Anda di halaman 1dari 45

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE FISIOLOGIS

PADA NY”S” GIP0A0 DENGAN INPARTU KALA I FASE AKTIF


PERSENTASE BELAKANG KEPALA DI RUANG BERSALIN
RUMAH SAKIT DEWI SARTIKA KENDARI
TANGGAL 04 SEPTEMBER 2021

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus Pada Mata Kuliah Residensi dan
Model Asuhan Kebidanan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan
Sekolah Pascasarjana Unversitas Hasanuddin

Oleh Kelompok 3 :

1. Iski Jufri NIM : P102202039


2. Mikele Mersye Loise Tiven NIM : P102202025
3. Ras Ulina Br Peranginangin NIM : P102202021
4. Polanda Y.R NIM : P102202062
5. Erni Agit Ekawati NIM : P102202015
6. Nurpajri NIM : P102202022
7. Nurmupida Abbas NIM : P102202055
8. Indah Rukmana NIM : P102202026
9. Sukmawati Anwar NIM : P102202001
10. Agriyaningsih Oktaviana H NIM : P102202028

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Care Fisiologis Pada Ny”S” G 1P0A0 Dengan
Inpartu Kala I Fase Aktif Persentase Belakang Kepala Di Ruang Bersalin Rumah Sakit
Dewi Sartika Kendari Tanggal 04 September 2021” ini merupakan penyelesaian dari
rangkaian tugas pada mata kuliah “Residensi dan Model Asuhan Kebidanan’’ Program
Pendidikan Magister Kebidanan Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dan
arahan dari Dr. Werna Nontji.,S.Kp.,M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Residensi
dan Model Asuhan Kebidanan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang tak terhingga Kepada beliau yang telah banyak
membimbing dan banyak membantu terselesainya makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.

Makassar, 20 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
2.1 Konsep Dasar Persalinan .............................................................................................. 3
2.2 Etiologi ......................................................................................................................... 3
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan ....................................................................... 4
2.4 Tanda-Tanda Dalam Intranatal Care (INC) .................................................................. 8
2.5 Mekanisme Persalinan .................................................................................................. 9
2.6 Tahap Persalinan Pervaginam ...................................................................................... 11
2.7 Jenis Persalinan Yang Aman dilakukan ....................................................................... 14
2.8 Tinjauan Kasus ............................................................................................................. 15
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 41
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 41
3.2 Saran ............................................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan dan kelahiran merupakan hal fisiologi yang akan di alami oleh hampir
seluruh setiap wanita. Namun walaupun hal yang fisioligis tetapi akan membuat ibu
merasa cemas karena pada saat proses persalinan akan mengalami kesakitan yang luar
biasa. (Cooper, 2009). Persalinan dapat didefinisikan secara medis sebagai kontraksi
uterus yang teratur dan semakin kuat, meciptakan penipisan dan dilatasi serviks di
sepanjang waktu, yang menimbulkan dorongan kuat untuk melahirkan janin melalui jalan
lahir melawan resistansi jaringan lunak, otot, dan struktur tulang panggul. (Prawirohardjo,
2014).
Proses Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran dikatakan normal apabila proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala , tidak disertai komplikasi baik ibu maupun janin
(Hidayat, 2010). Keberhasilan persalinan dipengarui berbagai macam faktor diantaranya (
power, passage, psikologi), faktor janin (plasenta) , dan faktor penolong.Faktor faktor ini
perlu diperhatikan karena kematian ibu dan bayi disebabkan o'leh tidak terdeteksinya
lebih awal dari faktor tersebut (Ai Nurasiah, 2014).
Power merupakan kekuatan yang membuat janin keluar yang meliputi his dan tenaga
mengedan, his adalah kekuatan kontraksi uterus yang diakibatkan otot - otot polos rahim
berkontraksi dengan sempurna, kontraksi -kontraksi uterus yang tadinya tidak nyeri
berubah menjadi kontraksi - kontraksi yang terkoordinir, nyeri, dangat efisien sehingga
menyebabkan pembukaan cerviks dan pengeluaran bayi (Ai Nurasiah, 2014).
Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan
wanita.Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita ,dengan belum
adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan
selama proses persalinan.Keadaan in sering terjadi pada wanita yang pertama melahirkan
(Wijaya dkk,2014).Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran konsepsi (Janin dan
plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri), (Sulistyowati
& Nugraheny,2013)

1
Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir), Passanger
(janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan normal (Euthocia) apabila
ketiga faktor terpenuhi dengan baik.Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi
proses persalinan yaitu psikologis dan penolong (Rohani dkk,2011). Pada ibu yang
pertama kali menjalani proses peralinan akan takut dan cemas ,kwatir yang berakibat
pada peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat mengganggau jalan persalinan
menjadi tidak lancar (Wijaya dkk,2014).
Primipara merupakan ibu yang baru pertama melahirkan dan belum memiliki
pengalaman dalam persalinan sehingga tingkat kecemasannya relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang sudah pernah melahirkan (Primasnia dkk,2013).
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya
yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal.Asuhan persalinan normal
meliputi,pencegahan infeksi,memberikan asuhan persalinan dan setelah bayi lahir
,termasuk penggunaan patograf, dengan menggunakan manajemen tujuh langkah Varney
dan SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Plan) untuk pendokumentasian persalinan
normal.

1.2 Rumusan Masalah


Melihat latar belakang diatas maka dapat dirumuskan bagaimana persalinan yang
adekuat pada persalinan normal primi para dan pendokumentasian menggunakan
manajemen tujuh langkah varney dan SOAP .

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengalaman ibu melahirkan secara normal dan menggunakan
manajemen tujuh langkah varney dan menggunakan asuhan
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui proses ibu primipara melahirkan secara normal
b) Mengetahui proses pendokumentasian menggunakan manajemen tujuh langkah
varney dan soap

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Persalinan


Persalinan merupakan proses pergerakan janin, plasenta, dan membran dari dalam
rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai
akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula
kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya
pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu.
Persalinan adalah saat yang menegangkan, menggugah emosi, menyakitkan, dan
meakutkan bagi ibu maupun keluarga (Rohani, 2014).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Sondakh, 2015).

2.2 Etiologi
Selama kehamilan, didalam tubuh perempuan terdapat dua hormon yang dominan
yaitu esterogen dan progesteron. Hormon esterogen berfungsi untuk meningkatkan
sensitivitas otot rahim serta memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan mekanis. Sedangkan, hormon progesteron
berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar
seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan mekanis serta menyebabkan otot rahim
dan otot polos relaksasi (Sulistyawati, dkk, 2013).
Sampai saat ini hal yang menyebabkan mulainya proses persalinan belum diketahui
sehingga hanya ada teori-teori antara lain disebabkan oleh hormon, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi. Beberapa teori yang dapat
menyebabkan persalinan sebagai berikut:
a) Teori Keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai. Keadaan uterus terus membesar dan menjadi tegang yang mengakibatkan
iskemia otot-otot uterus.

3
b) Teori Penurunan Progesteron Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan
28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mengalami penurunan
sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya, otot rahim mulai
berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
c) Teori Oksitosin Internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior.
Perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot
rahim sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi
progesteron akibat tuanya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan
aktifitas sehingga persalinan dimulai.
Teori Prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan
15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.
Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


Menurut Sulistyawati (2013) faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu :
a) Power (Kekuatan Ibu)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-
otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang
diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya
adalah tenaga meneran ibu.
His atau kontraksi uterus adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. His
dibedakan menjadi dua yakni his pendahuluan dan his persalinan. His pendahuluan
atau his palsu (false labor pains), yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari
kontraksi braxton hicks. His ini bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut
bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang
ke perut bagian bawah. His pendahuluan tidak mempunyai pengaruh terhadap serviks.
His persalinan merupakan suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis, akan
tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya dan bersifat nyeri. Kontraksi
rahim bersifat otonom yang artinya tidak dipengaruhi oleh kemauan, namun dapat
dipengarui dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan.
Tenaga meneran ini serupa dengan tenaga meneran saat buang air besar, tetapi
jauh lebih kuat lagi. Ketika kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek

4
yang mengakibatkan pasien menekan diafragmanya kebawah. Tenaga meneran pasien
akan menambah kekuatan kontraksi uterus. Pada saat pasien meneran, diafragma dan
otototot dinding abdomen akan berkontraksi. Kombinasi antara his dan tenaga
meneran pasien akan meningkatkan tekanan intrauterus sehingga janin akan semakin
terdorong keluar.
Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi
serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong janin keluar. Apabila
dalam persalinan melakukan valsava maneuver (meneran) terlalu dini, dilatasi serviks
akan terhambat. Meneran akan menyebabkan ibu lelah dan menimbulkan trauma
serviks.
b) Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang vagina). Janin harus berhasil menyesuikan
dirinya dengan jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk
panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Tulang panggul dibentuk oleh
gabungan tulang ilium, tulang iskium, tulang pubis, dan tulang-tulang sakrum.
Tulang ilium atau tulang usus merupakan tulang terbesar dari panggul yang
membentuk bagian atas dan belakang panggul. Bagian atas merupakan penebalan
tulang yang disebut krista iliaka. Ujung depan dan belakang krista iliaka yang
menonjol yakni spina iliaka anterosuperior dan spina iliaka postesuperior. Terdapat
benjolan tulang mamanjang di bagian dalam tulang ilium yang membagi pelvis mayor
dan minor, disebut linea inominata atau linea terminalis yang merupakan bagian dari
pintu atas panggul.
Tulang isikum atau tulang duduk terdapat di sebelah bawah tulang usus,
sebelah samping belakang menonjol yang disebut spina ichiadika. Pinggir bawah
tulang duduk sangat tebal (tuber ichiadika) yang berfungsi menopang badan saat
duduk.
Tulang pubis atau tulang kemaluan terdapat di sebelah bawah dan depan
tulang ilium dengan tulang duduk dibatasi oleh formen obturatorium. Tangkai tulang
kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut ramus superior tulang pubis.
Di depan kedua tulang ini berhubungan melalui artikulasi atau sambungan yang
disebut simfisis.
Tulang sakrum atau tulang kelangkangan yang terletak diantara kedua tulang
pangkal paha. Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil

5
di bagian bawah. Tulang sakrum terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat.
Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri.
Pada sisi kanan dan kiri di garis tengah terdapat lubang yang dilalui oleh saraf yang
disebut foramen sakralia anterior. Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai
tonjolan besar ke depan yang disebut promontorium. Bagian samping tulang
kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui artikulasi sarco-illiaca.
Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging atau tulang
koksigis.
Tulang koksigis atau tulang tungging merupakan tulang yang berbentuk
segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah yang menyatu. Pada tulang ini terdapat
hubungan antara tulang sakrum dengan tulang koksigis yang disebut artikulasi sarco-
koksigis. Diluar kehamilan artikulasi hanya memungkinkan mengalami sedikit
pergeseran, tetapi pada kehamilan dan persalinan dapat mengalami pergeseran yang
cukup longgar bahkan ujung tulang koksigis dapat bergerak ke belakang sampai
sejauh 2,5 cm pada proses persalinan.
Panggul memiliki empat bidang yang menjadi ciri khas dari jalan lahir yakni
pintu atas panggul (PAP), bidang terluas panggul, bidang tersempit panggul, dan pintu
bawah panggul. Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan panjangnya
4,5 cm dan belakang 12,5 cm. Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul
seolah-olah berputar 90 derajat terjadi pada bidang tersempit panggul. Pintu bawah
panggul bukan merupakan satu bidang tetapi dua bidang segitiga.
Pintu atas panggul (PAP) merupakan bagian dari pelvis minor yang terbentuk
dari promontorium, tulang sakrii, linea terminalis, dan pinggir atas simfisis. Jarak
antara simfisis dan promontorium sekitar 11 cm. Yang disebut konjungata vera. Jarak
terjauh garis melintang pada PAP adalah 12,5 sampai 13 cm yang disebut diameter
transvera.
Bidang dengan ukuran terbesar atau bidang terluas panggul merupakan bagian
yang terluas dan berbentuk seperti lingkaran. Bidang ini memiliki batas anterior yakni
pada titik tengah permukaan belakang tulang pubis. Pada lateral sepertiga bagian atas
dan tengah foramen obturatorium, sedangkan batas posterior pada hubungan antara
vertebra sakralis kedua dan ketiga.
Bidang dengan ukuran terkecil atau bidang tersempit panggul merupakan
bidang terpenting dalam panggul yang memiliki ruang yang paling sempit dan di
tempat ini paling sering terjadi macetnya persalinan. Bidang ini terbentang dari apeks

6
sampai arkus subpubis melalui spina ichiadika ke sakrum, biasanya dekat dengan
perhubungan antara vertebra sakralis ke 4 dan ke 5. Bidang tersempit panggul
memiliki batas-batas yakni pada tepi bawah simfisis pubis, garis putih pada fasia yang
menutupi foramen obturatorium, spina ischiadika, ligamentum sacrospinosum, dan
tulang sakrum.
Pintu bawah panggul ialah batas bawah panggul sejati. Dilihat dari bawah,
struktur ini berbentuk lonjong, seperti intan, di bagian anterior dibatasi oleh lengkung
pubis, di bagian lateral dibatasi oleh tuberosita isikum, dan dibagian posterior dibatasi
oleh ujung koksigeum.
Bidang hodge berfungsi untuk menentukan sampai dimana bagian terendah janin
turun ke panggul pada proses persalinan. Bidang hodge tersebut antara lain :
1) Hodge I merupakan bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
simfisis dan promontorium
2) Hodge II yakni bidang yang sejajar Hodge I setinggi bagian bawah simfisis
3) Hodge III yakni bidang yang sejajar Hodge I setinggi spina ischiadika
4) Hodge IV merupakan bidang yang sejajar Hodge I setinggi tulang koksigis.
c) Passanger (Janin dan Plasenta)
Perubahan mengenai janin sebagai passenger sebagian besar dalah mengenai
ukuran kepala janin, karena kepala merupakan bagian terbesar dari janin dan paling
sulit untuk dilahirkan. Adanya celah antara bagianbagian tulang kepala janin
memungkinkan adanya penyisipan antara bagian tulang sehingga kepala janin dapat
mengalami perubahan bentuk dan ukuran, proses ini disebut molase (Sulistyawati,
2013).
Tabel 2.1 Ukuran Diameter Penting Kepala Janin dan Presentasi Diameter Panjang (cm)
Presentasi.
Diameter Panjang Presentasi
(cm)

Suboksipito bregmatika 10 Suboksiput (fleksi maksimal)

Suboksipito frontalis 11 Oksiput (fleksi tak maksimal)

Oksipito frontalis 12 Puncak dahi

Mento vertikalis 13 Dahi

Submento bregmatika 10 Muka (defleksi maksimal)

7
Menurut Sulistyawati (2013), Plasenta dan tali pusat memiliki struktur berbentuk
bundar atau hampir bundar dengan diameter 15 cm sampai 20 cm dan tebal 2 cm sampai
2 sampai 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram, terletak di depan atau di belakang dinding
uterus ke atas arah fundus. Bagian plasenta yang menempel pada desidua terdapat
kotiledon disebut pers maternal, dan dibagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu
dan janin. Tali pusat merupakan bagian yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
janin meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa tali pusat juga menyebabkan penyulit
persalinan misalnya pada kasus lilitan tali pusat.
Air ketuban atau amnion merupakan elemen yang penting dalam proses
persalinan. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam menentuan diagnosa
kesejahteraan janin. Amnion melindungi janin dari trauma atau benturan, memungkinkan
janin bergerak bebas, menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat, menahan tekanan
uterus, dan pembersih jalan lahir (Sulistyawati, 2013).
d) Psikologis Faktor psikologis :
1) Melibatan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual
2) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan orang terdekat pada kehidupan ibu
e) Penolong Peran dari penolong peralinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari
kemampuan dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

2.4 Tanda-Tanda Dalam Intranatal Care (INC)


1) Tanda Persalinan
Sebelum terjadinya persalianan (beberapa minggu sebelumnya) wanita memasuki
yang disebut kala pendahuluan tanda-tandanya sebagai berikut:
a) Lightening, setling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida.
b) Perut kelihatan lebih melebar fundus uteri menurun.
c) Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih  tertekan
oleh bagian terbawah janin.
d) Perasaaan sakit diperut dan dipunggung oleh adanya kontraksi lemah dari uterus,
kadang disebut "false laboar pain"

8
e) Servik menjadi lembek mulai mendaftar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (Bloody Show)
2) Tanda-Tanda Inpartu
a) Rasa sakit oleh adanya His yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih benyak karea robekan kecil
pada servik.
c) Kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada.
3) Pembagian dan Sifat His
a) His pendahuluan, his yang tidak kuat, tidak teratur menyebabkan show.
b) His pembukaan (kala I), his kuat , teratur dan sakit.
c) His pengeluaran (kala II), sangat kuat, teratur, simetris terkoordinasi dan lama.
d) His Pelepasan Uri (kala III), kontaksi sedang untuk melepas dan melahirkan
placenta.
e) His pengiring (kala IV), kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim
dalam beberapa jam / hari.

