Kriteria Daerah Wajib Belajar 9 Tahun
Kriteria Daerah Wajib Belajar 9 Tahun
DI KECAMATAN KEDUNGBANTENG
KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI
Oleh:
Laelia Nurpratiwiningsih
3201407062
JURUSAN GEOGRAFI
2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skipsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi Fakultas Ilmu Sosial UNNES pada :
Hari : Kamis
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan:
Ketua Jurusan Geografi
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skipsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang dan disahkan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 3 Oktober 2011
Penguji Utama
Penguji I Penguji II
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Laelia Nurpratiwiningsih
NIM 3201407062
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S Ar Ra’d ayat 11). ”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
1. Bapakku dan Mamaku tercinta yang selalu mendukung
dan mempercayaiku dalam setiap langkahku serta selalu
memberikan do’a demi kesuksesanku.
2. Mba Yuli, Mba Tia, Mas Ipunk, Mas Hendy tersayang
yang selalu mendukung, membimbing dan
menyayangiku.
3. Sahabat-sahabat terdekatku, Teman-teman Geo ’07, KB
Sejuk Kost dan seluruh Penghuni Sejuk Kost yang tak
dapat ku sebutkan satu per satu.
4. Serta semua pihak yang telah hadir dalam hidupku,
Terima kasih semua.
v
KATA PENGANTAR
vi
11. Bapak, Ibu dan Kakak-kakakku tercinta atas dukungan dan doa serta kasih
sayangnya, semoga engkau senantiasa berada dalam lindungan dan kasih
sayang Allah SWT.
12. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis dapat diterima oleh
ALLAH SWT sebagai amal shaleh dan hanya ALLAH SWT yang dapat
membalas semua kebaikan bapak dan ibu semua. Akhir kata, Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
vii
SARI
viii
66,77% tingkat pendidikan orang tua, 65,28% mata pencaharian orang tua,
43,75% karakteristik keluarga, 63,87% lingkungan keluarga dan 61,35%
aksesibilitas. Kecamatan Kedungbanteng terletak 7 km dari ibukota Kabupaten
Tegal, dimana Kecamatan Kedungbanteng memiliki 10 desa dengan kondisi jalan
dan kondisi rumah yang kurang baik.
Kesimpulan dalam penelitian adalah pelaksanaan program wajib belajar 9
tahun di Kecamatan Kedungbanteng selama 5 periode (tahun 2007-2011)
mengalami kenaikan. Tingkat APK SD/MI dan SMP/ MTs mengalami kenaikan
sebesar 15,86% dan tingkat APM SD/MI dan SMP/MTs mengalami kenaikan
sebesar 9,99%. Hambatan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal , antara lain: tingkat pendapatan
orang tua tergolong rendah yaitu kurang dari Rp 780.000, 00 , tingkat pendidikan
terakhir orang tua rata-rata di tingkat SMP, jenis pekerjaan orang tua mayoritas
sebagai petani, keluarga mendukung anak untuk sekolah , waktu yang dibutuhkan
anak untuk melakukan perjalanan dari rumah ke sekolah 19 menit dengan jarak
tempuh 2 km, dan memiliki keluarga inti 6 orang. Saran yang diberikan
berdasarkan hasil penelitian adalah Dinas Pendidikan diharapkan dapat
mengawasi pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun dan dapat menyediakan
sarana dan prasarana sekolah, pemberian beasiswa bagi anak sekolah yang tidak
mampu serta sekolah lebih meningkatkan kegiatan mensosialisasikan kepada
orang tua siswa tentang adanya dana untuk membantu orang tua yang tidak
mampu membiayai anaknya untuk melanjutkan sekolah.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ................................. 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7
F. Sistematika Skripsi ........................................................................ 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan ................................................................... 11
B. Pelaksanaan Wajib Belajar ............................................................ 16
C. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni
(APM) 17
D. Tujuan dan Target Wajib Belajar .................................................. 20
E. Tantangan dalam Wajib Belajar .................................................... 21
F. Hambatan dalam Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun .... 24
G. Penelitian Relevan ......................................................................... 33
H. Kerangka Berpikir ......................................................................... 37
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 40
B. Variabel Penelitian ........................................................................ 41
C. Definisi Operasional ...................................................................... 43
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 47
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................................. 48
F. Metode Analisis Data ..................................................................... 52
G. Diagram Alir Penelitian ................................................................. 55
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Daerah Penelitian
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian .............................................. 56
2. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian ...................................... 60
B. Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun ................................ 67
1. Tingkat APK dan APM di Kabupaten Tegal ........................... 68
2. Perbandingan antara Jumlah Penduduk Usia 7-15 tahun
yang Sekolah dan Tidak Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal tahun 2010 ......................... 78
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2010 ........................ 80
C. Hambatan Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun ............. 90
1. Karakteristik Keluarga yang Mempunyai Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ........................ 91
2. Kondisi Lingkungan Keluarga yang Mempunyai Anak Usia
7-15 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ........................ 93
3. Tingkat Pendidikan Orang Tua yang Mempunyai Anak Usia
7-15 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ........................ 96
xi
4. Jenis Pekerjaan Orang Tua yang Mempunyai Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ........................ 99
5. Tingkat Pendapatan Orang Tua yang Mempunyai Anak Usia
7-15 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ....................... 100
6. Aksesibilitas yang Digunakan Anak untuk Melakukan
Perjalanan dari Rumah Menuju ke Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ........................ 101
D. Pembahasan ................................................................................... 105
1. Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ……………... 105
2. Hambatan Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun di
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 .... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 111
B. Saran .............................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 113
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1.APK dan APM Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2010 ............... 3
Tabel 2.1.Beberapa Penelitian yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Program
Wajib Belajar 9 Tahun .................................................................... 37
Tabel 3.1.Orang Tua dari Anak Usia 7-15 Tahun yang Mengikuti maupun
Tidak Mengikuti Program Wajib Belajar 9 Tahun .......................... 41
Tabel 3.2.Klasifikasi Pendapatan Orang Tua .................................................. 46
Tabel 3.3.Kriteria Deskriptif Persentase ......................................................... 55
Tabel 4.1.Banyaknya Perdukuhan RT dan RW Menurut Desa/ Kelurahan di
Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2010 ......................................... 58
Tabel 4.2.Luas Penggunaan Lahan Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan
Kedungbanteng Tahun 2010 (ha) ................................................... 59
Tabel 4.3.Komposisi Penduduk Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis
Kelamin di Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2010 ...................... 60
Tabel 4.4.Komposisi Penduduk Menurut Desa/Kelurahan dan Kelompok
Umur di Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2010 .......................... 62
Tabel 4.5.Jumlah Kepala Keluarga Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan
Kedungbanteng Tahun 2010............................................................ 63
Tabel 4.6.Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan
Kedungbanteng Tahun 2010............................................................ 64
Tabel 4.7. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan
Kedungbanteng ................................................................................ 65
Tabel 4.8. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan
Kedungbanteng ............................................................................... 66
Tabel 4.9.Data APK/APM Siswa SD/MI dan SMP/ MTs di Kabupaten Tegal
Tahun 2011 ..................................................................................... 69
Tabel 4.10.Tingkat APK dan APM pada jenjang SD, SMP, SD dan SMP di
Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa
Tengah dan Indonesia Tahun 2007-2011 ....................................... 75
xiii
Tabel 4.11.Penduduk Menurut Kelompok Umur Usia Sekolah (7-15
Tahun) di Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2010 ...................... 78
Tabel 4.12.Banyaknya SD dan SMP Menurut Statusnya di Kecamatan
Kedungbanteng Tahun Pelajaran 2010 ........................................ 82
Tabel 4.13.Jumlah Anggota Keluarga yang Mempunyai Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal pada Tahun 2011 .................... 88
Tabel 4.14.Banyaknya Anak dari Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-
15 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ............................. 92
Tabel 4.15.Dukungan Keluarga terhadap Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal Tahun 2011.......................................................................... 93
Tabel 4.16.Pengaruh Tempat Tinggal Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal Tahun 2011.......................................................................... 94
Tabel 4.17.Kesadaran Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15 Tahun
yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011 tentang Pendidikan ...................... 95
Tabel 4.18.Lingkungan Keluarga terhadap Anak Usia 7-15 Tahun yang
Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011 ...................................................... 96
Tabel 4.19.Pendidikan Formal Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ............................ 93
Tabel 4.20. Pendidikan Nonformal Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-
15 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ............................. 97
Tabel 4.21.Lamanya Pendidikan Formal Orang Tua yang Mempunyai Anak
Usia 7-15 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 .......... 98
xiv
Tabel 4.22.Lamanya Pendidikan Nonformal Orang Tua yang Memiliki
Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di
Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2011 ...................................... 98
Tabel 4.23.Jenis Pekerjaan Pokok Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-
15 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ............................. 99
Tabel 4.24.Tingkat Pendapatan Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ............................ 100
Tabel 4.25. Klasifikasi Pendapatan Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-
15 Tahun di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
Tahun 2011 ................................................................................... 101
Tabel 4.26.Waktu yang Dibutuhkan Anak untuk Melakukan Perjalanan dari
Rumah Menuju ke Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011 ....................................................... 102
Tabel 4.27.Jarak yang Ditempuh Anak Waktu yang Dibutuhkan Anak untuk
Melakukan Perjalanan dari Rumah Menuju ke Sekolah di
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 .......... 102
Tabel 4.28.Kendaraan yang Digunakan Anak untuk Melakukan Perjalanan
dari Rumah Menuju ke Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011 ....................................................... 103
Tabel 4.29.Transportasi Umum yang Melewati Rumah Anak Usia 7-15
tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ............................. 104
Tabel 4.30.Aksesibilitas yang Digunakan Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah dalam Melakukan Perjalanan dari Rumah
Menuju ke Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal tahun 2011 .......................................................................... 104
Tabel 4.31.Jumlah Penduduk Usia Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011 ...................................................... 150
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1.Kerangka Berfikir Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9
Tahun .......................................................................................... 37
Gambar 4.1.Peta Administrasi Kecamatan Kedungbanteng ............................ 57
Gambar 4.2.Grafik Perbandingan antara Jumlah Penduduk Laki-laki dan
Perempuan di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
Tahun 2010 ................................................................................ 61
Gambar 4.3.Peta Pencapaian APK dan APM di Kabupaten Tegal Tahun
2011 ........................................................................................... 72
Gambar 4.4.Peta Pencapaian APK dan APM di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ......................... 77
Gambar 4.5.Grafik Jumlah Penduduk Usia 7-15 Tahun yang Sekolah dan
Tidak Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2010 ….. 79
Gambar 4.6.Diagram Perbandingan Antara Jumlah Penduduk Usia 7-15
Tahun yang Sekolah dan Tidak Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Tahun 2010 ...................................................... 80
Gambar 4.7.Peta Persebaran SD dan SMP di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal ........................................................................ 81
Gambar 18.1.Penggunaan Sawah di Kecamatan Kedungbanteng .................. 158
Gambar 18.2.Aktivitas Petani di Kecamatan Kedungbanteng ........................ 158
Gambar 18.3.Keadaan Jembatan di Kecamatan Kedungbanteng .................. 158
Gambar 18.4.Kondisi Jalan di Kecamatan Kedungbanteng ........................... 158
Gambar 18.5.Kondisi SMP Negeri 1 Kedungbanteng .................................... 158
Gambar 18.6.Objek Wisata Waduk Cacaban .................................................. 158
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Metode Pengumpulan Data Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9
Tahun di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal ........................ 117
2. Lembar Observasi .................................................................................... 119
3. Lembar Dokumentasi ............................................................................... 120
4. Kisi-kisi Instrument Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun di
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal .......................................... 121
5. Wawancara Untuk Kepala UPT Dikpora ................................................. 123
6. Wawancara Untuk Kepala Sekolah ......................................................... 124
7. Angket Penelitian ..................................................................................... 125
8. Uji Validitas dan Reabilitas ...................................................................... 132
9. Perhitungan Validitas Angket .................................................................. 136
10. Perhitungan Reabilitas Angket ................................................................. 138
11. Tabulasi Pengisian Angket Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9
Tahun di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal .......................... 140
12. Hasil Tabel Rata-rata Analisis Angket Tahun 2011 ................................ 144
13. Perhitungan APK dan APM ..................................................................... 150
14. Daftar Nama Anak yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 ........................................ 152
15. Daftar Nama Orang Tua dari Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah ............................................................................... 155
16. Surat Ijin Penelitian .................................................................................. 156
17. Dokumentasi ............................................................................................ 158
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap
Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun
minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam
ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang
1
2
peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan
progam wajib belajar 9 tahun yang bermutu pada tahun 2006-2009 bertujuan
tahun 2009 APK nasional telah mencapai 98,11%, sehingga program wajib belajar
9 tahun telah tuntas sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan pemerintah
Indonesia dan bahkan target itu dapat dicapai 7 tahun lebih awal dibandingkan
Education for All (EFA) tahun 2000 yang mewajibkan semua negara di dunia
harus menuntaskan wajib belajar 9 tahun paling lambat 2015 nanti (Departemen
memiliki arti yang berbeda. Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah
dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk
di usia yang sama. APK dan APM dimaksudkan untuk mengetahui sukses
tidaknya upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan pada tingkat SD dan
sekolah penduduk. Ratusan siswa SD di Kabupaten Tegal pada tahun 2010 sesuai
data dari Dinas Dikpora, siswa yang tidak melanjutkan ke SMP sebanyak 2000
di Kabupaten Tegal. Wilayah ini memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu
43.402 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 498 jiwa/km2. Jumlah penduduk
dan dapat memanfaatkan serta mengelola Sumber Daya Alam yang ada pada
Kedungbanteng yang ada baru 71% dari penduduk umur 13-15 tahun. Pencapaian
semua anak kelompok umur yang sesuai memperoleh pendidikan. Tingkat APM
fisik. Penuntasan keberhasilan wajib belajar 9 tahun dapat dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal (dalam diri) dan faktor eksternal (luar diri) siswa.
banyaknya anak-anak yang tidak sekolah bisa dilihat dari kedua aspek tersebut
Pendidikan sangat penting bagi masyarakat, maka dari itu peneliti tergugah
jenjang SMP belum sesuai dengan target pemerintah, selain itu masih terdapat
5
anak usia 7-15 tahun yang belum memperoleh pendidikan. Dari penjelasan
usia 7-15 tahun paling sedikit apabila dibandingkan dengan kecamatan lain
baru 71% dari penduduk umur 13-15 tahun, padahal pemerintah pada tahun
4. di Kecamatan Kedungbanteng masih terdapat anak usia 7-15 tahun yang tidak
diuraikan adalah:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian adalah manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
kondisi fisik dan kondisi sosial ekonomi terhadap program wajib belajar 9
2. Manfaat Praktis
belajar 9 tahun.
