Anda di halaman 1dari 11

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN:

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TETAP

Disusun Oleh :

Kelompok IV

Noviyani (190121089)

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-Nya.
Alhamdulilaah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing II dengan judul ”
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF
TERHADAP AKTIVA TETAP”, karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis maka
Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan.

Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang
telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga bantuan dan bimbingan yang
telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.

Cirebon, 21 April 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik aktiva lancar, yang
berdampak terhadap pengujian substantif terhadap aktiva tetap. Karena perbedaan
karakteristik tersebut, mengakibatkan perbedaan pengujian substantif terhadap kedua macam
aktiva tersebut.

Sebelum mengaudit suatu perusahaan yang merupakan audit yang pertama kalinya, maka
auditor perlu melakukan beberapa pertimbangan sebelum mengaudit. Salah satu
pertimbangan adalah apakah laporan keuangan klien pernah diaudit oleh auditor independen
lain sebelumnya, jika laporan keuangan klien tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor
independen lain, dan jika laporan keuangan klien diberi pendapat wajar tanpa pengecualian
dari auditor sebelumnya, auditor yang baru dapat langsung menggunakan saldo awal aktiva
tetap sebagai saldo awal yang wajar.

Pengujian substantif terhadap aktiva tetap ditujukan untuk (1) memperoleh keyakinan tentang
kendalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tetap, (2) membuktikan
keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap yang
dicantumkan di dalam neraca, (3) membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang
dicantumkan di neraca, (4) membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan
di neraca, (5) membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Dalam rangka pencapaian tujuan pengujian tersebut di atas, maka auditor menempuh
berbagai prosedur audit terhadap aktiva tetap.

Pendalaman pemahaman mengenai hal di atas serta aktivitas-aktivitas yang ditempuh dalam
berbagai prosedur audit akan di uraikan dalam makalah kami ini yang berjudul “AUDIT
TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP
AKTIVA TETAP” .

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka kami dapat mengambil rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Seperti apa perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar ?


2. Bagaimana penyajian aktiva tetap di dalam neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum?
3. Apa tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap?
4. Prosedur audit apa saja yang ditempuh oleh auditor dalam pengujian substantif
terhadap aktiva tetap?
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya. Maka
tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah untuk:

1. Mengetahui perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar.


2. Mengetahui cara penyajian aktiva tetap di dalam neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
3. Mengetahui tujuan pengujian substantive terhadap aktiva tetap.
4. Mengetahui prosedur-prosedur yang ditempuh auditor dalam pengujian substantif
terhadap aktiva tetap.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (Haryono Jusup, 2005;
153) Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang berumur lebih dari satu tahun yang dimiliki
oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam perusahaan bukan untuk dijual kembali
(Wit & Erhans, 2000; 82)

Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali
aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets). Terdiri dari:

1. Tanah dan perbaikan tanah ( land and land improvement)


2. Gedung dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3. Mesin dan equipment pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan

Jurnal-jurnal transaksi yang menyangkut perubahan aktiva tetap dan akun depresiasi
akumulasian yang bersangkutan adalah sebagai berikut:

a. Transaksi pemerolehan aktiva tetap.


b. Transaksi pengeluaran modal.
c. Transaksi depresiasi aktiva tetap .
d. Transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.
e. Transaksi reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.

1. Perbedaan Karakteristik Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar

Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Perbedaan
karakteristik ini berdampak terhadap pengujian substantif kedua golongan aktiva tersebut.
Jika auditor tidak menyadari dampak perbedaan karakteristik aktiva lancar dengan aktiva
tetap, ia tidak akan dapat melakukan pengujian substantif dengan efektif terhadap kedua
golongan tersebut.

Perbedaan karakteristik aktiva tetap dibanding dengan aktiva lancar adalah sebagai berikut:

1) Akun aktiva tetap mempunyai saldo yang besar didalam neraca; transaksi
perubahannya relatif sangat sedikit, namun umumnya menyangkut jumlah rupiah
yang besar.
2) Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai
pengaruh kecil terhadap perhitungan laba-rugi, sedangkan kesalahan pisah batas
transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar berpengaruh langsung terhadap
perhitungan laba-rugi tahun yang diaudit.
3) Aktiva tetap disajikan di neraca pada kosnya dikurangi dengan depresiasi
akumulasian, sedangkan aktiva lancar disajikan di neraca pada nilai bersih yang dapat
direalisasikan pada tanggal neraca.

2. Perbedaan Pengujian Substantif Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar

Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar tersebut diatas mengakibatkan
perbedaan pengujian substantif terhadap kedua macam aktiva tersebut.