2.5 Mekanisme Persalinan


a) Pengertian
Denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu bagian dari bagian
depan janin terhadap jalan lahir.Hipomoklion adalah titik putar atau pusat pemutaran
(Wiknjosastro, 2015).
b) Mekanisme persalinan letak belakang kepala
Menurut Wiknjosastro (2015) mekanisme persalinan dibagi beberapa tahap yaitu :
1) Engagement (fiksasi) = masuk Ialah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar
(diameter Biparietal) melalui PAP. Pada primigravida kepala janin mulai turun
pada umur kehamilan kira–kira 36 minggu, sedangkan pada multigravida pada
kira– kira 38 minggu kadang–kadang permulaan partus.
Engagement lengkap terjadi bila kepala sudah mencapai Hodge III. Bila
engagement sudah terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisi lagi, sehingga
posisinya seolah–olah terfixer di dalam panggul, oleh karena itu engagement
sering juga disebut fiksasi. Pada kepala masuk PAP, maka kepala dalam posisi
melintang dengan sutura sagitalis melintang sesuai dengan bentuk yang bulat
lonjong.

9
Seharusnya pada waktu kepala masuk PAP, sutura sagitalis akan tetap berada
di tengah yang disebut Synclitismus. Tetapi kenyataannya, sutura sagitalis dapat
bergeser kedepan atau kebelakang disebut Asynclitismus. Asynclitismus dibagi 2
jenis :
a) Asynclitismus anterior : naegele obliquity yaitu bila sutura sagitalis bergeser
mendekati promontorium.
b) Asynclitismus posterior : litzman obliquity yaitu bila sutura sagitalis
mendekati symphisis.
2) Descensus = penurunan
Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul. Faktor– faktor yang
mempengaruhi descensus : tekanan air ketuban, dorongan langsung fundus uteri
padabokong janin, kontraksi otot– otot abdomen, ekstensi badan janin.
3) Fleksi Ialah menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum sehingga
lingkaran kepala menjadi mengecil-suboksipito bregmatikus (9,5 cm). Fleksi
terjadi pada waktu kepala terdorong His kebawah kemudian menemui jalan
lahir.Pada waktu kepala tertahan jalan lahir, sedangkan dari atas mendapat
dorongan, maka kepala bergerak menekan kebawah.
4) Putaran Paksi Dalam (internal rotation) Ialah berputarnya oksiput ke arah depan,
sehingga ubun -ubun kecil berada di bawah symphisis (HIII). Faktor-faktor yang
mempengaruhi : perubahan arah bidang PAP dan PBP, bentuk jalan lahir yang
melengkung, kepala yang bulatdan lonjong.
5) Defleksi Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor yang
menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan panggul sebelah depan lebih
pendek dari pada yang belakang. Pada waktu defleksi, maka kepala akan berputar
ke atas dengan suboksiput sebagai titik putar (hypomochlion) dibawah symphisis
sehingga berturut – turut lahir ubun – ubun besar, dahi, muka dan akhirnya dagu.
6) Putaran paksi luar (external rotation) Ialah berputarnya kepala
menyesuaikankembali dengan sumbu badan (arahnya sesuai dengan punggung
bayi).
7) Expulsi : Lahirnya seluruh badan bayi.

10
2.6 Tahap Persalinan Pervaginam
Berlangsungnya persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu:
A. Kala I
Kala I adalah dilatasi serviks untuk menyiapkan jalan lahir bagi janin. Kala ini
dimulai saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi
dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam)
serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase
aktif (Prawirohardjo, 2014).
Tanda dan gejala kala I :
1) His sudah teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit
2) Penipisan dan pembukaan serviks
3) Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah Kala I dibagi dalam 2
fase :
 Fase laten Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servik secara bertahap,pembukaan servik kurang dari 4 cm,biasanya
berlangsung hingga 8 jam. Prosedur dan diagnostik :
a) Tanyakan riwayat persalinan : Permulaan timbulnya kontraksi; pengeluaran
pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan ketuban; riwayat kehamilan;
riwayat medik; riwayat social; terakhir kali makan dan minum; masalah yang
pernah ada
b) Pemeriksaan Umum : Tanda vital, BB, TB, Oedema; kondisi puting susu;
kandung kemih.
c) Pemeriksaan Abdomen : Bekas luka operasi; tinggi fundus uteri; kontraksi;
penurunan kepala; letak janin; besar janin; denyut jantung janin.
d) Pemeriksaan vagina :
Pembukaan dan penipisan serviks; selaput ketuban penurunan dan molase;
anggota tubuh janin yang sudah teraba.
e) Pemeriksaan Penunjang : Urine: warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-
lain; darah: Hb, BT/CT, dan lain-lain.
f) Perubahan psikososial Perubahan prilaku; tingkat energi; kebutuhan dan
dukungan.

11
 Fase aktif
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih), serviks membuka dari 4 cm ke 10 cm,
biasanya kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm) dan
terjadi penurunan bagian terbawah janin.
 Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan :
 Penggunaan Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan. Tujuan
utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam.
b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian,
juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus
lama.
Halaman depan partograf untuk mencatat atau memantau :
a) Kesejahteraan janin Denyut jantung janin (setiap ½ jam), warna air ketuban
(setiap pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap pemeriksaan dalam).
b) Kemajuan persalinan Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus (setiap ½ jam),
pembukaan serviks (setiap 4 jam), penurunan kepala (setiap 4 jam).
c) Kesejahteraan ibu Nadi (setiap ½ jam), tekanan darah dan temperatur tubuh
(setiap 4 jam), prodeksi urin , aseton dan protein (setiap 2 sampai 4 jam), makan
dan minum.
B. Kala II (Kala Pengeluaran)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Wanita merasa hendak buang air besar karena
tekanan pada rektum. Perinium menonjol dan menjadi besar karena anus membuka.
Labia menjadi membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva
pada waktu his. Pada primigravida kala II berlangsung 1,5-2 jam, pada multi 0,5-1
jam.
Tanda dan gejala kala II :
1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
2) Perineum terlihat menonjol.
3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.

12
4) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
5) Vulva-vagina dan sfingkter ani terlihat membuka.
6) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
C. Kala III (Kala uri) Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta) membantu
menghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan. Tanda-tanda pelepasan
plasenta :
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
2) Tali pusat memanjang
3) Semburan darah tiba–tiba
Manejemen aktif kala III :
Tujuannya adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat memperpendek waktu kala III dan mengurangi kehilangan darah
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis, serta mencegah terjadinya retensio
plasenta. Tiga langkah manajemen aktif kala III :
1) Berikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu dua menit setelah bayi lahir, dan
setelah dipastikan kehamilan tunggal.
2) Lakukan peregangan tali pusat terkendali.
3) Segera lakukan massage pada fundus uteri setelah plasenta lahir
D. Kala IV ( 2 jam post partum )
Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitudo 60 sampai
80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval pembuluh darah tertutup
rapat dan terjadi kesempatan membentuk trombus. Melalui kontraksi yang kuat dan
pembentukan trombus terjadi penghentian pengeluaran darah post partum. Kekuatan
his dapat dirasakan ibu saat menyusui bayinya karena pengeluaran oksitosin oleh
kelenjar hipofise posterior. Tanda dan gejala kala IV : bayi dan plasenta telah lahir,
tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat.
Pemantauan Selama 2 jam pertama pascapersalinan yaitu pantau tekanan darah, nadi,
tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu
jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua kala IV.

13
2.7 Jenis Persalinan Yang Aman dilakukan
Jenis persalinan yang aman tentu menjadi pertimbangan untuk ibu hamil tua, apalagi
bagi mereka yang menginginkan untuk persalinan normal.
1) Persalinan normal
Persalinan normal adalah jenis persalinan dimana bayi lahir melalui vagina,
tanpa memakai alat bantu, tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), dan
biasanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Kekuatan mengejan ibu, akan mendorong
janin kebawah masuk ke rongga panggul. Saat kepala janin memasuki ruang panggul,
maka posisi kepala sedikit menekuk menyebabkan dagu dekat dengan dada janin.
Posisi janin ini akan memudahkan kepala lolos melalui jalan lahir, yang diikuti
dengan beberapa gerakan proses persalinan selanjutnya. Setelah kepala janin keluar,
bagian tubuh yang lain akan mengikuti, mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki buah
hati anda.
2) Persalinan dengan vakum (ekstrasi vakum)
Proses persalinan dengan alat bantu vakum adalah dengan meletakan alat di
kepala janin dan dimungkinkan untuk dilakukan penarikan, tentu dengan sangat hati-
hati. Persalinan ini juga disarankan untuk ibu hamil yang mengalami hipertensi.
Persalinan vakum bisa dilakukan apabila panggul ibu cukup lebar, ukuran janin tidak
terlalu besar, pembukaan sudah sempurna, dan kepala janin sudah masuk ke dalam
dasar panggul.
3) Persalinan Dibantu forsep (ekstrasi forsep)
Persalinan forsep adalah persalinan yang menggunakan alat bangu yang
terbuat dari logam dengan bentuk mirip sendok. Persalinan ini bisa dilakukan pada
ibu yang tidak bisa mengejan karena keracunan kehamilan, asma, penyakit jantung
atau ibu hamil mengalami darah tinggi. Memang persalinan ini lebih berisiko apabila
dibandingkan persalinan dengan bantuan vakum. Namun bisa menjadi alternatif
apabila persalinan vakum tidak bisa dilakukan, dan anda tidak ingin melakukan
persalinan caesar.
4) Persalinan dengan operasi sectio caesarea
Persalinan sectio caesarea adalah jenis persalinan yang menjadi solusi akhir,
apabila proses persalinan normal dan penggunaan alat bantu sudah tidak lagi bisa
dilakukan untuk mengeluarkan janin dari dalam kandungan. Persalinan ini adalah
dengan cara mengeluarkan janin dengan cara merobek perut dan rahim, sehingga
memungkinkan dilakukan pengambilan janin dari robekan tersebut.