7
b. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi kepada siswa agar tetap semangat
E. Penegasan Istilah
menegaskan beberapa istilah. Penegasan istilah dalam penelitian ini yaitu wajib
belajar 9 tahun, jumlah tanggungan orang tua, pendidikan orang tua, lingkungan
keluarga, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan aksesibilitas.
oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah
lingkungan keluarga, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan
aksesibilitas.
anak yang dimiliki oleh orang tua anak usia 7-15 tahun yang tidak
pernah ditempuh oleh orang tua, antara lain: pada jenjang SD, SMP,
Pendidikan nonformal yang pernah diikuti oleh orang tua, seperti: kursus
c. Lingkungan Keluarga
tinggal dimana anak usia 7-15 tahun yang tidak sekolah tinggal.
f. Aksesibilitas
ditempuh anak untuk sekolah, waktu tempuh yang diperlukan anak untuk
F. SISTEMATIKA SKRIPSI
membuat sistematika penulisan skripsi. Isi dari sistematika mewakili bab yang ada
dalam skripsi yang dibuat peneliti. Sistematika penulisan skripsi disusun menjadi
pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel
belajar 9 tahun.
BAB III : Metodologi penelitian yang berisi tentang populasi dan sampel
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang uraian hasil
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan
Nasional, yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
kebutuhan, dan kemampuan individu, sehingga tercipta pola hidup pribadi dan
sosial yang baik. Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
11
12
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen
daya saing pendidikan, dan 3)tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik.
Pendidikan diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka dan atau
1. Pendidikan Formal
tinggi dan yang setaraf dengannya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang
a. Pendidikan dasar
pribadi maupun untuk masyarakat. Karena itu, bagi setiap warga negara harus
dapat berupa pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah, yang dapat
(MI) atau bentuk lain yang sederajat, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat (Departemen
b. Pendidikan menengah
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar serta
14
c. Pendidikan tinggi
2. Pendidikan Informal
3. Pendidikan Nonformal
didik.
setiap warga Negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah
melandasi jenjang pendidikan menengah, bentuk SD dan MI/ bentuk lain yang
sederajat serta SMP dan Madrasah Tsanawiyah/ bentuk lain yang sederajat.
negara-negara maju, dengan ciri-ciri: (1) ada unsur paksaan agar peserta didik
bersekolah, (2) diatur dengan undang-undang tentang wajib belajar, (3) tolak ukur
wajib belajar 9 tahun adalah tidak ada orang tua yang terkena sanksi, karena telah
mendorong anaknya tidak bersekolah, dan (4) ada sanksi bagi orang tua yang
2007:121).
Pembangunan yang diadopsi oleh Sidang Umum bulan Desember Tahun 1986.
sarana, seperti: gedung sekolah dan tempat pelaksanaan wajib belajar lainnya
(Tilaar, 2006:165).
memberikan pendidikan dasar bagi setiap warga negara Indonesia yang berusia 7-
kemampuan dasar yang diperlukan untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
banyak pilihan dalam hal pendapatan, kesehatan, pendidikan, lingkungan fisik dan
di negara atau provinsi tertentu. IPM direpresentasikan oleh 3 dimensi, yaitu umur
panjang dan sehat (longevity), pengetahuan (knowledge) dan hidup yang layak
panjang dan sehat adalah angka harapan hidup. Dimensi pengetahuan diukur
dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, sedangkan dimensi
kehidupan yang layak diukur dengan paritas daya beli (purchsing power parity/
PPP).
2007-2009 dari urutan ke-55 (2007) menjadi ke-60 (2008) dan ke-62 (2009)
Presiden SBY. Tahun 2010, peringkat Indonesia naik satu tingkat menjadi urutan
pembangunan manusia (IPM) Indonesia berada di urutan ke-124 dari 187 negara
yang disurvei. IPM Indonesia hanya 0,617, jauh di bawah Malaysia di posisi 61
dunia dengan angka 0,761. UNDP menggunakan versi rata-rata lama sekolah 5,8
Pendidikan dan Kebudayaan memakai data Susenas 2010 Badan Pusat Statistik,
yaitu rata-rata lama sekolah 7,9 tahun diukur dari penduduk usia 15 tahun ke atas
(Arif, 2011).
masyarakat. Sumber data yang dipakai berasal dari sensus atau survey dengan
pendekatan rumah tangga atau data administratif instansi terkait. Data yang
19
keberhasilan sistem pendidikan dalam mendidik anak dan remaja, bukan pada
APK biasanya diterapkan untuk jenjang pendidikan SD, SLTP, dan SLTA.
berikut:
kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan
murid sesuai dengan jenjang pendidikan sehingga angkanya lebih kecil karena
menunda saat mulai bersekolah, murid tidak naik kelas, berhenti/keluar dari
sekolah untuk sementara waktu, dan lulus lebih awal. APM diterapkan untuk
rendah dan dalam kondisi memprihatinkan, yakni baru mencapai semester satu
penduduk usia 15 tahun ke atas yakni 7,5 tahun atau setara dengan kelas dua
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang bermutu pada tahun 2006-2009
bertujuan untuk:
minimal 95%.
kabupaten/ kota.
pendidikan.
minimal bagi setiap warga negara Indonesia agar dapat mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya dan dapat hidup mandiri di dalam masyarakat. Pendidikan
minimal yang dimaksud adalah masyarakat yang berusia 7-15 tahun wajib
Kasar (APK) pada tingkat SMP sebesar 95% dihadapkan pada sejumlah tantangan
dalam pelaksanaanya.
1. Masih ada sekitar 1,9 juta anak usia 13-15 tahun belum tertampung
Masih terdapat anak yang belum sekolah karena berbagai alasan, masih masih
ada sekitar 1,9 juta anak usia 13-15 tahun di berbagai daerah di Indonesia
Tahun 2005 APK SMP secara nasional telah mencapai 85,22%. Namun
demikian, masih terdapat 146 kabupaten yang angka APK SMP-nya masih
pada tahun 2008/2009. Selain itu, angka absolut anak yang belum tetampung
kecil. Kondisi geografis yang tidak terjangkau membuat anak sulit berangkat
4. Kemiskinan
Kemiskinan sebagai akibat dari krisis ekonomi yang belum sepenuhnya pulih
dan penyesuaian harga BBM dan TDL, jumlah keluarga miskin di Indonesia
pada tahun 2005 mencapai 17%. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya putus
23
sekolah (angka putus sekolah pada tahun 2005 sebesar 2,83%) dan
tinggi.
antara lain: masih rendahnya alokasi APBD dan perhatian birokrat pada sektor
Perguruan tinggi idealnya memerankan dirinya secara aktif sebagai agen dan
wajib belajar. Namun demikian, selama ini peran yang mereka mainkan masih
sangat terbatas pada tataran konsep. Peran yang menyentuh langsung lapangan
24
yang secara nyata dan signifikan memberi kontribusi kepada penuntasan wajib
masih sangat terbatas. Gedung sekolah masih belum memadai atau bahkan
memadai.
dapat dibagi menjadi 2 faktor, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang dipengaruhi dari dalam individu. Faktor internal,
siswa tentang sekolah dan aspirasi/ cita-cita anak. Faktor eksternal yang
dipengaruhi oleh keadaan dari luar individu tersebut, meliputi: kondisi geografis,
kondisi sosial ekonomi, keutuhan keluarga, persepsi orang tua, dan ketersedian
sarana prasarana.
program wajib belajar 9 tahun, antara lain: tingkat pendidikan orang tua
angka partisipasi lingkungan tempat tinggal rendah, kesadaran orang tua tentang
suatu masalah.
diduga menghambat pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun dilihat dari faktor
orang tua, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan aksesibilitas yang
1. Karakter Keluarga
kondisi ini selalu mengalami perubahan melalui proses dan interaksi sosial.
Interaksi sosial berarti proses hubungan yang saling mempengaruhi, bisa terjadi
istri dan anak yang belum dewasa. Setiap keluarga memiliki karakter keluarga
tersendiri. Apabila salah satu dari unsur-unsur tersebut tidak ada, misal ada ibu
namun tidak ada ayah (baik karena meninggal atau bercerai), maka keluarga
tersebut tidak bisa dikatakan sebagai keluarga yang utuh lagi. Ini disebut
keutuhan keluarga secara stuktur. Disamping itu, ada pula keutuhan dalam
(Hasbullah, 2009:90)
26
Keluarga inti terdiri dari beberapa individu, yaitu ayah, ibu dan anak.
materi) oleh orang tua. Semakin banyak jumlah tanggungan, maka semakin
2. Lingkungan Keluarga
dilihat dari segi pendidikan merupakan satu kesatuan hidup (sistem sosial) dan
(sistem sosial), keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ikatan kekeluargaan
antar pribadi, kerjasama, disiplin, tingkah laku yang baik serta pengakuan akan
dasar bagi pendidik akhlak dan pandangan hidup keagamaan, sifat dan tabiat
anak sebagian besar diambil dari kedua orangtuanya dan dari anggota keluarga
kelompok sosial terkecil yang terdiri dari keluarga dan anak, dimana anak
keluarga anak belajar bersikap, berfikir dan bergaul dengan sesamanya, agar
anak dapat berfikir dan bergaul dengan baik diperlukan peranan keluarga untuk
Bagi keluarga yang tidak mampu, akan merasa berat dalam memenuhi
adanya nilai ekonomis anak yang tinggi bagi orang tua. Masih adanya
anggapan orang tua bahwa pendidikan tinggi tidak menjamin hari depan yang
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik maka orang tua
dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan
(Rokhana, 2005:19).
Pendidikan orang tua dapat berpengaruh terhadap pola asuh orang tua
didapat orang tua antara lain: SD, SMP, SMA, maupun Perguruan Tinggi. Hal
ini dapat diperoleh dari ijasah terakhir yang diterima orang tua.
lengkap, sebaliknya anak-anak dari keluarga miskin tidak dapat membeli alat-
alat itu. Dengan alat serba tidak lengkap inilah maka hati anak-anak menjadi
kecewa, mundur, putus asa sehingga dorongan belajar mereka kurang (Ahmadi,
2007:266).
atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas
tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai cara
1996:4). Jadi, kondisi ekonomi adalah keadaan seseorang dalam hal keuangan
usaha orang tua untuk memenuhi kebutuhan hidup (pekerjaan orang tua),
tangga.
penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari
bekerja. Orang tua dengan penghasilan yang tinggi akan mampu memenuhi
berbagai macam sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar anak.
Pendapatan orang tua merupakan sebuah penghasilan yang didapat orang tua
sebagai hasil jerih payahnya selama bekerja. Pendapatan orang tua dapat
diperoleh selama tiap hari, tiap minggu, atau tiap bulan setelah bekerja.
dikatakan tinggi bila pendapatan tiap bulan lebih besar dari UMK, sedangkan
pendapatan rendah bila pendapatan tiap bulan lebih kecil dari UMK.
30
a. Ekonomi tinggi
c. Ekonomi rendah
6. Aksesibilitas
kumuh akan ikut terbawa pada kondisi yang tidak mementingkan kegiatan
fisik, seperti rumah, pakaian, tanah datar, pegunungan, sawah dan lain-lain
(Hasbullah;2007).
Letak merupakan suatu keadaan relatif pada suatu wilayah. Letak dapat
dilihat pada letak bujur maupun letak lintangnya. Dari letak tersebut dapat
dilihat kondisi wilayah tersebut. Sedangkan topografi adalah kondisi alam yang
2000:137).
Semakin dekat dengan jarak antar daerah berarti semakin mudah kontak terjadi
minat siswa dengan sekolah, sehingga menimbulkan sikap dan motivasi yang
Jarak menjadi salah satu faktor dalam aksesibilitas. Jarak adalah sebagai
sesuatu yang dapat diukur, adalah dasar dari studi geografi. Jarak menjadi
permukaan bumi (Nopembri, 2007:26). Jarak yang jauh dari rumah akan sulit
32
dicapai dan membutuhkan banyak biaya. Dengan jarak yang jauh maka untuk
tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang
kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain
dan „mudah‟ atau „susah‟nya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan
Sekolah yang letaknya terlalu jauh dari rumah mereka akan membutuhkan
33
ongkos/ biaya yang lebih banyak jika dibandingkan dengan letak sekolah
c. Fasilitas transportasi
G. Penelitian Relevan
mulai dari judul penelitian, tujuan, variabel, metode, dan hasil penelitian.
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang lain memiliki karakteristik
Tabel 2.1. Beberapa Penelitian yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun
No Judul Oleh Tahun Variabel Metode Kesimpulan
1. Pencapaian Program Duana 2010 a. Pencapaian program a. Angket a. Pencapaian program wajib belajar
Wajib Belajar 9 Bagus wajib belajar 9 tahun: b. Wawancara tahun 2009 berdasarakan APK sebesar
Tahun di Kecamatan Abdillah −Nilai APK dan APM c. Dokumentasi 78, 11% dengan APM sebesar
Bodeh Kabupaten −Ketersediaan alat-alat d. Observasi 62,49%.
Pemalang penunjang program b. Permasalahan dalam program wajib
wajib belajar 9 tahun belajar 9 tahun, antara lain: tingkat
b. Permasalahan dalam pendidikan orang mempunyai angka
program wajib belajar 9 partisipasi yang rendah, mata
tahun: pencaharian/ pekerjaan dan
−Tingkat pendidikan pendapatan orang tua mempunyai
orang tua angka partisipasi yang sangat rendah,
−Pekerjaan dan karakteristik keluarga berperan dalam
pendapat orang tua penuntasan program wajib belajar 9
−Karakteristik keluarga tahun, angka partisipasi lingkungan
−Pengaruh lingkungan tempat tinggal rendah, kesadaran
tempat tinggal orang tua tentang pentingnya
−Kesadaran orang tua pendidikan terhitung rendah, faktor
akan pentingnya aksesibilitas tidak terlalu menjadi
pendidikan suatu masalah.
−Faktor aksesibilitas
2. Faktor-faktor Yaeni 2009 a. Tingkat pendidikan a. Kuesioner Kabupaten Temanggung tahun 2008
Penyebab Risma orang tua b. Wawancara yaitu 88,15%. Pendapatan orang tua
Ketidaktuntasan b. Mata pencaharian c. Dokumentasi merupakan faktor yang memiliki
Program Wajib orang tua kriteria tingkat penyebab
Belajar 9 Tahun di c. Pendapatan orang tua ketidaktuntasan paling tinggi dalam
35
F. Kerangka Berfikir
Faktor-Faktor Penghambat
Pelaksanaan Program Wajib
Belajar 9 Tahun
Karakter Keluarga,
Lingkungan Keluarga,
Pendidikan Orang Tua, Jenis
Pekerjaan Orang Tua,
Pendapatan Orang Tua, dan
Aksesibilitas
mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib
pendidikan yang layak dan wajib mengikuti program wajib belajar 9 tahun yaitu 6
penduduk usia sekolah (7-15 tahun), anak usia sekolah (7-15 tahun) yang sedang
sekolah dan anak usia sekolah (7-15 tahun) yang tidak sekolah. Jumlah penduduk
Kasar) dan APM (Angka Partisipasi Murni). APK dan APM merupakan salah satu
Pemerintah pada tahun 2009 menargetkan APK dan APM sebesar 95%. APK dan
APM di suatu wilayah apabila < 95% maka dapat dikategorikan tidak sesuai
pada tahun 2010 menunjukkan tingkat APK SD dan SMP sebesar 93,86% dan
tingkat APK dan APM di Kecamatan Kedungbanteng tidak sesuai dengan target
pemerintah. Selain itu, pada data APK dan APM menunjukkan masih terdapat
39
wajib belajar 9 tahun ditargetkan dapat sukses pada tahun 2009. Namun,
sekolah pada suatu wilayah dapat dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor yang
mempengaruhi, antara lain: faktor internal (dari dalam individu) maupun faktor
pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, dan
METODE PENELITIAN
1. Populasi Penelitian
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang
mempunyai anak usia 7-15 tahun yang tidak mengikuti program wajib belajar 9
tahun baik pada tingkat SD/MI atau SMP/MTs. Populasi dalam penelitian ini
2. Sampel Penelitian
cara pengambilan sampel dilakukan secara acak dari seluruh populasi yang
ada. Sampel yang diambil adalah 72 orang yang berada pada 10 desa di
10% dan dilakukan secara acak agar pada setiap sampel dapat mewakili
populasi yang ada. Responden dalam penelitian adalah orang tua dari anak
usia 7-15 tahun yang tidak maupun mengikuti program wajib belajar 9 tahun.
40
41
Tabel 3.1. Jumlah Orang Tua dari Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak maupun
Mengikuti Program Wajib Belajar 9 Tahun di Kecamatan
Kedungbanteng Tahun 2010
No. Nama Desa Populasi % Sampel (orang)
(orang)
1 Penujah 65 10% 7
2 Karanganyar 153 10% 15
3 Tonggara 52 10% 5
4 Kedungbanteng 87 10% 9
5 Dukuh Jati Wetan 28 10% 3
6 Sumingkir 59 10% 6
7 Margamulya 62 10% 6
8 Kebandingan 68 10% 7
9 Karangmalang 74 10% 7
10 Semedo 73 10% 7
Jumlah 721 10% 72
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)
Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2010
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
2010:61).
a. Karakter keluarga
b. Lingkungan Keluarga
- dukungan keluarga terhadap anak usia 7-15 tahun yang tidak sekolah
- pengaruh kondisi tempat tinggal anak usia 7-15 tahun yang tidak sekolah
- pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh orang tua, antara lain: SD,
- jenis pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua baik pekerjaan pokok
- penggunaan pendapatan
43
f. Aksesibilitas
C. Definisi Operasional
pendidikan minimal yang harus dilakukan oleh anak usia sekolah di Kecamatan
anak usia 7-15 tahun wajib mengikuti program wajib belajar 9 tahun yaitu 6
keseluruhan penduduk usia sekolah pada jenjang tersebut (SMP/ MTs = 13-15
tahun, SD/ MI = 7-12 tahun). APM (Angka Partisipasi Murni) yaitu persentase
perbandingan antara jumlah anak yang bersekolah di sekolah pada suatu daerah
dengan usia sekolah pada jenjang tertentu (SMP/ MTs = 13-15 tahun, SD/MI =
pada jenjang tersebut. Husaini (2010: 20) menggunakan rumus sebagai berikut:
dikategorikan, sebagai berikut ini: a) belum tuntas bila APK < 80%, b) tuntas
pratama bila APK mencapai 80-84%, c) tuntas madya bila APK mencapai 85-
89%, d) tuntas utama bila APK mencapai 90-94%, dan e) tuntas paripurna bila
3. Karakter Keluarga
istri dan anak yang belum dewasa. Setiap keluarga memiliki karakter keluarga
sedikit.
4. Lingkungan Keluarga
kelompok sosial terkecil yang terdiri dari keluarga dan anak, dimana anak
perubahan baru yang akan diperlukan dalam masyarakat. Anak perlu dukungan
dari keluarga untuk sekolah. Pengaruh dari tempat tinggal dapat memberikan
dampak pada anak untuk sekolah atau tidak. Kesadaran orang tua tentang
pendidikan, antara lain: anggapan orang tua tentang pendidikan sangat penting,
Tingkat pendidikan orang tua diukur dari orang tua yang tidak sekolah
sama sekali atau pendidikan terakhir yang pernah ditempuh oleh orang tua baik
ayah maupun ibu. Pendidikan yang diperoleh orang tua khususnya pendidikan
formal berpengaruh pada pendidikan yang akan diberikan pada anak mereka.
Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada
pendidikan anak mereka agar mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dari
orang tuanya. Pendidikan formal yang pernah diikuti orang tua, antara lain: SD,
SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Pendidikan nonformal orang tua yang
pernah diikuti, antara lain: kursus mengetik, kursus menjahit, kursus tehnik.
oleh orang tua baik ayah maupun ibu sehingga dapat menghasilkan suatu
dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan. Berdasarkan survey dari BPS
8. Aksesibilitas
yang mempengaruhi aksesibilitas, antara lain: jarak, waktu, biaya dan fasilitas
transportasi yang digunakan. Jarak yang jauh dari rumah akan membutuhkan
orang tidak mau melakukan perjalanan Cepat lamanya waktu yang diperlukan
1. Metode Dokumentasi
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
47
ini digunakan untuk mencari data di Dinas Dikpora, BPPKB, Kelurahan dan
2. Metode Wawancara
digunakan untuk mendapatkan informasi dari Kepala Desa, Kepala Sekolah dan
jika responden tidak dapat menjawab angket secara langsung. Pedoman yang
3. Observasi
tersusun dari pelbagai proses biologis dan phiskhologis. Dua diantara yang
4. Angket
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang laporan
48
pribadi atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Angket berupa pilihan
a) Validitas Instrument
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih
memiliki validitas yang tinggi. Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
data dari variabel yang telah diteliti secara tepat. Pada penelitian ini validitas
kepada ahlinya.
N XY X Y
rxy
2 2
N X2 X N Y2 Y
Keterangan:
Cara mengetahui kuesioner yang digunakan valid atau tidak maka r yang
signifikan 5%. Apabila ( rhitung) ≥ ( rtabel) maka instrumen dikatakan valid, dan
semuanya dalam kategori valid, hal ini dikarenakan nilai r hitung pada seluruh
item soal > r tabel dengan taraf signifikansi 5 % atau taraf kepercayaan 95%,
Uji coba validitas instrument dilakukan pada orang tua yang memiliki
anak usia 7-15 tahun yang tidak mengikuti program wajib belajar 9 tahun. Sampel
Jumlah soal terdiri dari 40 butir pertanyaan dan terdapat 40 pertanyaan termasuk
b) Reabilitas Instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Suatu angket dikatakan
50
reliabel apabila angket tersebut memberikan indikasi yang stabil dan konsisten
dari karakteristik yang diteliti. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha
Keterangan:
σ1 2 = varians total
atau taraf kepercayaan 95%. Jika r hitung > r tabel maka soal bersifat reliabel.
Uji coba reabilitas instrument dilakukan pada orang tua yang memiliki
anak usia 7-15 tahun yang tidak mengikuti program wajib belajar 9 tahun. Sampel
Pangkah Kabupaten Tegal karena daerah ini memiliki karakteristik wilayah yang
Lampiran 10. Hasil penelitian menyebutkan bahwa diperoleh hasil r11 sebesar
0,5494. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan n=20 dan
taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,444. Karena r11 > r tabel yaitu 0,5494 >
0,444 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan termasuk
a. Analisis Deskriptif
mengenai data yang diperoleh. Gambaran umum dapat menjadi acuan dari
analisis kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
menjadi hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Data yang terkumpul berasal dari
1. data yang didapat berupa data kualitatif. Agar data tersebut dapat dianalisis
berikut:
100%
= (4 : 4) × 100%
= 100%
= (1 : 4) × 100%
= 25%
= 100% - 25%
= 75%
= 75% : 4
= 18, 75%
orang tua yang memiliki anak usia 7-15 tahun yang tidak sekolah.
reliabilitas instrument.
PEMBAHASAN
a. Letak Astronomis
b. Letak Administrasi
4.1.).
56
57
berdasarkan luas lahan bukan sawah maupun lahan sawah dapat dilihat pada
digunakan untuk lahan sawah. Lahan sawah terdiri dari sawah pengairan
(irigasi) dan sawah tadah hujan. Penggunaan bukan lahan sawah paling luas
kolam.
memiliki lahan sawah dan lahan bukan sawah paling luas apabila
(32,38%) yang terdiri dari luas lahan sawah (1.392.960 ha) dan lahan bukan
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000 Perempuan
0 Laki-laki
Desa
penduduk laki-laki dan perempuan. Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sex ratio
2010 sebanding dengan 100 jumlah penduduk perempuan. Angka sex ratio
banyak adalah penduduk pada kelompok umur 22-29 tahun yaitu sebesar
Jumlah penduduk kelompok umur < 1 tahun adalah 447 jiwa, jumlah
44.136 jiwa. Hal ini berarti bahwa tiap Kepala Keluarga memiliki anggota
jumlah Kepala Keluarga paling sedikit terdapat di Desa Semedo yaitu 745
KK.
penduduk aritmatika pada saat penelitian adalah 513,53 jiwa/km2 atau 514
Kedungbanteng pada tahun 2009 sebesar 531,23 jiwa/ km2, sedangkan pada
tahun 2010 yaitu 513,53 jiwa/km2. Hal ini berarti kepadatan penduduk di
65
17,7 jiwa/km2.
yang tidak tamat sekolah, tamat SD/SMP, tamat SLTA dan tamat AK/PT
penduduk yang telah tamat SD SLTP (6.546 jiwa) dan paling rendah
(2,09%) adalah tamat AK/PT (262 jiwa). Jumlah penduduk yang tidak tamat
(3,04%) bekerja sebagai PNS dan 641 jiwa (6,22%) bekerja sebagai
dilaksanakan di seluruh Indonesia bagi warga negara Indonesia yang berusia 7-15
dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain
yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah
(MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan dasar berlangsung 9 tahun
yaitu 6 tahun di sekolah dasar (SD) dan 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama
Tuhan Yang Maha Esa, pembangunan watak dan kepribadian, serta pemberian
pribadi atau masyarakat. Oleh karena itu, setiap warga negara harus diberikan
luar sekolah.
pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun adalah dari pihak atau aparat yang
terkait dalam program ini, seperti: kantor Camat dan dari pihak Dinas Pendidikan.
terutama dukungan dari orang tua dalam menyekolahkan anaknya yang berumur
7-15 tahun.
mengukur proporsi anak sekolah pada satu jenjang pendidikan tertentu dalam
penduduk usia sekolah pada jenjang tersebut (SMP/ MTs = 13-15 tahun, SD/
yang bersekolah di sekolah pada suatu daerah dengan usia sekolah jenjang
SMP mencapai APM sebesar 95%. Tingkat APK dan APM di Indonesia secara
Tabel 4.9. Data APK/APM Siswa SD/MI dan SMP/ MTs di Kabupaten Tegal
Tahun 2011
APK APM
SD/ SD/ MI
No. Kecamatan SD/ SMP/ MI dan SD/ SMP/ dan
MI MTs SMP/ MI MTs SMP/
MTs MTs
berbagai wilayah. Tabel 4.9. menunjukkan data APK dan APM Siswa SD/MI
dan SMP/MTs Kabupaten Tegal Tahun 2011, secara keseluruhan tingkat APK
dan APMnya di tingkat Kabupaten dinyatakan tuntas. Tingkat APK dan APM
APK dan APM paling rendah adalah Kecamatan Dukuhwaru. Dinas Dikpora
Talang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tegal yang setiap tahun
mengalami tingkat APK dan APM naik turun. Kecamatan Dukuhwaru setiap
Tingkat APK dan APM pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SD/MI dan
a. Tingkat SD/MI
APK = 109,55%, artinya Pada tahun 2011 10% anak kurang dari 7 tahun
dan lebih dari 12 tahun di Kabupaten Tegal duduk di bangku SD. APK
b. Tingkat SMP/MTs
SMP/MTs.
Tingkat APK dan APM pada jenjang SD dan SMP yang paling tinggi
tahun 2011 sebesar 206,42%, sedangkan tingkat APK SMP SMP sebesar
Kecamatan Dukuh Waru karena Kecamatan ini memiliki tingkat APK SD dan
APM SD paling rendah. Tingkat APK SD sebesar 66,30% dan tingkat APM
SD sebesar 56,46%. Tingkat APK SMP dan APM SMP paling rendah terjadi di
Kecamatan Pagerbarang. Tingkat APK SMP sebesar 48,69% dan APM SMP
sebesar 37,41%. Peta pencapaian APK dan APM di Kabupaten Tegal tahun
Gambar 4.2. Peta Pencapaian APK dan APM di Kabupaten Tegal Tahun 2011
73
APK dan APM, antara lain: jumlah penduduk antara satu wilayah dengan yang
usia anak sekolah yang ikut berpartisipasi sekolah pada suatu wilayah juga
tingkat APK dan APM pada suatu wilayah, maka semakin baik kualitas
Kabupaten Tegal yang berada di bagian selatan kota Kabupaten Tegal. Tabel
4.8. menunjukkan bahwa tingkat APK dan APM tahun 2011 baik pada jenjang
Perbandingan antara tingkat APK dan APM pada jenjang SD, SMP,
Tengah dan Indonesia tahun 2007-2011 dapat disajikan pada Tabel 4.10. Setiap
tahun Kecamatan Kedungbanteng memiliki tingkat APK dan APM yang lebih
Tegal. Selama periode 5 tahun (2007-2011) tingkat APK dan APM pada
Tabel 4.10. Tingkat APK dan APM pada Jenjang SD, SMP, SD dan SMP di
Indonesia, Jawa Tengah, Kabupaten Tegal dan Kecamatan
Kedungbanteng Tahun 2007-2011
APK (%) APM (%)
yaitu telah mencapai > 95% pada jenjang SD. Setiap tahun tingkat APK di
Tengah tidak begitu jauh. Tingkat APK dan APM di Jawa Tengah selalu lebih
Tingkat APK SD dan SMP paling tinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu
sedangkan Tingkat APK SD dan SMP paling rendah terjadi pada tahun 2007
Tingkat APM SD dan SMP paling tinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu di
sedangkan Tingkat APM SD dan SMP paling rendah terjadi pada tahun 2007
yang memiliki tingkat APK dan APM meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut
dapat diamati pada tabel 4.10. Tabel menyatakan APK SD/ MI tahun 2007-
2011 telah tuntas dengan mengalami kenaikan, sedangkan APK SMP/ MTs
dari tahun 2007-2011 telah tuntas dengan mengalami kenaikan sebesar 9,08%.
76
dan APM SMP/ MTs tahun 2007-2011 setiap tahun mengalami kenaikan.
Tingkat APM SMP/ MTs belum mencapai target pemerintah yaitu 86,12%.
100.00
80.00
60.00
40.00 APK SD
20.00 APK SMP
0.00 APK SD dan SMP
Kec. Kedungbanteng
Kec. Kedungbanteng
Kec. Kedungbanteng
Kec. Kedungbanteng
Kec. Kedungbanteng
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Kab. Tegal
Kab. Tegal
Kab. Tegal
Kab. Tegal
Kab. Tegal
APM SD
APM SMP
Tahun
Gambar 4.4.Peta Pencapaian APK dan APM di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011
78
Kedungbanteng perlu diketahui jumlah penduduk usia 7-15 tahun baik yang
penduduk usia 7-15 tahun yang sekolah dan tidak sekolah berdasarkan jenis
sekolah laki-laki dan perempuan mayoritas lebih banyak usia sekolah jenis
kelamin laki-laki.
dan tidak sekolah dapat dilihat pada gambar 4.1. Penduduk usia 7-15 tahun
yang sekolah sebesar 6.813 jiwa dengan memiliki 3.803 penduduk laki-laki dan
sekolah sebesar 721 jiwa dengan memiliki 401 penduduk laki-laki dan 320
79
terdapat desa yang memiliki penduduk usia 7-15 tahun yang tidak sekolah
700
Grafik Jumlah Penduduk Usia 7-15 Tahun yang Sekolah
dan Tidak Sekolah Menurut jenis Kelamin di Kecamatan
600 Kedungbanteng Tahun 2010
500
J 400
i Jumlah Penduduk Laki-
w 300 Laki Usia 7-15 Tahun yang
a 200 Sekolah
Jumlah Penduduk
100 Perempuan Usia 7-15
Tahun yang Sekolah
0 Jumlah Penduduk Laki-
Laki Usia 7-15 Tahun yang
Tidak Sekolah
Jumlah Penduduk
Perempuan Usia 7-15
Desa Tahun yang Tidak Sekolah
Gambar 4.5.Grafik Jumlah Penduduk Usia 7-15 Tahun yang Sekolah dan Tidak
Sekolah Menurut jenis Kelamin di Kecamatan Kedungbanteng
Tahun 2010
antara penduduk usia 7-15 tahun yang sekolah dengan penduduk usia 7-15
Kedungbanteng tahun 2011 adalah 6.813 (90% ) penduduk usia 7-15 tahun
yang sekolah dan 721 (10%) penduduk usia 7-15 tahun di Kecamatan
jenjang SMP, kecuali disebagian kecil wilayah kecamatan. Data BPS pada bidang
pendidikan dapat digambarkan pada tabel 4.11. Tabel tersebut menjelaskan bahwa
berada di Desa Tonggara. Peta persebaran sekolah disajikan pada Gambar 4.7.
81
membawa pengaruh terhadap kondisi anak untuk sekolah. Jarak dari rumah
itu, aksesibilitas yang memadai juga membawa pengaruh bagi anak untuk
sekolah. Semakin dekat jarak yang ditempuh anak untuk sekolah dan
a) Desa Penujah
Desa Penujah memiliki 415 anak usia sekolah yang terdiri dari 386 anak
yang sekolah dan 65 anak yang tidak sekolah. Daerah ini memiliki fasilitas
terdapat anak yang tidak sekolah di desa Penujah dapat dikarenakan oleh
beberapa faktor, antara lain: keadaan ekonomi orang tua dan jarak yang
digunakan anak untuk sekolah. Pendapatan yang diperoleh orang tua dapat
terhadap keadaan anak. Anak usia sekolah yang berada di daerah tersebut
akan mencari sekolah di luar desa tersebut atau mencari sekolah yang lebih
memiliki fasilitas sekolah yang lebih baik. Jarak dapat mempengaruhi anak
sehari-hari.
b) Desa Tonggara
dan 1 SMP swasta, sedangkan jumlah anak usia sekolahnya yaitu 823 anak
yang sekolah dan 52 anak yang tidak sekolah. Daerah ini meskipun
84
memiliki 3 SD dan 1 SMP, namun masih terdapat anak yang tidak sekolah.
ekonomi orang tua anak usia sekolah dan pendidikan orang tua tentang
dilakukan oleh orang tua lebih didominasi bekerja sebagai buruh sehingga
sedikit.
sekolah. Pendidikan terakhir yang telah ditempuh oleh orang tua adalah
orang tua dalam mendidik anaknya. Orang tua menganggap bahwa anak
tidak perlu sekolah terlalu tinggi, sehingga hal tersebut dapat memberikan
motivasi kepada anak agar tidak sekolah. Banyaknya sekolah yang ada di
desa Tonggara tidak dapat memberikan sumbangan 100% kepada anak usia
sekolah agar mengikuti program wajib belajar 9 tahun. Faktor lain yang
kurang memadai. SMP yang berada di desa Tonggara adalah SMP swasta
yaitu kendaraan yang menuju ke objek wisata waduk cacaban dan kendaraan
c) Desa Karanganyar
sebelah barat desa Tonggara. Daerah ini memiliki 1372 anak usia sekolah
yang terdiri dari 1219 anak sekolah dan 153 anak yang tidak sekolah.
Desa Karanganyar dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi orang tua dan
lingkungan keluarga.
untuk tidak sekolah. Masih banyak anak yang tidak sekolah di daerah ini
sehingga menimbulkan anak usia sebaya di daerah ini juga tidak sekolah.
Aktivitas anak yang tidak sekolah di daerah ini lebih dominan bekerja.
Mereka lebih senang bekerja daripada sekolah, karena dengan bekerja maka
umum dapat melewati tempat ini. Kondisi jalan yang beraspal dan
86
d) Desa Kedungbanteng
dan sebelah timur Kecamatan Pangkah. Daerah ini memiliki 1104 usia
sekolah yang terdiri dari 1017 anak sekolah dan 87 anak tidak sekolah.
Sarana pendidikan di daerah ini terdapat 4 SD. Anak yang tidak sekolah di
daerah ini dapat dikarenakan oleh faktor kondisi ekonomi keluarga. Dana
Desa ini memiliki 450 anak usia sekolah yang terdiri dari 422 anak sekolah
87
dan 28 anak tidak sekolah. Daerah ini memiliki 2 SD, adanya sarana
Anak usia sekolah yang akan melanjutkan sekolah ke SMP maka dapat
terdapatnya anak usia sekolah yang tidak sekolah adalah faktor ekonomi
terhadap pekerjaan orang tua dan tingkat pekerjaan orang tua yang rendah
f) Desa Sumingkir
anak sekolah dan 59 anak tidak sekolah. Anak usia sekolah yang tidak
Orang tua menganggap pendidikan yang tinggi tidak penting bagi anak.
Pendidikan yang rendah dari orang tua menjadikan anak tidak sekolah ke
g) Desa Margamulya
dengan mempunyai 672 anak usia sekolah dan 62 anak usia sekolah yang
tidak sekolah. Masih terdapatnya anak yang tidak sekolah di tempat ini
dapat dikarenakan oleh kondisi ekonomi keluarga yang rendah. Orang tua
hari. Letak sekolah yang dekat dengan jalan memudahkan anak untuk
berangkat sekolah.
h) Desa Kebandingan
yang baik dan jalan yang beraspal sehingga transportasi umum dapat
terdapat fasilitas sekolah yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Daerah ini
89
tersebut.
Desa ini memiliki 561 anak usia sekolah yang terdiri dari 973 anak
sekolah dan 68 anak tidak sekolah. Anak yang tidak sekolah di daerah ini
Letak sekolah di daerah ini tidak berpengaruh terhadap kondisi anak untuk
sekolah. Motivasi anak untuk sekolah yang rendah dapat berperan dalam
pendidikan.
i) Desa Karangmalang
yang berbatu dan tidak beraspal. Daerah ini memiliki luas lahan yang sangat
luas baik lahan pertanian maupun non pertanian. Perjalanan menuju ke desa
Semedo dapat dilakukan dengan cara melewati daerah ini, karena daerah ini
transportasi umum di daerah ini karena letaknya yang jauh dengan kota
kecamatan.
anak usia sekolah yang terdiri dari 771 anak usia sekolah dan 71 anak tidak
sekolah. Anak yang tidak sekolah di daerah ini dapat dikarenakan keadaan
ekonomi di daerah ini yang rendah. Mata pencaharian yang dilakukan oleh
orang tua adalah sebagai petani, sehingga pendapatan yang mereka terima
tidak pasti.
90
j) Desa Semedo
dengan tanah perhutani. Jarak daerah ini ke ibu kota kecamatan terdekat
adalah 22 km dengan lama tempuh 1 jam. Jarak tempuh daerah ini ke ibu
kota kabupaten terdekat adalah 32 km dengan lama tempuh 1,5 jam, namun
Desa ini hanya memiliki 1 SD, sehingga anak usia sekolah dapat
panjang aspal 1,5 km/unit menjadikan anak susah untuk melakukan aktivitas
di luar desa. Selain itu, daerah ini tidak dilewati oleh fasilitas transportasi
telah mencapai 93,86% yang termasuk dalam kategori Tuntas Utama. Walaupun
dikatakan tuntas, namun tidak sesuai dengan kriteria dari pemerintah pada tahun
2009 yaitu < 95%, hal ini berarti di Kecamatan Kedungbanteng terdapat sejumlah
faktor eksternal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program wajib belajar
91
9 tahun. Faktor eksternal dari anak usia 7-15 tahun menjadikan anak tersebut tidak
lingkungan keluarga, tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua,
kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Jadi, semakin besar jumlah keluarga
yang ada maka akan semakin besar kebutuhan hidupnya. Rata-rata jumlah
anggota keluarga yang mempunyai anak usia 7-15 tahun yang tidak
keluarga yang paling sedikit adalah anggota keluarga yang berisi 11 orang
keluarga yang paling banyak adalah anggota keluarga yang berjumlah lebih
Kecamatan Kedungbanteng pada tahun 2011 yang paling banyak adalah 3 anak
dan jumlah anak di Kecamatan Kedungbanteng pada tahun 2011 yang paling
rendah adalah 9 anak. Rata-rata anak yang dimiliki adalah 4 anak. Jumlah anak
yang mempunyai anak lebih dari 5 anak lebih besar dibandingkan dengan
jumlah anak lainnya. Banyaknya jumlah anak yang dimiliki oleh orang tua
menunjukan bahwa orang tua belum sadar akan pentingnya keluarga berencana
hidup yang lebih baik maupun kebutuhan sekolah yang diperlukan anak.
Tabel 4.14.Banyaknya Anak dari Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011
No. Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%)
1. 1 anak 6 8,33
2. 2 anak 11 15,28
3. 3 anak 16 22,22
4. 4 anak 7 9,72
5. 5 anak 15 20,83
6. 6 anak 6 8,33
7. 7 anak 3 4,17
8. 8 anak 4 5,56
9. 9 anak 1 1,39
10. 10 anak 3 4,17
Jumlah 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
93
Kabupaten Tegal pada tahun 2011. Dukungan keluarga agar anak dapat
anak usia 7-15 tahun yang tidak melanjutkan sekolah pada kriteria cukup
36,11% dan kriteria rendah 11,11% serta sisanya 9,72% pada kriteria rendah.
Tabel 4.15.Dukungan Keluarga terhadap Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal Tahun 2011
No. Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)
1. Tinggi 33 45,83
2. Cukup 26 36,11
3. Rendah 7 9,72
4. Sangat Rendah 8 11,11
Jumlah 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
Tabel 4.16. menunjukan pengaruh tempat tinggal anak usia 7-15 tahun
4.15. diperoleh dari survey hasil analisis penelitian tahun 2011. Kategori sangat
rendah sebanyak 38,89%, pada kategori rendah dan tinggi sebanyak 23,61%
serta pada kategori cukup sebanyak 13,89%. Sangat rendahnya tempat tinggal
positif.
Tabel 4.16.Pengaruh Tempat Tinggal Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal Tahun 2011
No. Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)
1. Tinggi 16 23,61
2. Cukup 10 13,89
3. Rendah 17 23,61
4. Sangat Rendah 29 38,89
Jumlah 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
Persepsi orang tua tentang pendidikan yaitu anggapan orang tua dalam
tersebut dapat diamati dari cara orang tua dalam menilai arti penting belajar
bagi anak-anaknya dan dapat pula dilihat dari cara memahami nilai fungsional
anak merupakan suatu konsep pikir orangtua mengenai makna dan arti penting
memiliki anak usia 7-15 tahun yang tidak melanjutkan sekolah menganggap
95
bahwa pendidikan penting bagi anak untuk masa depan. Hal itu dapat dilihat
pada tabel 4.16. menunjukan tingkat kesadaran orang tua bahwa pendidikan
buktinya dengan tidak sekolah saja orang dapat hidup mewah. Biaya sekolah
sekolah hanya untuk orang kaya. Pemerintah dirasa kurang adil dalam
bersekolah anak-anak juga tidak dapat membantu orang tua mencari nafkah.
