Anda di halaman 1dari 6

PEGADAIAN SYARIAH

A. PENGERTIAN DAN STATUS HUKUM

Pegadaian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150 disebutkan : “Gadai
adalah suatu hak yang diperoleh oleh seseorang ysng berpiutang atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang berutang atau seorang lain atas
namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang yang
bepiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya
yang tela dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya
mana harus didahulukan.”

Pada masa Pemerintah RI, Dinas Pegadaian yang merupakan kelanjutan dari pemerintah
Hindia-Belanda, status pegadaian diubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian
berdasarkan undang-undang No.19 PRp 1960 jo. Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1960
tanggal 3 mei 1961 tantang pendirian Perusahaan Pegadaian (PN Pegadaian). Kemudian
berdasarkan Peraturan pemerintah RI No. 7 Tahun 1969 tanggal 11 1969 tentang Perubahan
Kedudukan PN pegadaian menjadi Jawatan Pegadaian jo. UU No. 9 Tahu 1969 tanggal 1
Agustus 1969 dan penjelasannya mengenai bentuk-bentuk usaha negara dalam Perusahaan
Jawatan ( Perjan), Perusahaan Umum ( Perum ) dan Perusahaan Persero ( Persero).
Selanjutnya untuk meningkatkan efektivitsd dan produkrivitasnya, bentuk perjan pegadaian
tersebut kemudian dialihkan menjadi perusahaan umum (perum) pegadaian berdasarkan
peraturan pemerintah no. 10 tahun 1990 tanggal 10 april 1990. Dengan perubahan status
dari perjan menjadi perum, pegadaian diharapkan akan lebih mampumengelola usahanya
dengan lebih profesional, business oriented tanpa meninggalkan ciri khusus misinya, yaitu
penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengsn pasar sasaran adalah masyatakat
golongan ekonomi lemah dengan cara mudah, cepat aman damn hemat sesuai dengan
motonys menyelesaikan masalah tanpa masalah.

Perum pegadaian sampai saat ini merupakan satu satunya lembaga formal di Indonesia yang
berdasarkan hukum diperbolehkan melakukan pembiayaan dengan bentuk penyaluran
kredit atas dasar hukum gadai.tugas pokok perum pegadaian adalah menjembatani
kebutuhan dana masyarakat dengan pemberian uang pinjaman berdasarkan hukum gadau.
Tugas tersebut dimaksudkan untuk membanty mnasyarakat agar tidak terjerat dalam
praktik-praktik lintah darat. Kantor pusat perum pegadaian berkedudukan di Jakarta, aan
dibantu oleh kantor daera, kantor perqakilan daerah dan kantor cabang. Jaringan usaha
perumpegadaian telah meliputi lebih dari 500 cabang yang tersebardi wilayah Indonesia.

Belakangan, bersamaan dengan perkembangan produk-produk berbasis syariah yangkian


marak di |Indonesia, sektor pergadaian juga ikut mengalaminya,. Pegadaian syariah hadir di
Indonesia dalam bentuk kerja sama bank syariah dengan perum pegadaian membentuk unit
layanan gadai syariah di beberapa kota di indonesia. Di samoing itu, ada pula bank syariah
yang mkenjalankan kegiatan pegadaian syariah sendiir.
Pegadaian syariah dalam menjalankan operasionalnya berpegang pada Juni 200kepada
prinsip syariah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik
seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang
sebagai alat tuksr bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis
untuk memperoleh imabalan atas jasa dan/ atau bagi hasil. Payung hukum gadai syariah
dalam hal pemenuhan prinsip-prinsip syariah berpegang pada Fatwa DSN-MUI Bo. 25/DSN-
MUI/III/22002 tentang rahn yang menyatakan bahwa pinjaman dengan menggadaikan
barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn diperbolehkan, dan Fatwa DSN MUI NO>
26/ kelembagaan tetap menginduk kepada Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 tanggal
10 april 1990.