14
5) Persalinan di dalam air (water birth)
Melahirkan di dalam air (water birth) nadalah jenis persalinan dengan
menggunakan bantuan air saat proses peralinan. Ketika sudah mengalami pembukaan
sempurna, maka ibu hamil masuk ke dalam bak yang berisi air dengan suhu 36-37
Celcius. Setelah bayi lahir, maka secara pelan-pelan diangkat dengan tujuan agar
tidak merasakan perubahan suhu yang ekstrem.

2.8 Tinjauan Kasus

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE FISIOLOGI


PADA NY “S” DENGAN PRESENTASE BELAKANG KEPALA
DI RS BERSALIN DEWI SARTIKA KENDARI
TANGGAL 04-09-2021

No. Registrasi : 02 66 96
Tanggal Masuk : 04 September 2021, Jam: 08:30 WITA
Tanggal Pengkajian : 04 September 2021, Jam 08:40 WITA
Tanggal Partus : 04 September 2021, Jam: 12.00 WITA
Nama Pengkaji : Bd. Ayu

KALA I
LANGKAH I: PENGUMPULAN DATA / PENGKAJIAN KEBIDANAN
Data Subjektif
A. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny “S”/Tn “S”
Umur : 27 Thn/30Thn
Nikah/Lama : 1x/ ±1 Thn
Suku : Tolaki/Buton
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SMA/SMA
Pekerjaan : IRT/ Wiraswasta
Alamat : Kec. Mawasangka, Kab. Buton Tengah

15
B. Data Biologis/Fisiologis
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sakit perut tembus belakang disertai pelepasan lendir dan darah
2. Riwayat Keluhan Utama
a. Ibu mengatakan sakit dirasakan sejak tanggal 03-09-2021
b. Ibu mengatakan lokasi keluhan utama mulai dari perut tembus belakang
c. Ibu mengatakan ada pelepasan lendir dan darah sejak tanggal 03-09-2021 puku
l 21.30 WITA
d. Ibu mengatakan sifat keluhan hilang timbul
e. Usaha ibu untuk mengatasi keluhan dengan memijat punggung disertai
sesekali menarik napas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Dan Sekarang
a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipertensi, asma, jantung, DM,
ginjal
b. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seksual (HIV/AIDS)
c. Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar dari ibu atau suami
d. Ibu mengatakan tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan alkohol
serta tidak ada riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan
e. Ibu mengatakan tidak pernah dioperasi, tidak pernah diopname di rumah sakit
dan tidak pernah transfusi darah
4. Riwayat kesehatan kelurga
Ibu mengatakan tidak ada penyakit menurun, penyakit menular dan penyakit
menahun dalam keluarga
5. Riwayat Reproduksi
a. Riwayat Haid
1. Menarche : 14 Tahun
2. Siklus Haid : 28-30 Hari
3. Lamanya Haid : 3-5 Hari
4. Dhismenorhea : Tidak Ada
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah
keguguran
b. Ibu mengatakan HPHT tanggal 01-12-2020
c. HTP tanggal 08-09-2021

16
d. Ibu mengatakan telah memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 kali
dipuskesmas
- Trimester I : 2 kali
- Trimester II : 1 kali
- Trimester III : 3 kali
e. Ibu mengatakan telah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali di rumah
sakit
f. Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin yang kuat terutama sebelah
kiri
c. Riwayat Ginekologi
1. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kandungan
2. Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat selama
hamil
3. Ibu mengatakan tidak ada riwayat pembedahan
4. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seksual dan
penyakit sistem reproduksi lainnya
d. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menjadi aseptor KB
6. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Nutrisi
1) Kebiasaan
a) Makan 3 x sehari dengan 1 porsi
b) Ibu mengkonsumsi nasi, sayur bayam, ikan, tempe, telur dan buah
apel
c) Ibu tidak ada makanan pantangan
d) Minum air putih 6-8 gelas perhari
2) Selama Inpartu
a) Nafsu makan menurun
b) Ibu mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung karbohidrat
b. Kebutuhan Eliminasi
BAK
1) Kebiasaan
a) Frekuensi : 3 kali sehari
b) Warna : kekuningan
17
c) Bau : amoniak
2) Selama inpartu tidak ada perubahan
BAB
1) Kebiasaan
a) Frekuensi : 1-2 kali sehari
b) Warna : kuning
c) Konsistensi : lunak
2) Selama Inpartu :
a) Frekuensi : 1 kali sehari
b) 2. Warna : kuning
c) 3. Konsistensi : lunak
c. Istirahat Dan Tidur
1) Kebiasaan
a) Tidur malam : + 8 jam perhari
b) Tidur siang : 1-2 jam perhari
2) Selama inpartu : ibu tidak pernah tidur karena kesakitan
d. Personal Hygiene
1) Kebiasaan
a) Mandi : 2 kali sehari menggunakan sabun
b) Keramas : 3 kali seminggu menggunakan sampo
c) Gosok gigi : setelah mandi dan sebelum tidur
2) Selama inpartu ibu belum pernah mandi, keramas ataupun gosok gigi
7. Riwayat Psikologi, Sosial, Spiritual dan Ekonomi
a. Ibu mengatakan emosionalnya stabil
b. Ibu mengatakan keluarganya senang dengan kehamilannya sekarang
b. Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami dan keluarga harmonis
c. Ibu mengatakan pola interaksi antara ibu dan keluarga dengan petugas
kesehatan baik
d. Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
e. Ibu mengatakan ditemani keluarganya disaat bersalin dirumah sakit ibu dan
anak pertiwi
f. Ibu mengatakan kebutuhan bayi dan biaya persalinan sudah dipersiapkan dan
ditanggung oleh suami

18
Data Objektif
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Keadaan emosi : stabil
4. Berat badan sebelum hamil : 50 kg
5. Berat badan sekarang : 66 kg
6. Tinggi badan : 154 cm
7. LILA : 23,5 cm
8. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/m, S: 36, 7 OC, P : 22x/m
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Inspeksi : kulik kepala dan rambur bersih, tidak berketombek
b. Palpasi : Tidak nyeri tekan
2. Wajah
a. Inspeksi : tidak ada odema
b. Palpasi : tidak nyeri tekan
3. Mata
a. Simetris kiri dan kanan
b. Sklera putih dan konjungtiva merah muda
4. Hidung
a. Inspeksi : tidak ada sekret
b. Palpasi : tidak nyeri tekan dan tidak ada polip
5. Mulut Dan Gigi
a. Bibir tampak lembab
b. Terdapat dua caries pada gigi dan satu gigi yang tanggal serta tidak ada
peradangan pada gusi dan lidah
6. Telinga
a. Inspeksi : tidak ada serumen
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada peradangan
c. Simetris kiri kanan
8. Leher
a. Inspeksi : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, linfe dan venajugularis

19
b. Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, linfe dan vena jugularis
9. Payudara
a. Inspeksi : simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi daaerah areola mamae,
puting susu menonjo
b. Palpasi : tidak ada masa, tidak nyeri tekan, kolostrum ada bila puting susu
dipencet
10. Abdomen
a. Inspeksi : perut membesar sesuai usia kehamilan, tampak linea nigra, strie
albicans, tidak ada bekas operasi serta tonus otot kendor
b. Palpasi : Leopold I : 2 jari bawah px
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : kepala
Leopold IV : BDP
LP : 99 cm
TFU : 35 cm
TBJ : TFU x LP = 35 x 99 = 3465 gram
HIS : His adekuat 4x10 menit
Durasi : 40-45 detik
c. Auskultasi : DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu
dengan frekuensi 145 x/m
11. Genitalia
a. Inspeksi : tidak ada odema dan varices pada liang dan sekitar vagina
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
12. Ekstermitas
a. Inspeksi : tidak ada odema pada tungkai
b. Palpasi : tidak nyeri tekan
c. Perkusi : reflek patela (+) kiri dan kanan
C. Pemeriksaan Dalam
Tanggal 04-09-2021, jam 08:45 WITA
1. Vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
2. Portio : Lunak
3. Pembukaan : 8 cm
4. Ketuban : Utuh
5. Presentase : Kepala

