Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN DAN ALAT UKUR


PENGGUNAAN VOLTMETER

Kelas / Kelompok :
1A – TTE / 5

Anggota:
Asri Nurul Hidayatti (201331005)
Genta Vikar Erlangga (201331011)

Tanggal percobaan : 22 Oktober 2020


Tanggal pengumpulan : 28 Oktober 2020

Instruktur :
Mina Nadiah Gani, DUT, ST, M.Eng.
Rifa Hanifatunnisa. S.ST., M.T

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… 2


I. JUDUL …………………………………………………………………………………………. 3
II. TUJUAN PRAKTIKUM ……………………………………………………………………… 3
III. TEORI DASAR ……………………………………………………………………………….. 3
A. VOLTMETER ………………………………………………………………………….. 3
B. PROTOBOARD ………………………………………………………………………... 6
C. RESISTOR ……………………………………………………………………………… 7
D. HUKUM OHM …………………………………………………………………………. 8
IV. ALAT DAN KOMPONEN ……………………………………………………………………. 8
A. ALAT ……………………………………………………………………………………. 8
B. KOMPONEN ……………………………………………………………………………. 8
V. GAMBAR KERJA …………………………………………………………………………….. 9
VI. LANGKAH KEJA …………………………………………………………………………….. 9
VII. HASIL PENGAMATAN ……………………………………………………………………… 10
VIII. ANALISA DAN PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 11
IX. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………… 12
X. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….. 12
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………. 13

2
I. JUDUL
“Penggunaan Voltmeter”

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Paham membaca rangkaian sederhana.
2. Paham protoboard.
3. Dapat mengaplikasikan hasil pembacaan gambar rangkaian ke atas protoboard.
4. Paham menggunakan voltmeter.

III. TEORI DASAR


Pengukuran merupakan suatu cara mendapatkan hasil atau dalam sebuah penelitian pada
proses pengukuran dibutuhkan pengetahuan meliputi masalah , pengelolaan, pengaturan dan
analisis data. Mengukur berarti membandingkan suatu nilai terukur dengan alat ukur yang telah
terkalibrasi dengan baik sebagai referensi (Junaidi, 2013 : 59).

A. VOLTMETER
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran tegangan atau beda
potensial pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus listrik. Voltmeter memiliki batas ukur
tertentu diantaranya nilai tegangan maksimum yang dapat diukur oleh voltmeter tersebut. Jika
tegangan yang diukur oleh voltmeter melebihi batas ukurnya, maka voltmeter rusak. Pada alat
ukur voltmeter ini biasanya terdapat tulisan voltmeter (V), millivolt (mV), kilovolt (kV), dan
sebagainya. Volt meter ini ada 2 jenis yaitu voltmeter analog dan voltmeter digital. Voltmeter
analog adalah voltmeter yang hasil pengukurannya ditampilkan dalam gerak jarum pada layar
alat ukur voltmeter.

Gambar 1. Voltmeter Analog

Gambar 2. Voltmeter Digital

3
• Bagian-Bagian Voltmeter
Berikut adalah bagian-bagian voltmeter diantaranya:
1. Terminal positif dan negatif.
2. Batas ukur.
3. Setup pengatur fungsi.
4. Jarum penunjuk.
5. Skala tinggi dan rendah.

Gambar 3. Bagian-Bagian Voltmeter Analog

• Cara Menggunakan Voltmeter


Cara penggunaan voltmeter dilakukan dengan merangkainya secara paralel, dengan
demikian Rangkaian tersebut dapat diukur nilai tegangannya.Langkah-langkah cara
menggunakan voltmeter diantaranya adalah :
1. Rangkai komponen yang memiliki potensial berbeda secara paralel.
2. Sesuaikan rangkaian arus yang mana harus searah dengan pemasangan kutub-kutub
voltmeter.
3. Pastikan bahwa kutub positif dan negatif memiliki potensial yang berbeda. Dari
keduanya, kutub positif memiliki potensial yang tinggi.
4. Periksa kabel hitam, biru, dan merah, jika ada penyimpangan mengarah ke kiri berarti
pemasangannya terbalik. Namun, hal itu tidak akan menjadi masalah untuk rangkaian
arus bolak balik.

