Anda di halaman 1dari 10

KEHIDUPAN MASYARAKAT PRASEJARAH MASA BERCOCOK

TANAM
(ZAMAN NEOLITHIKUM)

1
Kata pengantar

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi
dasar perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap
mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok
pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok ketrampilan. Semua mata pelajaran
dirancang mengikuti rumusan tersebut.
Pembelajaran sejarah Indonesia untuk kelas X jenjang pendidikan menengah yang
disajikan dalam karya tulis ini juga sangat berguna nantinya. Sejarah Indonesia bukan
berisi materi pembelajaran yang di rancang hanya untuk mengasah kompetensi
pengetahuan secara didik. Sejarah Indonesia adalah materi yang membekali peserta didik
dengan pengetahuan tentang dimensi ruang-waktu perjalan sejarah Indonesia,
keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikusainya secara konkret dan abstrak,
serta sikap menghargai jasa para pahlawan yang telah meletakan pondasi bangunan
Negara Indonesia beserta segala bentuk warisan sejarah, baik benda maupun takbenda.
Sehingga terbentuk pola pikir peserta didik yang sadar sejarah.
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sejarah Indonesia adalah mata pelajaran yang membekali peserta didik dengan
pengetahuan tentang dimensi ruang-waktu perjalanan sejarah Indonesia, keterampilan
dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, serta sikap
menghargai jasa para pahlawan yang telah meletakan pondasi bangunan Negara Indonesia
beserta segala bentuk warisan sejarah, baik benda maupun bukan benda.sejarah Indonesia
pada konsepnya mempelajari tentang masa lalu atau biasa di sebut sejarah.untuk
mempelajari dengan sangat musuh saya akan membuat makalah dengan berjudul
“neolitikum; sebuah revolusi kebudayaan”.
B.Rumusan Masalah
1.apa pengertian dari neolitikum?
2. apa ciri ciri neolitikum?
3.apa yang dimaksud tentang sebuah revolu
C.Tujuan
1.Menjelaskan tentang masa neolitikum
2.menjelaskan tentang sebuah revolusi
3.menjelaskan tentang ciri zaman neolitikum
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ZAMAN NEOLITIKUM


Neolitikum artinya zaman batu muda. Zaman ini berlangsung setelah zaman batu madya
(Mesolitikum). Diperkirakan zaman ini telah dimulai di Indonesia pada 1500 SM. Sesuai
dengan urutannya, zaman Neolitikum tentunya lebih maju daripada zaman Mesolitikum.
Bahkan di zaman ini, terjadi sebuah revolusi budaya yang beberapa dari budaya tersebut
masih digunakan manusia pada zaman modern.
Zaman Neolitikum ini, terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin di Indocina)
ke Nusantara yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM melalui
jalan barat dan jalan utara.

B. NEOLITIKUM : SEBUAH REVOLUSI BUDAYA


Neolitikum sering dikatakan sebagai zaman revolusi budaya. Mengapa demikian?
Karena pada zaman ini terjadi perubahan kebudayaan dari mengumpulkan makanan (food
gathering) menjadi memproduksi makanan (food producing). Hal ini menunjukkan adanya
kemajuan pesat dari kebudayaan sebelumnya pada masa Mesolitikum.
Pada zaman ini pula manusia sudah mulai mengenal cara bercocok tanam dan beternak untuk
memenuhi kebutuhannya. Mereka membakar hutan dan menanaminya dengan tanaman yang
bisa dimakan seperti umbi-umbian. Mereka juga beternak untuk dimanfaatkan dagingnya
demi memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Mereka juga sudah mengenal tempat tinggal tetap. Mereka tidak lagi hidup secara nomaden
untuk mendapatkan makanan. Mereka terdiri dari sebuah kelompok yang menghuni sebuah
perkampungan yang tak beraturan. Dimulai dari kelompok kecil hingga membentuk sebuah
perkampungan besar.
Namun mereka juga memiliki kendala. Mereka harus memikirkan bagaimana caranya
bertahan di kondisi alam yang belum stabil. Apalagi ditambah dengan ancaman hewan
buas yang dapat menyerang kapan saja. Sehingga mereka memiliki solusi yaitu tinggal di
rumah panggung.