Tabel 4.17. Kesadaran Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15 Tahun yang
Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011 tentang Pendidikan
No. Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%)
1. Sangat Penting 13 18,02
2. Penting 35 48,61
3. Cukup Penting 16 22,22
4. Tidak Penting 8 11,11
Jumlah 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
tinggal dan kesadaran orang tua yang memiliki anak usia 7-15 tahun yang tidak
sebesar yaitu 56,94%. Kondisi lingkungan dimana anak tinggal dan berada
Dukungan dan dorongan keluarga dapat memberikan hal yang positif maupun
Tabel 4.18. Lingkungan Keluarga terhadap Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal Tahun 2011
No. Kriteria Frekuensi Persentase (%)
1. Tinggi 1 1,39
2. Cukup 41 56,94
3. Rendah 30 41,67
4. Sangat Rendah 0 0
Jumlah 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
3. Tingkat Pendidikan Orang Tua yang Mempunyai Anak Usia 7-15 Tahun
yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011
Tingkat pendidikan formal orang tua yang memiliki anak usia 7-15
tahun yang tidak melanjutkan sekolah baik dari pihak ayah atau ibu di
dengan mencapai 43,06% ayah dan 48,61% ibu. Pendidikan formal ayah yang
tidak tamat SD sebanyak 9,72% dan 8,33% pendidikan ibu tidak tamat SD.
Tingkat pendidikan SMA yang ditempuh ayah 12,50% dan 13,89% ibu.
Tabel 4.19.Pendidikan Formal Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal tahun 2011
Ayah Ibu
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(%) (%)
1. SMA 9 12,50 10 13,89
2. SMP 31 43,06 35 48,61
3. SD 25 34,72 21 29,17
4. Tidak Tamat SD 7 9,72 6 8,33
Jumlah 72 100,00 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
97
tua yang memiliki anak usia 7-15 tahun di Kecamatan Kedungbanteng pada
tahun 201. Tingkat pendidikan non formal ayah yang pernah mengikuti kursus
Tabel 4.20. Pendidikan Nonformal Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal tahun 2011
Ayah Ibu
Tingkat
No Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Pendidikan
(%) (%)
1. Kursus Menjahit 13 18,06 16 22,22
2. Kursus Mengetik 5 6,94 5 6,94
3. Kursus Elektro 13 18,06 11 15,27
4. Tidak Pernah 41 56,94 40 55,56
Jumlah 72 100,00 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
Lamanya pendidikan Formal orang tua dapat dilihat pada tabel 4.20.
Lamanya pendidikan formal orang tua paling banyak selama 6-12 tahun.
Pendidikan formal ayah selama 6-12 tahun sebanyak 31,94% dan ibu sebanyak
38,89%. Pendidikan formal ayah > 15 tahun adalah 43,05% dan ibu sebanyak
31,94%. Pendidikan formal ayah 13-15 tahun adalah 13,88% dan ibu 16,67%.
Paling sedikit pada Pendidikan formal ayah dan ibu < 6 tahun adalah 12,5%.
formal 6-12 tahun adalah pendidikan SD, sedangkan 13-15 tahun adalah SMP.
98
4.22. Pendidikan nonformal ayah selama < 3 bulan sebanyak 15,27% dan ibu
sebanyak 12,5%. Pendidikan nonformal ayah > 6 bulan adalah 16,17% dan ibu
sebanyak 13,88%. Pendidikan nonformal ayah 3-6 bulan adalah 12,5% dan ibu
2,77%. Paling banyak ayah dan ibu tidak mengikuti pendidikan nonformal
yaitu 55,55% untuk ayah dan 33,33% untuk ibu. Rata-rata lamanya pendidikan
4. Jenis Pekerjaan Orang Tua yang Mempunyai Anak Usia 7-15 Tahun yang
Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal Tahun 2011
Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua anak yang tidak
orang tua yang memiliki anak usia 7-15 tahun yang tidak sekolah di Kecamatan
Tabel 4.23.Jenis Pekerjaan Pokok Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011
Ayah Ibu
Jenis
No Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Pekerjaan
(%) (%)
1. Petani 40 55,56 40 55,56
2. Pedagang 23 31,94 16 22,22
3. PNS 0 0 0 0
4. Buruh 9 12,50 7 9,72
5. Tidak Bekerja 0 0 9 12,50
Jumlah 72 100,00 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
ana usia 7-15 tahun yang tisdak sekolah di Kecamatan Kedungbanteng dapat
dikatakan cukup heterogen. Orang tua anak usia 7-15 tahun sebagian besar
bekerja sebagai petani dengan persentase sebesar 55,56% baik untuk ayah
maupun ibu 31,94% ayah bekerja sebagai pedagang dan 12,50% bekerja
sebagai buruh. Jenis pekerjaan ibu 22,22% bekerja sebagai pedagang dan
9,72% bekerja sebagai buruh serta 12,50% tidak bekerja. Jenis pekerjaan
pokok yang diperoleh oleh responden tergolong memiliki pekerjaan yang tidak
100
tetap. Responden yang bekerja sebagai PNS di daerah ini tidak ada, baik pada
5. Tingkat Pendapatan Orang Tua yang Mempunyai Anak Usia 7-15 Tahun
yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011
Tabel 4.24.Tingkat Pendapatan Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011
Ayah Ibu
No Tingkat Pendapatan
F % F %
1. < Rp 250.000,00 12 16,67 56 77,78
2. Rp 250.000,00 – Rp 780.000,00 43 59,72 16 22,22
3. Rp 780.000,00 – Rp 1.000.000,00 14 19,44 0 0
4. > Rp 1.000.000,00 3 4,17 0 0
Jumlah 72 100,00 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
yang diperolehnya. Tabel 4.24. menunjukan tingkat pendapatan orang tua yang
memilki anak usia 7-15 tahun yang tidak sekolah berdasarkan hasil perhitungan
250.000,00.
dikatakan tinggi apabila mempunyai pendapatan tiap bulan lebih besar dari
UMK, sedangkan pendapatan rendah apabila pendapatan tiap bulan lebih kecil
dari UMK.
pendapatan rendah, hal ini dikarenakan banyak ibu yang tidak bekerja dan
Tabel 4.25.Klasifikasi Pendapatan Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
Ayah Ibu
No Tingkat Pendapatan
F % F %
1. Pendapatan Tinggi 0 0 0 0
2. Pendapatan Menengah 0 0 0 0
3. Pendapatan Sedang 3 4,17 0 0
4. Pendapatan Rendah 69 95,83 72 100
Jumlah 72 100,00 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan anak dari rumah menuju ke sekolah
yang dibutuhkan anak paling sedikit adalah kurang dari 10 menit dengan
persentase 6,49%.
Jarak adalah sesuatu yang dapat diukur sebagai dasar dari studi
karakteristik permukaan bumi. Jarak yang jauh dari rumah menuju ke sekolah
membutuhkan biaya yang lebih. Jarak yang ditempuh anak dari rumah menuju
ke sekolah dapat disajikan pada Tabel 4.27. Jarak paling jauh yang ditempuh
lebih dari 5 km yang ditempuh oleh anak memiliki persentase sedikit (6,94%).
Tabel 4.27.Jarak yang Ditempuh Anak Waktu yang Dibutuhkan Anak untuk
Melakukan Perjalanan dari Rumah Menuju ke Sekolah di
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011
No. Jarak Frekuensi Persentase (%)
1. < 1 km 19 26,39
2. 1 km – 3 km 23 31,94
3. 3 km – 5 km 15 20,83
4. > 5 km 5 6,94
Jumlah 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
103
rumah menuju ke sekolah dapat dilihat pada tabel 4.28. Tabel tersebut dapat
diketahui bahwa kendaraan yang paling sering digunakan anak untuk sekolah
jarang digunakan oleh anak adalah sepeda motor dengan persentase sebesaar
anak memiliki kendaraan bermotor, selain itu anak usia 7-15 tahun belum
sehari-hari. Tabel 4.29. menyajikan bahwa lebih dari 3 transportasi umum yang
Tabel 4.29.Transportasi Umum yang Melewati Rumah Anak Usia 7-15 tahun
yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011
No. Jumlah Kendaraan Frekuensi Persentase (%)
1. 1 1 1,39
2. 2 1 1,39
3. 3 26 36,11
4. Lebih dari 3 43 59,72
Jumlah 72 100,00
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
jenis yaitu transportasi umum yang beroperasi menuju ke objek wisata cacaban
dan transportasi umum yang menuju ke kota kecamatan. Tabel 4.29. diperoleh
berdasarkan indikator dari faktor jarak, waktu, biaya dan fasilitas transportasi.
D. Pembahasan
tersebut apabila dilihat dari sisi pengembangan kualitas SDM secara umum
SMP/ MTs mengalami kenaikan sebesar 15,86% dan tingkat APM SD/MI dan
keseluruhan (anak usia 7-15 tahun) dan meningkatnya daya tampung sekolah
untuk anak usia SD/MI dan SMP/MTs. Dampak positif dari upaya pemerintah
dan masyarakat untuk menambah jumlah gedung sekolah yang baru dan
pendidikan tersebut pada setiap tahunnya diakibatkan oleh berbagai upaya dari
lurus dengan mutu pendidikan yang rendah juga. Langkah untuk meningkatkan
9 tahun, dengan harapan tak ada lagi anak yang tidak sekolah dengan dalih tak
punya biaya. Pesan inti program BOS adalah membebaskan biaya pendidikan
bagi siswa tidak mampu dan meringankan siswa lain yang mampu, agar
sembilan tahun. Maka, target program BOS adalah menjamin lulusan SD/MI
ada siswa miskin yang tidak mampu melanjutkan ke SMP/MTs hanya karena
tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan
orang tua dan aksesibilitas. Informasi yang dapat diperoleh tentang anak yausia
107
a. Desa Karanganyar memiliki jumlah penduduk usia 7-15 tahun yang tidak
digolongkan rendah yaitu kurang dari Rp 780.000,00/ bulan, artinya orang tua
anak yang tidak sekolah dapat digolongkan pada masyarakat yang kurang
(makan/ minum dan pakaian), sehingga tidak ada lagi alokasi dana untuk
sekolahnya, misal: biaya untuk membeli buku dan peralatan belajar lainnya.
wajib belajar 9 tahun yang tentu saja amat memerlukan perhatian dari berbagai
kalangan yang bertanggung jawab terhadap sukses dan tuntasnya wajib belajar
9 tahun.
Tingkat pendidikan formal orang tua 45,84% pada tingkat SMP. Ijasah
terakhir yang diperoleh orang tua rata-rata adalah berada di tingkat SMP
dengan lamanya sekolah 14 tahun. Orang tua yang kurang pendidikan kurang
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh orang tua akan berpengaruh
pencaharian yang dilakukan oleh orang tua. Hal ini terbukti bahwa di
petani adalah orang tua 11,11% bekerja sebagai buruh dan 27,08% pedagang.
109
istri dan anak yang belum dewasa. Apabila salah satu dari unsur-unsur tersebut
tidak ada, misal: ada ibu namun tidak ada ayah (baik karena meninggal atau
bercerai), maka keluarga tersebut tidak bisa dikatakan sebagai keluarga yang
utuh lagi. Ini disebut keutuhan keluarga secara stuktur. Disamping itu ada pula
keutuhan dalam interaksi, yaitu adanya interaksi sosial yang wajar (harmonis).
anggapan bahwa pendidikan penting untuk masa depan anak. Berdasarkan hasil
rumah yang kurang baik. Kondisi tempat tinggal di daerah penelitian 80% rata-
rata memiliki kondisi rumah yang kotor. Bentuk lingkungan 86% di daerah
Semakin dekat jarak antar daerah berarti semakin mudah kontal terjadi dan
semakin mudah daerah itu mengalami kemajuan. Jarak yang ditempuh anak
Transportasi umum yang melewati rumah lebih dari 3 jenis angkutan. Hasil
110
yang rendah.
program wajib belajar 9 tahun. Besarnya jumlah keluarga di daerah ini tidak
adalah 6 orang. Semakin banyak tanggungan yang diemban oleh suatu keluarga
termasuk pada kriteria tinggi. Faktor penghambat tingkat kedua adalah tingkat
kedua, ketiga dan keempat termasuk pada kriteria tinggi. Berbeda dengan
tingkat kelima dan keenam termasuk pada kriteria rendah yaitu tingkat kelima
A. KESIMPULAN
berikut:
SD/MI dan SMP/ MTs mengalami kenaikan sebesar 15,86% dan tingkat
B. SARAN
sebagai berikut:
111
112
kebutuhan sekolah.
tua siswa tentang adanya dana yang disiapkan oleh pemerintah untuk
melanjutkan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Ahmad. 2011. „Indonesia Diantara Dua Ironi Besar’. Dalam EKSPOnews.
dapat diunduh pada http://ahmadarif.eksponews.com/2009/04/24/
Indonesia DiantaraDuaIroniBesar / I. (15/11/11).
BPS. APK dan APM Menurut Provinsi Tahun 2003-2010. dapat diunduh pada
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=26
¬ab=1 (14/11/11).
Dinas Dikpora. 2010. Dinas Dikpora Kabupaten Tegal. Tegal: Dinas Dikpora.
113
114
Handoko, Tamin Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: UGM.
Rokhana, Ninik Asri. 2005. Skripsi: Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Dan
Pola Asuh Gizi Dengan Status Gizi Anak Balita Di Betokan Demak.
Semarang: FIS UNNES.
Sukardi. 2010. Kondisi Anak tidak dan atau Putus i.2 010.Jenjang Pendidikan
Dasar pada Masyarakat Marginal di NTB:ke Arah Percepatan penuntasan
Wajib Belajar 9 Tahun disajikan pada Simposiom Nasional Penelitian dan
Inovasi Pendidikan tanggal 3-5 Agustus 2010 dapat diunduh pada
http://www.puslitjak.org/data/docs/2010/makalah_kelompok/kel1/19-
108_SUKARDI_ppt.pdf (12/02/11).
Sumardi, Mulyanto dan Hans Dieter Evert. 1983. Sumber Pendapatan Kebutuhan
Pokok dan Perilaku Menyimpang. Jakarta: Rajawali.
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung: PT. Imperial Bakti Utama.
Usman, Husaini. 2010. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan Edisi
3.Jakarta: Bumi Aksara.
