Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“Bahaya Stress Terhadap Jantung”

Oleh :
Kelompok A
Ade Surya Ningsih Alpan Syukri Gultom
Afri Mursal Anastasya Syaputri
Ali Akbar Pramayana Annisa Fathuchairin
Amanda Nabilla Putri Arifah Adha
Andrea Marshanda Aulia Azhari
Areka Novita Aurella Eugene Y.P
Adni Tamara

Pembimbing Klinik : Pembimbing Klinik :

Dosen Pembimbing :

D-III KEPERAWATAN PADANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TA 2021/2022
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Pokok Bahasan : Bahaya Stress Terhadap Jantung


Sasaran : Keluarga dengan penyakit jantung
Hari/Tanggal : Jum’at / 5 November 2021
Tempat : Ruang Edukasi Bangsal Jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang
Waktu : 10.00 WIB
Pemateri : Kelompok A

A. Latar Belakang

Cara orang berpikir, merasa, dan bersikap dalam mengatasi stres akan berpengaruh
besar, bahkan dapat berdampak fatal terhadap kesehatan jantung. Para ilmuwan
menemukan bahwa perilaku mudah naik pitam, emosi lepas kendali di ruang kerja,
memisahkan diri dari teman dan keluarga, serta tenggelam dalam depresi, bisa
menggerus fungsi pompa jantung. Stres adalah respon terhadap tuntutan kehidupan
sehari-hari. Stres tidak selalu jelek karena sampai batas tertentu justru diperlukan untuk
memotivasi, melatih kewaspadaan, serta konsentrasi dalam pekerjaan. Namun, stres
yang berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan.

Sementara itu, stres karena pekerjaan juga dapat berpengaruh pada fisik yang
mengakibatkan gangguan-gangguan tertentu pada organ manusia mengemukakan
pengaruhnya pada fisik seperti, Sistem kardiovaskular: serangan jantung, tekanan darah
tinggi, angina, arrhythmia dan migrain, Sistem pencemaan dan organ yang dipakai:
tukak, radang usus besar, dan sembelit. Stres dan kekebalan: infeksi, alergi otoimunitas,
dan kanker, dan Sistem seletar dan maskular (rangka tubuh dan otot-otot): sakit
pinggang, sakit kepala disebabkan ketegangan rematik, orang yang sering mengalami
kecelakaan.

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, klien dan


keluarga dapat mengetahui bahaya stres terhadap penyakit jantung.
2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti proses penyuluhan 1x30 menit klien dan keluarga


dapat:

a. Menjelaskan pengertian stres dengan benar.

b. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi stres.

c. Menyebutkan dampak dari stres terhadap pasien jantung.

d. Menjelaskan bagaimana stres dapat menyebababkan penyakit jantung.

e. Menyebutkan tindak lanjut untuk mencegah atau mengatasi stres.

C. Materi

(Terlampir)

D. Metode

Ceramah, diskusi, dan tanya jawab


E. Media

Leaflet dan Lembar Balik


F. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Bahaya Stress Terhadap Jantung
2. Sasaran : Keluarga dengan Penyakit Jantung
3. Metode : Ceramah, tanya jawab dan diskusi
4. Media dan alat : Lembar balik dan Leaflet
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Jum’at / 5 November 2021
Waktu : 10.00
Tempat : Ruang Edukasi Jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang
6. Pengorganisasian
Moderator : Anastasya Syaputri
Pemateri : Andrea Marshanda
Fasilitator : Afri Mursal
Observer : Adni Tamara
7. Setting Tempat Keterangan
: Moderator

