JENIS AKUN-AKUN LAIN DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN
Jenis aset, beban dan utang berbeda untuk masing-masing perusahaan, terutama untuk industri yang bukan ritel, grosir dan manufaktur. Metodelogi yang berkaitan dengan audit akun-akun tersebut sama dengan audit akun-akun lainnya yang dibahas pada bab-bab sebelumnya.. Dalam bab ini, pembahasan untuk beberapa akun utama dalam siklus ini akan dibahas, yang disebut audit atas: aset tetap (properti dan peralatan), beban duibayar dimuka, utang lain-lain dan akun pendapatan dan beban. Akun yang umumnya berkaitan dengan transaksi Siklus Akuisisi dan Pembayara Aktiva Beban Kewajiban Kas Harga pokok penjualan Utang usaha Persediaan Beban sewa Utang sewa Perlengkapan Pajak properti Biaya profesional akrual Properti, pabrik, dan peralatan Beban pajak penghasilan Pajak properti akrual Paten, merek dagang, dan hak cipta Beban Asuransi Beban akrual lainnya Sewa dibayar dimuka Biaya Profesional Utang pajak penghasilan Pajak dibayar dimuka Tunjangan Pensiun Asuransi dibayar dimuka Utilitas
2. PENGADUTIAN ATAS PROPERTI, MESIN, DAN PERALATAN
Property, mesin dan peralatan tergolong asset tetap, yakni asset yang diharapkan akan bisa digunakan dalam jangka wkatu lebih dari satu tahun , digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Akun-Akun Terkait Dengan Akun Peralatan Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan dan property, mesin dan peralatan lainnya biasanya adalah master file tetap. Tiga alasan audit atas peralatan dan asset-aset tetap berbeda dengan aduit akun-akun asset lancer, yaitu : pembelian peralatan dalam suatu periode biasanya tidak sering terjadi, jumlah material dari setiap pembelian biasanya material, dan peralatan biasanya dibukukan. Dalam audit atas peralatan manufaktur dan akun-akun yang terkait, auditor harus memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut : Melaksanakan prosedur analitis, Memverifikasi akuisisi tahun berjalan, Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan, Memverifikasi saldo akhir akun aktiva, Memverifikasi beban penyusutan, dan Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan.
Melaksanakan Prosedur Analitis
Sebagian besar prosedur analitis berkaitan dengan kemungkinan kesalahan penyajian dalam beban depresiasi dan akumulasi depresiasi. 1) Memeriksa pembelian peralatan tahun ini Perusahaan harus mencatat dengan benar penambahan (pembelian)yang terjadi pada tahun ini, karena aset akan mempunyai dampak jangka panjang dalam laporan keuangan. Auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai kerangka referensi bagi pengujian atas rincian saldo: eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, serta hak dan kewajiban. 2) Memeriksa pelepasan aset (disposal) tahun ini Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul klien yang berisi catatan tentang pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya mencantumkan tanggal kapan aktiva dilepas atau dibuang, nama orang atau perusahaan yang mengakuisisi aktiva, harga jual, biaya awal, tanggal akuisisi, dan akumulasi penyusutan. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat pelepasan diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan akumulasi penyusutan pelepasan ke file induk properti. Prosedur berikut seringkali digunakan untuk memverifikasi pelepasan: o Mereview apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada o Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva dan pendapatan rupa-rupa yang diterima dari pelepasan aktiva o Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak properti, atau cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan o Melakukan tanya-jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai kemungkinan pelepasan aktiva 3) Memeriksa saldo akhir akun aset Dua tujuan auditor mengaudit peralatan manufaktur termasuk menentukan bahwa: o Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi) o Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan) Jika jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai realisasi bersih (tujuan nilai realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah sebagai “peralatan nonoperasi”. Auditor dapat menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan manufaktur terbebani, termasuk: o Membaca syarat-syarat dalam perja njian pinjaman dan kredit o Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi pemberi pinjaman lainnya o Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat hukum 4) Memeriksa bebas depresiasi Jika beban penyusutan berjumlah material, akan diperlukan lebih banyak pengujian yang terinci atas beban penyusutan ketimbang untuk akun yang telah diverifikasi melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah keakuratan. Dalam menentukan hal yang pertama, auditor harus mempertimbangkan empat aspek: Umur manfaat akuisisi periode berjalan, Metode penyusutan, Estimasi nilai sisa, dan Kebijakan penyusutan aktiva dalam tahun akuisisi dan disposisi 5) Memeriksa saldo akhir dalam akun akumulasi depresi Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan adalah (1) Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku besar umum. Tujuan ini dapat dipenuhi dengan menguji footing akumulasi penyusutan dalam file induk properti dan menelusuri totalnya ke buku besar umum dan (2) Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat.
3. PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan aktiva berwujud. hal tersebut termasuk sewa dibayar dimuka, biaya organisasi, pajak dibayar di muka, paten, asuransi dibayar dimuka, merek dagang, beban yang ditangguhkan, hak cipta, copyright, dan goodwill. Gambaran Umum Asuransi Dibayar Dimuka Karena sumber debet dalam akun aktiva asuransi dibayar dimuka adalah jurnal akuisisi, pembayaran premi asuransi dapat dengan mudah dibagi ke dalam tiga kategori; pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian terhadap register asuransi, dan pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi. Pengendalian Internal Otorisasi yang tepat atas polis asuransi yang baru dan pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian yang penting. Register asuransi adalah catatan polis yang berlaku dan tanggal jatuh tempo setiap polis. Syarat dan jumlah itu menyediakan dasar untuk menentukan jumlah asuransi dibayar dimuka, auditor secara independen akan memverifikasi syarat dan jumlah tersebut ke polis asuransi atau kontrak yang mendasari. Auditor harus mengingat bahwa jumlah beban asuransi merupakan nilai residu. Nilai residu ini didasarkan pada saldo awal asuransi dibayar dimuka, pembayaran premi selama tahun berjalan, dan saldo akhir. Pengujian Audit Auditor memperoleh skedul klien atau membuat sendiri skedul yang mencantumkan rincian mengenai polis tertentu yang berlaku, nomor polis, cakupan asuransi untuk setiap polis, jumlah premi, periode premi, beban asuransi untuk tahun berjalan, dan asuransi dibayar di muka pada akhir tahun. Biasanya auditor melakukan prosedur analitis berikut untuk asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi: 1) Membandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun sebelumnya 2) Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan membandingkannya dengan tahun sebelumnya 3) Membandingkan setiap cakupan polis asuransi skedul asuransi yang diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis tertentu atau perubahan cakupan asuransi
4) Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun
berjalan atas dasar polis per polis dengan yang ada tahun sebelumnya sebagai pengujian terhadap kesalahn perhitungan 5) Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar di muka dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut kememadaian cakupan