116
LAMPIRAN
117
LAMPIRAN 1
METODE PENGUMPULAN DATA PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB
BELAJAR 9 TAHUN DI KECAMATAN KEDUNGBANTENG
KABUPATEN TEGAL
Variable Sub Variabel Indikator Metode
Pengumpulan
Data
LAMPIRAN 2
LEMBAR OBSERVASI
Tabel Observasi
Jenis Data : Data Observasi
Variabel : Hambatan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
Sub Variabel Indikator Keterangan
SB B K SK
1. Lingkungan 1.1. Bentuk Rumah
Tempat Tinggal 1.1.1. Permanen
1.1.2. Semi Permanen
1.1.3. Tidak Permanen
1.2. Kondisi Tempat Tinggal
1.2.1. Bersih
1.2.2. Kotor
1.2.3. Kumuh
1.3. Bentuk Lingkungan
1.3.1. Perumahan
1.3.2. Perkotaan
1.3.3. Pedesaan
2. Lingkungan 2.1. Perilaku Sosial
Sosial 2.2. Interaksi Sosial
3. Aksesibilitas 3.1. Jarak
3.1.1. Jarak Rumah ke SD
3.1.2. Jarak Rumah ke
SMP
3.2. Sarana Transportasi
3.2.1. Jenis Kendaraan
3.2.2. Jumlah Kendaraan
3.3. Fasilitas Jalan
Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
120
LAMPIRAN 3
LEMBAR DOKUMENTASI
Tabel Dokumentasi
Jenis Data = Data Primer
Variabel = Pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal
Sub Variabel Indikator Sumber Data Keterangan
APK dan 1.1. Jumlah anak usia 1.1. Laporan Bulanan
APM sekolah (7-15 tahun) (BPPKB)
1.2. Jumlah anak usia 1.2. Laporan Bulanan
sekolah (7-15 tahun) (UPTD Dikpora)
yang mengikuti
pendidikan dasar
1.3. Jumlah anak usia 1.3. Laporan Bulanan
sekolah (7-15 tahun) (UPTD Dikpora)
yang tidak sekolah
1.4. Nilai APK dan APM 1.4. Laporan Bulanan
(UPTD Dikpora)
121
LAMPIRAN 4
KISI-KISI INSTRUMENT PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB
BELAJAR 9 TAHUN DI KECAMATAN KEDUNGBANTENG
KABUPATEN TEGAL
Variable Sub Variabel Indikator Nomor Jumlah
Soal Soal
Hambatan Kondisi Sosial
pelaksanaan Karakter keluarga Berapa jumlah 1 1
program wajib anggota keluarga
belajar 9 tahun Berapa jumlah anak 2 1
Lingkungan keluargaDukungan keluarga 3, 4 2
Pengaruh tempat 5, 6, 7, 4
tinggal 8
Kesadaran orang 9, 10, 3
tua 11
Tingkat pendidikan Pendidikan yang 12, 13, 4
orang tua pernah ditempuh 14, 15
oleh orang tua
Kondisi Ekonomi
Jenis pekerjaan orang Pekerjaan pokok 20, 21, 4
tua dan sampingan 22, 23
yang dilakukan
oleh orang tua
Tingkat pendapatan Besarnya 24, 25, 4
orang tua pendapatan pokok 26, 27
dan sampingan
yang diperoleh
orang tua
LAMPIRAN 5
WAWANCARA
(untuk Kepala UPTD Dikpora)
Kepada Yth
Bapak/ Ibu Kepala UPTD Dikpora
di Kecamatan Kedungbanteng
Data responden :
Nama KK :
Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
Umur :
Pendidikan :
Status Perkawinan : Sudah/ Belum kawin
Alamat :
LAMPIRAN 6
WAWANCARA
(untuk Kepala Sekolah)
Kepada Yth
Bapak/ Ibu Kepala Sekolah
di Kecamatan Kedungbanteng
Data responden :
Nama KK :
Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Perkawinan : Sudah/ Belum kawin
Alamat :
LAMPIRAN 7
ANGKET PENELITIAN
I. Petunjuk pengisian
1. Bacalah pertanyaan dengan teliti.
2. Jawablah setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan saudara yang sebenar-
benarnya dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih.
Lingkungan Keluarga
3. Dukungan apa yang anda berikan agar anak anda (usia 7-15 tahun) bersedia
untuk sekolah?
a. Memberikan uang untuk hal yang penting saja
b. Memberikan uang saku setiap hari
c. Menfasilitasi rumah dengan meja belajar
d. Melengkapi semua kebutuhan sekolah anak
4. Ketika di rumah, berapa lama bapak/ ibu/ saudara membimbing anak untuk
belajar ?
a. Kurang dari 1 jam
b. 1 - 3 jam
c. 4 - 5 jam
d. Lebih dari 5 jam
5. Dimanakah anak anda (usia 7-15 tahun) tinggalnya?
a. Tinggal bersama kedua orang tua
b. Tinggal bersama saudara
c. Tinggal bersama kakek
d. Menempati tempat tinggal sendiri
6. Apakah di lingkungan tempat tinggal banyak anak usia 7-15 tahun yang tidak
sekolah?
a. Ya, lebih dari 30 anak
b. Ya, antara 20-29 anak
c. Ya, antara 10-19 anak
d. Kurang dari 10 anak
7. Aktivitas sehari-hari apa yang dilakukan anak (usia 7-15 tahun) bapak?
a. Kursus
b. Bekerja
c. Membantu orang tua
d. Menganggur
8. Berteman dengan siapakah anak anda (usia 7-15 tahun) ?
a. Berteman dengan anak seusianya
127
d. Jalan kaki
38. Berapa jumlah angkutan umum yang melewati daerah ini setiap hari ?
a. 1
b. 2
c. 3
d. Lebih dari 3
39. Berapa biaya yang dipakai anak anda jika berangkat sekolah menggunakan
transportasi umum?
a. Lebih dari Rp 4.000, 00
b. Antara Rp 3.000,00 – Rp 4.000,00
c. Antara Rp 2.000,00 – Rp 3.000,00
d. Kurang dari Rp 2.000,00
40. Ketika Bapak/ Ibu memberikan uang saku untuk sekolah, apakah uang saku
yang diberikan cukup untuk biaya transportasi?
a. Kurang dari cukup
b. Tidak cukup
c. Cukup
d. Sangat cukup
133
LAMPIRAN 8
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET
No. Kode No. Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 UC-01 3 3 3 1 4 2 2 4 1 4 2 1 1 2 2 1 1 3
2 UC-02 1 1 3 1 3 1 2 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4
3 UC-03 1 1 3 4 3 2 1 4 4 2 1 1 1 2 2 1 1 4
4 UC-04 2 1 2 4 4 2 1 3 3 2 2 1 1 2 3 1 1 3
5 UC-05 3 3 3 1 2 2 3 4 1 4 4 2 1 3 4 1 1 3
6 UC-06 1 1 3 3 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2
7 UC-07 1 1 4 2 2 4 2 2 2 2 1 1 1 2 4 1 1 2
8 UC-08 3 1 4 3 3 3 4 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1
9 UC-09 1 4 4 2 3 2 3 2 3 2 1 2 1 2 4 1 1 4
10 UC-10 2 1 4 1 4 3 3 4 1 2 2 1 1 2 2 2 1 4
11 UC-11 1 1 3 1 2 3 1 4 1 2 2 1 1 4 1 1 1 4
12 UC-12 1 1 3 1 2 3 1 4 1 2 2 1 1 4 1 1 4 4
13 UC-13 1 1 3 1 2 2 4 4 1 2 2 1 1 4 1 1 1 3
14 UC-14 1 1 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 3
15 UC-15 1 1 3 1 3 1 4 4 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3
16 UC-16 1 1 3 3 2 3 1 4 1 2 2 1 1 4 1 1 1 4
17 UC-17 1 1 3 1 3 3 4 4 1 2 2 1 1 3 1 1 2 4
18 UC-18 1 1 3 2 4 3 4 1 1 2 4 1 4 1 4 1 1 4
19 UC-19 2 1 4 1 4 1 4 2 1 2 2 1 1 4 1 1 1 3
20 UC-20 1 1 3 1 4 1 4 4 3 1 4 1 1 4 2 2 1 3
∑X 29 27 64 35 59 44 52 64 33 40 40 23 23 58 40 22 26 65
∑X2 53 51 210 83 187 112 166 226 71 92 98 29 35 192 106 26 46 225
∑XY 55767 51921 123072 67305 11346 84612 99996 99996 63459 76920 76920 44229 44229 111534 76920 42306 49998 124995
Validitas
rxy 0.992 0.988 0.999 0.988 0.997 0.996 0.994 0.998 0.99 0.996 0.994 0.997 0.99 0.9964 0.99 0.998 0.991 0.9984
r tabel 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
σ2b 0.548 0.728 0.26 1.0875 0.648 0.76 1.54 1.06 0.828 0.6 0.9 0.128 0.428 1.19 1.3 0.09 0.61 0.6875
134
rxy 0.9982 0.9946 0.9932 0.9931 0.9925 0.99703 0.9996 0.9895 0.9865 0.9971 0.9923 0.9953 0.9965 0.9882 0.9967 0.9995 0.9941 0.9911
r tabel 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
σ2b 0.75 1.54 1.6275 2.0875 1.56 1.1475 0.1275 1.79 1.66 0.64 0.89 1.0475 0.95 1.7275 1.46 0.21 1.25 1.39
135
LAMPIRAN 9
Perhitungan Validitas Angket
Rumus
Kriteria
Butir item valid jika r xy > r tabel
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan validitas item pada no 1.
No. Kode X Y X2 Y2 XY
1 UC 1 3 94 9 8836 282
2 UC 2 1 89 1 7921 89
3 UC 3 1 84 1 7056 84
4 UC 4 2 82 4 6724 164
5 UC 5 3 105 9 11025 315
6 UC 6 1 79 1 6241 79
7 UC 7 1 86 1 7396 86
8 UC 8 3 89 9 7921 267
9 UC 9 1 89 1 7921 89
10 UC 10 2 96 4 9216 192
11 UC 11 1 99 1 9801 99
12 UC 12 1 106 1 11236 106
13 UC 13 1 100 1 10000 100
14 UC 14 1 103 1 10609 103
15 UC 15 1 91 1 8281 91
16 UC 16 1 107 1 11449 107
17 UC 17 1 111 1 12321 111
18 UC 18 1 93 1 8649 93
19 UC 19 2 100 4 10000 200
20 UC 20 1 109 1 11881 109
∑ 29 1912 53 184484 55448
137
= 0,992
Pada α = 5% dengan n =20 diperoleh r tabel = 0,992
Karena r xy > r tabel, maka butir no 1 tersebut valid.
138
LAMPIRAN 10
Perhitungan Realibilitas Angket
Rumus
Kriteria
Apabila r11 > r tabel maka instrumen tersebut reliabel.