: Pemateri

: Keluarga

: Fasilitator

: Observer

G. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan Audien Waktu Media
1. Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam 5 -
Memperkenalkan diri Memperhatikan
menit
dan mendengar
Kontrak waktu Memperhatikan
dan mendengar
Menjelaskan tujuan Memperhatikan
dan mendengar
2. Acara inti Menjelaskan pengertian Memperhatikan 20 Leaflet
dari stress dan mendengar menit Lembar
Menjelaskan faktor-faktor Memperhatikan
balik
yang mempengaruhi stres dan mendengar
Menjelaskan dampak dari Memperhatikan
stres terhadap pasien dan mendengar
jantung
Menjelaskan bagaimana Memperhatikan
stres dapat menyebabkan dan mendengar
penyakit jantung
Menjelaskan tindak lanjut Memperhatikan
untuk mencegah atau dan mendengar
mengatasi stres
3. Diskusi Mempersilahkan audien Bertanya 3 Leaflet
untuk bertanya menit dan lembar
balik
Memberikan kesimpulan Memperhatikan
dan mendengarkan
4. Penutup Salam penutup Menjawab salam 2 -
menit
H. JOB DESCRIPTION

1. Penyaji
 Menggali pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang bahaya stres
terhadap jantung.

 Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami hal-hal

tentang isi, makna dan maksud dari penyuluhan.


2. Moderator
 Bertanggung jawab atas kelancaran acara.
 Membuka dan menutup acara.
 Mengatur waktu penyaji sesuai dengan rencana kegiatan
 Menyampaikan prosedur cuci tangan yang benar di RS.
3. Fasilitator
 Membantu kelancaran acara penyuluhan.
 Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji.
 Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan.
4. Observer dan Notulen
 Mengamati proses kegiatan penyuluhan.
 Mencatat pertanyaan dari peserta.
 Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga akhir

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan satuan acara penyuluhan tentang dampak stress pada jantung
b. Melakukan kontrak waktu kepada audiens untuk dilakukan acara penyuluhan.
Dari 5 keluaraga yang dikontrak, hanya 4 orang yang dapat mengikuti
penyuluhan. Alasan yang tidak hadir karena ada kegiatan lain atau menolak
mengikuti penyuluhan.
c. Menyiapkan tempat yang nyaman dan peralatan yang mendukung untuk
penyuluhan
d. Ketua tim dan pembimbing klinik hadir saat penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan berjalan dengan baik dan lancar
b. Penggunaan waktu tidak sesuai dengan perencanaan
c. Moderator mampu memandu jalanya penyuluhan dengan baik
d. Pemateri mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu menjawab
pertanyaan audien
e. Fasilitator melakukan tugasnya saat penyluhan seperti membantu kelancaran,
acara penyuluhan, membagikan leaflet kepada audien.
f. Audien mengikuti penyuluhan dengan baik, memperhatikan materi yang
disampaikan oleh penyaji dan bertanya kepada penyaji saat penyuluhan
berlangsung
g. Ketua tin dan pembimbing klinik membantu menjawab pertanyaan dari audien
3. Evaluasi Hasil
a. Audiens mampu memahami materi yang disampaikan dengan baik
b. Semua pertanyaan dari audien dapat terhawab dengan baik
MATERI PENYULUHAN

DAMPAK STRES PADA JANTUNG

A. Pengertian

Stress adalah suatu keadaan internal yang dapat disebabkan karena tuntutan
fisik, lingkungan, dan situasi sosial terhadap tubuh yang dianggap sebagai ancaman
(Morgan, 2000).
Menurut Hans Selye (2001) mendifinisikan stress sebagai respon tubuh yang
sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan yang ada.
Stress merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup serius. WHO
menyatakan stress berada pada urutan keempat penyebab penyakit. Stress mengenai
sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu dalam kehidupan. Menurut data
dari Archives of Internal Medicine edisi 24 Januari 2011, menyatakan sekitar 30%
dari serangan jantung kemungkinan berhubungan dengan “faktor psikososial”,
termasuk stres kronis seperti kemiskinan atau masalah emosional.