Gambar 4. Voltmeter dirangkai Paralel

4
• Cara Kerja Voltmeter
Voltmeter merupakan sebuah alat ukur yang memiliki prinsip kerja tertentu. Terdapat
fluksi magnetik yang mempunyai bentuk seperti gelombang sinus yang mana frekuensinya
sama. Fluksi magnetik tersebut nantinya akan memasuki kepingan logam secara paralel. Ada
perbedaan fase dari satu fluks dengan yang lainnya. Tegangan tegangan yang menimbulkan
arus putar dalam kepingan itu dipengaruhi karena adanya fluks yang bolak-balik.
Untuk Voltmeter jenis digital, angka diskrit adalah gambaran atau aktualisasi dari
pengukuran terhadap DC dan juga AC. Angka ini dijadikan sebagai alternatif dari defleksi
jarum penunjuk dalam alat ukur jenis analog. Penunjukan yang dilakukan terhadap angka
untuk berbagai keperluan justru sangat menguntungkan. Mengapa? berikut adalah
alasannya:
1. Dapat meminimalisir problem atau kesalahan pembacaan oleh manusia serta
interpolasi.
2. Mencegah terjadinya kesalahan parataksis.
3. Dapat meningkatkan kecepatan pembacaan.
4. Dapat dijadikan sebagai pelengkap daripada keluaran yang dalam bentuk digital,
yaitu berdasarkan pengolahan dan juga pencatatan selanjutnya.
5. Jenis digital adalah jenis yang bisa diteliti dan juga diandalkan, sehingga dapat
dipakai untuk berbagai keperluan pengukuran di dalam laboratorium.
6. Jenis digital dipercaya bisa bersaing dengan alat-alat analog yang bersifat
konvensional. Hal ini disebabkan perkembangan serta penyempurnaan modul
rangkaiannya berkurang. Tidak hanya modul, tetapi juga kebutuhan daya, harga,
hingga ukuran.
7. Karakteristik operasi dan karakteristik khas menunjukkan bahwa kualitas jenis
digital lebih unggul.
• Rumus
Tegangan listrik hasil pengukuran voltmeter dirumuskan:

𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘 𝑗𝑎𝑟𝑢𝑚 𝑣𝑜𝑙𝑡𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟


𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑉) = × 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

5
B. PROTOBOARD
Protoboard adalah board yang digunakan untuk membuat rangkaian elektronik
sementara dengan tujuan uji coba atau prototipe tanpa harus menyolder. Dengan memanfaatkan
protoboard, komponen-komponen elektronik yang dipakai tidak akan rusak dan dapat
digunakan kembali untuk membuat rangkaian yang lain.

Protoboard umumnya terbuat dari plastik dengan banyak lubang-lubang diatasnya.


Lubang-lubang pada protoboard diatur sedemikian rupa membentuk pola sesuai dengan pola
jaringan koneksi di dalamnya.

Gambar 5. Protoboard

Protoboard terdiri dari serangkaian klip metal kecil. Klip metal tersebut akan mencapit
komponen yang dimasukkan ke dalam lubang project board tersebut.

Gambar 6. Metal clip project board 1

6
Gambar 7. Metal clip project board 2

Protoboard memiliki bar positif dan negatif yang berfungsi sebagai tempat pemberi
tegangan pada rangkaian.

Gambar 8. Bar positif dan negatif pada project board


C. RESISTOR
Resistor atau tahanan adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur
kuat arus yang mengalir. Resistor dilambangkan dengan huruf R, nilainya dinyatakan dengan
cincin-cincin bewarna dalam OHM (Ω)

Gambar 9. Resistor
7
D. HUKUM OHM
Hukum Ohm adalah hukum yang mengatakan bahwa apabila arus listrik mengalir ke
dalam sebuah penghantar, intensitas arusnya sama dengan tegangan yang mendorongnya dibagi
dengan tahanan penghantar. Hukum Ohm digunakan untuk melihat besarnya arus (I), tegangan
(V) dan hambatan (R).
Persamaan : ∆V = I R
Keterangan : V = Tegangan (V)
I = Kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (Ohm)
Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian
Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat
memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai
adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt,
miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke unit Volt,
Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk
mendapatkan hasil yang benar.

IV. ALAT DAN KOMPONEN


A. ALAT
1. Multimeter (Voltmeter)
2. Power supply (charger hp 5V)
3. Kabel Jumper
4. Project board/Protoboard
5. Probe multimeter

B. KOMPONEN
Resistor :
• 100 Ω
• 220 Ω
• 330 Ω
• 1 kΩ
• 4,7 𝑘Ω
• 10 𝑘Ω

8
V. GAMBAR KERJA

Gambar 10. Rangkaian Mengukur 𝑉𝑅1

Gambar 11. Rangkaian Mengukur 𝑉𝑅2

VI. LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat dan komponen yang akan digunakan.
2. Mengelompokan resistor menjadi 3 kelompok
• 100 Ω dan 220 Ω
• 330 Ω dan 1 kΩ
• 4,7 𝑘Ω dan 10 𝑘Ω
3. Merangkai komponen tiap kelompok pada protoboard.
4. Memberi tegangan sebesar 5 volt pada rangkaian.
5. Mengukur 𝑉𝑅1 dan 𝑉𝑅2 menggunakan voltmeter
6. Mencatat hasil pengukuran.
7. Bandingkan hasil pengukuran dengan perhitungan teori dan cari Error (%).

9
VII. HASIL PENGAMATAN

No. Diketahui Teori Pengukuran %Error

1. 𝑅1 = 220 Ω 𝑅1 𝑉𝑅1 = 3,39 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃


𝑉𝑅1 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇
𝑅2 = 100 Ω
220 3,43 − 3,39
𝑉𝑆 = 5 𝒱 𝑉𝑅1 = ×5 %ℇ = × 100%
220 + 100 3,43
220 %ℇ = 1,16 %
𝑉𝑅1 = 5
320
𝑉𝑅1 = 3,43 𝒱

𝑅2 𝑉𝑅2 = 1,52 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃
𝑉𝑅2 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇

100 1,56 − 1,52


𝑉𝑅2 = ×5 %ℇ = × 100%
220 + 100 1,56
100 %ℇ = 2,56%
𝑉𝑅2 = ×5
320
𝑉𝑅2 = 1,56 𝒱

2. 𝑅1 = 1 𝑘Ω 𝑅1 𝑉𝑅1 = 3,82 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃
𝑉𝑅1 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇
𝑅2 = 330 Ω
1𝑘 3,75 − 3,82
𝑉𝑆 = 5 𝒱 𝑉𝑅1 = ×5 %ℇ = × 100%
1 𝑘 + 330 3,75
1𝑘 %ℇ = 1,86 %
𝑉𝑅1 = ×5
1330
𝑉𝑅1 = 3,75 𝒱

𝑅2 𝑉𝑅2 = 1,26 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃
𝑉𝑅2 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇

330 1,24 − 1,26


𝑉𝑅2 = ×5 %ℇ = × 100%
1 𝑘 + 330 1,24
330 %ℇ = 1,61 %
𝑉𝑅2 = ×5
1330
𝑉𝑅2 = 1,24 𝒱

10
3. 𝑅1 = 10 𝑘Ω 𝑅1 𝑉𝑅1 = 3,45 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃
𝑉𝑅1 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇
𝑅2 =
4,7 𝑘Ω 10 𝑘 3,40 − 3,45
𝑉𝑅1 = %ℇ = × 100%
𝑉𝑆 = 5 𝒱 10 𝑘 + 4,7 𝑘 3,40
×5
%ℇ = 1,47 %
10 𝑘
𝑉𝑅1 = ×5
14,7 𝑘

𝑉𝑅1 = 3,40 𝒱

𝑅2 𝑉𝑅2 = 1,63 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃
𝑉𝑅2 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇

4,7 𝑘 1,59 − 1,63


𝑉𝑅2 = %ℇ = × 100%
10 𝑘 + 4,7 𝑘 1,59
×5
%ℇ = 2,51 %
4,7 𝑘
𝑉𝑅2 = ×5
14,7 𝑘

𝑉𝑅2 = 1,59 𝒱

VIII. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Salah satu alat ukur yang sering digunakan adalah voltmeter. Voltmeter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan pada ujung-ujung komponen elektronika
atau mengukur beda potensial suatu sumber tegangan. Voltmeter menggunakan galvanometer yang
dihubungkan seri dengan resistor.
Pada praktikum ini menggunakan charger hp 5V sebagai power supply, multimeter analog
yang berfungsi untuk mengukur nilai tegangan, 6 buah resistor dengan nilai yang berbeda-beda
yang dibagi menajadi 3 kelompok (2 resistor per kelompok/rangkaian). Selain itu juga ada 6 buah
kabel jumper penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan antar komponen menjadi suatu
rangkaian.

Tahap pertama rangkai alat sesuai gambar percobaan pastikan semua alat yang digunakan
dapat bekerja dengan baik. Pada tabel hasil pengamatan dapat kita lihat, pada pratikum kali ini untuk
mengukur tegangan menggunakan hasil dari resistor secara teori dan pengukuran. Pengukuran
secara teori dimanfaatkan dengan menggunakan rumus tegangan pada resistor yaitu 𝑉𝑅𝑛 =
𝑅𝑛
. 𝑉. Dan untuk pengukuran menggunakan alat ukur Multimeter (voltmeter) harus
𝑅1+𝑅2+⋯.
memperhatikan tata letak komponen pada project board, dan sumber arus agar mendapatkan
pengukuran yang akurat.

11
Rangkaian pertama menggunakan resistor bernilai 220 Ω dan 100 Ω, didapatkan nilai
𝑉𝑅1 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 3,43 𝒱 dan 𝑉𝑅1 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 3,39 𝒱, sehingga error yang terjadi sebesar
1,16 %. Sedangkan untuk 𝑉𝑅2 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 1,56 𝒱 dan 𝑉𝑅2 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 1,52 𝒱, sehingga
errornya sebesar 2,56%.

Rangkaian kedua menggunakan resistor bernilai 1 Kω dan 330 Ω. didapatkan nilai


𝑉𝑅1 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 3,75 𝒱 dan 𝑉𝑅1 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 3,82 𝒱, sehingga error yang terjadi sebesar
1,86 %. Sedangkan untuk 𝑉𝑅2 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 1,24 𝒱 dan 𝑉𝑅2 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 1,26 𝒱, sehingga
errornya sebesar 1,61%.

Rangkaian ketiga menggunakan resistor bernilai 4,7 kΩ dan 10 kΩ. didapatkan nilai
𝑉𝑅1 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 3,40 𝒱 dan 𝑉𝑅1 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 3,45 𝒱, sehingga error yang terjadi sebesar
1,47 %. Sedangkan untuk 𝑉𝑅2 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 1,59 𝒱 dan 𝑉𝑅2 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 1,63 𝒱, sehingga
errornya sebesar 2,51%.

Semua rangkaian menggunakan charger hp 5V sebagai power supply. Berdasarkan data


percobaan yang telah dilakukan hasilnya adalah adanya nilai yang berbeda antara nilai secara teori
dan pengukuran, meskipun berbeda tipis. Hal ini dikarenakan ada beberapa kemungkinan yang
dapat menyebabkan nilai teori dan pengukuran ini berbeda diantaranya bisa saja disebabkan karena
kurang teliti saat menggunakan alat atau karena adanya kesalahan pada alat itu sendiri atau bisa
juga karena nilai power supply charger hp yang tidak pas 5V. Nilai rata-rata kesalahan atau error
yang terjadi yaitu sebesar 1,86%.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan secara keseluruhan dapat ditarik suatu
kesimpulan yaitu:
1. Tegangan charger hp sebenarnya atau tanpa resistor adalah sebesar 5 volt dan yang terukur atau
dengan menggunakan resistor sebesar kurang dari 5 volt. Hal ini menandakan bahwa resistor
yang dipasang pada protoboard yang dihubungkan secara seri dengan voltmeter akan
mengurangi nilai tegangan powersupply.
2. Nilai kesalahan/error pengukuran dipengaruhi oleh besar effect pembebanan secara teori dan
besar secara pengukuran. Nilai pengukuran secara teori dan dengan multimeter (voltmeter)
berbeda, tetapi perbedaannya tidak terlalu jauh. Rata-rata nilai kesalahan/error pengukuran pada
percobaan ini yaitu sebesar 1,86%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kesalahan pengukuran
sangat rendah atau tidak terjadi kesalahan. Factor lain yang membuaat nilai keduanya berbeda
bisa jadi karena error yang disebabkan oleh alat maupun manusia.

X. DAFTAR PUSTAKA
Junaidi. 2013. “Pengukuran ohmmeter menggunakan multimeter dan rancangan bangun generator”. Jurnal
splitrom No 5 ISSN 2301-4650
Achmadi. 2019. “Voltmeter: Definisi, Fungsi, Macam-macam dan Cara Menggunakannya”.
https://www.pengelasan.net/voltmeter/. (Diakses pada 22 Oktober 2020)
Dickson Kho, 2020. “Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya”.
https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-resistor/. (Diakses pada 22 Oktober 2020)
Dickson Kho, 2020. “Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Ohm”.
https://teknikelektronika.com/pengertian-rumus-bunyi-hukum-ohm/. (Diakses pada 22 Oktober 2020)

12
LAMPIRAN

Gambar 12. Alat dan Komponen

Gambar 13. Rangkaian 1 (𝑉𝑅1 ) Gambar 14. Rangkaian 1 (𝑉𝑅2 )

13
Gambar 15. Rangkaian 2 (𝑉𝑅1 ) Gambar 16. Rangkaian 2 (𝑉𝑅2 )

Gambar 17. Rangkaian 3 (𝑉𝑅1 ) Gambar 18. Rangkaian 3 (𝑉𝑅2 )

14

Anda mungkin juga menyukai