Kelas / Kelompok :
1A – TTE / 5
Anggota:
Asri Nurul Hidayatti (201331005)
Genta Vikar Erlangga (201331011)
Instruktur :
Mina Nadiah Gani, DUT, ST, M.Eng.
Rifa Hanifatunnisa. S.ST., M.T
1
DAFTAR ISI
2
I. JUDUL
“Penggunaan Voltmeter”
A. VOLTMETER
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran tegangan atau beda
potensial pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus listrik. Voltmeter memiliki batas ukur
tertentu diantaranya nilai tegangan maksimum yang dapat diukur oleh voltmeter tersebut. Jika
tegangan yang diukur oleh voltmeter melebihi batas ukurnya, maka voltmeter rusak. Pada alat
ukur voltmeter ini biasanya terdapat tulisan voltmeter (V), millivolt (mV), kilovolt (kV), dan
sebagainya. Volt meter ini ada 2 jenis yaitu voltmeter analog dan voltmeter digital. Voltmeter
analog adalah voltmeter yang hasil pengukurannya ditampilkan dalam gerak jarum pada layar
alat ukur voltmeter.
3
• Bagian-Bagian Voltmeter
Berikut adalah bagian-bagian voltmeter diantaranya:
1. Terminal positif dan negatif.
2. Batas ukur.
3. Setup pengatur fungsi.
4. Jarum penunjuk.
5. Skala tinggi dan rendah.
4
• Cara Kerja Voltmeter
Voltmeter merupakan sebuah alat ukur yang memiliki prinsip kerja tertentu. Terdapat
fluksi magnetik yang mempunyai bentuk seperti gelombang sinus yang mana frekuensinya
sama. Fluksi magnetik tersebut nantinya akan memasuki kepingan logam secara paralel. Ada
perbedaan fase dari satu fluks dengan yang lainnya. Tegangan tegangan yang menimbulkan
arus putar dalam kepingan itu dipengaruhi karena adanya fluks yang bolak-balik.
Untuk Voltmeter jenis digital, angka diskrit adalah gambaran atau aktualisasi dari
pengukuran terhadap DC dan juga AC. Angka ini dijadikan sebagai alternatif dari defleksi
jarum penunjuk dalam alat ukur jenis analog. Penunjukan yang dilakukan terhadap angka
untuk berbagai keperluan justru sangat menguntungkan. Mengapa? berikut adalah
alasannya:
1. Dapat meminimalisir problem atau kesalahan pembacaan oleh manusia serta
interpolasi.
2. Mencegah terjadinya kesalahan parataksis.
3. Dapat meningkatkan kecepatan pembacaan.
4. Dapat dijadikan sebagai pelengkap daripada keluaran yang dalam bentuk digital,
yaitu berdasarkan pengolahan dan juga pencatatan selanjutnya.
5. Jenis digital adalah jenis yang bisa diteliti dan juga diandalkan, sehingga dapat
dipakai untuk berbagai keperluan pengukuran di dalam laboratorium.
6. Jenis digital dipercaya bisa bersaing dengan alat-alat analog yang bersifat
konvensional. Hal ini disebabkan perkembangan serta penyempurnaan modul
rangkaiannya berkurang. Tidak hanya modul, tetapi juga kebutuhan daya, harga,
hingga ukuran.
7. Karakteristik operasi dan karakteristik khas menunjukkan bahwa kualitas jenis
digital lebih unggul.
• Rumus
Tegangan listrik hasil pengukuran voltmeter dirumuskan:
5
B. PROTOBOARD
Protoboard adalah board yang digunakan untuk membuat rangkaian elektronik
sementara dengan tujuan uji coba atau prototipe tanpa harus menyolder. Dengan memanfaatkan
protoboard, komponen-komponen elektronik yang dipakai tidak akan rusak dan dapat
digunakan kembali untuk membuat rangkaian yang lain.
Gambar 5. Protoboard
Protoboard terdiri dari serangkaian klip metal kecil. Klip metal tersebut akan mencapit
komponen yang dimasukkan ke dalam lubang project board tersebut.
6
Gambar 7. Metal clip project board 2
Protoboard memiliki bar positif dan negatif yang berfungsi sebagai tempat pemberi
tegangan pada rangkaian.
Gambar 9. Resistor
7
D. HUKUM OHM
Hukum Ohm adalah hukum yang mengatakan bahwa apabila arus listrik mengalir ke
dalam sebuah penghantar, intensitas arusnya sama dengan tegangan yang mendorongnya dibagi
dengan tahanan penghantar. Hukum Ohm digunakan untuk melihat besarnya arus (I), tegangan
(V) dan hambatan (R).
Persamaan : ∆V = I R
Keterangan : V = Tegangan (V)
I = Kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (Ohm)
Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian
Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat
memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai
adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt,
miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke unit Volt,
Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk
mendapatkan hasil yang benar.