B. Faktor yang Mempengaruhi Stres


Stres merupakan suatu reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial
(tekanan mental atau beban kehidupan) yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri
seseorang. Menurut Triarsati (2009), meningkatnya stress bisa dipengaruhi oleh
beberapa faktor, faktor yang paling umum adalah beban pekerjaan, uang, hubungan
keluarga, perceraian, kematian orang tercinta, pindah tempat tinggal/ tempat kerja
menjadi sumber stress besar. Menurut Greenwood III dan Greenwood Jr (dalam Yusuf,
2004) faktor faktor yang mengganggu kestabilan (stres) organisme berasal dari dalam
maupun luar.
1. Faktor Biologis, stressor biologis meliputi faktor-faktor genetik, pengalaman hidup,
ritme biologis, tidur, makanan, postur tubuh, kelelahan, penyakit.
2. Faktor Psikologis, stressor psikologis meliputi faktor persepsi, perasaan dan emosi,
situasi, pengalaman hidup, keputusan hidup, perilaku dan melarikan diri.
3. Faktor Lingkungan (luar individu), stressor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik,
biotik dan sosial.
C. Dampak Stres terhadap Penyakit Jantung
Cara orang berpikir, merasa, dan bersikap dalam mengatasi stres akan
berpengaruh besar, bahkan dapat berdampak fatal terhadap kesehatan jantung. Para
ilmuwan menemukan bahwa perilaku mudah naik pitam, emosi lepas kendali di ruang
kerja, memisahkan diri dari teman dan keluarga, serta tenggelam dalam depresi, bisa
menggerus fungsi pompa jantung. Stres adalah respon terhadap tuntutan kehidupan
sehari-hari. Stres tidak selalu jelek karena sampai batas tertentu justru diperlukan
untuk memotivasi, melatih kewaspadaan, serta konsentrasi dalam pekerjaan. Namun,
stres yang berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan. Stres tersebut membuat orang
merasa tegang, cemas, dan mudah tersinggung. Tubuh akan menanggapi stres atau
amarah yang tak terkontrol sebagai serangan. Pada saat amarah meluap, hipotalamus
menstimulasi ginjal untuk mengeluarkan hormon katekolamin dan kortisol pada
peredaran darah sehingga membuat jantung berdegup lebih kencang, tekanan darah
melonjak, otot-otok menegang, napas memburu, dan asam lambung meningkat
(Yahya, 2010).
Ada banyak hubungan antara dua penyakit tersebut. Antara satu dengan lainnya
bisa saling berkontribusi terhadap perkembangan satu sama lainnya, juga saling
menggangu pengobatannya. Adapun penelitian tentang stress sebagai penyebab
penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut :
1) Stres merupakan salah satu penyebab dari penyakit jantung koroner. Stres
dapat berupa emosional, stres pekerjaan, sosial - kultural, herediter dan stresor
fisik. Orang dengan kadar kolesterol yang tinggi akan mempunyai resiko lebih
tinggi mengalami penyakit jantung aterosklerotik daripada orang dengan kadar
normal. Hasil studi lain menunjukkan bahwa di dalam berbagai jenis
kolesterol, terdapat salah satu jenis gabungan lemak dan protein pada
kolesterol yang bersifat melindungi pembuluh darah dan menghambat maupun
mencegah perkembangan aterosklerosis. Gabungan lemak dan protein ini
disebut sebagai high density lipoprotein (HDL).
2) Selama stress, kadar kolesterol serum meningkat. Penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara stres menahun dengan tekanan darah. Stres akan
meningkatkan tekanan darah dan jika berlangsung lama akan berakibat pada
kelemahan serta kerusakan lapisan pembuluh darah. Kerusakan lapiran
pembuluh darah ini akan menjadi tempat mengendapnya lipid sehingga
terbentuk palak kolesterol. Akhirnya lumen menyempit, tahanan perifer
meningkat, dan tekanan darah terus naik, ventrikel menebal (hipertrofi), serta
meningkatkan konsumsi oksigen.
3) Pola kepribadian yang berisiko paling besar untuk terjadinya penyakit arteri
koroner simtomatik antara lain orang yang merasa tidak dapat mengendalikan
keadaan lingkungan kerja atau sosialnya, tidak dapat rileks berhubungan
dengan hipertensi dan serangan jantung, seperti persaingan di tempat kerja,
kerja harus terburu-buru dan cepat, tidak ada waktu istirahat dan lain-lain
(Tambayong, 2000). Stress dapat mempengaruhi irama jantung, meningkatkan
tekanan darah, menyebabkan gumpalan darah dan menyebabkan peningkatan
tekanan hormon secara kronis. Menurut American Heart Association,
ditemukan bahwa stress bisa menyebabkan orang menjadi kurang
memperhatikan nutrisi dan kesehatan secara keseluruhan.
4) Stress akan membuat orang yang mengidap penyakit jantung jadi lebih sulit
untuk menjalankan pengobatan, mematuhi pola makan serta olahraga rutin
yang biasanya disarankan oleh dokter. Orang yang mengidap stress sekaligus
penyakit jantung akan diprediksi lebih lama sembuh (data dari Cleveland
Clinic Journal of Medicine). Selain itu orang dengan penyakit jantung
cenderung lebih negatif terhadap prediksi tersebut, yang mana akan
memperburuk stress nya juga.
5) Penyakit jantung dan stress adalah penyakit yang serius. Untungnya, dua
penyakit tersebut seringkali dapat dikendalikan melalui pengobatan dan
perubahan gaya hidup.

Menurut Dadang Hawari (2001) bahwa dampak dari stress sendiri dapat mengenai
hampir seluruh sistem tubuh, seperti hal-hal berikut:
a. Perubahan pada warna rambut dari hitam menjadi kecoklat-coklatan, ubanan atau
kerontokan.
b. Gangguan pada penglihatan.

c. Tinitus (pendengaran berdering).

d. Daya mengingat, konsentrasi dan berpikir menurun.

e. Wajah nampak tegang, serius, tidak santai, sulit senyum dan kerutan pada kulit dan
wajah.
f. Bibir dan mulut terasa kering dan tenggorokan terasa tercekik.

g. Kulit menjadi dingin atau panas, banyak berkeringat, biduran dan gatal-gatal.

h. Nafas terasa berata dan sesak.

i. Jantung berdebar-debar, muka merah dan pucat.

j. Lambung mual, kembung atau perih.

k. Sering berkemih.

l. Otot sakit, seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang.

m. Kadar gula meninggi.

n. Libido menurun atau meningkat

D. Adaptasi Tubuh terhadap stres

Merupakan kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi


akibat stress. Ketika mengalami stres, tubuh seseorang akan berupaya menggunakan
energi fisiologis, psikologis, sosial budaya serta spiritual untuk beradaptasi. Jumlah
energi tersebut bergantung pada intensitas, lingkup dan jangka waktu stressor serta
jumlah stresor lainya.
a. Adaptasi fisiologis

Selye 1976 (dalam potter dan Perry,1997) membagi adaptasi fisiologi menjadi
sindrom adaptasi lokal (LAS) dan sindrom adaptasi umum (GAS).

1. LAS (local Adaptation Syndroma) merupakan proses adaptasi yang bersifat


lokal pada area yang terkena stres. Seperti adanya manifestasi dari proses infeksi
di sekitar luka yaitu terdapat merah, nyeri, bengkak, panas serta fungsiolaesa
Ciri khas adaptasi LAS meliputi

 bersifat lokal yaitu tidak melibatkan seluruh sistim tubuh

 bersifat adaptif yaitu diperluhkan stresor untuk menstimulasikan

 bersifat jangka pendek yaitu tidak berlangsung selamanya

 bersifat restoratif yaitu membantu memperbaiki homeostatis daerah atau


bagian tubuh
2. GAS (General Adaptation Syndroma) adalah proses adaptasi bersifat umum
atau sistemik, misalnya apabila reaki lokal tidak dapat diatasi, maka timbul
gangguan sistim atau seluruh tubuh lainya berupa panas diseluruh tubuh,
berkeringat.
b. Adaptasi psikologis

