Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO
Diajukan dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Enterpreneurship

Dosen Pengampu:
Dr. Andriani Samsuri, Ssos., MM.
Disusun Oleh:
1. Dilla Lutfiah Fortuna (08020420045)
2. Erninda Arianti Nurwahidah (08020420046)
3. Halimatusyahadah (08020420050)
4. Khoirun Nisa’ (08020420056)
5. Sofiyah (08030420176)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah berjudul "Risiko Bisnis" dengan baik dan benar, serta tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih memahami tentang
kewirausahaan.

Kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu


mata kuliah Enterpreneurship Ibu Dr. Andriani Samsuri,Ssos.,MM. dan semua
pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan-


kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Surabaya, 01 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan perdagangan, risiko merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan karena segala aktivitas pasti mengandung
risiko. Bahkan ada anggapan yang mengatakan tidak ada hidup tanpa
risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa kematian. Apa yang dimaksud
dengan risiko? Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. Sebagai
contoh, risiko bisa didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan.
Menurut Hanafi risiko adalah kemungkinan hasil yang diperoleh
menyimpang dari yang diharapkan. Risiko merupakan kemungkinan
terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan, jadi
ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu yang apabila terjadi
mengakibatkan kerugian.1
Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan,
bahkan ada orang yang mengatakan bahwa tidak ada hidup tanpa risiko,
terlebih lagi dalam dunia bisnis dimana ketidakpastian beserta risikonya
merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, melainkan
harus diperhatikan secara cermat bila menginginkan kesuksesan.2
Definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi, adalah
kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Deviasi standar merupakan alat statistik yang bisa digunakan untuk
mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai untuk
mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan probabilitas.
Sebagai contoh, pengemudi kendaraan orang muda lebih sering
mengalami kecelakaan dibandingkan dengan orang dewasa. Probabilitas
terjadinya kecelakaan untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan dengan
untuk orang dewasa. Karena itu risiko kecelakaan untuk orang muda lebih
tinggi dibandingkan untuk orang dewasa.
Kenapa muncul suatu risiko? Risiko berkaitan erat dengan kondisi
ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Kita
pasti pernah menghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini. Sebagai
contoh, hari ini bisa hujan, bisa juga tidak hujan. Investasi kita bisa
mendatangkan keuntungan (harga naik), bisa juga menyebabkan kerugian

1
Nova Yolanda, Skripsi: “ANALISIS PENGENDALIAN RISIKO USAHA PEDAGANG BUAH
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM” (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2020), hal. 3.
2
W. Wedana Yasa dkk, MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) REGIONAL BANGLI DI KABUPATEN BANGLI,
Spektran. Vol. 1 No. 2, 2013, hal. 32.
(harga turun). Kepastian dalam dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri.
Ketidakpastian tersebut menyebabkan munculnya risiko.3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian risiko usaha?
2. Apa manfaat manajemen risiko usaha?
3. Apa tujuan manajemen risiko usaha?
4. Apa saja macam-macam risiko usaha?
5. Bagaimana proses pengambilan risiko?
6. Bagaimana mengidentifikasi risiko usaha?
7. Bagaimana mengukur dan mengevaluasi risiko usaha?
8. Bagaimana pengelolaan risiko usaha?
9. Bagaimana implementasi risiko usaha?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian risiko usaha.
2. Untuk mengetahui apa manfaat manajemen risiko usaha.
3. Untuk mengetahui apa tujuan manajemen risiko usaha.
4. Untuk mengetahui apa saja macam-macam risiko usaha.
5. Untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan risiko.
6. Untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi risiko usaha.
7. Untuk mengetahui bagaimana mengukur dan mengevaluasi risiko
usaha.
8. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan risiko usaha.
9. Untuk mengetahui bagaimana implementasi risiko usaha.

D.