B. KETENTUAN HUKUM GADAI SYARIAH


Transaksi gadai menurut syariah haruslah memenuhi rukun dan syarat tertentu, yaitu :
1. Rukun gadai : adanya ijab dan kabul ; adanya pihak yang berakad, yaitu pihak yang
menggadaikan (rahn) dan yang menerima gadai ( murtahin ) ; adanya jaminan
(marhun) berupa barang atau harta ; adanya utantg (marhun bih)
2. Syarat sah gadai : rahn dan murtahin dengan syarat-syarat kemampuan juga berarti
kelayakan seseorang untuk melakukan transaksi pemilikan, setiap orang yang sah
melakukan jual beli sah melakukan gadai. Sighat dengan syarat tidak boleh terkait
dengan masa yang akan datang dan syarat-syarat tertentu. Utang ( marhun bih)
dengan syarat harus merupakan hak yang wajib diberikan atau diserahkan kepada
pemiliknya, memungkinkan kepemanfaatannya bila sesuatu yang menjadi utangitu
tidak bisa dimanfaatkan maka tidk sah, harus dikuantifikasi atau dapat dihitung
jumlahnya bila tidak dapat diukur atau tidak di kuantifikasi, rahn itu tidak sah.barang
( marhun) dengan syarat hsrus bjsa diperjualbelikan, harus berupa harta
yangberbilai, marhun harus bisa dimanfaatkan secara syariah, harus diketahui
keadaan fisiknya, harus dimiliki oleh rahn setidaknya harus seizin pemiliknya.
Di samping itu, menurut Fatwa DSN-MUI N0. 25/DSN-MUI/III/2002 gadai syariah
harus memenuhi ketentuan umum berikut :
1. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan marhun
(barang) samapai semua utang rahn( yang menyerahkan barang) dilunasi.
2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik rahn. Pada prinsipnya, marhun
tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seizin rahn, dengan tidak
mengurasngi nilai marhun dan pemnfaatannya itu sekedar pengganti biaya
pemeliharaan dan perawatannya.
3. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi kewajiban
rahn, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan biaya dan
pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahn.
4. Besar biaya dan pmeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boelh
ditentukan berdsarkan jumlah pinjaman.
5. Penjualan marhun
a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahn untuk
segera melunasi utangnya.
b. Apabila rahn tetap tidak dapat melunasi utangnya, mak marhun
dijual paksa/dieksekusi melalui lelang sesuai syariah.
c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi utang, baiaya
pemeliharaan dan penyimpanan yang belumk dibayar serta biaya
penjualan.
d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahn dan kekurangan nya
menajdi kewajiban rahn.

Sedangkan untuk gadai emas syariah, menurut Fatwa DSN-MUI No. 26/DSN-MUI/III/2002
gadai emas syariah harus memenuhi ketentuan umum berikut :

1. Rahn emas dibolehkan bnerdasarkan prinsip rahn


2. Ongkos dan biaya penyimpajnan barang (marhun)ditanggung oleh penggandai
(rahn)
3. Ongkos penyimpanan besarnya didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata
diperlukan.
4. Biaya penyimpanan barang (marhun|) dilakukan berdasrkan akad ijarah.

Pada dasarnya pegadaian syariah berjalan diatas dua akad transaksi syariah yaitu :

1. Akad Rahn. Rahan yang dimaksud adalah menahan harta si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan memperoleh jaminan
untuk mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Dengan akad ini, pegadaian
menahan barang bergerka sebagi jaminan atas utang nasabah.
2. Akad Ijarah. Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan/ atau jasa melalui
pembnayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pmindahan kepemilikan atas
barangnya sendiri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi pegadaian untuk menarik
sewa atas penyimpanan barang bergeka milik nasabah yang telah melaklukan akad.

Mekanisme operasional pegadaian syaraiah melalui akad rahn nasabah m,enyeahkan barang
bergerak kemudian pegadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah
disediaskan oleh pegadaian. Akibat yang timnul dari proses penyimpanan adalah timbulnya
biaya-biaya yang meliputi nilaiinvestasi tempat penyimpanan, baiaya perawatan dan
keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan bagi pegadaian mengenakan
biaya sewa kepada nasabah sesui jumklah yang disepakatin oleh kedua belah pihak.
Pegadaian syariah akan memperoleh keuntungan hanya dari bea sewa tempat yang
dipungut bukian tambahan berupa bunga atau sewa modal yang diperhitungkan dari uang
pinjaman.

Akad gadai syariah juga harus memenuhi ketentuan atau persyaratan yang menyertainya
meliiputi :

1. Akad tidak mengandung syarat fasik/batil seperti murtahin mengsyaratkan barang


jaminan dapat dimanfaatkan tanpa batas.
2. Marhun Bih (pinjaman) merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahun
dan bhia dilunasi dengan barang yang di rahn kan tersebut. Serta, pinjaman uitu
jelas dan tertentu.
3. ,marhun ( barang yang di rahn-kan) bisa dijual dan nialinya seimvbang dengan
pinjaan, meiliki nilai,jelas ukurannya,milik sah penuh dari rahn, tidak terkait
denngan hak orang lain, dan bisa diserahkan baik materi maupun manfaatnya.
4. Jumlah maksimum dana rahn dan nilai liuidasi barang yang di rahn-kan serta jangka
waktu rahb ditetapkan dalam prosedur.
5. Rahn dibebani jasa manajemen atas barang brupa : biaya asuransi, biaya
penyimpanan,biaya keamanan, baiaya pengelolaan serta administrasi.

TUJUAN DAN MANFAAT PEGADAIAN

Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan msyarakat
umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdsarkan prinsip pengelolaan yang baik. Oleh karena
itu, Perum Pegadaian beertujuan sebagai berikut :

1. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksaan dan program pemerintah


di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang
pembiayaan/pinjaman atas dasar hukum gadai.
2. Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, dan pinajamn tidak wajar lainnya.
3. Pemanfaatan gadai bebas bunga pada gadai syariah memiliki efek jaring pengaman
sosial karrena masyarakat yang butuh dama mendesak tidak lagi dijerat
pinjaman/pembiayaan berbasis bunga.
4. Membantu orang-orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah.

Adapun manfaat pegadaian, antara lain :

1. Bagi Nasabah ; tersedianya dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan
dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan pembiayaan kredit perbankan.
Disampin itu, nasabah juga mendapat manfaat penaksiran nilai suatu barang
bergerak secar profesional. Mendapatkan fasilitas penitipan brang bergerak yang
aman dan dapat dipercaya.
2. Bagi perusahaan pegadaian
1) Penghasilan yang bersumber dari sea modal yang dibayarkan oleh
peminjaman dana.
2) Penghasilan yang bersmber dari ongkos yang dibayarka oleh nasabah
memperolah jasa tertentu. Bagi bank syariah yan mengeluarkan produk
gadai syariah dapat mendapat keuntugsn dari embeanan biaya administrasi
dan biaya sewa tempat penyimpanan emas.
3) Pelaksanaan misi pegadaian sebagai BUMN yang bergerak dibidang
pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang
memerlukan dana dengan prosedur yang relatif sederhana;
4) Berdasarkan PP No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh digunakan untuk :
a. Dana pembangunan semesta (55%)
b. Cadangan umum (20%)
c. Cadangan tujuan (5%)
d. Dana sosial (20%)

KEGIATAN USAHA
Sejauh ini, prum pegadaian menerbitksn produk peadaian yang beragam, ada yang berbasis
konvesional dan ada pula yang syariah. Gadai merupakan kegiatan yang sejauh ini masih menjadi
otoritas perum pegadaian, meskipun belakangan sejumlah bank syariah ikut menerbitkan produk
gadai emas syariah. Prodk gada yang diterbitkan oleh perum pegadaian, antara lain :

