Literasi Sains Rev
Literasi Sains Rev
3 Literasi Sains
3. Sains 4. Digital
rasi 5. Ke
me u
an
Rp
u
2. N
gan
ra 6. Buda
ast y
ad
hasa dan S
an Kewargaa
. Ba
1 n
Naskah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu, saran dan masukan sangat
diharapkan dari pembaca
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
I. De inisi ................................................................................................................................. 3
Perspektif Literasi
Dari perspektif pedagogi, literasi tidak hanya merupakan satu entitas mata pelajaran,
melainkan menjadi indikator dari keberhasilan implementasi kurikulum. Literasi
dalam Kurikulum Australia merupakan proses untuk mencapai tahap pemaknaan
(interpreting) teks melalui mendengar, membaca, dan mencermati. Meskipun
pende inisian literasi tersebut berada dalam konteks pengajaran bahasa, tetapi
ruang lingkup dari de inisi tersebut dapat berlaku untuk mata pelajaran lain.
PISA (The Programme for International Studet Assessment) mende inisikan
literasi baca tulis sebagai re leksi kompetensi kognitif dari proses penerjemahan
atas struktur dan karakteristik penyajian tekstual sampai dengan pemahaman
pengetahuan tentang fenomena alam. Dalam upaya untuk mengembangkan
pemahaman pengetahuan tersebut, kompetensi metakognitif menjadi sarana
penerjemahan, baik pada tahap pemahaman terhadap struktur dan penyajian
tekstual sampai dengan pemahaman pengetahuan tentang fenomena alam.
Pengajaran bahasa merupakan titik tolak menuju literasi bidang lain. Frasa dan
paragraf dalam bahasa mengekspresikan struktur logika bahasa dan sekaligus
struktur logika cabang ilmu pengetahuan lainnya.
Dalam konteks ini, literasi tidak hanya bersandar pada kemampuan membaca
teks yang berdasarkan prinsip struktur bahasa dan perbendaharaan kata
pada teks tersebut, melainkan lebih jauh lagi sampai kepada pemaknaan teks.
Proses pemahaman terhadap aspek tekstual dan kontekstual harus meningkat
secara berjenjang, baik berdasarkan jenjang pendidikan maupun kompleksitas
pokok bahasan pada setiap jenjangnya. Pembentukan kompetensi literasi atas
setiap pokok bahasan pada setiap mata pelajaran meliputi tiga tahapan, yaitu
mengetahui (knowing), memahami (understanding), dan tahapan tertinggi
adalah memaknai (interpreting). Secara gra is, penjelasan dari setiap tahap
disajikan pada Gambar 1.
Dari berbagai de inisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
Literasi Sains mengandung makna mengetahui konsep sains, memahami
proses sains dibalik konten sains, dan memaknai konsep dan proses sains
dalam penerapannya di berbagai bidang kehidupan serta terbangunnya
sikap ilmiah dan afeksi menuju pembentukan karakter.
A. Misi Literasi
Pembelajaran yang melatihkan Literasi Sains membawa misi pedagogis,
yaitu menghasilkan Insan Indonesia yang kritis, kreatif, inovatif, dan
produktif melalui upaya membangun keterampilan dan pengetahuan sains
yang terintegrasi dengan pengetahuan lainnya, disertai dengan sikap dan
afeksi sains (attitude and affective toward science) menuju insan berkarakter.
Literasi sains sudah terlihat jelas pada Kurikulum 2013. Secara konseptual,
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi. K urikulum 2013 terdiri atas 4
(empat) Kompetensi Inti (KI) yang dibagi menjadi 3 aspek, yaitu KI-1
dan KI-2 merupakan aspek sikap, KI-3 menyangkut aspek pengetahuan,
dan KI-4 menyangkut aspek keterampilan. Pendekatan yang digunakan
dalam kurikulum ini adalah pendekatan ilmiah atau “scientiϔic approach”.
Pendekatan tersebut terdiri atas 5 kegiatan pengalaman belajar (5M),
yaitu mengamati, menanya, melakukan percobaan/mengeksplorasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan/membuat jejaring. Beberapa
literatur menyebut pendekatan ilmiah sama dengan pendekatan inkuiri.
Jadi, berdasarkan pendekatan yang digunakan, Kurikulum 2013 juga sudah
mengakomodasikan pengembangan literasi sains bagi siswa.