B. KOMPONEN
Resistor :
• 100 Ω
• 220 Ω
• 330 Ω
• 1 kΩ
• 4,7 𝑘Ω
• 10 𝑘Ω
8
V. GAMBAR KERJA
9
VII. HASIL PENGAMATAN
𝑅2 𝑉𝑅2 = 1,52 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃
𝑉𝑅2 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇
2. 𝑅1 = 1 𝑘Ω 𝑅1 𝑉𝑅1 = 3,82 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃
𝑉𝑅1 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇
𝑅2 = 330 Ω
1𝑘 3,75 − 3,82
𝑉𝑆 = 5 𝒱 𝑉𝑅1 = ×5 %ℇ = × 100%
1 𝑘 + 330 3,75
1𝑘 %ℇ = 1,86 %
𝑉𝑅1 = ×5
1330
𝑉𝑅1 = 3,75 𝒱
𝑅2 𝑉𝑅2 = 1,26 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃
𝑉𝑅2 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇
10
3. 𝑅1 = 10 𝑘Ω 𝑅1 𝑉𝑅1 = 3,45 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃
𝑉𝑅1 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇
𝑅2 =
4,7 𝑘Ω 10 𝑘 3,40 − 3,45
𝑉𝑅1 = %ℇ = × 100%
𝑉𝑆 = 5 𝒱 10 𝑘 + 4,7 𝑘 3,40
×5
%ℇ = 1,47 %
10 𝑘
𝑉𝑅1 = ×5
14,7 𝑘
𝑉𝑅1 = 3,40 𝒱
𝑅2 𝑉𝑅2 = 1,63 𝒱 𝑉𝑇 − 𝑉𝑃
𝑉𝑅2 = × 𝑉𝑆 %ℇ = × 100%
𝑅1 + 𝑅2 𝑉𝑇
𝑉𝑅2 = 1,59 𝒱
Tahap pertama rangkai alat sesuai gambar percobaan pastikan semua alat yang digunakan
dapat bekerja dengan baik. Pada tabel hasil pengamatan dapat kita lihat, pada pratikum kali ini untuk
mengukur tegangan menggunakan hasil dari resistor secara teori dan pengukuran. Pengukuran
secara teori dimanfaatkan dengan menggunakan rumus tegangan pada resistor yaitu 𝑉𝑅𝑛 =
𝑅𝑛
. 𝑉. Dan untuk pengukuran menggunakan alat ukur Multimeter (voltmeter) harus
𝑅1+𝑅2+⋯.
memperhatikan tata letak komponen pada project board, dan sumber arus agar mendapatkan
pengukuran yang akurat.
11
Rangkaian pertama menggunakan resistor bernilai 220 Ω dan 100 Ω, didapatkan nilai
𝑉𝑅1 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 3,43 𝒱 dan 𝑉𝑅1 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 3,39 𝒱, sehingga error yang terjadi sebesar
1,16 %. Sedangkan untuk 𝑉𝑅2 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 1,56 𝒱 dan 𝑉𝑅2 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 1,52 𝒱, sehingga
errornya sebesar 2,56%.
Rangkaian ketiga menggunakan resistor bernilai 4,7 kΩ dan 10 kΩ. didapatkan nilai
𝑉𝑅1 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 3,40 𝒱 dan 𝑉𝑅1 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 3,45 𝒱, sehingga error yang terjadi sebesar
1,47 %. Sedangkan untuk 𝑉𝑅2 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 1,59 𝒱 dan 𝑉𝑅2 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 = 1,63 𝒱, sehingga
errornya sebesar 2,51%.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan secara keseluruhan dapat ditarik suatu
kesimpulan yaitu:
1. Tegangan charger hp sebenarnya atau tanpa resistor adalah sebesar 5 volt dan yang terukur atau
dengan menggunakan resistor sebesar kurang dari 5 volt. Hal ini menandakan bahwa resistor
yang dipasang pada protoboard yang dihubungkan secara seri dengan voltmeter akan
mengurangi nilai tegangan powersupply.
2. Nilai kesalahan/error pengukuran dipengaruhi oleh besar effect pembebanan secara teori dan
besar secara pengukuran. Nilai pengukuran secara teori dan dengan multimeter (voltmeter)
berbeda, tetapi perbedaannya tidak terlalu jauh. Rata-rata nilai kesalahan/error pengukuran pada
percobaan ini yaitu sebesar 1,86%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kesalahan pengukuran
sangat rendah atau tidak terjadi kesalahan. Factor lain yang membuaat nilai keduanya berbeda
bisa jadi karena error yang disebabkan oleh alat maupun manusia.
X. DAFTAR PUSTAKA
Junaidi. 2013. “Pengukuran ohmmeter menggunakan multimeter dan rancangan bangun generator”. Jurnal
splitrom No 5 ISSN 2301-4650
Achmadi. 2019. “Voltmeter: Definisi, Fungsi, Macam-macam dan Cara Menggunakannya”.
https://www.pengelasan.net/voltmeter/. (Diakses pada 22 Oktober 2020)
Dickson Kho, 2020. “Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya”.
https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-resistor/. (Diakses pada 22 Oktober 2020)
Dickson Kho, 2020. “Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Ohm”.
https://teknikelektronika.com/pengertian-rumus-bunyi-hukum-ohm/. (Diakses pada 22 Oktober 2020)
12
LAMPIRAN
13
Gambar 15. Rangkaian 2 (𝑉𝑅1 ) Gambar 16. Rangkaian 2 (𝑉𝑅2 )
14