1. Kredit KCA adalah pinjaman berdasarkan hkum gadai dengan prosedur pelayanan yang
aman, dan cepat. Dengan usaha ini, pemerintahmelindungi rakyat kecil yang tidak memiliki
akses ke dalam perbankan. Dengan demikian, kalangan tersebut terhindar dari praktk
pemberian uang pinjaan yang tidak wajar. Pemberian kredit jangka pendek dengan
pemberian pinjaman mulai dari R. 20.000 – Rp. 200.000,-. Jaminannya berupa bendak
bergerak, baik berupa barang perhiasa emas dan belian, elektronik, kendara maupn aat
umah tangga lainnya. Jangka waktu kredit maksimum 4 bulan atau 12 hari dan dapat
diperpanjang dengan cara hanya membayar sewa modalnya saja.
2. Kreasi ; kredit angsuruan fidusia, yaitu pemberian pinjaman uang yang ditujukan kepada
pengusaha kecil atas dasar fidusia. Kredit atas dasar fidusia adalah pengikata jaminn dengan
lembaga pngikatan jaminan sempurna dan memberikan hak preferen kepada kreditor
( lembaga fidusia). Bagi debitor barang jainan tetap dapat digunakan.
3. Kreasida ; kredit angsuran sistem gadai yang merupakan pemberian pinjaan kepad apara
pengsusaha mikro kecil 9 dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai yang
pengembalian pinjamannya dilkukan melalui angsuran dalam jangka waktu maksimal tiga
tahun dan jaminan bergerka seperti perhiasan, kendraan bermotor dan sebgaanya.
4. Jasa taksiran ; layana kepada masyarakat yang memerlukan haga atau nilai harta benda
iliknya yang diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir yang berpengalaman dan profesional.
Dengan biaya yang relatif ringan masyarakat dapt mengetahui pasti nlai atau kualitas
barang miliknya.
5. Jasa titipan ; layaa titipan barang berharga seperti perhiasan, emas, batu permata,
kendaraan bermotor, surat-surat berharga (tanah,ijazah) kepada masyarakat. Untuk
menjamin rasa aman dan ketengangan terhadap harta yang ditinggalkan terutama bila
hendak meninggalka rumah dalam waktu lama.
6. Gadai gabah ; merupakan kredit tunda jual komoditas pertanian yang diberikan kepada para
petan denga jaminan gabah kering giling. Layanan kredit ini ditujuka untuk membantu para
petani pascapanen terhindar dari tekanan akibat fluktuuasi harga pada saat panen dan
permainan para tengkulak. Sistem kredit in sama dengan gadai biasa.
7. Gadai investa ; merupakan salah satu produk perum pegadaian berupa penyaluran pinaman
atas dasar huku gadai dalam jangka waktu tertentu yang diberikn kepada nasabah dengan
jaminan berbentuk saham yang tercatat dan diperdagangkan di Burssa Efek Indonesia dan
Obligasi Negara Ritel (ORI).
8. KRISTA ; kreedit usaha rumah tangga merupakan kredit yang ditujukan kepada para
pengusaha sangat mikro yang tergabung dalam suat kelompok/asosasi denga jaminan pkok
sistem tanggung renteng diantara anggota kelompok tersebut. Perum pegadaian mellui
KRISTA berusaha merangkul para pengusaha sangat mikro (gurem), yang sebagian besar
nonbankable untuk menggerakan roda perekonomian dan usahanya.
9. Gadai syariah (rahn) adalah produk jasa gadai yang berlandaskan pada prnsip-prinsip
syariah, dimana nasabah hanya akan dibebankan biaya administrasi dan biaya jasa simpan
dan pemeliharaan barang jaminan (ijarah).
10. ARRUM ; (Ar-Rahn untuk usaha mikro kecil) merupkan pembiayaan bagi para pengusaha
mikro kcil, untuk pngembangan usaha dnegan berprinsip syariah.

BARANG JAMINAN

Jenis barang yang dapat diterima sebgaai barang jaminan pada prinsipna adalah barang bergerak,
antara lain :

a. Barang-barang perhiasan : yaitu semua perhiasan yang dibuat dari emas, perhiasan perak,
platina, baik yang berhiaskan intan, mutiara.
b. Barang elektronik : laptop, TV, Radio, vcd/dvd, radio kaset.
c. Kendaraan : sepeda, motor,mobil
d. Barang barang rumah tangga
e. Mesin : mesin jahit, mesin motor kapal.
f. Tekstil
g. Barang lain yang dianggap bernilai seperti surat-surat berharga baik dalam bentuk saham,
obligasi, maupun surat berharga lainnya.

SUMBER PENDANAAN

Pegadaian sebagai lembaga keungan tidak diperkenankan menghimpu dana secara langsung dari
masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya giro, deposito, dan tabungan. Untuk memenuhi
kebutuhan dananya, perum pegadaian memiliki sumber-sumber dana sebagai berikut :

a. Modal sendiri
b. Penyertaan modal pemerintah
c. Pinajaman jagka pendek dari perbankan
d. Pinajaan jangka panjang yang berasal dari kredit lunak bank indonesia
e. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi

Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja, pembiayaan kegatan dan
pendanaan bagi nasabah, harus diperole dari sumber yang benar-benar terbebas dari unsur
riba. Dalam hal ini, seluruh kegiatanpegadaian syariah, termasuk da yang kemudian
disalurkan kepada nasabah, murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihakketiga dari
sumber yang dapat di pertanggung jawabkan. Pegadaian telah melakukan kerja sama
dengan bank muamalat sebagai fundernya, ke depan pegadaian juga akan melakukan kerja
sama dengan lembaga keuangan syariah lain untuk membackup modal kerja.

Anda mungkin juga menyukai