Perhitungan
1. Varians total
= 84, 84
2. Varians butir
139
--------
= + + + ------- +
= 39.3975
3. Koefisien reliabilitas
= 0,5494
LAMPIRAN 11
2 Yasir 1 1 2 25.00 SR 4 4 4 1 1 1 4 2 3 24 66.7 C 3 4 1 1 3 4 1 1 18 64.29 C 4 2 4 1 11 68.75 C 4 4 3 1 3 3 4
3 Diyo 2 2 4 50.00 R 4 4 4 1 1 1 4 2 1 22 61.1 R 3 2 1 1 3 2 1 1 14 50.00 R 4 2 4 1 11 68.75 C 4 4 3 1 3 3 4
4 Dayat 2 2 4 50.00 R 3 4 4 1 1 1 3 3 2 22 61.1 R 3 4 1 1 3 4 1 1 18 64.29 C 4 2 4 1 11 68.75 C 4 4 3 1 3 4 4
5 Sugeng 2 2 4 50.00 R 2 4 4 1 1 1 3 2 1 19 52.8 R 2 4 1 1 2 1 1 1 13 46.43 R 4 2 4 1 11 68.75 C 4 4 3 1 3 3 3
6 Tarim 2 2 4 50.00 R 1 4 4 1 2 1 3 2 1 19 52.8 R 3 4 1 4 3 1 1 1 18 64.29 C 4 2 3 1 10 62.5 C 4 4 4 1 2 3 3
7 Adi S. 2 2 4 50.00 R 4 4 2 3 2 2 3 2 2 24 66.7 C 3 3 1 1 3 3 2 1 17 60.71 R 3 1 1 1 6 37.50 SR 4 4 1 1 2 3 3
8 Slamet R. 3 3 6 75.00 C 4 4 2 1 1 2 3 3 2 22 61.1 R 3 4 1 1 3 4 1 1 18 64.29 C 3 1 1 1 6 37.50 SR 4 4 1 1 1 3 3
9 Warno 3 3 6 75.00 C 4 4 2 1 3 2 3 3 1 23 63.9 C 3 2 4 1 3 2 2 1 18 64.29 C 3 2 4 3 12 75.00 C 4 4 1 4 3 3 4
10 Wastap 1 1 2 25.00 SR 3 4 4 2 4 2 1 1 3 24 66.7 C 3 3 4 4 3 3 2 2 24 85.71 T 2 2 4 1 9 56.25 R 4 4 1 1 3 3 3
11 Uripto 1 1 2 25.00 SR 3 4 4 1 1 3 2 1 1 20 55.6 R 3 3 1 1 3 3 1 1 16 57.14 R 1 1 4 1 7 43.75 R 4 4 1 1 3 3 4
12 Bambang 2 2 4 50.00 R 4 3 4 1 1 2 1 1 3 20 55.6 R 3 2 1 1 3 2 1 1 14 50.00 R 1 3 4 2 10 62.5 C 4 4 1 3 2 3 4
13 Daryono 4 4 8 100.00 T 4 3 4 1 1 3 3 1 3 23 63.9 C 3 2 1 4 3 2 1 2 18 64.29 C 1 4 4 2 11 68.75 C 4 4 1 4 1 4 4
14 Warjo 1 1 2 25.00 SR 4 3 4 1 1 3 4 3 1 24 66.7 C 3 3 3 1 3 3 2 1 19 67.86 C 1 1 4 1 7 43.75 R 4 4 1 1 3 4 4
15 Rozikin 1 1 2 25.00 SR 4 4 4 1 2 2 2 3 1 23 63.9 R 2 3 3 1 2 3 3 1 18 64.29 C 4 3 4 1 12 75.00 C 3 4 1 1 2 3 4
16 Sarwan 1 1 2 25.00 SR 4 3 3 1 2 2 2 3 1 21 58.3 R 2 3 1 1 2 3 1 1 14 50.00 R 4 1 4 1 10 62.5 C 4 4 1 1 3 3 3
17 Tarmudi 1 1 2 25.00 SR 3 4 4 1 2 2 4 2 1 23 63.9 C 2 2 1 1 2 2 1 1 12 42.86 R 2 1 4 1 8 50.00 R 4 4 3 1 3 4 4
18 Salim 4 4 8 100.00 T 3 3 4 4 2 1 4 2 1 24 66.7 C 2 2 1 1 2 2 1 1 12 42.86 R 3 1 1 2 7 43.75 R 4 4 1 1 4 3 1
19 Kusno 2 2 4 50.00 R 3 4 4 1 1 1 3 3 3 23 63.9 C 1 3 1 3 4 2 1 1 16 57.14 R 3 2 1 2 8 50.00 R 4 4 1 1 4 3 3
20 Sunarto 2 2 4 50.00 R 3 3 4 1 4 1 3 3 3 25 69.4 C 3 2 2 3 3 2 2 3 20 71.43 C 1 1 4 2 8 50.00 R 4 4 1 1 4 3 3
21 Ali W. 2 2 4 50.00 R 2 3 4 1 3 2 3 2 2 22 61.1 C 3 2 3 2 3 3 2 2 20 71.43 C 3 1 4 1 9 56.25 R 4 4 1 1 4 3 3
22 Santoso 2 2 4 50.00 R 3 3 1 1 1 3 3 2 2 19 52.8 R 1 2 1 4 4 2 1 2 17 60.71 R 1 1 4 2 8 50.00 R 4 4 1 1 4 4 3
23 Jenal A. 3 3 6 75.00 C 4 3 4 1 1 2 3 2 1 21 58.3 R 3 4 1 4 3 4 1 2 22 78.57 C 1 1 4 2 8 50.00 R 4 4 1 1 4 4 3
24 Karyono 3 3 6 75.00 C 2 3 4 1 1 2 3 3 3 22 61.1 R 3 4 1 4 3 4 1 2 22 78.57 C 1 2 3 2 8 50.00 R 4 4 4 4 4 3 3
25 Samlawi 3 3 6 75.00 C 3 3 4 1 2 1 3 3 4 24 66.7 C 4 3 4 2 4 3 3 2 25 89.29 T 4 3 1 1 9 56.25 R 4 4 1 1 4 4 4
26 Samiun 1 1 2 25.00 SR 4 3 4 1 1 1 3 3 3 23 63.9 C 4 3 3 2 4 3 2 2 23 82.14 T 4 1 4 2 11 68.75 C 4 4 1 1 4 4 4
27 Kardi 1 1 2 25.00 SR 4 3 4 1 4 1 3 3 3 26 72.2 C 4 3 1 1 1 3 1 1 15 53.57 R 4 1 1 1 7 43.75 R 4 4 1 1 2 3 4
28 Danali 1 1 2 25.00 SR 3 4 4 1 3 1 3 3 2 24 66.7 C 3 1 1 2 3 1 1 2 14 50.00 R 3 1 3 3 10 62.5 C 4 4 3 3 3 3 4
29 Casim 2 2 4 50.00 R 3 4 4 1 2 3 3 3 2 25 69.4 C 1 1 1 4 1 1 1 3 13 46.43 R 4 3 3 3 13 81.25 C 4 4 4 3 3 3 4
30 Dokkari 3 3 6 75.00 C 2 4 4 1 1 2 4 3 2 23 63.9 C 2 3 1 4 2 3 1 2 18 64.29 R 4 1 3 3 11 68.75 C 4 4 3 2 3 3 4
31 Nurokhim 2 2 4 50.00 R 2 4 4 1 4 1 3 3 4 26 72.2 C 3 3 1 1 3 3 1 1 16 57.14 R 4 2 3 2 11 68.75 C 4 4 3 4 3 3 4
32 Tanuri 4 4 8 100.00 T 4 4 4 1 4 1 1 4 1 24 66.7 C 3 3 3 2 3 3 2 2 21 75.00 C 4 2 4 1 11 68.75 C 3 4 1 1 3 3 4
33 Waryo 2 2 4 50.00 R 4 4 4 1 3 2 1 4 1 24 66.7 C 1 2 2 3 1 2 2 2 15 53.57 R 4 1 4 1 10 62.5 C 3 4 2 1 3 3 4
34 Suwarto 1 1 2 25.00 SR 4 4 1 1 1 2 3 4 1 21 58.3 R 4 1 2 3 4 1 2 2 19 67.86 C 4 3 1 3 11 68.75 C 4 4 1 1 3 3 4
35 Darman 1 1 2 25.00 SR 4 1 4 1 1 3 4 1 1 20 55.6 R 4 3 1 4 4 3 1 4 24 85.71 T 4 3 1 3 11 68.75 C 4 4 1 1 3 3 4
36 Kliwon 4 4 8 100.00 T 4 2 4 1 1 2 3 2 1 20 55.6 R 3 3 1 1 3 3 1 1 16 57.14 R 4 2 4 2 12 75.00 C 4 4 3 2 4 3 4
37 Suminah 2 2 4 50.00 R 4 4 4 1 2 2 4 4 1 26 72.2 C 3 3 2 1 3 3 3 1 19 67.86 R 4 2 1 1 8 50.00 R 4 4 1 1 4 3 3
38 Wasmar 2 2 4 50.00 R 4 2 4 1 2 3 2 1 1 20 55.6 R 3 3 2 1 3 3 4 1 20 71.43 C 4 1 4 1 10 62.5 C 4 4 1 1 4 2 3
39 Latifah 3 3 6 75.00 C 4 3 4 1 1 3 2 2 2 22 61.1 R 2 3 1 1 2 3 1 1 14 50.00 R 3 3 4 2 12 75.00 C 4 4 2 4 4 4 4
40 Rokhman 3 3 6 75.00 C 4 4 4 1 2 2 2 4 1 24 66.7 C 1 1 1 1 1 1 1 1 8 28.57 SR 3 1 4 2 10 62.5 C 4 4 3 4 4 3 4
41 Maniso 3 3 6 75.00 C 4 4 4 1 2 3 2 1 2 23 63.9 C 2 3 2 1 2 3 2 1 16 57.14 R 3 1 4 2 10 62.5 C 4 4 4 4 2 3 3
42 Was'an 1 1 2 25.00 SR 2 3 4 1 1 1 2 2 1 17 47.2 R 2 3 3 1 2 3 3 1 18 64.29 C 4 3 4 2 13 81.25 C 4 4 4 4 2 3 2
43 Rosilah 1 1 2 25.00 SR 2 3 4 1 2 1 4 3 1 21 58.3 R 3 4 1 4 3 4 1 2 22 78.57 C 4 1 3 2 10 62.5 C 4 4 4 4 2 3 4
44 Sukirman 1 1 2 25.00 SR 2 3 2 1 2 4 2 4 3 23 63.9 R 3 4 1 4 3 4 1 2 22 78.57 C 1 1 4 2 8 50.00 R 4 4 4 4 2 3 4
45 Mugiono 1 1 2 25.00 SR 4 3 2 1 1 1 3 1 3 19 52.8 R 3 1 1 4 3 1 1 2 16 57.14 R 4 2 3 1 10 62.5 C 4 4 1 1 3 4 3
46 Kaslim 1 1 2 25.00 SR 4 3 2 1 2 2 3 2 3 22 61.1 R 3 3 1 1 3 3 1 1 16 57.14 R 4 2 1 1 8 50.00 R 4 4 1 1 4 4 3
47 Jahuri 1 1 2 25.00 SR 4 4 2 1 1 3 4 4 3 26 72.2 C 1 3 1 1 4 3 1 1 15 53.57 R 3 2 3 3 11 68.75 C 4 4 1 1 4 4 3
48 Warmun 1 1 2 25.00 SR 3 4 2 1 1 2 4 1 1 19 52.8 R 4 3 1 1 1 3 1 1 15 53.57 R 3 3 1 3 10 62.5 C 4 4 1 1 4 4 3
49 Casiyah 1 1 2 25.00 SR 4 4 2 1 1 3 2 2 3 22 61.1 R 3 3 1 1 3 3 1 1 16 57.14 R 4 1 3 1 9 56.25 R 4 4 1 1 4 4 3
50 Komari 1 1 2 25.00 SR 3 4 4 1 1 3 3 3 3 25 69.4 C 3 3 2 1 3 3 3 1 19 67.86 C 3 3 3 1 10 62.50 R 4 4 1 1 4 4 3
51 Saad 1 1 2 25.00 SR 3 3 4 1 1 2 3 3 3 23 63.9 C 4 3 3 1 4 3 3 1 22 78.57 C 4 1 4 3 12 75.00 C 4 4 1 1 4 1 3
52 Masud 2 2 4 50.00 SR 3 4 4 1 2 3 3 3 3 26 72.2 C 4 3 3 1 4 3 2 1 21 75.00 C 3 1 1 3 8 50.00 R 4 4 1 1 4 2 3
141
K. Ekonomi
Aksesibilitas
o. Nama Pendapatan OT Jumlah
∑ % KR 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ∑ % KR ∑ % KR
1 Irwan B. 22 78.57 C 3 2 2 4 1 1 2 2 2 3 22 55.00 R 99 61.88 R
2 Yasir 22 78.57 C 3 2 2 4 1 1 1 2 2 3 21 52.50 R 98 61.25 R
3 Diyo 22 78.57 C 3 2 2 4 1 1 1 2 2 3 21 52.50 R 94 58.75 R
4 Dayat 23 82.14 C 2 3 3 2 3 1 4 2 2 3 25 62.50 R 103 64.38 C
5 Sugeng 21 75.00 C 2 3 3 2 3 1 4 2 2 3 25 62.50 R 93 58.13 R
6 Tarim 21 75.00 C 2 3 3 2 3 1 4 1 2 3 24 60.00 R 96 60.00 R
7 Adi S. 18 64.29 C 1 4 4 2 3 1 4 1 2 3 25 62.50 C 94 58.75 R
8 Slamet R. 17 60.71 R 1 4 4 2 3 2 4 1 2 3 26 65.00 C 95 59.38 R
9 Warno 23 82.14 C 1 4 4 2 3 2 4 1 2 3 26 65.00 C 108 67.50 C
10 Wastap 19 67.86 C 2 3 2 2 3 2 4 1 2 3 24 60.00 R 102 63.75 C
11 Uripto 20 71.43 C 1 4 1 4 1 2 2 1 2 3 21 52.50 R 86 53.75 R
12 Bambang 21 75.00 C 1 4 1 4 1 2 4 1 2 4 24 60.00 R 93 58.13 R
13 Daryono 22 78.57 C 3 2 2 4 1 2 2 1 2 2 21 52.50 R 103 64.38 C
14 Warjo 21 75.00 C 4 1 2 3 2 2 2 1 2 3 22 55.00 R 95 59.38 R
15 Rozikin 18 64.29 C 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 23 57.50 R 96 60.00 R
16 Sarwan 19 67.86 C 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 23 57.50 R 89 55.63 R
17 Tarmudi 23 82.14 C 1 4 1 3 2 1 2 2 2 3 21 52.50 R 89 55.63 R
18 Salim 18 64.29 C 1 4 1 2 1 1 2 2 2 3 19 47.50 R 88 55.00 R
19 Kusno 20 71.43 C 1 4 1 2 1 1 2 2 2 2 18 45.00 R 89 55.63 R
20 Sunarto 20 71.43 C 1 4 1 2 1 1 2 2 2 2 18 45.00 R 95 59.38 R
21 Ali W. 20 71.43 C 2 3 3 2 1 1 4 2 2 2 22 55.00 R 97 60.63 R
22 Santoso 21 75.00 C 2 3 3 2 1 1 4 2 2 2 22 55.00 R 91 56.88 R
23 Jenal A. 21 75.00 C 2 3 3 2 1 2 4 2 2 2 23 57.50 R 101 63.13 R
24 Karyono 26 92.86 T 2 3 3 3 2 2 4 2 2 3 26 65.00 C 110 68.75 C
25 Samlawi 22 78.57 C 2 3 3 3 2 2 4 2 2 3 26 65.00 C 112 70.00 C
26 Samiun 22 78.57 C 2 3 3 3 2 2 4 2 2 3 26 65.00 C 107 66.88 C
27 Kardi 19 67.86 C 3 2 3 3 2 2 4 2 2 3 26 65.00 C 95 59.38 R
28 Danali 24 85.71 T 4 1 3 3 2 2 4 2 2 3 26 65.00 C 100 62.50 R
29 Casim 25 89.29 T 1 4 3 4 1 2 4 2 1 3 25 62.50 R 105 65.63 C
30 Dokkari 23 82.14 C 1 4 3 4 1 1 4 1 1 2 22 55.00 R 103 64.38 C
31 Nurokhim 25 89.29 T 1 4 3 4 1 1 4 1 1 2 22 55.00 R 104 65.00 C
32 Tanuri 19 67.86 C 1 4 2 4 1 1 4 1 1 3 22 55.00 R 105 65.63 C
33 Waryo 20 71.43 C 2 3 2 2 1 1 4 1 2 3 21 52.50 R 94 58.75 C
34 Suwarto 20 71.43 C 2 3 2 2 1 1 4 1 2 3 21 52.50 R 94 58.75 R
35 Darman 20 71.43 C 2 3 3 4 1 1 4 1 2 3 24 60.00 R 101 63.13 R
36 Kliwon 24 85.71 T 3 2 3 4 1 1 2 1 2 3 22 55.00 R 102 63.75 C
37 Suminah 20 71.43 C 3 2 3 4 1 1 2 1 2 3 22 55.00 R 99 61.88 C
38 Wasmar 19 67.86 C 2 3 2 2 1 1 2 1 2 3 19 47.50 R 92 57.50 R
39 Latifah 26 92.86 T 1 4 3 2 3 1 2 1 2 4 23 57.50 R 103 64.38 R
40 Rokhman 26 92.86 T 2 3 3 3 3 1 2 1 2 4 24 60.00 R 98 61.25 R
41 Maniso 24 85.71 C 3 2 3 4 2 1 4 1 2 3 25 62.50 R 104 65.00 C
42 Was'an 23 82.14 C 4 1 3 4 3 1 2 1 2 3 24 60.00 R 97 60.63 R
43 Rosilah 25 89.29 C 2 3 3 3 2 1 1 1 2 3 21 52.50 R 101 63.13 R
44 Sukirman 25 89.29 T 2 3 3 3 2 1 4 1 2 3 24 60.00 R 104 65.00 C
45 Mugiono 20 71.43 C 2 3 3 3 2 1 4 1 2 3 24 60.00 R 91 56.88 R
46 Kaslim 21 75.00 C 2 3 3 3 2 1 4 1 2 3 24 60.00 R 93 58.13 R
47 Jahuri 21 75.00 C 2 3 3 3 2 1 2 1 2 3 22 55.00 R 97 60.63 R
48 Warmun 21 75.00 C 3 2 2 2 3 1 2 1 2 3 21 52.50 R 88 55.00 R
49 Casiyah 21 75.00 C 3 2 2 4 1 1 2 1 2 3 21 52.50 R 91 56.88 R
50 Komari 21 75.00 C 3 2 2 4 1 1 2 1 2 3 21 52.50 R 98 61.25 R
51 Saad 18 64.29 C 2 3 2 4 1 1 2 1 2 3 21 52.50 R 98 61.25 R
52 Masud 19 67.86 C 3 2 2 4 1 1 2 1 2 3 21 52.50 R 99 61.88 R
143
K. Ekonomi
Aksesibilitas
Nama Pendapatan OT Jumlah
No.