1) Karena frekuensi transaksi yang menyangkut aktiva tetap relatif sedikit, maka jumlah
waktu yang dikonsumsi untuk pengujian substantif terhadap aktiva tetap relatif lebih
sedikit bila dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk pengujian substantif
terhadap aktiva lancar.
2) Karena ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap sedikit
pengaruhnya terhadap perhitungan laba-rugi, maka auditor tidak mengarahkan
perhatiaannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi yang bersangkutan
dengan aktiva tetap pada akhir tahun.
3) Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor memusatkan perhatiannya
terhadap ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar,
karena kesalahan dan ketidaktelitian penentuan pisah batas transaksi yang
bersangkutan dengan aktiva lancar berdampak langsung terhadap perhitungan laba-
rugi tahun yang diaudit. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap dititikberatkan
pada verifikasi mutasi aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit.
4) Verifikasi saldo aktiva tetap pada tanggal neraca tidak mendapat perhatian audit,
karena aktiva tetap disajikan pada kosnya, bukan nilai bersih yang dapat
direalisasikan pada tanggal neraca seperti halnya dengan aktiva lancar. Dilain pihak,
pengujian substantif terhadap aktiva lancar dititikberatkan pada saldo aktiva lancar
tersebut pada tanggal neraca, karena aktiva lancar harus disajikan di neraca sebesar
nilai bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal tersebut.

3. Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap dalam Audit yang Pertama Kalinya
Faktor pertimbangan audit:

a. Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen
lain?
b. Apakah klien menyelenggarakan catatan rinci untuk aktiva tetapnya?
c. Apakah klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi yang
bersangkutan dengan pemerolehan dan mutasi aktiva tetap sampai dengna saat audit
yang pertama dilaksanakan?
B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Aktiva Tetap di Neraca

1. Dasar penilaian aktiva tetap harus dicantumkan di dalam neraca.


2. Aktiva tetap yang digadaikan harus dijelaskan.
3. Jumlah depresiasi akumulasian dan biaya depresiasi untuk tahun kini harus
ditunjukkan dalam laporan keuangan.
4. Metode yang digunakan dalam perhitungan depresiasi golongan besar aktiva tetap
harus diungkapkan di dalam laporan keuangan.
5. Aktiva tetap harus dipecah ke dalam golongan yang terpisah jika jumlahnya material.
6. Aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun masih digunakan untuk beroperasi,
jika jumlahnya material, harus dijelaskan.

C. Tujuan Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiva Tetap

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan


dengan aktiva tetap.

Sebelum melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo aktiva tetap yang dicantumkan di
neraca dan mutasinya selama setahun yang diaudit, auditor harus memperoleh keyakinan
mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi saldo dan
mutasi aktiva tetap tersebut. Untuk itu auditor ia melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva
tetap yang dicantumkan di dalam neraca dengan akun aktiva tetap yang bersangkutan di
dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum dan buku
pembantu aktiva tetap.

2. Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan


dengan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.

Seperti dalam audit pada aktiva pada umumnya, pengujian substantive ditujukan untuk
membuktikan apakah aktiva yang dicantumkan di dalam neraca sesuai denganaktiva
sesungguhnya ada pada tanggal neraca tersebut.

3. Membuktikan asrsi kelengkapan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.

Untuk membuktikan bahwa aktiva tetap yang dicantumkan di neraca mencakup semua aktiva
tetap klien pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan aktiva
tetap dalam tahun yang diaudit.

4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di
neraca.

Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca,
auditor melakukan pengujian substantive berikut ini:

a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.


b. Inspeksi terhadap aktiva tetap.
c. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca. Dalam
prinsip akuntansi berterima umum, aktiva tetap ahrus disajikan di neraca pada nilai
buku (book value) pada tanggal neraca atau dengan kata lain sebesar kos aktiva tetap
dikurangi dengan depresiasi akumulasian sampai dengan tanggal neraca.
6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca. Penyajian
dan pengungkapan unsure-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip
akuntansi berterima umum.pengujian substantif terhadap aktiva tetap diarahkan untuk
mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsure aktiva tetap telah disajikan
dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.

D. Program Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiva Tetap

1. Prosedur Audit Awal

Sebelum memebuktikan apakah saldo aktiva tetap yang dicantumkan oleh klien oleh
neracanya sesuai dengan aktiva tetap yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor
melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca dengan
catatan akuntansi yang mendukungnya. Auditor melakukan lima prosedur audit berikut ini
dalam melakukan rekonsiliasi informasi aktiva tidak berwujud di neraca dengan catatan
akuntansi yang bersangkutan:

a. Mengusut saldo aktiva tetap yang tecantum di dalam neraca ke saldo akun aktiva tetap
bersangkutan di buku besar.
b. Menghitung kembali saldo aktiva tetap di buku besar
c. Melakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam aktiva tetap serta hitung akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut.
d. Mengusut saldo akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu
e. Mengusut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam jurnal yang bersangkutan
f. Melakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap aktiva tetap dalam buku besar ke buku
pembantu aktiva tetap

