PERCOBAAN II

PENETAPAN KADAR ZnO DALAM LOTION CALAMIN

I. Tujuan Praktikum
Menetapkan kadar ZnO dalam lotio calamine dengan metode acidi alkalimetri titrasi
kembali.
II. Dasar Teori
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang
mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu
sebagai sumber lembab bagi kulit, memberi lapisan minyak yang hampir sama
dengan sebum, membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak berasa
berminyak dan mudah dioleskan (Purwaningsih, 2014)
Lotion biasanya mengandung substansi tidak larut yang tersuspensi, dapat
pula berupa larutan dan emulsi di mana mediumnya berupa air.
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi
yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada
permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah
pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit.
Pada bidang farmasi, lotion banyak diformulasikan dan banyak dibuat,
digunakan khususnya secara topikal untuk membersihkan, mempercantik diri,
menghaluskan tubuh dan lain sebagainya. Pada praktikum ini akan dibahas
tentang Calamine Lotion dengan pengaruh penambahan ekstrak teh, dimana
Calamine Lotion adalah suatu lotion untuk topikal yang menggabungkan seng
oksida dan besi (III) oksida untuk menghasilkan lotion yang digunakan untuk
membantu mengurangi iritasi terkait kontak dermatitis.
Calamine lotion adalah pelembab kulit yang digunakan untuk mengobati rasa
gatal, sakit, dan tidak nyaman pada kulit akibat iritasi ringan yang disebabkan
oleh tanaman beracun seperti poison ivy, poison oak, dan poison sumac. Obat ini
tergolong sebagai obat kelas antihistamin topical dan antipruritik

III. Prinsip Percobaan : Reaksi netralisasi

( ZnO direaksikan dengan asam sulfat berlebih dalam kondisi panas, kelebihan asam
sulfat dinetralkan oleh larutan natrium hidroksida)

IV. Alat dan Bahan

 Alat
 Buret ,
 statip, Erlenmeyer
 pipet volume 10 ml,
  pipet tetes
 beker glass.
 Bahan
 lotio calamin
 larutan natrium hidroksida
 larutan asam sulfat
 larutan indikator fenolftalin dan indikator merah metil.

V. Prosedur Kerja
Pembakuan

Pembakuan larutan baku sekunder natrium hidroksida 0,1 N dengan larutan baku primer
asam oksalat 0,1 N.

1. Masukkan larutan natrium hidroksida ke dalam buret, sebelumnya dibilas dulu

dengan larutan natrium hidroksida tersebut.
2. Pipet 10 mL asam oksalat dengan volume pipet volume dimasukkan ke dalam
erlenmeyer, kemudian tambahkan 2-3 tetes phenolphthalein.
3. Titrasi larutan asam oksalat dengan natrium hidroksida sampai terjadi perubahan
warna dari tidak berwarna menjadi pink muda. Catat volume natrium hidroksida
yang digunakan.
4. Lakukan titrasi minimal triplo (tiga kali)

Pembakuan larutan baku sekunder asam sulfat 0,1 N dengan larutan baku primer asam
natrium tetraborat 0,1 N

1. Masukkan larutan asam sulfat ke dalam buret, sebelumnya dibilas dulu dengan
larutan asam sulfat tersebut.
2. Pipet 10 mL natrium tetraborat 0,1 N dengan volume pipet volume dimasukkan ke
dalam erlenmeyer, kemudian tambahkan 2-3 tetes metil merah.
3. Titrasi larutan natrium tetraborat dengan larutan asam sulfat sampai terjadi perubahan
warna dari kuning menjadi merah. Catat volume asam sulfat yang digunakan.
 4. Lakukan titrasi minimal triplo (tiga kali)
Penetapan kadar Zink Oksida dengan titrasi kembali
Penetapan kadar Zink Oksida dalam calamine FI IV hal 159
1. Timbang seksama lebih kurang 2,000 gram lotion calamine tambah dengan 50 ml
asam sulfat 0,1 N.
2. Panaskan hati-hati hingga seluruh zat larut.
3. Saring cuci sisa dengan air panas sampai cairan pencuci bereaksi netral terhadap kertas
lakmus (lakmus biru tetap biru).
4. Kumpulkan filtrate tambahkan 2,5 g ammonium klorida dinginkan.
5. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indikator merah metil sampai
warna kuning menjadi merah.
6. 1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengan 4,069 mg ZnO.
VI. Skema Kerja
VII. Reaksi
VIII. Hasil Pengamatan

Titrasi ke Volume NaOH (ml)

1
2
Rata-rata