3
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Resiko, http://repository.ut.ac.id/4789/1/EKMA4262-M1.pdf,
diakses pada tanggal 01 Oktober 2021 pukul 19.00.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Risiko


Sebelum melakukan manajemen risiko, penting untuk mengetahu
terlebih dahulu definisi dari risiko itu sendiri. Karena tanpa memahami apa
yang dimaksud, maka kita akan kesulitan dalam melakukan manajemen
risiko.4 Risiko merupakan suatu keadaan ketidakpastian dan tingkat
ketidakpastiannya terukur secara kuantitatif. Risiko juga bisa diartikan
sebagai suatu keadaan ketidakpastian, yang apabila terjadi suatu keadaan
yang tidak diinginkan dapat menimbulkan suatu kerugian. Risiko terjadi
karena kurangnya informasi tentang kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi. Sedangkan sesuatu yang tidak pasti “uncertain”, akibatnya
bisa menguntungkan atau malah merugikan.5
Risiko bisnis merupakan tindakan yang dihubungkan dengan suatu
kemungkinan munculnya kerugian yang tak terduga dan tak diinginkan.
Kemungkinan munculnya risiko pada bisnis memang bisa disebabkan oleh
berbagai faktor seperti manajemen, sistem perusahaan serta strategi yang
kurang baik, atau adanya ketidakpastian dari aktivitas-aktivitas bisnis
seperti inovasi teknologi, desain produk, serta pemasaran.6 Sehingga untuk
meminimalisir terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang tidak
diinginkan, penting untuk kita memahami apa itu manajemen risiko.
Manajemen risiko merupakan penerapan fungsi manajemen dalam
menganggulangi risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh suatu
organisasi atau perusahaan, keluarga, hingga masyarakat. Manajemen
risiko meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
koordinasi serta pengawasan terhadap program penganggulangan risiko.

4
Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2007) h.4
5
Dosen Pendidikan 2, “Pengertian Risiko Menurut Para Ahli”, 17 Pengertian Risiko Menurut Para
Ahli - Jenis, Sumber dan Cara (dosenpendidikan.co.id) diakses tanggal 01 Oktober 2021
6
Gie, “Risiko Usaha: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Solusinya”, Risiko Usaha : Pengertian, Jenis,
Contoh, dan Solusinya - Accurate Online diakses tanggal 01 Oktober 2021
Manajemen risiko diartikan sebagai suatu metode logis serta sistematis
dalam mengidentifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan
solusi, dan melakukan monitor serta pelaporan risiko yang berlangsung
pada setiap proses.7

B. Tujuan Manajemen Risiko


Tujuan yang henda dicapai dengan melakukan manajemen risiko dapat
dibagi menjadi dua, yaitu tujuan sebelum terjadinya peril, dan tujuan
sesudah terjadinya peril.8  Peril sendiri merupakan suatu kejadian yang
bisa menimbulkan kerugian ataupun kerusakan (penyebab langsung
terjadinya kerugian).9
1. Tujuan Sebelum Terjadinya Peril
Ada beberapa macam tujuan yang hendak dicapai yang berkaitan
dengan hal-hal sebelum terjadinya peril, di antaranya ialah:
a) Hal-hal yang bersifat ekonomis. Seperti upaya untuk mengatasi
kemungkinan kerugian dengan cara yang paling ekonomis, yang
dilakukan melalui analisis keungan terhadap biaya program
keselamatan, besarnya premi asuransi, biaya dari berbagai macam
teknik penganggulangan risiko.
b) Hal-hal yang bersifat non-ekonomis, yakni upaya untuk
mengurangi kekhawatiran atau kecemasan, karena adanya
kemungkinan terjadinya peril tertentu dapat menimbulkan
kekhawatiran dan ketakutan, sehingga dengan adanya upaya
pencegahan atau penganggulangan maka kondisi tersebut dapat
diatasi.
c) Tindakan penganggulangan risiko dilakukan dalam rangka
memenuhi kewajiban yang berasal dari pihak ketiga atau pihak luar