Merupakan proses penyesuaian secara psikologis dengan melakukan mekanisme


pertahanan diri yang bertujuan untuk melindungi atau bertahan dari serangan atau
hal yang tidak menyenangkan. Adaptasi psikologis bisa bersifat konstruktif dan
destruktif. Perilaku konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk
memecahkan konflik. Perilaku destruktif bersifat tidak membantu individu
mengatasi stresor. Perilaku adaptasi juga mengacu pada mekanisme koping (coping
mechanisme) yang berorientasi pada tugas (task oriented) serta mekanisme
pertahanan diri (ego oriented)
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas
Reaksi ini melibatkan penggunaan kognitif untuk mengurangi stres dan
memecahkan masalah. Terdapat 3 jenis perilaku yang umum antara lain
a. Menyerang, yaitu bertindak menghilangkan, mengatasi stresor atau
memenuhi kebutuhan, misalnya berkonsultasi dengan orang yang ahli.
b. Menarik diri dari strsor secara fisik maupun emosi.

c. Berkompromi, yaitu mengubah metode yang biasa digunakan, mengganti


tujuan.
2. Reaksi berorientasi pada ego

Reaksi ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri secara psikologis untuk
mencegah gangguan psikologis yang lebih dalam.

Mekanisme pertahanan diri tersebut meliputi

a) Rasionalisasi : berusaha memberikan alasan yang rasional sehingga


masalah yang dihadapinya dapat teratasi.
b) Pengalihan : upaya untuk mengatasi masalah psikologis dengan
melakukan pengalihan tingka laku pada obiek lain, contohnya jika
seseorang terganggu akibat situasi gaduh yang disebabkan oleh
temannya, maka ia berupaya mengalahkan temannya itu.
c) Kompensasi : mengatasi masalah dengan mencari kepuasan pada
keadaan lain.misalnya seseorang memiliki masalah karena menurunnya
daya ingat
,maka disisi lain ia berusaha menonjolkan bakat melukis yang dimilikinya.

d) Identifikasi : meniru perilaku orang lain dan berusaha mengikuti


sifat, karakteristik dan tindakan orang tersebut.
e) Represi : mencoba menghilangkan pikiran masa lalu yang buruk dengan
melupakan atau menahannya di alam bawah sadar dan sengaja
melupakannya.
f) Supresi : berusaha menekan masalah yang secara sadar tidak diterima
dan tidak memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan.
g) Penyangkalan : upaya pertahanan diri dengan cara menyangkal
masalah yang dihadapi atau tidak mau menerima kenyataan yang
dihadapinya. misalnya menolak kenyataan pasangan sudah meninggal
dunia dengan cara tetap melakukan rutinitas seolah-olah pasangan
masih ada.

c. Adaptasi sosial budaya

Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses


penyesuaian perilaku yang sesuai dengan normal yang berlaku dimasanyarakat.
misalnya seseorang yang tinggal dalam lingkungan masnyarakat dengan budaya
gotong royong akan berupaya beradaptasi dengan lingkungannya tersebut
c. Adaptasi spiritual
Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang
didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan
agama yang dianutnya. misalnya apabila mengalami stres, seseorang akan giat
melakukan ibadah, seperti rajin sembayang, sholat, puasa dan sebagainya.

E. Tindak Lanjut Stres

Beberapa cara menurunkan stres, antara lain (Oz, 2015):

1. Mengatur diet dan nutrisi; merupahkan cara yang efektif dalam mengurangi atau
mengatasi stres. Dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
sesuai porsi dan jadwal yang teratur, menu juga sebaiknya bervariasi agar tidak
timbul kebosanan.
2. Istirahat dan tidur; merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena istirahat
dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan kebugaran
tubuh,tidur
yang cukup juga akan memperbaiki sel-sel yang telah rusak.
3. Olaraga teratur : salah satu cara meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik
maupun mental. Olaraga yang dilakukan tidak harus sulit olaraga yang dianjurkan
seperti jalan pagi, lari pagi dilakukan 2 mg sekali, tidak harus sampai berjam-jam,
diamkan biarkan
badan berkeringat sejenak lalu mandi untuk memulihkan kesegarannya.
4. Berhenti merokok; bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat
meningkatkan

status kesehatan serta menjaga ketahanan dan kekebalan tubuh.


5. Menghindari minuman keras; merupahkan faktor pencetus terjadinya stres dengan
menghindari minuman keras, individu dapat terhindari dari berbagai macam
penyakit
yang disebabkan oleh pengaruh minuman keras yang mengandung alkohol.
6. Mengatur berat badan; BB yang tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu
kurus) merupahkan faktor dapat menyebabkan timbulnya stres. Keadaan tubuh yang
tidak seimbang akan menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
7. Mengatur waktu; merupahkan cara yang tepat dalam mengurangi dan
menanggulangi stres dengan mengatur waktu yang sebaik-baiknya pekerjaan yang
didapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari, hal ini dapat dilakukan
dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien, misalnya tidak
membiarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan hal yang bermanfaat.
Terapi psikofarmaka; terapi menggunakan obat-obatan, dalam mengatasi stres yang
dialami melalui pemutusan jaringan antara psiko, neuro dan imonologi sehingga
stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif efektif atau
psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat yang sering

digunakan adalah obat anti cemas dan antidepresi.


8. Terapi somatik; terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres
yang dialami sehingga diharapkan tidak mengganggu sistim tubuh yang lain.
contohnya jika seorang mengalami diare akibat stres, maka terapinya adalah
dengan mengobati diarenya.
9. Psikoterapi; terapi ini mengguakan teknik psiko yang disesuaikan dengan
kebutuhan seseorang. Terapi ini meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi
reedukatif. Psikoterapi suportif memberikan motifasi dan dukungan agar pasien
memiliki rasa percaya diri sedangkan psikoterapi reedukatif dilakukan dengan
memberikan pendidikan secara berulang. Selain itu psikoterapi rekonstruksi
dilakukan dengan cara memperbaiki kembali kepribadian yang mengalami
goncangan dan psikoterapi kognitif dengan memulihkan fungsi koknitif pasien(t
berpikir rasional).
10. Terapi psikoreligius; menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi
permasalahan psikologis. Terapi ini diperlukan karena dalam mengatasi atau
mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial
maupun spiritual.
DAFTAR PUSTAKA

Dunia Fitnes, 2013, Apakah Stres Memicu Sakit Jantung ?? Diakses tanggal 3 November
2021. http://duniafitnes.com/health/apakah-stres-bisa-memicu-penyakit-
jantung.html.

Lubis, Endriana Svieta 2014, Stres Akibat Kerja. Diakses dari http://prodiaohi.co.id/stress-
akibat-kerja pada 3 November 2021.
Mehmet C., Oz. Sehat Tanpa Dokter: Panduan lengkap Memahami Tubuh agar Tetap Sehat
dan Awet Muda, B.First, Yogyakarta.
National Safety Council, 2003, Manajemen Stres, EGC, Jakarta.
Queker, , Kolesterol dan Kesehatan Jantung, Stres dan Penyakit
Jantung, diakses 3 November 2021 di http://quaker.co.id/stress-dan-penyakit-
jantung.
Septawati, Lilik , Bersahabat Dengan Penyakit Jantung, Kesehatan
Masyarakat, Kanisius, Yogyakarta.
Tim promosi kesehatan Rumah Sakit, 2012, Buletin warta RSUD Dr. Soemarno
Sosroatmodjo, “Makanan Pencetus dan Pereda Stres”, artikel No 11 tahun VI,
diakses di www.rsud.kapuaskab.go.id tanggal 3 November 2021.
Tambayong, Jan 2000, Patofisiologi untuk keperawatan, EGC, Jakarta.
Yahya, A. Fauzi 2010, Menaklukan Pembunuh No.1: Mencegah dan Mengatasi Penyakit
Jantung Koroner Secara Tepat dan Cepat, Qanita, Bandung.
DAFTAR HADIR PENYULUHAN

No Nama Tanda Tangan

Anda mungkin juga menyukai