C. CARA HIDUP
Cara hidup zaman neolitikum membawa perubahan-perubahan besar, karena pada zaman itu
manusia mulai hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal bersama dalam kampung.
Berarti pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerja sama.
Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara penghidupan di
dalam ikatan kerja sama itu. Dapat dikatakan pada zaman neolitikum itu terdapat dasar-dasar
pertama untuk penghidupan manusia sebagai manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang.
D. KEBUDAYAAN HASIL ZAMAN NEOLITIKUM
Sebagaimana yang kita ketahui di atas, zaman ini telah membawa perubahan besar bagi
peradaban manusia. Beberapa diantaranya yaitu :
1. Pada zaman ini, masyarakatnya sudah mengenal kepercayaan. Mereka percaya bahwa
roh orang yang telah mati tidak lenyap begitu saja. Sehingga diadakan upacara penguburan
terutama bagi orang-orang besar atau yang berpengaruh besar terhadap suatu kelompok.
Biasanya saat dikubur, disertakan pula beberapa bahan yang dipakai sehari-hari yang
dipercaya dapat memudahkan jalannya roh ke alam arwah. Beberapa juga membuat penanda
berupa batu besar yang menjadi awal lahirnya zaman batu besar (Megalitikum).
2. Manusia zaman ini sudah membuat lumbung-lumbung untuk menyimpan hasil panen
berupa padi dan gabah.
3. Mereka sudah mulai membuat kerajinan tangan seperti tembikar, gerabah,
maupun perhiasan dari batu.
4. Alat-alat yang dibuat bentuknya sudah tidak kasar. Kedua sisi alat tersebut sudah
dihaluskan untuk menunjang sistem bercocok tanam mereka. Beberapa alat tersebut
seperti beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata panah, kapak persegi, dan
kapak bahu. Alat-alat tersebut tersebar di hampir seluruh Indonesia.

E. ALAT-ALAT ZAMAN NEOLITHIKUM


Pada zaman neolitikum ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
1. Pahat Segi Panjang
Daerah asal kebudayaan pahat segi panjang ini meliputi Tiongkok Tengah dan Selatan,
daerah Hindia Belakang sampai ke daerah sungai gangga di India, selanjutnya sebagian besar
dari Indonesia, kepulauan Philipina, Formosa, kepulauan Kuril dan Jepang.
2. Kapak Persegi
Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia.
Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya
yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak persegi tersedia dalam
berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan
beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan
Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana
lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu
api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan
sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak jenis ini ditemukan di
daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
3. Kapak Lonjong
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman.
Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip
menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk
keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.

Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang
kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi.
Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan
Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga
para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum
Papua.
4. Kapak Bahu
Kapak jenis ini hampir sama seperti kapak persegi, hanya saja di bagian yang diikatkan
pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi. Daerah
kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai
sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat.
Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi neolithikum
Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah ditemukan yaitu di
Minahasa.
5. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
Jenis perhiasan ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang-gelang dari batu
indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan
utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis)
menggunakan pasir. Selain gelang ditemukan juga alat-alat perhisasan lainnya seperti kalung
yang dibuat dari batu indah pula. Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat
atau batu-batu akik.
6. Pakaian dari kulit kayu
Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana
yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum
perempuan. Pekerjaan tersebut disertai pula berbagai larangan atau pantangan yang harus di
taati. Sebagai contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya
ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman
neolithikum sudah berpakaian.
7. Tembikar (Periuk belanga)

Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk
belanga terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan
hanya berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa
pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumba banyak
ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.
BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari isi yang saya tuliskan kita bisa menarik kesimpulan zaman neolitikum yaitu zaman
batu baru dengan ciri ciri zaman seperti berikut :
Hidup menetap (Sedenter), dan memiliki tempat tinggal bukan di gua
Hidup dari bercocok tanam
Alat-alat yang dipakai berasal dari batu yang sudah dihaluskan dan sempurna
Hasil kebudayaannya adalah:
a. Kapak persegi
b. Kapak Lonjong
c. Kapak Bahu
d.Tembikar tenun dan batik
Pertanian menetap
Peternakan juga.
Masa beternak dan bercocok tanam awal
Kepercaaan: muncul animisme dan dinamisme

B. Saran
Kita sebagai pelajar sudah seharusnya mempelajari apa saja yang terjadi pada zaman
dahulu untuk mengetahui asal muasal kebudayaan kita sehari-hari. Kita dapat belajar dari
kesalahan nenek moyang dan tidak mengulanginya lagi.
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubunganya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
Daftar pustaka

>.http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20130213165008AAwwxCR
>.http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/pra-sejarah-neolithikum-zaman-batu-
muda_16.html
>.http://buihkata.blogspot.com/2012/11/ciri-ciri-zaman-batu-neolitikum-zaman.html
>. Buku paket sejarah Indonesia kelas X

Anda mungkin juga menyukai