20
6. Penurunan : Hodge III
7. Molase : Tidak ada
8. Penumbungan : Tidak ada
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Lendir dan darah
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Hb : 11,6 gr/dl
2. Protein Urine : (-)
3. CTG : Normal
4. USG : Normal
5. EKG : Normal

LANGKAH II: INTERPRETASI DATA DASAR / ANALISIS DATA


Diagnosa : G1 P0 A0, Gestasi 39 Minggu 4 hari , Situs Memanjang dengan Punggung Kiri,
Presentase Kepala, Bergerak Dalam Panggul (BDP/ Divergen), Intra Uterine, Tunggal,
Hidup, Keadaan Ibu Dan Janin Baik, Inpartu Kala I Fase Aktif
1. G1 P0 A0
Data Subjektif
a. Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama dan tidak pernah keguguran
b. Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin yang kuat terutama sebelah kiri
Data Objektif
a. Inspeksi : Perut membesar sesuai usia kehamilan
b. Palpasi
Leopold I : 2 jari bawah px
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : kepala
Leopold IV : BDP
c. Auskultasi : DJJ : 145 x/menit, teratur
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
a. Gravida adalah seorang ibu yang sedang hamil. Para adalah wanita yang telah
melahirkan satu bayi atau lebih dengan usia gestasi lebih dari 24 minggu.
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup

21
diluar kandungan dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2012).
b. Diagnosa pasti hamil dinyatakan apabila teraba bagian-bagian janin dan gerakan janin
yang dilihat, diraba dan dirasa, DJJ dapat didengar stetoskop, atau leanec
(Prawirohardjo, 2012).
2. Gestasi 39 Minggu 4 Hari
Data Subjektif : Ibu mengatakan HPHT tanggal 01-12-2020
Dara Objektif :
a. Tanggal pengkajian : 04 September 2021
b. TFU : 35 cm
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
a. Gestasi merupakan waktu antara konsepsi (proses pembuahan sel telur) dan persalinan
(Prawirohardjo, 2012).
b. Menurut rumus Neagle dari HPHT 01-12-2020 sampai tanggal kunjungan atau
tanggal pengkajian 04-09-2021 maka umur kehamilan adalah 39 minggu 4 hari
c. TFU dalam cm x 2 = 35 x 2 = + 9 bulan
7 7
Menurut MC Donald cara menghitung umur kehamilan dalam minggu yaitu :
TFU x 8 = 35 x 8 = 39 minggu 2 hari
7 7
3. Situs Memanjang dengan Punggung Kiri
Data Subjektif : Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin yang kuat terutama sebelah
kiri
Data Objektif
a. Leopold I : 2 jari bawah px
b. Leopold II : punggung kiri
c. Leopold III : kepala
d. Leopold IV : BDP
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
Letak memanjang ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu jika
ukuran panjang anak ialah ukuran bokong, kepala sesuai sumbu panjang ibu maka anak
dikatakan letak memanjang (Sastrawinata, 2010)
4. Presentase Kepala
Data Subjektif : Ibu mengatakan pergerakan janin kuat terutama sebelah kiri

22
Data Objektif : leopold III teraba kepala diatas simpisis
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
a. Presentasi janin mencerminkan bagian terbawah dari janin saat berada dalam
kandungan, yang akan keluar lebih dulu saat persalinan. Presentasi janin yang normal
adalah presentasi kepala (Manuaba, 2012)
b. Pada saat palpasi leopold III untuk menentukan bagian apa yang terdapat diatas
simpisis pubis, kepala teraba keras dan bulat sedangkan bokong teraba tidak keras dan
tidak bulat (Manuaba, 2012)
5. Bergerak Dalam Panggul (BDP/ Divergen)
Data Subjektif : Ibu mengatakan adanya penekanan diatas simpisis
Data Objektif : Leopold IV BDP (Divergen)
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
Bila jari-jari kedua tangan saling menjauh (BDP/divergen) pada pemeriksaan palpasi
leopold IV berarti bagian terdepan sudah turun dalam pintu atas panggul (Tyastuti, 2016)
6. Intra Uterine
Data Subjektif : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat selama
hamil
Data Objektif : Pada saat palpasi teraba bagian besar janin yang jelas
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
Pada pemeriksaan leopold I TFU sesuai dengan usia kehamilan, leopold II teraba
punggung kiri, leopold III teraba kepala diatas simpisis dan leopold IV BDP, serta tidak
ada tanda-tanda bahaya kehamilan. Hal ini menandakan kehamilan intra uterine
(Sastrawinata, 2010)
7. Tunggal
Data Subjektif : Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin yang kuat terutama sebelah
kiri
Data Objektif
a. Leopold I : 2 jari bawah px

b. Leopold II : punggung kiri

c. Leopold III : kepala

d. Leopold IV : BDP

e. Auskultasi : DJJ : 145 x/menit, teratur


Interpretasi Data Dasar / Analisis Data

23
Pembesaran perut sesuai denagan umur kehamilan, palpasi teraba satu bokong dan satu
kepala. DJJ hanya satu sisi pada perut ibu menandakan kehamilan tunggal (Manuaba,
2012)
8. Hidup
Data Subjektif : Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin yang kuat terutama sebelah
kiri
Data Objektif :
a. Inspeksi : Perut membesar sesuai usia kehamilan
b. DJJ : 145 x/menit, teratur
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
DJJ dalam batas normal (120-160 x/m) terdengar jelas, kuat dan teratur, merasakan
pergerakan janin dan adanya pembesaran uterus sesuai usia kehamilan menandakan janin
hidup atau tumbuh (Manuaba, 2012)
9. Keadaan Ibu baik
Data Subjektif :
a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipertensi, asma, jantung, DM, ginjal
b. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seksual (HIV/AIDS)
Data Objektif :
a. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
b. Tekanan Darah : 110/80 mmHg Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 36,7 0C Pernapasan : 22 x/menit
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
TTV dalam batas normal dan tidak ada tanda-tanda bahaya kehamilan mengidentifikasi
ibu dalam keadaan baik (Syaifuddin, 2009)
10. Keadaan Janin Baik
Data Subjektif : Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin yang kuat terutama sebelah
kiri
Data Objektif : DJJ : 145 x/menit, teratur
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
Adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu dengan frekuensi DJJ dalam batas
normal (120-160x/m) terdengar jelas,kuat dan teratur menandakan janin dalam keadaan
baik (Prawihardjo, 2012)
11. Inpartu Kala I Fase Aktif

24
Data Subjektif : Ibu mengatakan sakit perut tembus belakang dan ada pengeluaran lendir
bercampur darah
Data Objektif : Pemeriksaan Dalam (VT)
Tanggal 04-09-2021, jam 08:45 WITA
a. Vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
b. Portio : Lunak
c. Pembukaan : 8 cm
d. Ketuban : Utuh
e. Presentase : Kepala
f. Penurunan : Hodge III
g. Molase : Tidak ada
h. Penumbungan : Tidak ada
i. Kesan panggul : Normal
j. Pelepasan : Lendir dan darah
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
a. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
dengan pembukaan lengkap (Manuaba, 2012)
b. Kala I dimulai dengan kontraksi uterus dan dilatasi serviks, terbagi menjadi dua fase
yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten adalah pembukaan serviks 1–3 cm dan
berlangsung sekitar 8 jam, sedangkan fase aktif adalah pembukaan serviks 4–10 cm
berlangsung sekitar 6 jam (Manuaba, 2012)

LANGKAH III: MENGIDENTIFIKASIKAN DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Masalah : Inpartu kala I Fase aktif dengan kecemasan potensial terjadinya kala I memanjang.
Dasar : kecemasan ditandai dengan kondisi ibu yang terlihat memijat punggung disertai
sesekali menarik napas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut hal ini dikarenakan
merupakan pengalaman pertama ibu dalam menghadapi persalinan.
Kebutuhan :
- Dukungan emosional dari keluarga dan Bidan untuk memberikan semangat kepada ibu
dan menjelaskan bahwa persalinan merupakan hal yang normal sehingga untuk
menghadapinya di butuhkan kesebaran dan ketenangan.
- Memberikan asupan makanan dan hidrasi kepada ibu di sela-sela kontraksi agar ibu
memiliki energi untuk menghadapi persalinan.

25
LANGKAH IV: MENGIDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN KEBUTUHAN YANG
MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA
Tidak ada data yang menunjang untuk dilakukan tindakan segera/kolaborasi

LANGKAH V: MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH


Tanggal 04 September 2021 jam 08:50 WITA
1. Anjurkan ibu untuk mengkosongkan kandung kemih
Rasional : Kandung kemih yang kosong akan mempercepat turunnya bagian terendah
janin dan memberi rasa nyaman pada ibu dan mencegah terjadinya infeksi pada saluran
kemih.
2. Observasi TTV setiap 4 jam
Rasional : Untuk memantau / mengetahui keadaan umum ibu baik
3. Observasi HIS tiap 30 menit
Rasional : Untuk mengetahui kemajuan persalinan
4. Jelasakan pada ibu tentang timbulnya nyeri
Rasional : Agar ibu mengerti tentang timbulnya nyeri yang dirasakan sehingga ibu dapat
beradaptasi dengan nyeri
5. Anjurkan ibu untuk miring kiri
Rasional : Agar vena cava inferior tidak tertekan sehingga dapat memperlancar
oksigenasi dari ibu kejanin
6. Anjurkan ibu untuk menarik napas panjang dan menghembusnya secara perlahan-lahan
saat ada HIS
Rasional : Agar dengan mengatur napas diharapkan dapat mengurangi ketegangan saat
ada HIS
7. Berikan intake dan nutrisi saat his berkurang
Rasional : Dengan berikan intake dan nutrisi dapat menjaga keseimbangan energy dalam
tubuh sehingga tidak terjadi dehidrasi dan kelelahan dalam pemakaian dengan kalori
yang berlebihan
8. Lakukan VT tiap 2-4 jam dan bila ada indikasi
Rasional : Untuk memantau kemajuan persalinan
9. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya
Rasional : dengan menjelaskan mengenai keadaan atau hasil pemeriksaan pada ibu dan
keluarganya maka ibu akan mengerti sehingga ibu akan bersifat kooperatif terhadap
tindakan dan anjuran petugas kesehatan.

26
10. Dokumentasikan hasil pemantauan kala 1 pada patograf
Rasional : Pemantaun dalam patograf merupakan standarisasi dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan dan membantu kemajuan persalinan atau pembukaan, keadaan ibu dan janin
serta memudahkan dalam penambilan keputusan dan rencana usuhan selanjutnya
LANGKAH VI: MELAKSANAAN PERENCANAAN

Tanggal 04 September 2021 Jam: 08:55 WITA


1. Menganjurkan pada ibu untuk mengkosongkan kandung kemih
2. Mengobservasi TTV tiap 4 jam
3. Mengobservasi HIS tiap 30 menit
4. Menjelaskan pada ibu penyebab timbulnya nyeri
5. Menganjurkan ibu untuk miring kiri
6. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas pada saat ada kontraksi dengan cara melalui
nafas melalui hidung dan mengeluarkan lewat mulut
7. Memberikan intake makanan dan minum saat his berkurang
8. Melakukan VT tiap 2-4 jam atau bila ada indikasi
9. Memberikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
10. Mendokumentasikan hasil pemantauan kala I pada partograf

Langkah VII: Evaluasi


Tanggal 04 September 2021 jam 11:45 WITA
1. Kandung kemih ibu dalam keadaan kosong
2. Keadan ibu baik ditandai dengan TTV dalam batas normal
a. TD : 110/80 mmHg (Systole 70-90 mmHg, Diastole 100-130 mmHg)
b. N : 80 x/m (60-80x/menit)
c. S : 36,7 0C (36,5-37,5 OC)
d. P : 22 x/m (16-24x/menit)
3. HIS terlampir pada partograf
4. Setelah menjelaskan mengenai penyebab timbulnya nyeri dan cara mengatasi nyeri
tersebut maka ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan.
5. Ibu telah berada dalam posisi miring kiri
6. Ibu telah melakukan teknik pernapasan yang benar
7. Kebutuhan intake makanan dan minum pada ibu telah terpenuhi
8. Hasil VT menunjukkan :

27
a. Vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
b. Portio : Melesap
c. Pembukaan : 10 cm
d. Ketuban : Jernih
e. Presentase : Kepala
f. Penurunan : Hodge IV
g. Molase : Tidak ada
h. Penumbungan : Tidak ada
i. Kesan panggul : Normal
j. Pelepasan : Lendir, darah dan air ketuban
9. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan mengenai keadaan dirinya dan
janin yang dikandungnya.
10. Pemantauan Kala I telah diisi pada lembar partograf lampiran depan.

KALA II
A. Data Subjektif ( S )
1. Ibu mengatakan ada dorongan kuat untuk meneran
2. Ibu merasa ada tekanan pada anus dan vagina
3. Ibu merasa ingin BAB
4. Ibu mengatakan sakitnya semakin bertambah kuat dan tembus kebelakang

B. Data Objektif ( O )
1. Perineum menonjol
2. Vulva dan anus membuka
3. Kontraksi uterus 4x10 menit durasi 40-45 detik
4. VT Tanggal 04-09-2021 jam 11.45 WITA
a. Vulva dan vagina : Normal
b. Porsio : Melesap, tidak teraba lagi
c. Pembukaan : 10 cm
d. Ketuban : pecah (jernih)
e. Presentase : Kepala uuk depan
f. Moulase : Tidak ada
g. Penurunan : Hodge IV
h. Penumbungan : Tidak ada

28
i. Kesan panggul : Normal
j. Pelepasan : Lendir, darah dan air ketuban

C. Assasment (A)
1. Diagnosa Kebidanan : G1 P0 A0, Gestasi 39 Minggu 4 hari, dengan Inpartu Kala II
Data Subjektif : Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan merasa seperti ingin
BAB
Data Objektif :
a. Kontraksi uterus adekuat 4 x dalam 10 menit dengan durasi 40-45 detik
b. Adanya tanda gejala kala II yaitu :
1) Dorongan kuat untuk meneran
2) Tekan meningkat pada rectum dan vagina
3) Perineum menonjol dan vulva membuka
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
a. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap hingga lahirnya bayi (Prawirohardjo,
2012)
b. Pada waktu kepala masuk dasar panggul, timbul suatu refleks yang
menyebabkan otot-otot perut berkontraksi dan diafragma tertekan ke bawah
sehingga tumbulah tenaga menedan (Prawirohardjo, 2012)
c. Proses persalinan normal di mulai ketika adanya tanda gejala kala II yaitu
dorongan kuat untuk maneran, tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan vagina, perineum menonjol, vulva dan sfringter anal membuka
(Prawirohardjo, 2012)
2. Masalah Potensial : Antisipasi terjadinya robekan jalan lahir
Data Subjektif : Ibu mengatakan ada dorongan kuat untuk mengedan
Data Objektif :
a. Vulva dan anus membuka serta perineum tampak menonjol
b. Kontraksi uterus 4x10 menit dengan durasi 40-45 detik
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
Peregangan oleh bagian terendah janin perineum yang menonjol apabila kala II. Ibu
tidak menambah kekuatan uterus yang yang sudah optimum dengan usaha dagu
menyentuh dadanya.keadaan fleksi dan kedua tangan menarik pahanya dekat pada
lutut.Dengan demikian kepala / bokong janin tidak akan terdorong membuka

29
diafragma polik,dan vulva, sehingga dapat menyebabkan partus macet
(Prawirohardjo, 2012)
3. Kebutuhan : dukungan semangat dari keluarga dan Bidan ketika ibu mengedan serta
memberikan hidrasi saat tidak ada HIS.
Dasar : Ibu mengatakan sakitnya semakin bertambah kuat dan tembus kebelakang

D. Planning (P)
Tanggal 04-09-2021 jam 11.50 WITA
1. Melihat tanda gejala kala II
a. Dorongan kuat untuk meneran
b. Tekanan pada anus
c. Perineum menonjol
d. Vulva dan anus membuka
Rasional : Mengetahui adanya tanda persalinan
Hasil : tanda dan gejala kala dua sudah tampak
2. Memastikan kelengkapan peralatan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan.
Rasional : Dengan kelengkapan peralatan dan obat-obatan esensial akan
memperlancar dan mendukung kelangsungan persalinan
Hasil :
a. Bak partus berisi : 2 pasang handscoon steril, 2 buah klem, 1 buah ½ koher,
Pengikat tali pusat, Spoit 3 cc, Gunting tali pusat, Gunting episiotomi, Kateter,
Kasa steril 3-4 lembar, Kapas stril
b. Back hekting berisi : Nal puder, Jarum, Kassa steril, Pinset anatomi, Guntinng
benang
c. Diluar bak partus terdapat : Perlengkapan ibu dan bayi, Celemek, Masker,
Sepatu boot, Vit.k, Nierbeken, Tensi masker, Stetoskop, Leneck, Oxytosin,
Salep mata bayi, Imunisasi hepatitis B
3. Pakai celemek dan memakai masker serta sepatu boots.
Rasional : Mempersiapkan diri sebelumnya dengan memakai APD yaitu celemek,
masker, kacamata (google) dan sepatu bot agar terlindungi dari darah, lendir, air
ketuban sehingga mencegah timbulnya infeksi
Hasil : celemek, masker dan sepatu boots telah siap

30
4. Melepaskan semua aksesoris dan cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir
dan mengeringkan
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi silang
Hasil : tangan telah bersih
5. Pakai sarung tangan pada tangan yang akan di lakukan pemeriksaan dalam
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi pada saluran jalan lahir dan sebagai
pelindung diri bagi bidan
Hasil : handscon telah terpasang pada tangan kanan
6. Isi spoit dengan oksitosin 1 ampul dengan teknik satu tangan
Rasional : Agar oksitosin dalam keadaan siap pakai dan menjaga agar alat tetap
bersih
Hasil : oksitosin sudah di dalam tabung spoit
7. Bersihkan vulva dengan perineum menggunakan kapas DTT
Rasional : Untuk mencegah masuknya kuman kedalam vagina dan mencegah
terjadinya infeksi silang
Hasil : vulva dan perineum tampak bersih
8. Lakukan pemeriksaan dala VT
Rasional : Memastikan pembukaan telah lengkap, keadaan selaput ketuban,
penurunan kepala dan keadaan umum
Hasil :
a. Keadaan vulva dan vagina : tidak ada kelainan
b. Porsio : tidak teraba
c. Pembukaan : 10 cm
d. ketuban : (-)
e. presentasi : kepala
f. penurunan : hodge IV
g. penumbungan : tidak ada
h. moulase : tidak ada
i. kesan panggul : normal
j. pelepasan : lendir,darah dan air ketuban
9. Celupkan sarung tanga ke dalam larutan cloring 0,5 %
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi silang
Hasil : sarung tangan telah di celupkan ke dalam larutan cloring 0,5 %
10. Dengarkan DJJ setelah kontaksi selesai

31
Rasional : Untuk mengetahui kondisi janin
Hasil : DJJ 145 x/menit.
11. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
Rasional : Agar ibu mempersiapkan diri untuk mengedan saat ada his serta ibu tidak
merasa khawatir dengan kondisi janinnya
Hasil : ibu telah mengerti apa yang telah di sampaikan
12. Menganjurkan keluarga untuk memberi minum dan makanan agar ibu mempunyai
tenaga untuk bisa meneran dengan baik
Rasional : Mengedan yang baik dapat membantu mempercepat kelahiran dan
istirahat di antara his agar ibu tidak kelelahan
Hasil : ibu telah makan dan minum
13. Melakukan pimpinan persalinan saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran.
Rasional : Memberikan dukungan dan kenyamanan pada ibu saat meneran
Hasil : ibu telah mengerti apa yang telah di berikan
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman jika
ibu belum merasa ada dorongan kuat untuk meneran dalam 60 menit.
Rasional : Ibu akan merasa lebih nyaman saat proses persalinan
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang di lakukan.
15. Letakan handuk bersih di atas perut ibu jika kepala bayi terlihat di depan vulva 5-6
cm.
Rasional : Untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir dari sisa air ketuban dan
mencegah agar bayi tidak hipotermi
Hasil : handuk telah berada di atas perut ibu
16. Letakan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian dan letakan di bawah bokong ibu
Rasional : Untuk menyokong bayi dan menyokong perineum agar tidak terjadi
ruptur perineum
Hasil : alat siap pakai untuk menyokong
17. Buka tutup partus set
Rasional : Memudahkan pengambilan alat dan keputusan sehingga membantu
kelancaran persalinan
Hasil : alat telah siap pakai
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi silang
Hasil : sarung tangan telah terpasang

32
19. Melindungi perineum dengan sarung tangan yang di lapisi kain di bawah bokong
ibu, tangan yang lain menekan kepala bayi agar tidak terjadi defleksi kepala cepat.
Rasional : Agar tidak terjadi ruptur perineum dan agar tidak terjadi defleksi kepala
yang cepat
Hasil : telah di lakukan
20. Periksa adanya lilitan tali pusat
Rasional : Lilitan tali pusat pada leher bayi dapat menyebabkan asfiksia bahkan
kematian
Hasil : tidak ada lilitan
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Rasional : Putaran paksi luar yang sempurna menjadikan kepala janin searah dengan
punggungnya sehingga memudahkan kelahiran bayi
Hasil : tidak terjadi ruptur perineum
22. Pegang secara biparietal, lahirkan bahu depan, belakang dan badan
Rasional : Membantu pengeluaran bahu, mencegah terjadinya distitosia bahu dan
ruptur perineum
Hasil : bahu depan dan bahu belakang sudah lahir
23. Lahirkan badan dan tungkai, dengan menyangga kepala, lengan siku sebelah kanan.
Rasional : Dengan menyanggah dapat memberikan pegangan yang kuat, sehingga
bayi tidak mudah jatuh serta mencegah terjadinya distosia bahu dan ruptur perineum
Hasil : bayi lahir normal tanpa kelainan
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, tangan atas menyusuri punggung bokong, tugkai
dan kaki
Rasional : Mencegah terjadinya ruptur dan juga menuntun arah kelahiran bahu bayi
melalui jaln lahir
Hasil : tidak terjadi ruptur perineum.
25. Letakan bayi di atas perut ibu sambil menilai apgar scorenya.
Rasional : Memberi kontak segera antara ibu dan bayi dengan posisi lebih rendah
memungkinkan cairan keluar dari pernapasan serta untuk melakukan IMD
Hasil : bayi berada di atas perut ibu
26. Keringkan tubuh bayi dengan kain bersih dan kering.
Rasional : Mencegah terjadinya hipotermi
Hasil : bayi telah di keringkan
27. Periksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal

33
Rasional : Untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
Hasil : bayi tunggal
28. Beritahu ibu bahwa dia akan di suntikan oxitosin
Rasional : Agar ibu tidak kaget saat disuntik
Hasil : ibu bersedia untuk di suntik
29. Suntikan oxitosin 10 U ( IM )
Rasional : Untuk memperkuat kontraksi uterus sehingga plasenta terlepas dari
perlengketannya
Hasil : oxitosin telah di suntikan
30. Jepit tali pusat degan klem (koher)
Rasional : Untuk mengetahui batas yang akan dipotong
Hasil : tali pusat telah di jepit dengan 2 klem.
31. Potong tali pusat denga tangan kiri melindungi badan bayi lalu pindahkan klem
(koher)
Rasional : Mencegah gunting melukai bayi dan agar tidak terjadi perdarahan tali
pusat
Hasil : tali pusat telah di potong
32. Lakukan IMD, letakan bayi tengkurap di atas perut ibu.
Rasional : Untuk menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi serta IMD
Hasil : bayi telah berada di atas perut ibu dan berusaha menyusu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi atau tutup
kepala bayi.
Rasional : Agar tidak terjadi hipotermi
Hasil : tidak terjadi hipotermi pada bayi.

KALA III
A. Data Subjektif ( S )
1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
2. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
3. Ibu merasa kelelahan

B. Data Objektif ( O )
1. Keadaan ibu dan bayinya sehat
2. Ada pelepasan darah dari jalan lahir

34
3. Kontraksi uterus baik,teraba keras dan bundar
4. Perdarahan kurang lebih 150 ml
5. Plasenta lahir lengkap

C. Assesment (A)
1. Diagnosa Kebidanan : P1 A0 dengan Inpartu Kala III
Data Subjektif : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.
Data Objektif :
a. Adanya pelepasan darah dari jalan lahir
b. Plasenta lahir lengkap
c. Jumlah perdarahan 100 cc
d. Kontraksi uterus baik keras dan bundar
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
a. Kala III mulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta lengkap
(Prawirohardjo, 2012)
b. Manajemen aktif kala III adalah proses pimpinan kala III persalinan yang
dilakukan secara proaktif, meliputi pemberikan oksitosin, penegangan tali pusat
terkendali dan melahirkan plasenta (Prawirohardjo, 2012)
2. Masalah Potensial : Antisipasi terjadinya retensio plasenta
Data Subjektif : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
Data Objektif :
a. Kontraksi uterus teraba keras dan bundar
b. Jumlah perdarahan 100 cc
c. TFU setinggi pusat
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini
disebabkan oleh plasenta yang belum lepas dan dinding uterus atau plasenta melekat
erat pada dinding uterus karena kontraksi yang kurang kuat. Plasenta yang sudah
lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar untuk dilahirkan karena Karena
tidak adanya usaha-usaha melahirkan atau salah penanganan kala III (Prawirohardjo,
2012).
3. Kebutuhan : meminta keluarga untuk memberikan makan dan minum kepada ibu
untuk asupan energy dan mengganti cairan tubuh yang hilang.
Dasar : Adanya pelepasan darah dari jalan lahir.

35
D. Planning
TanggaL 04-09-2021 jam 12.05 WITA
34. Memindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
Rasional : Memudahkan pada proses PTT
Hasil : tali pusat di klem ± 5 cm dari depan vulva
35. Mengatur posisi tangan dengan meletakan tangan di atas simpisis ibu menahan
bagian uterus sementara tangan yang lain memegang tali pusat menggunakan klem.
Rasional : agar mempermudah plasenta terlepas dari tempat implementasi
Hasil : posisi PTT sedang berlangsung
36. Meregangkan tali pusat saat uterus berkontraksi, tangan kiri melakukan dorsal
cranial.
Rasional : agar mempermudah plasenta terlepas dari tempat implementasinya
Hasil : PTT sedang berlangsung
37. Melahirkan plasenta dengan melahirkan kebawah dan ke atas
Rasional : Untuk memudahkan plasenta keluar sesuai dengan kurva jalan lahir
hingga tampak dari vulva
Hasil : plasenta di keluarkan
38. Menjemput plasenta dan putar searah jarum jam.
Rasional : Untuk mencegah robekan selaput plasenta dan tertinggalnya selaput
plasenta yang dapat menyebabkan pendarahan hebat
Hasil : plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap.
39. Melakukan masase secara sirkular dengan bagian palmar tangan kiri.
Rasional : Untuk merangsang kontraksi uterus sehingga mencegah terjadinya
perdarahan
Hasil : konntraksi uterus baik
40. Memeriksa plasenta ( selaput dan kotiledon )
Rasional : Adanya sisa selaput dan ketiledon dapat menyebapkan perdarahan.
Hasil : plasenta dan selaput lendir lengkap.
41. Memeriksa jalan lahir dan observasi perdarahan
Rasional : Adanya robekan jalan lahir dapat menyebapkan perdarahan.
Hasil : ruptur perineum tingkat I dan melakukan hekting

KALA IV

36
A. Data Subjektif ( S )
1. Ibu merasa kelelahan
2. Ibu merasa nyeri pada bagian perut

B. Data Objektif ( O )
1. Plasenta lahir lengkap jam 12.15 WITA
2. Ibu terlihat kelelahan.
3. Kontraksi uterus baik (Terasa keras dan bundar).
4. Perdarahan kurang lebih 150 ml.
5. TTV
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,80C
Pernapasan : 22 x/m

C. Assesment ( A )
1. Diagnosa Kebidanan : P1 A0 dengan Kala IV
Data Subjektif : Ibu mengatakan keras di bagian bawah perutnya dan nyeri
Data Objektif :
a. Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap Jam 12.15 WITA
b. TFU 2 jari bawah pusat
c. Perdarahan ± 150 ml
d. Keadaan ibu baik
e. Tanda-tanda Vital
TD : 110/80mmHg S : 36,8 0c
N : 80x/menit P: 22x/menit
Interpretasi Data Dasar / Analisis Data
a. Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu terhadap perdarahan post partum primer (Mucthar, 2012)
b. Pasca melahirkan perlu di lakukan pengamatan menganai ada tindakannya
kontraksi uterus yang diketahui dengan meraba perut ibu serta perlu diamati
kontraksi uterus yang dilakukan dengan meraba perut ibu serta mengamati tinggi
fundus uteri akan berada 1-2 jari bawah pusat. (Mucthar, 2012)
2. Masalah Potensial : Antisipasi terjadinya perdarahan post partum

37
Data Subjektif : Ibu mengeluh kelelahan
Data Objektif :
a. Perdarahan kurang lebih 100 cc
b. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
c. TFU 2 jari bawah pusat
Analisa Dan Interprestasi Data
Perdarahan post partum penyebab kematian ibu, perdarahan post partum dapat
disebabkan oleh otonia uteri ,retensio plasenta,sisa-sisa plasenta, laserasi jalan lahir
dan kelainan darah. (Mocthar, 2012)
4. Kebutuhan : asupan makan dan minum kepada ibu.
Dasar : Ibu merasa kelelahan

D. Planning ( P )
Tanggal 04-09-2021 jam 12.20 WITA
42. Periksa kembali uterus dan adanya perdarahan pervaginam
Rasional : Untuk mengantisipasi terjadinya perdarahan post partum
Hasil : tidak terjadi perdarahan
43. Biarkan bayi di atas perut ibu sampai bayi berhasil menyusui (selama 1 jam)
Rasional : Untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Hasil : bayi telah menyusu
44. Setelah 1 jam lakukan penimbangan berat badan / pengukuran bayi, beri salep mata
antibiotik profilaksis dan penyuntikan vit.K pada paha kiri antara lateral secara IM
Rasional : Untuk mengetahui ukuran serta berat bayi, mencegah terjadinya infeksi
dan mencegah perdarahan pada otak bayi.
Hasil : BBL : 2900 gram, PBL : 48 cm, LK : 33 cm, LD : 31 cm, LILA : 11 cm
45. Satu jam kemudian beri hepatitis B dan letakan bayi dalam jangkauan ibu
Rasional : Untuk mencegah hepatitis B
Hasil : Bayi telah di berikan imunisasi hepatitis B
46. Lakukan pemantaun terhadap kontraksi uterus, TFU, kandung kemih dan perdarahan
tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada1 jam kedua pasca persalinan
Rasional : Untuk mengetahui keadaan uterus, mengetahui keadaan kandung kemih
dan untuk menilai jumlah perdarahan
Hasil : Terlampir pada patograf
47. Mengajarkan pada ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus.

38
Rasional : Agar ibu / keluarga dapat mengetahui kontraksi uterus yang baik dan
dapat melakukannya sendiri
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya
48. Mengevaluasi jumlah perdarahan
Rasional : Untuk mengetahui jumlah perdarahan
Hasil : perdarahan ± 150 cc
49. Pemeriksaan TTV ibu
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum ibu
Hasil : TD : 110/80 mmHg S : 36,80c
N : 80x/menit P : 22x/menit
50. Memeriksa kembali kondisi bayi
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum bayi
Hasil : bayi dalam keadaan baik
51. Merendam semua peralatan dalam larutan clorin 0,5 0/0
Rasional : Untuk dekontaminasi alat-alat yang di pakai
Hasil : semua peralatan telah di celupkan ke dalam larutan clorin 0,5 0/0
52. Membuang bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi silang
Hasil : semua bahan-bahan telah di simpan pada tempat yang sesuai
53. Membersihkan ibu dari sisa air ketuba, lendir dan darah dengan air serta ganti
pakayan ibu dengan pakayan bersih dan kering.
Rasional : Untuk kebersihan dan kenyamanan ibu
Hasil : ibu telah di bersihkan dan menggantikan pakayannya
54. Memastikan ibu merasa nyaman
Rasional : Agar ibu merasa nyaman
Hasil : ibu terasa telah nyaman
55. Beri makan dan minum pada ibu
Rasional: Agar tenaga ibu pulih kembali
Hasil : ibu telah di beri makan dan minum
56. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
Rasional : Untuk kebersihan tempat persalinan dan mencegah infeksi silang
Hasil : tempat bersalin telah di bersihkan
57. Membersihkan sarung tangan
Rasional : Untuk dekontaminasi

39
Hasil : sarung tangan telah di bersihkan
58. Melepas sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
Rasional : Untuk dekontaminasi dan mencegah infeksi silang
Hasil : sarung tangan telah di celupkan ke dalam larutan klorin 0,5%
59. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi
Hasil : tangan telah bersih
60. Melengkapi patograf
Rasional : Sebagai catatan pemantauan persalinan
Hasil : partograf telah di isi

40
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam asuhan persalinan ini, tidak menemukan masalah selama berlangsungnya
proses persalinan. Pada kala I pembukaan 8 sampai ke pembukaan 10 berlangsung 3 jam,
pada kala II berlangsung 20 menit, kala III berlangsung 10 menit, dan pada kala IV
berlangsung 2 jam. Hal ini sesuai dengan teori, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.

3.2 Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan agar dapat
memberikan asuhan kebidanan secara professional, serta dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan secara berkesinambungan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya dapat dijadikan acuan dan bahan untuk pembuatan asuhan kebidanan
(askeb) persalinan untuk kedepannya.
3. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pentingnya bersalin di fasilitas kesehatan,
dan dengan adanya asuhan kebidanan (askeb) dapat mendeteksi apakah persalinannya
dapat berjalan normal atau tidak.

41
DAFTAR PUSTAKA
XAi Nurasiah.2014. Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan. Bandung: RefikaAditama

Cooper M A &Frase D M. Myles. 2009. Buku Ajar Bidan. 14th ed. EGC: Jakarta.

Hidayat, A. dan S. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:PT.Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rohani, dkk, 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.

Sondakh Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Erlangga

Sulistyawati dan Nugraheny. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Yogyakarta:
Salemba Medika.

Sulisdiana,M.Kes ,Erfiani Mail,M.Kes ,Zulfa Rufaida,M.Sc. 2019. Buku ajar asuhan


persalinan dan bayi baru lahir

Wiknjosastro, Hanafi. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai