NIM : 2032510144
Kelas : 2D – D3 Akuntansi
Kerangka konseptual mendeskripsikan tujuan dari dan konsep untuk pelaporan keuangan
yang bertujuan umum. Tujuan dan manfaat kerangka konseptual adalah untuk (IAI,
2021:1):
Membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK
IAI) dalam mengembangkan SAK yang berdasarkan konsep yang konsisten.
Membantu penyusun laporan keuangan untuk mengembangkan kebijakan akuntansi
yang konsisten ketika tidak ada Standar yang berlaku untuk transaksi tertentu atau
peristiwa lain, atau ketika Standar memberikan pilihan kebijakan akuntansi.
Membantu semua pihak untuk memahami dan menginterpretasikan Standar.
Sebagai pedoman dalam menentukan standard akuntansi
Sebagai kerangka refrensi untuk memecahkan masalah akuntansi apabila standard yg
sekarang tidak mengatur isu yg baru timbul
Sebagai dasar membuat pertimbangan dalam menyajikan laporan keuangan
Meningkatkan daya banding dengan cara megurangi berbagai alternatif metode
akuntansi yg ada
Laporan keuangan menyediakan informasi tentang riwayat suatu perusahaan pada suatu
periode dalam skala uang. Informasi yang disediakan oleh laporan keuangan antara lain :
1. Laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain
2. Laporan posisi keuangan
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
Sementara itu, tujuan dari laporan keuangan itu sendiri adalah menyediakan
informasi yang akurat, objektif, dan faktual tentang keuangan perusahaan yang
digunakan untuk mengambil keputusan ekonomi bagi pihak – pihak yang terkait.
4. Jelaskan secara singkat dan disertai contoh beberapa istilah di bawah ini :
a) Materiality
b) Going concern
Jawab :
a) Matreality
Suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip tersebut menganggapbahwa
transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang tidak signifikan
dapatditangani secara sangat cepat, tanpa memedulikan apakah hal tersebut sesuai
dengan prinsipakuntansi yang berlaku umum atau tidak.
b) Going concern
Gagasan dalam akuntansi bahwa bisnis harus dinilai atas dasar asumsi bahwa ia akan
terus ada dan dapat menggunakan aset-asetnya sesuai peruntukannya. Goingconcern
atau dalil kontinuitas menganggap bahwa entitas bisnis akan melanjutkan
operasinyacukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan aktivitasnya yang
berkelanjutan. Dalil ini mengasumsikan bahwa entitas tersebut akan berlanjut sampai
periode yang tidak dapat ditentukan. Dengan demikian, laporan keuangan
menyediakan suatu pandangan mengenai situasi keuangan dari perusahaan tersebut
dan hanyalah merupakan sebagian dari serangkaian laporan kontinu.
Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang (moneter) untuk suatu pos dalam
neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran
tertentu.
Contoh :
Biaya historis (historical cost) Aset dicatat sebesar pengorbanan yang
dikeluarkan untuk memperolehnya.
Biaya kini (current cost) Biaya kini adalah biaya atas aset yang setara pada
tanggal pengukuran, yang terdiri dari imbalan yang akan dibayar pada tanggal
pengukuran ditambah biaya transaksi yang akan terjadi pada tanggal tersebut.
Nilai wajar (fair value) Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk
menjual aset, atau dibayarkan untuk mengalihkan liabilitas, dalam transaksi yang
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Nilai pakai dan nilai pemenuhan Nilai pakai adalah nilai sekarang dari arus kas
atau manfaat ekonomik lainya yang diperkirakan akan diperoleh dari penggunaan
aset dan dari pelepasan akhirnya.
8. Jika terdapat suatu transaksi baru yang belum terdapat standar khusus yang
mengatur hal tersebut, maka standar atau patokan apa yang dapat digunakan oleh
suatu entitas dalam mencatat transaksi tersebut.
Jawab :
Jika terdapat transaksi baru yang belum mendapatkan standart khusus yang mengatur hal
tersebut, maka standart/patokan yang dapat di gunakan oleh entitas tersebut adalah
kerangka konseptual dari entitas, akan tetapi jika terdapat pertentangan antara kerangka
konseptual dengan standart akuntansi keuangan, maka ketentuan dalam standart
akuntansi keuanagan yang relative di gunakan/ di unggulkan.
Menurut dokumen yang diterima awak media, kedua komisaris itu merasa keberatan
dengan pengakuan pendapatan atas transaksi Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Layanan
Konektivitas Dalam Penerbangan, antara PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink
Indonesia. Pengakuan itu dianggap tidak sesuai dengan kaidah Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 23: Pendapatan. Sebab manajemen Garuda
Indonesia mengakui pendapatan dari Mahata sebesar US$ 239.940.000, yang
diantaranya sebesar US$ 28.000.000 merupakan bagian dari bagi hasil yang didapatkan
dari PT Sri Wijaya Air.Padahalan uang itu masih dalam bentuk piutang, namun diakui
perusahaan masuk dalam pendapatan.(https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-
4523309/2-komisaris-tolak-laporankeuangan-garuda)
Diminta:
Berikan komentar saudara atas kejadian tersebut dikaitkan dengan Kerangka Konseptual
Pelaporan Keuangan
Jawab :
Manajemen PT Garuda Indonesia menyalahi aturan pengakuan pendapatan yang
seharusnya sesuai dengan kaidah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
nomor 23 tentang Pendapatan. Maka dari itu, jika pendapatan yang belum diakui oleh
Mahata harus ditulis atau dicatat sebagai piutang bukan pendapatan. Selain itu, laporan
yang disajikan oleh PT Garuda Indonesia juga tidak mencerminkan karakteristik
Kualitatif Laporan Keuangan. Sehingga, informasi yang diberikan tidak akurat.
10. Suatu entitas mengoperasikan 5 SPBU dan memiliki semua tanah dan bangunan tempat
SPBU tersebut beroperasi.Entitas memilih untuk tidak mengasuransikan semua
SPBUnya dari risiko kebakaran, namun melakukan perhitungan sendiri mengenai
probabilitas terjadinya kebakaran. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan manajemen,
terdapat risiko terjadi kebakaran dengan nilai kerugian sebesar Rp 100 juta untuk setiap
5 tahun. Dengan demikian entitas mengakui beban atas risiko terjadinya kebakaran
sebesar Rp 20
juta setiap tahun dan mengakui liabilitas. Alasan manajemen bahwa risiko kebakaran
sangat besar dan jika manajemen memilih menggunkan jasa asuransi maka akan tetap
timbul beban asuransi setiap periodenya (Kartikahadi et al., 2016)
Diminta: Berikan pendapat anda atas pengakuan beban dan liabilitas yang dilakukan
manajemen, apakah telah sesuai dengan pengakuan sebagaimana diatur dalam Kerangka
Konseptual.
Jawab :
Menurut pendapat saya, pengakuan beban dan liabilitas yang dilakukan dalam
manajemen tersebut telah sesuai dengan kerangka konseptual. Dimana beban akun
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif atas dasar prosedur alokasi khusus yang
rasional, dan juga sistematis dalam periode akuntansi. Selain itu, beban juga harus diaku
ipada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aset.