Kelas IV
3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan
4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian
tubuh hewan dan tumbuhan
Jika dilihat dari KD keterampilan pada KD 4.1, siswa hanya diminta untuk
menyajikan laporan hasil pengamatan. Sehingga aspek literasi sains yang
dikembangkan baru sebatas aspek mengetahui. Pasangan KD 3.1 dan 4.1
dapat ditingkatkan aspek literasi sainsnya melalui pengalaman belajar
siswa dimana dengan menganalisis bentuk dan fungsi bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan tersebut, siswa dapat menjaga kelangsungan hidup
hewan dan tumbuhan .
Kelas V
Kelas V
3.2 Menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan manusia,
serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia
Pada KD 3.2 tersebut, setelah siswa memahami fungsi organ pernafasan pada
manusia, siswa harus sudah mampu menjaga kesahatan organ pernafasan
dengan cara tidak merokok, berolah raga secara teratur, memakan makanan
yang sehat, dan beristirahat secara teratur.
KD IPA untuk Literasi Sains pada aspek memaknai untuk Bidang Kajian
Energi dan Perubahannya adalah sebagai berikut.
Ketika siswa sudah mengetahui dan memahami hubungan antara olah raga
dan kesehatan, maka siswa akan mampu memaknai (mengaplikasikan)
paling tidak pada diri sendiri bahwa badan harus bergerak, harus berolah
raga supaya sehat. Dari sini, siswa diharapkan mampu membuat alat atau
sesuatu yang membuat olah raga itu menjadi menyenangkan, misalnya:
menciptakan lagu untuk mengiringi senam, membuat alat yang digunakan
untuk olah raga, misalnya membuat beban dan sebagainya. Sedangkan
untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan gerak
badan digunakan juga literasi sains, misalnya pada pembelajaran IPA
diadakan percobaan hubungan antara kecepatan denyut jantung dengan
kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan hasil laporannya dibuat gra ik
hubungan antara kecepatan denyut jantung dengan jenis kegiatan (duduk
santai, berlari, berjalan), dan sebagainya.
4. Bahasa
Keterkaitan antara literasi sains dengan mata pelajaran bahasa juga dapat
dilakukan dengan memasukkannya konsep-konsep IPA ke dalam misalnya
wacana-wacana yang akan dibahas bagaimana keterbacaannya, tata
bahasanya, susunan kalimatnya, dan sebagainya, sehingga siswa mampu
memaknai pemahaman IPA juga bahasa. Selain itu juga, siswa mampu
membandingkan istilah-istilah sains yang memiliki pengertian berbeda
dari penggunaan sehari-hari, menggunakan konteks IPA dalam berbagai
teks.
6. Seni
Kaitan sains dan seni sebagai ilmu memiliki peran penting dalam membentuk
peradaban dunia. Walau terdapat perbedaan yang esensial antara sains dan
seni, keduanya berlandaskan pada proses yang sama, yaitu pengembangan
daya, kreati itas, imajinasi, dan kemampuan sintesis. Dalam berkarya,
seorang saintis dan seniman didorong untuk merepresentasikan alam
sesuai persepsinya. Seorang saintis berawal dari imajinasi dan keyakinan
bahwa alam tidak serumit yang dibayangkan dan memiliki keteraturan. Hal
tersebut dituangkan pada permodelan hukum-hukum alam sesuai dengan
asas estetika. Walaupun karya yang dihasilkan berbeda, daya kreatif seorang
saintis menerjemahkan konsep alam sama halnya dengan seorang seniman
yang menghasilkan lukisan, lagu, ataupun novel. Dugaan bahwa sains dan
seni berkaitan, dipicu oleh kenyataan bahwa timbulnya aliran-aliran baru
dalam sains dan seni berjalan hampir bersamaan.
7. Prakarya
8. TIK
18
SD SD SMP SMA
Aspek
(Kelas I – III) (Kelas IV – VI) (Kelas VII – IX) (Kelas X – XII)
Mengetahui Pengetahuan Pengetahuan faktual Pengetahuan faktual Pengetahuan faktual tentang
konsep sains faktual tentang tentang sains tentang konsep sains lebih sains lebih kompleks, luas,
sains kompleks dan dalam
Pengetahuan konseptual Pengetahuan konseptual
tentang sains lebih tentang sains lebih kompleks,
kompleks luas, dan dalam
Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan prosedural Pengetahuan prosedural