2. Prosedur Analitik

Rasio tingkat perputaran aktiva tetap, rasio laba bersih dengan aktiva tetap , rasio aktiva tetap
dengan modal saham dan rasio biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap aktiva tetap. Berbagai
rasio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan angka harapan
akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian auditor perlu
diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci.
3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci

a. Dalam pengujian ini dilakukan pemeriksaan yang mendukung transaksi pemerolehan


aktiva tetap, hal ini akan memberikan bukti:
1) Asersi keberadaan aktiv atetap dan keterjadian transaksi yang menambah aktiva
tetap,
2) Asersi kelengkapan unsur yang membentuk kos aktiva tetap,
3) Asersi hak kepemilikan klien atas tambahan aktiva tetap, dan
4) Asersi penilaian aktiva tetap.
5) Pengujian terhadap saldo akun rinci
6) Verifikasi pengujian dan pengungkapan

b. Memeriksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang mendukung transaksi


tersebut. Bukti-bukti penjualan aktiva tetap, penghentian pemakaian aktiva tetap, dan
pertukaran harus diperoleh untuk memverifikasi pengkreditan akun aktiv atetap.
Prosedur yang biasanya digunakan auditor untuk menemukan adanya penghentian
pemakaian aktiva tetap yang tidak dicatat adalah sebagai berikut:
1) Mencari informasi mengenai adanya tambahan aktiva tetap yang jumlahnya material
di dalam tahun yang diaudit untuk menentukan apakah aktiva tetap yang lama telah
ditukarkan dan telah diganti dengan aktiva tetap yang baru tersebut.
2) Melakukan analisis terhadap akun Pendapatan di Luar Usaha
3) Menyelidiki perlakuan terhadap aktiva tetap yang semula digunakan untuk
memproduksi produk yang dihentikan produksinya.
4) Memeriksa perintah kerja yang menunjukkan adanya otorisasi penghentian pemakaian
aktiva tetap.
5) Menyelidiki adanya peurunan jumlah pertanggungan asuransi untuk menentukan
kemungkinan adanya penghentian aktiva tetap.

c. Memeriksa ketepatan pisah batas transaksi aktiva tetap

Verifikasi pisah batas dalam pengujian substantif terhadap aktiva tetap tidak sepenting
verifikasi terhadap aktiva lancar. Untuk membuktikan bahwa klien menggunakan pisah batas
yang konsisten terhadap transaksi pemerolehan aktiva tetap, auditor memeriksa bukti kas
keluar dan dokumen laporan penerimaan barang yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam
periode sebelum dan sesudah tanggal neraca.

d. Melakukan review terhadap akun biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.

Kos aktiva tetap dalam tahun yang diaudit dapat bertambah dengan adanya pengeluaran
modal yang bersangkutan dengan aktiva tetap. Auditor harus memperoleh informasi
mengenai pembedaan pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan yang dilakukan oleh
klien.

4. Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci


a. Melakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit.
b. Memeriksa dokumen kontrak dan dokumen hak kepemilikan klien atas aktiva tetap.
c. Memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan dan penghentian
pemakaian aktiva tetap.
d. Memeriksa dokumen yang bersangkutan dengan biaya sewa.
e. Melakukan inspeksi terhadap polis asuransi aktiva tetap.
f. Meminta informasi mengenai aktiva tetap yang dijadikan jaminan dalam penarikan
utang.
g. Melakukan inspeksi terhadap perjanjian leasing.
h. Melakukan review terhadap perhitungan depresiasi dan deplesi aktiva tetap.
i. Melakukan rekonsiliasi aktiva tetap tertentu ke dalam buku pembantu aktiva tetap.
j. Menghitung kembali jumlah rupiah yang dicatat di dalam akun-akun yang terkait
dalam transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.

5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

a. Memeriksa klarifikasi aktiva tetap di dalam neraca, auditor melakukan pemeriksaan


terhadap klarifikasi aktiva tetap di dalam neraca berdasarkan prinsip akuntansi
berterima umum.
b. Memeriksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap, menurut prinsip
akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca, klien berkewajiban
mencantumkan pengungkapan yang memadai mengenai metode depresiasi atau
deplesi yang dipakainya, aktiv atetap yang dijaminkan dalam penarikan utang, dan
aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun masih digunakan dalam kegiatan
perusahaan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali.

Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Perbedaan
karakteristik ini berdampak terhadap pengujian substantif kedua golongan aktiva tersebut.
Jika auditor tidak menyadari dampak perbedaan karakteristik aktiva lancar dengan aktiva
tetap, ia tidak akan dapat melakukan pengujian substantif dengan efektif terhadap kedua
golongan tersebut. Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar tersebut
mengakibatkan perbedaan pengujian substantif terhadap kedua macam aktiva tersebut.

Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap adalah Memperoleh keyakinan
tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tetap, Membuktikan
keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap yang
dicantumkan di neraca, membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang
dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di
neraca dan membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.

Prosedur Audit Aktiva Tetap dibagi manjadi 2 yaitu, Prosedur audit awal dan Prosedur
analitik.

DAFTAR PUSTAKA

http://suhediary.blogspot.com/2010/07/pengujian-substantif-terhadap-aktiva.html Mulyadi.
2008. Auditing. Edisi ke 6. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai