Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
PRODI FARMASI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang ’Standarisasi Obat Tradisional Yang Baik’ dapat kami buat
dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, diharapkan pembaca dapat belajar dengan baik
dan benar mengenai ’Standarisasi Obat Tradisional Yang Baik’.
Dan tentunya penulis juga menyadari, bahwa pada makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini Karena keterbatasan
kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah
ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
.
Penulis
DAFTAR ISI
C. Macam-macam Standarisasi………………………..................6
A. Kesimpulan ………………………………………………...........10
B. Saran …………………………………………………….............10
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang
secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat
tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan
sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional secara turun-
temurun telah digunakan untuk kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional
telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakat mulai dari tingkat ekonomi atas
sampai tingkat bawah, karena obat tradisional mudah didapat, harganya yang cukup
terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan dan pencegahan penyakit
(Ditjen POM, 2000).
Standardisasi adalah serangkaian proses yang melibatkan berbagai metode analisis
kimiawi berdasarkan data farmakologis, melibatkan analisis fisik dan mikrobiologi
berdasarkan kriteria umum keamanan (toksikologi) terhadap suatu ekstrak alam
(Saifudin et al., 2011).
Standarisasi adalah serangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran yang
hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigma mutu kefarmasian, mutu dalam arti
memenuhi syarat standar (kimia, biologi, dan farmasi), termasuk jaminan (batas-batas)
stabilitas sebagai produk kefarmasian umumnya (Mahmud, 2004).
Standarisasi juga berarti proses menjamin bahwa produk akhir obat (obat, ekstrak
atau produk ekstrak) mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan
(dirancang dalam formula) terlebih dahulu (Suryadi, 2003).
Standarisasi adalah sebuah alat untuk melakukan kontrol kualitas terhadap seluruh
proses pembuatan Obat Tradisional (OT) dari tahap penyiapan raw material, bahan jadi
(ekstrak), dan proses produksi dari obat tradisional (OT) (Kunle, et al., 2012).
Standardisasi obat herbal merupakan serangkaian proses melibatkan berbagai
metode analisis kimiawi berdasarkan data farmakologis, melibatkan analisis fisik dan
mikrobiologi berdasarkan kriteria umum kemanan (toksikologi) terhadap suatu ekstrak
alam atau tanaman obat herbal (Saifudin et al., 2011).
Standarisasi obat tradisional yang dapat dilakukan melalui penerapan teknologi yang
tervalidasi pada proses menyeluruh yang meliputi : penyediaan bibit unggul (pre-farm),
budidaya tanaman obat (on-farm), pemanenan dan pasca panen (off-farm), ekstraksi,
formulasi, uji preklinik dan uji klinik (Mahmud, 2004).
2.2 Tujuan
Tujuan dari standarisasi (Suryadi, 2003) :
1. Keseragaman (supaya tidak merusak formula dan khasiat dari obat tradisional itu
sendiri) dan yang perlu seragam ialah bahan baku dan produk jadinya.
2. Keberadaan senyawa aktif, sehingga bisa dipercaya efek farmakologinya. Dan efek
farmakologi bukan ditentukan oleh produsen obat tradisional (OT), tetapi berdasarkan
penelitian dan uji-uji, baik praklinik maupun klinik.
3. Kesamaan dosis, dimaksudkan agar efek farmakologi yg ditimbulkan seragam dan
mempermudah pemberian obat tradisonal (OT) pada masyarakat.
4. Mencegah pemalsuan, dengan adanya standarisasi masyarakat dapat membedakan
produk asli dan palsu.
5. Uji klinis, meyakinkan masyarakat mengenai keamananan dan khasiat produk.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Standardisasi obat herbal merupakan serangkaian proses melibatkan berbagai
metode analisis kimiawi berdasarkan data farmakologis, melibatkan analisis fisik dan
mikrobiologi berdasarkan kriteria umum kemanan (toksikologi) terhadap suatu ekstrak
alam atau tanaman obat herbal. Standarisasi obat tradisional yang dapat dilakukan
melalui penerapan teknologi yang tervalidasi pada proses menyeluruh yang meliputi :
penyediaan bibit unggul (pre-farm), budidaya tanaman obat (on-farm), pemanenan dan
pasca panen (off-farm), ekstraksi, formulasi, uji preklinik dan uji klinik.
Tujuan dari standarisasi :
1. Keseragaman (supaya tidak merusak formula dan khasiat dari obat tradisional itu
sendiri) dan yang perlu seragam ialah bahan baku dan produk jadinya.
2. Keberadaan senyawa aktif, sehingga bisa dipercaya efek farmakologinya. Dan efek
farmakologi bukan ditentukan oleh produsen obat tradisional (OT), tetapi berdasarkan
penelitian dan uji-uji, baik praklinik maupun klinik.
3. Kesamaan dosis, dimaksudkan agar efek farmakologi yg ditimbulkan seragam dan
mempermudah pemberian obat tradisonal (OT) pada masyarakat.
4. Mencegah pemalsuan, dengan adanya standarisasi masyarakat dapat membedakan
produk asli dan palsu.
5. Uji klinis, meyakinkan masyarakat mengenai keamananan dan khasiat produk.
Adapun standarisasi terdiri atas dua yaitu standarisasi simplisia dan standarisasi
ekstrak. Standarisasi simplisia adalah simplisia yang akan digunakan untuk sebagai bahan
baku obat harus memenuhi persyaratan tertentu Sedangkan Standarisasi ekstrak adalah
serangkaian parameter yang dibutuhkan sehingga ekstrak persyaratan produk kefarmasian
sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Adapun parameter-parameter dalam standarisasi terbagi atas parameter spesifik dan
parameter non spesifik. Aspek parameter spesifik berfokus pada senyawa atau golongan
senyawa yang bertanggungjawab terhadap aktivitas farmakologis. Analisis kimia yang
dilibatkan ditujukan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif terhadap senyawa aktif.
Sedangkan Aspek parameter non spesifik berfokus pada aspek kimia, mikrobiologi, dan
fisik yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan stabilitas. Misal kadar logam
berat, aflatoksin, kadar air dan lain-lain.
3.2 Saran
Demikian hasil pembahasan dalam makalah tentang Standarisasi Obat Tradisional
Yang Baik. diharapkan pembaca sekalian dapat memaklumi apabila masih terdapat
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran dari pembaca pun sangat kami
harapkan guna perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM Depkes RI, 2000. Parameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta.
Drs Bambang Suryadi, Apt, 2003. Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB).
Semarang : Balai Besar POM.
Kunle, O F., Egharevba, H O., Ahmadu, P O., 2012, Standardization of herbal medicines -
A review, International Journal of Biodiversity and Conservation.
Saifuddin, et al, 2011, Standarisasi Bahan Obat Alam, Jogjakarta : Graha Ilmu