1. mengapa dalam menyusun APBN selama ini selalu belanjanya lebih besar dari
pendapatannya?? Mengapa pula kisaran angka di dalam APBN terus menerus meningkat dari
tahun-tahun sebelumnya?
2. jika semua satker ABC memiliki anggaran Rp 100 milyar, namun di tengah perjalanan
penerimaan negara menurun. Apakah kondisi tersebut bisa menurunkan jumlah belanja di
satker ABC? Jika ya, bagaimana dengan belanjanya yang sudah dilakukan tetapi belum
dibayarkan?
5. mengapa di dalam penyusunan anggaran perlu ditetapkan pagu secara bertahap? jika DPR
minta detail dari setiap pagu anggaran, apa yang harus dilakukan oleh satker penyusun
anggaran??
6. Mengapa harus ada DIPA? Mengapa pula DIPA tersebut harus ada beberapa lembar isian?
Bagaimana kaitannya DIPA dengan RKA KL
7. Mengapa saat penganggaran dileveling anggaran tersebut menurut organisasi, fungsi dan
jenis belanja? Jika satker ABC itu ternyata berada di Kementrian :ingkungan hidup, apakah
jenis belanja hibah dan subsidi akan muncul? dari mana kita mengetahuinya leveling anggaran
berdasarkan organisasi?
10. Den Dimas dan Tasya dua orang yang ditugaskan sebagai penyusun anggaran satker ABC.
mereka berdiskusi bagaimana menghubungkan kegiatan-kegiatan yang anggaran nya disusun
agar memenuhi penganggaran berbasis kinerja. Beberapa kegiatan yang disusun: 1)
penyusunan kegiatan pemeliharaan halaman dan gedung, 2) kegiatan pelayanan 3) kegiatan
rehabilitasi gedung kantor. Bagaimana penyusunan anggaran 3 kegiatan tersebut agar sesuai
dengan penganggaran berbasis kinerja? Bagaimana agar Dimas dan Tasya mudah
menentukan besaran angka anggaran dari ketiga kegiatan tersebut? Jelaskan!!