03 Proteksi Kebakaran Dalam Perspektif K3
03 Proteksi Kebakaran Dalam Perspektif K3
Safety
Objective Zero
Accident
K3 Rambu Di Tempat Kerja
Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan, P3K
dan Evakuasi Tanda Sarana /
Darurat Fasilitas Umum
Kebakaran Darurat
K3 Label Kemasan Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)
GHS (Globally Harmonized System) – UN (United Nations) Pemicu Iritasi Gas Bertekanan Pencemar
Lingkungan
K3 Label Transportasi Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)
Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat
bekerja sesuai
dengan bahaya Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran
dan resiko kerja
untuk menjaga
keselamatan
tenaga kerja itu Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki
sendiri maupun
orang lain di
tempat kerja. Rompi Nyala
Pelindung Jatuh
Pelampung
Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Sabuk Keselamatan
Istilah Insiden dalam K3
Pengertian
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana
cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan
(kematian) dapat terjadi (termasuk insiden ialah
keadaan darurat).
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja
Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat
kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).
Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun dan
Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ; Biomekanik (Postur,
Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ; Psikologi (Stress, dsb).
Pencegahan
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala. 3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
2. Pelayanan Kesehatan. 4. Penyedian Sarana dan Prasarana.
Pengertian
Penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari kesehatan
fisik, mental dan sosial dari tenaga kerja pada semua pekerjaan, pencegahan
gangguan kesehatan pada tenaga kerja yang disebabkan oleh kondisi kerjanya,
perlindungan tenaga kerja dari resiko akibat faktor-faktor yang mengganggu
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan tenaga kerja dalam suatu lingkungan kerja
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologisnya, dan sebagai kesimpulannya
merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan manusia kepada pekerjaanya.
Kesehatan Kerja (Lanjutan)
Dasar Hukum
1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 8.
2. Permenakertrans 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
3. Permenakertrans 1/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.
4. Permenakertrans 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
5. Kepmenaker 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit
Akibat Kerja.
6. Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di
Tempat Kerja.
7. Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
8. Permenaker 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan
Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
9. Surar Edaran Menakertrans 01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin dan
Ruang Tempat Makan.
10. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta
Penerangan dalam Tempat Kerja.
KELEMBAGAAN K3
PROFESI K3
• Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) • Ahli K3 Umum
• Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja • Ahli K3 Pesawat Uap dan Bejana
• Perusahaan Jasa K3 Tekan
• Dewan K3 Nasiomal (DK3N) • Ahli K3 Pesawat Angkat (Crane)
• Asosiasi Ahli Keselamatan dan • Ahli K3 Konstruksi
Kesehatan Kerja (A2K3) • Ahli K3 Kimia
• Asosiasi Ahli K3 Konstruksi (A2K4)
• Ahli K3 Penanggulangan
• Ikatan Ahli Keselamatan Kerja
Indonesia (IAKI)
Kebakaran
• Asosiasi Pelatihan Keselamatan dan • Ahli Radiografi
Kesehatan Kerja • Inspektur Las (WI)
• Asosiasi Perusahaan Inspeksi Teknik • Operator Pesawat
Indonesia (APITINDO) Uap/Crane/Forklift/Lift
• Lembaga Keselamatan dan Kesehatan • Petugas Kebakaran
Kerja Indonesia (LK3I) • Petugas K3 Kimia
• Himpunan Hygiene Perusahaan dan
• Auditor internal K3
Kesehatan Kerja (HIPERKASI)
• Ikatan Dokter Kesehatan Kerja
• Auditor eksternal K3
Indonesia (IDKI) • Ahli K3 Listrik
• Persatuan Dokter Okupasi Indonesia
(PERDOKI)
• Konsil Nasional K3 Indonesia (KNKI)
Kerugian cukup
besar... Habis..
PHK???
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DI TEMPAT KERJA
Obyek kebakaran
Di area / lokasi lainnya ...dll Di MODA TRANSPORTASI
Ada Kemenhub
Di BANGUNAN GEDUNG
Di RUMAH SAKIT
Ada Kementrian PU UU
Ada Kemenkes N0. 16/2016 ttg
BG, Permen PU dll dll
keselamatan dan kesehatan
kerja di Rmh sakit
PERATURAN/NORMA K3 KEBAKARAN
UNDANG UNDANG NO 1 TAHUN 1970
Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerja untuk :
b. mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah, mengurangi bahaya peledakan;
d. memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian kejadian lain yang berbahaya;
g. pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
DEPARTEMEN K3/P2K3
(Ahli K3)
PETUGAS (D)
PERAN KEBAKARAN
(Lini I)
PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya
TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)
Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau
semua aspek pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi
kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan
darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan
4. Memberikan pertolongan pertama pada korban kec/keb
5. Mengarahkan evakuasi orang/barang
6. Mengkoordinasikan seluruh petugas peran kebakaran
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN
KLAS B :
KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di unit kerja tertentu
Tugas :
Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran
(inspeksi & latihan)
• Memimpin operasi penanggulangan kebakaran
• Menyusun program kerja & kegiatan ttg pen.kebakaran
• Mengusulkan anggaran, sarana & fasilitas PK kepada
manajemen
Psl 9
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
KLAS A :
PENANGGUNG JAWAB TEKNIK
PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
Tugas :
• Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program kerja
pengendalian kebakaran
• Melakukan audit internal dan pengawasan langsung
• Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3 PK
• Memerintahkan, menghentikan & menolak pelaksanaan
pekerjaan yg dp menimbulkan kebakaran/peledakan
• Meminta keterangan/informasi mengenai pelaksanaan
syarat2x K3 kebakaran di tempat kerja.
Psl 10
PEDOMAN KERJA
ANGGOTA REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pencegahan Tanggap
Kebakaran Darurat
Pemulihan
Identifikasi
FENOMENA KEBAKARAN
Fully
Flash over
Development
Growth
Fire
4
5
3 Decay
Incipient 6
PADAMKAN !
CEPAT
2
TEPAT
1 AMAN
7
0
Ignition
34
Fenomena kebakaran
Tahapan api
INTENSITAS
Flashover
3 - 10 menit
Puncak temperatur api
kebakaran
(600-1000 o C)
waktu
KOMPARTEMEN
SMOKE CONTROL (PENGENDALI ASAP)
FIRE DAMPER (BAHAN TAHAN API)
FIRE RETARDANT (PELAPISAN BAHAN TAHAN API)
MEANS OF ESCAPE
(JALUR EVAKUASI)
SMOKE DAMPER
Ducting AC
SISTEM PROTEKSI AKTIF
Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
DETEKTOR
AUDIBLE ALARM
INPUT
Nyala
Asap
OUTPUT
ANN
HYDRANT
MCFA
MCFA (MAIN CONTROL FIRE ALARM)
JENIS DAN TIPE DETEKTOR
•ULTRA VIOLET
Nyala
•INFRA RED
Asap •IONIZATION
•OPTIC
Manual
•Push bottom
•Full down
•break glass
INSPEKSI MINGGUAN (58)
FIRE ALARM
Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)
FIRE ALARM
Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)
FIRE ALARM
Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)
HR MG BL TH
Water level
= 85.185 lt = 85,185 m3
Tinggi (t)
60
AUTOMATIC SPRINKLER SYSTEM
SPRINKLER POSITION
Ada 3 (tiga) posisi penempatan springkler, yaitu :
• Upright (tegak)
68o C
182o C
79o C
201o C
260o C
93o C
ICS:
13.220.20
4. SNI 03-1745-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan
5. SNI 03-3985-2000 Tata cara perencanaan, pemasangan dan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan bahaya
pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk kebakaran pada bangunan rumah dan gedung
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. Ruang Lingkup:
Ruang Lingkup: Standar ini mencakup persyaratan minimal untuk instalasi pipa
Standar ini mencakup persyaratan minimal, kinerja, lokasi, tegak dan sistem hidran /slang pada bangunan gedung. Standar
pemasangan, pengujian, dan pemeliharaan sistem deteksi dan ini tidak mencakup persyaratan untuk pemeriksaan berkala,
alarm kebakaran untuk memproteksi penghuni, bangunan, pengujian, dan pemeliharaan sistem pipa tegak.
ruangan, struktur, daerah, atau suatu obyek yang diproteksi Acuan:
sesuai dengan standar ini. a. NFPA 14, Standard for the Installation of Standpipe and
Acuan: Hose Systems, 1996.
NFPA - 72E, Standard on Automatic Fire Detector, 1987. b. Fire Safety Bureau, Singapore Civil Defence Force, “Fire
Precautions in Buildings 1997
Alternatif Referensi: NFPA 72, National Fire Alarm and Signaling Alternatif Referensi: NFPA 14, Standard for the Installation of
Code, 2022 Editions (Available on 10/29/2021) Standpipe and Hose Systems, 2019 Edition
ICS:
13.220.20
ICS:
13.220.20 6. SNI 03-6574-2001 Tata cara perancangan pencahayaan
darurat, tanda arah dan sistem peringatan bahaya pada
bangunan gedung
Ruang Lingkup:
Standar pencahayaan darurat, tanda arah dan sistem
peringatan bahaya pada bangunan gedung ini dimaksudkan
sebagai standar minimal bagi semua pihak yang terlibat dalam
perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan gedung.
Acuan:
NFPA 101, Life Safety Code, 1997.
Alternatif Referensi: NFPA 101, Life Safety Code, 2021 edition
ICS:
13.320
KESIMPULAN
1. Tujuan K3 di tempat kerja adalah salah satunya melindungi keselamatan ( terjadinya
kebakaran), sehingga urusan kebakaran menjadi salah satu bagan dari konsep K3.
4. Ketersediaan tim K3 kebakaran yang sesuai kompetensi dan tugasnya akan dapat
membantu Dinas Damkar dalam pencapaian Respon time penanggulangan kebakaran
sebagaimana keberadaan REDKAR.
6. Tugas tim K3 dalam fase pra kebakaran meliputi aktifitas ITM dapat BERSINERGI
dengan instansi terkait termasuk Dinas Damkar.
MOTTO :
TAKES
one minute to write a safety rule
one hour to hold a safety meeting
one week to plan a safety program
one month to print it in operating
one year to win a safety award
one life time to make a safe worker