakukan.
BAB VI : Analisis dan Interpretasi
Membahas analisa dari pemodelan dan pengolahan data yang telah
dilakukan, dan menginterpretasi arah aliran sungai bawah
permukaan.
BAB VII : Kesimpulan dan Saran
Membahas kesimpulan dan saran yang diperoleh dari analisis
sebelumnya.