∑ % KR 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ∑ % KR ∑ % KR
53 Wahad 20 71.43 C 2 2 4 8 4 1 4 1 2 2 30 75.00 C 105 65.63 C
54 Wastap 22 78.57 C 1 1 2 4 4 1 4 1 1 1 20 50.00 R 89 55.63 R
55 Sarwen 14 50.00 R 3 4 4 11 3 2 1 1 1 1 31 77.50 C 91 56.88 R
56 Kartono 19 67.86 C 2 3 1 6 3 4 1 2 2 2 26 65.00 C 93 58.13 R
57 Sarwen 16 57.14 R 4 4 4 12 4 4 4 1 1 1 39 97.50 T 109 68.13 C
58 Wasdi 12 42.86 SR 1 2 4 7 4 4 1 2 2 2 29 72.50 C 83 51.88 R
59 Slamet 12 42.86 SR 3 4 3 10 4 2 1 2 2 2 33 82.50 T 91 56.88 R
60 Ardi 17 60.71 R 1 4 1 6 3 1 1 1 2 2 22 55.00 R 95 59.38 R
61 Saryo 16 57.14 R 3 1 1 5 3 2 3 4 3 3 28 70.00 C 97 60.63 R
62 Kliwon 16 57.14 R 1 1 4 6 4 4 4 2 1 1 28 70.00 C 102 63.75 C
63 Suyono 16 57.14 R 2 1 4 7 4 2 1 1 2 2 26 65.00 C 98 61.25 R
64 Sugino 19 67.86 C 3 1 4 8 4 2 1 1 2 2 28 70.00 C 106 66.25 C
65 Sutrisno 15 53.57 R 3 1 4 8 4 2 1 1 2 2 28 70.00 C 100 62.50 R
66 Nurholis 23 82.14 T 4 1 4 9 3 2 1 1 1 1 27 67.50 C 106 66.25 C
67 Kardi 14 50.00 R 3 1 4 8 4 4 2 1 2 2 31 77.50 C 95 59.38 R
68 Slamet 16 57.14 R 4 1 4 9 4 4 2 2 2 2 34 85.00 T 108 67.50 C
69 Burham 24 85.71 T 2 1 4 7 4 3 3 1 2 2 29 72.50 C 114 71.25 C
70 Adi 16 57.14 R 2 4 1 7 4 1 3 3 3 3 31 77.50 C 103 64.38 C
71 Nurohim 20 71.43 C 3 4 3 10 3 3 2 2 2 2 34 85.00 T 108 67.50 C
72 Suryadi 24 85.71 T 3 2 4 9 4 2 2 1 2 2 31 77.50 C 114 71.25 C
LAMPIRAN 12
Hasil Tabel Rata-Rata Analisis Angket Tahun 2011
Tabel 4.13. Jumlah Anggota Keluarga yang Mempunyai Anak Usia 7-15 Tahun
yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011
No. Anggota Keluarga Frekuensi Persentase (%)
1. 3 orang 6 8,33
2. 4 orang 11 15,28
3. 5 orang 16 22,22
4. 6 orang 7 9,72
5. 7 orang 15 20,83
6. 8 orang 6 8,33
7. 9 orang 3 4,17
8. 10 orang 4 5,56
9. 11 orang 1 1,39
10. 12 orang 3 4,17
Jumlah 72 100,00
Tabel 4.14. Banyaknya Anak dari Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011
No. Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%)
1. 1 anak 6 8,33
2. 2 anak 11 15,28
3. 3 anak 16 22,22
4. 4 anak 7 9,72
5. 5 anak 15 20,83
6. 6 anak 6 8,33
7. 7 anak 3 4,17
8. 8 anak 4 5,56
9. 9 anak 1 1,39
10. 10 anak 3 4,17
Jumlah 72 100,00
145
Tabel 4.15. Dukungan Keluarga terhadap Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
Tahun 2011
No. Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)
1. Tinggi 33 45,83
2. Cukup 26 36,11
3. Rendah 7 9,72
4. Sangat Rendah 8 11,11
Jumlah 72 100,00
Tabel 4.16. Pengaruh Tempat Tinggal Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
Tahun 2011
No. Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)
1. Tinggi 16 23,61
2. Cukup 10 13,89
3. Rendah 17 23,61
4. Sangat Rendah 29 38,89
Jumlah 72 100,00
Tabel 4.17. Kesadaran Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15 Tahun yang
Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011 tentang Pendidikan
No. Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%)
1. Sangat Penting 13 18,02
2. Penting 35 48,61
3. Cukup Penting 16 22,22
4. Tidak Penting 8 11,11
Jumlah 72 100,00
Tabel 4.18. Lingkungan Keluarga terhadap Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal Tahun 2011
No. Kriteria Frekuensi Persentase (%)
1. Tinggi 1 1,39
2. Cukup 41 56,94
3. Rendah 30 41,67
4. Sangat Rendah 0 0
Jumlah 72 100,00
146
Tabel 4.19. Pendidikan Formal Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15 Tahun
yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal tahun 2011
Tingkat Ayah Ibu
No
Pendidikan Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase(%)
1. SMA 9 12,50 10 13,89
2. SMP 31 43,06 35 48,61
3. SD 25 34,72 21 29,17
4. Tidak Tamat SD 7 9,72 6 8,33
Jumlah 72 100,00 72 100,00
Tabel 4.20. Pendidikan Nonformal Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal tahun 2011
Tingkat Ayah Ibu
No
Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
1. Kursus Menjahit 13 18,06 16 22,22
2. Kursus Mengetik 5 6,94 5 6,94
3. Kursus Elektro 13 18,06 11 15,27
4. Tidak Pernah 41 56,94 40 55,56
Jumlah 72 100,00 72 100,00
Tabel 4.21. Lamanya Pendidikan Formal Orang Tua yang Mempunyai Anak Usia
7-15 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Tahun 2011
Ayah Ibu
No Waktu
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
1. < 6 tahun 9 12,5 9 12,5
2. 6-12 tahun 23 31,94 28 38,89
3. 13-15 tahun 10 13,88 12 16,67
4. > 15 tahun 31 43,05 23 31,94
Jumlah 72 100,00 72 100,00
Tabel 4.22. Lamanya Pendidikan Nonformal Orang Tua yang Memiliki Anak
Usia 7-15 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Tahun 2011
Ayah Ibu
No Waktu
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
1. < 3 bulan 11 15,27 9 12,5
2. 3-6 bulan 9 12,5 28 2,77
3. >6 bulan 12 16,17 10 13,88
4. Tidak 40 55,55 24 33,33
Pernah
Jumlah 72 100,00 72 100,00
147
Tabel 4.23. Jenis Pekerjaan Pokok Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15
Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011
Jenis Ayah Ibu
No
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
1. Petani 40 55,56 40 55,56
2. Pedagang 23 31,94 16 22,22
3. PNS 0 0 0 0
4. Buruh 9 12,50 7 9,72
5. Tidak Bekerja 0 0 9 12,50
Jumlah 72 100,00 72 100,00
Tabel 4.24.Tingkat Pendapatan Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15 Tahun
yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011
Ayah Ibu
No Tingkat Pendapatan
F % F %
1. < Rp 250.000,00 12 16,67 56 77,78
2. Rp 250.000,00 – Rp 780.000,00 43 59,72 16 22,22
3. Rp 780.000,00 – Rp 1.000.000,00 14 19,44 0 0
4. > Rp 1.000.000,00 3 4,17 0 0
72 100,00 72 100,0
Jumlah
0
Tabel 4.25.Tingkat Pendapatan Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 7-15 Tahun
yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal Tahun 2011
Ayah Ibu
No Tingkat Pendapatan
F % F %
1. < Rp 250.000,00 12 16,67 56 77,78
2. Rp 250.000,00 – Rp 780.000,00 43 59,72 16 22,22
3. Rp 780.000,00 – Rp 1.000.000,00 14 19,44 0 0
4. > Rp 1.000.000,00 3 4,17 0 0
Jumlah 72 100,00 72 100,00
148
Tabel 4.26. Waktu yang Dibutuhkan Anak untuk Melakukan Perjalanan dari
Rumah Menuju ke Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal Tahun 2011
No. Waktu Frekuensi Persentase (%)
1. < 10 menit 5 6,94
2. 10 menit – 15 menit 21 29,17
3. 16 menit – 25 menit 28 38,89
4. > 25 menit 18 25,00
Jumlah 72 100,00
Tabel 4.27. Jarak yang Ditempuh Anak Waktu yang Dibutuhkan Anak untuk
Melakukan Perjalanan dari Rumah Menuju ke Sekolah di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011
No. Jarak Frekuensi Persentase (%)
1. < 1 km 19 26,39
2. 1 km – 3 km 23 31,94
3. 3 km – 5 km 15 20,83
4. > 5 km 5 6,94
Jumlah 72 100,00
Tabel 4.28. Kendaraan yang Digunakan Anak untuk Melakukan Perjalanan dari
Rumah Menuju ke Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Tegal Tahun 2011
No. Jenis Kendaraan Frekuensi Persentase (%)
1. Transportasi Umum 34 47,22
2. Sepeda Motor 3 4,17
3. Sepeda 23 31,94
4. Jalan Kaki 12 16,67
Jumlah 72 100,00
Tabel 4.28.Transportasi Umum yang Melewati Rumah Anak Usia 7-15 tahun
yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng
No. Jumlah Kendaraan Frekuensi Persentase (%)
1. 1 1 1,39
2. 2 1 1,39
3. 3 26 36,11
4. Lebih dari 3 43 59,72
Jumlah 72 100,00
149
Tabel 4.29. Aksesibilitas yang Digunakan Anak Usia 7-15 Tahun yang Tidak
Melanjutkan Sekolah dalam Melakukan Perjalanan dari Rumah
Menuju ke Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
tahun 2011
No. Kriteria Frekuensi Persentase (%)
1. Tinggi 4 5,56
2. Cukup 21 29,17
3. Rendah 47 65,28
4. Sangat Rendah 0 0
Jumlah 72 100,00
(R)
150
LAMPIRAN 13
Rumus APK dan APM menurut Husaini (2010: 20), sebagai berikut:
Keterangan:
A = Jumlah siswa usia 7-12 tahun yang sedang sekolah
B = Jumlah siswa semua usia kelompok sekolah yang sedang sekolah
C = Jumlah penduduk usia 7-12 tahun
D = Jumlah siswa usia 7-12 tahun yang sedang sekolah
E = Jumlah siswa semua usia kelompok sekolah yang sedang sekolah
F = Jumlah penduduk usia 7-12 tahun
APK = Angka Partisipasi Kasar
APM = Angka Partisipasi Murni
Perhitungan tingkat APK dan APM pada jenjang SD, SMP, SD dan SMP di
Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2011, sebagai berikut:
a) Tingkat SD/ MI
151
LAMPIRAN 14
Daftar Nama Anak yang Tidak Melanjutkan Sekolah di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011
LAMPIRAN 15
Daftar Nama Orang Tua dari
Memiliki Anak Usia 7-15 Tahun
yang Tidak Sekolah
No Nama Alamat
No Nama Alamat Orang Tua
Orang Tua 39. Latifah DukuhjatiWetan
1. Irwan B. Penujah
40. Rokhman Sumungkir
2. Yasir Penujah 41. Maniso Sumungkir
3. Diyo Penujah 42. Was‟an Sumungkir
4. Dayat Penujah 43. Rosilah Sumungkir
5. Sugeng Penujah 44. Sukirman Sumungkir
6. Tarim Penujah 45. Mugiono Sumungkir
7. Adi Suwigyo Penujah
46. Kaslim Margamulya
8. Slamet R. Karanganyar 47. Jahuri Margamulya
9. Warno Karanganyar 48. Warmun Margamulya
10. Waatap Karanganyar 49. Casiyah Margamulya
11. Uripto Karanganyar 50. Komari Margamulya
12. Bambang TP. Karanganyar 51. Saad Margamulya
13. Daryono Karanganyar 52. Masud Kebandingan
14. Warjo Karanganyar
53. Wahad Kebandingan
15. Rozikin Karanganyar 54. Wastap Kebandingan
16. Sarwan Karanganyar 55. Sarwen Kebandingan
17. Tarmudi Karanganyar 56. Kartono Kebandingan
18. Salim Karanganyar 57. Sarwen Kebandingan
19. Kusno Karanganyar 58. Wasdi Kebandingan
20. Sunarto Karanganyar
59. Slamet Karangmalang
21. Ali W. Karanganyar 60. Ardi Karangmalang
22. Santoso Karanganyar 61. Saryo Karangmalang
23. Jenal Arifin Tonggara 62. Kliwon Karangmalang
24. Karyono Tonggara 63. Suyono Karangmalang
25. Samlawi Tonggara 64. Sugino Karangmalang
26. Samiun Tonggara
65. Sutrisno Karangmalang
27. Kardi Tonggara 66. Nurholis Semedo
28. Danali Kedungbanteng 67. Kardi Semedo
29. Casim Kedungbanteng 68. Slamet Semedo
30. Dokkari Kedungbanteng 69. Burham Semedo
31. Nurokhim Kedungbanteng 70. Slamet Semedo
32. Tanuri Kedungbanteng 71. Nurohim Semedo
33. Ali W. Kedungbanteng
72. Suryadi Semedo
34. Suwarto Kedungbanteng
35. Darman Kedungbanteng
36. Kliwon Kedungbanteng
37. Suminah DukuhjatiWetan
38. Wasmar DukuhjatiWetan
156
LAMPIRAN 16
157
158
LAMPIRAN 17
DOKUMENTASI