7
Reni Maralis, Aris Triyono, Manajemen Risiko (Yogyakarta: Deepublish, 2019) h.8
8
Ibid, 9
9
Resthi Ramadhani, “Masing-masing pengertian Peril, Hazard, Exposure, dan Resiko”, rhesti:
Masing-masing pengertian Peril, Hazard, Exposure, dan Resiko. (rhestisyahdania.blogspot.com)
diakses pada 02 Oktober 2021
perusahaan, misalnya seperti memasang alat-alat keselamatan kerja
tertentu untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam undang-
undang keselamatan kerja.
2. Tujuan Setelah Terjadinya Peril
Tujuan setelah terjadinya peril pada dasarnya meliputi upaya dalam
penyelamatan operasi perusahaan setelah terkena peril.
a) Menyelamatkan operasi perusahaan
b) Mengupayakan agar operasi perusahaan tetap berlanjut.
c) Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir meski
tidak sepenuhnya, minimal cukup untuk menutup biaya
variabelnya.
d) Mengupayakan agar pengembangan usaha tetap berlanjut.
e) Mengusahakan agar tetap bisa melakukan tanggungjawab sosial
dari perusahaan.

C. Manfaat Manajemen Risiko


Manfaat yang akan diperoleh oleh perusahaan apabila melaksanakan
manajemen risiko dengan baik yaitu:
1. Menjamin pencapaian tujuan
Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen
menggunakan berbagai sumber daya yang ada untuk mencapai
goalsnya. Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang dapat
mencapai tujuannya dengan baik. Dalam mencapai tujuan ini, banyak
hal yang bisa terjadi. Ada hal-hal yang dapat diantisipasi sebelumnya.
Masa depan penuh dengan ketidakpastian dan ketidakpastian inilah
yang menimbulkan risiko.
Manajemen risiko adalah suatu cara untuk menangani masalah-
masalah yang mungkin timbul yang disebabkan oleh adanya
ketidakpastian. Perusahaan yang memiliki manajemen risiko yang baik
akan lebih mulus jalannya dalam mencapai tujuan dibandingkan
dengan perusahaan yanng tidak memiliki manajemen risiko yang baik.
2. Memperkecil kemungkinan bangkrut
Tidak ada jaminan bahwa sebuah perusahaan tidak akan bangkrut.
Setiap perusahaan punya kemungkinan bangkrut. Risiko bangkrut bisa
menimpa setiap perusahaan dimana saja dan kapan saja. Perusahaan
yang menjalankan manajemen risiko dengan baik akan sanggup
menangani berbagai kemungkinan yang merugikan yang akan terjadi,
sehingga memperkecil kemungkinan bangkrut. Dengan demikian,
eksistensi perusahaan lebih dapat dipertahankan.
3. Meningkatkan keuntungan perusahaan
Manajemen risiko yang baik dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan. Banyak orang yang berpikir bahwa jika perusahaan
mengelola risiko-risikonya maka perusahaan akan lebih banyak
mengeluarkan biaya sehingga akan mengurangi keuntungan
perusahaan. Pendapat ini tidaklah benar. Salah satu manfaat dari
manajemen risiko adalah dapat memperkecil kerugian sehingga
keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.
Dengan adanya penanganan risiko yang baik, segala kemungkinan
kerugian yang dapat menimpa perusahaan bisa dibuat sekecil-kecilnya
sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan akan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Hal ini harus menjadi salah
satu indikator suksesnya pelaksanaan manajemen risiko di dalam suatu
perusahaan.
4. Memberikan keamanan pekerjaan
Kemampuan memahami dan menangani risiko merupakan
keharusan bagi setiap manager. Manager yang dapat menangani risiko
dengan baik tidak saja dapat menyelamatkan perusahaan dari
kemungkinan rugi tapi juga dirinya. Apabila perusahaan yang dia
tangani dapat semaksimal mungkin terhindar dari kemungkinan rugi
sehngga perusahaan dapat menikmati kemajuan, kariernya pun akan
ikut maju.
Banyak perusahaan yang tidak bersedia mempekerjakan manager
dari perusahaan yang sebelumnya pernah bangkrut atau yang tidak
berprestasi sewaktu dipimpin oleh manager tersebut. Keengganan
mempekerjakan manager yang tidak berprestasi kadang-kadang bukan
disebabkan manager tersebut tidak berpengalaman, tetapi
kemungkinan karena kurang pemahaman dalam menangani hal-hal tak
terduga atau berisiko.10

D. Jenis-jenis Resiko Usaha


Adapun jenis-jenis resiko usaha antara lain:
1. Resiko Produksi, biasanya terjadi pada sistem produksi yang
otomatisasi dan menggunakan mesin, biasanya prosesnya menjadi
tidak teliti. Akibatnya pada saat terdapat produk yang cacat, dan
menjadi komplain bagi pelanggan yang memperolehnya dan rasa
ketidakpercayaan pada perusahaan maka akan menimbulkan kerugian
bagi perusahaan.
2. Resiko Pemasaran, berkaitan dengan proses marketing, yaitu
bagaimana teknik yang dilakukan untuk menyampaikan produk kepada
pelanggan dengan baik.
3. Resiko Sumber Daya Manusia, yang biasanya memerlukan karyawan
dalam hal pengembangan usaha, namun dapat menimbulkan resiko
apabila karyawan tersebut memiliki kepribadian yang kurang baik.
4. Resiko Finansial, Dalam hal menanggapi kerugian besar yang
memungkinkan akan terjadi, maka perlu dipersiapkan langkah
penyelesaiannya untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian
besar.
5. Resiko Lingkungan, Hal ini sangat berkitan erat dengan produksi
usaha yang biasanya menghasilkan limbah, terutama yang dapat
berdampak bagi kerusakan lingkungan. Akibatnya pengolahan dan

10
Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko, (Jakarta: PPM, 2008).
pembuangannya harus dipikirkan secara matang, agar tidak
menimbulkan kerugian dikemudian hari.
6. Resiko Teknologi, Berkaitan dengan produksi yang menggunakan alat,
yang
penggunaannya harus selalu dipantau keoptimalannya.
7. Resiko Permintaan Pasar, hal ini dapat diartikan dengan peluang
produksi yang harus selalu dikembangkan dengan inovasi, agar
permintaan tak sampai terhenti dengan seiringnya perkembangan
kebutuhan.
8. Resiko Kerjasama, Hal ini tentu terjadi pada saat kita memiliki partner
berbisnis, dan bergantung pada kepercayaan yang kita rasakan dari
partner yang akan melakukan kerja sama, jika tidak mka dikemudian
hari akan timbul resiko yang akan merugikan perusahaan.
9. Resiko Peraturan Pemerintah, Dalam hal ini kita harus mempunyai
pertimbangan tentang keamanan pada usaha yang kita jalani, apakah
telah sesuai dengan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah.
10. Resiko Pengembangan Asset, Saat berkeinginan mengembangkan
asset yang dimiliki maka harus melihat, memperkirakan, serta
menghitung kembali resiko yang akan berdampak besar bagi usaha,
dan dapat memikirkan langkah untuk mengatasinya.11

E. Klasifikasi Risiko Usaha


Menurut Pramana (2011) risiko diklasifikasikan sebagai berikut:12
a. Risiko berdasarkan sifat
1) Risiko Spekulatif (Speculative Risk), risiko ini adalah risiko yang
ada karena disengajakan dengan harapan adanya keuntungan dari
pihak lain. Contohnya seperti perubahan harga.

11
Jamil Latief, Kewirasuhaan, Buku Ajar, (Jakarta: 2017).
12
Zahrotul Munawwaroh, "Analisis Manajemen Risiko pada pelaksanaan program pendidikan
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan." Jurnal Administrasi Pendidikan 24, no. 2 (Oktober,
2017), 76.
2) Risiko Murni (Pure Risk), risiko ini merupakan risiko karena tidak
disengaja, dan apabila risiko ini terjadi akan menyebabkan
kerugian secara tiba-tiba. Contohnya seperti hilangnya aset karena
kebakaran atau bencana alam.
b. Risiko berdasarkan kemungkinannya untuk dialihkan
1) Risiko yang dapat dialihkan, risiko ini merupakan risiko yang
bisa dipertanggungjawabkan dengan cara mengalihkan obyek
yang akan terkena risiko pada perusahaan asuransi. Adapun
risiko yang dapat diasuransikan adalah risiko yang dapat diukur
dengan uang, terjadi secara tiba-tiba, risiko murni.
2) Risiko yang tidak dapat dialihkan, risiko ini merupakan risiko
yang tidak bisa dipertanggungjawabkan pada perusahaan
asuransi. Umumnya risiko ini adalah semua risiko yang
termasuk ke dalam risiko spekulatif.
c. Risiko berdasarkan kemunculannya
1) Risiko internal adalah risiko yang terjadi karena faktor dari
perusahaan itu sendiri. Misalnya kerusakan properti,
kecelakaan kerja dan lain-lain.
2) Risiko eksternal adalah risiko akibat faktor dari luar
perusahaan. Misalnya seperti adanya persaingan usaha,
kejadian pencurian, penipuan, perubahan kebijakan dan lain
sebagainya.

F. Pengambilan Risiko
Pengambilan risiko adalah hal yang wajar dan yang seharusnya
dilakukan oleh entrepreneur untuk merealisasikan potensinya. Dalam
mengambil suatu risiko haruslah melibatkan kesadaran terhadap peristiwa-
peristiwa yang terjadi di masa sekarang dan yang mungkin terjadi di masa
depan. Jika seorang entrepreneur tidak bersedia mengambil risiko ketika
menjalankan usaha, maka dia tidak akan pernah merealisasikan bakat,
potensi dan semangatnya dalam berwirausaha.13

Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan yang dapat


dipertimbangkan oleh entrepreneur sebelum memutuskan untuk
mengambil risiko usaha:

1) Apakah resiko yang mungkin terjadi sepada dengan hasil usaha?


Kemungkinan rugi akan lebih besar jika usaha bersifat untung-
untungan (gambling). Untuk mengantisipasi masalah ini, alangkah
baiknya perusahaan melakukan studi kelayakan dengan tujuan untuk
memperhitungkan risiko yang akan diambil.
2) Bagaimana risiko dapat dikurangi?
Seorang entrepreneur harus melakukan tindakan yang efisien dengan
cara mengurangi dana yang berkaitan langsung dengan produksi.
Misalnya pada usaha bersekala kecil seperti restoran ayam panggang
tidak perlu membuat fasilitas bermain untuk anak-anak. Dengan
bertindak secara efektif akan memudahkan untuk mencapai sasaran
yang dituju.
3) Personalia seperti apa yang dapat mengurangi resiko?
Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan harus kompeten dalam
bidangnya, sehingga dapat menghasilkan tenaga kerja yang memiliki
produktivitas tinggi. Produktivitas pada karyawan sendiri dapat
ditingkatkan dengan cara mengadakan pelatihan bagi para karyawan
baik secara formal maupun non formal.
4) Apakah entrepreneur takut dalam mengambil resiko?
Setiap orang pasti pernah memiliki jiwa yang pesimis. Namun bagi
seorang entrepreneur risiko merupakan sebuah tantangan, maka dari
itu seorang entrepreneur harus berpikir posotif dan optimis dalam
pengambilan risiko.
5) Persiapan apa yang dilakukan sebelum mengambil resiko?
13
Rusydi Ananda, Tien Rafida. "Pengantar kewirausahaan: Rekayasa akademik melahirkan
enterpreneurship." (Medan: Perdana Publishing, 2016), 185.
Yang paling utama dan yang harus dimiliki oleh entrepreneur adalah
berbagai keterampilan dalam bidang usaha. Kemudian harus bisa
memperbaiki permasalahan-permasalahan yang terjadi untuk
seterusnya. Dan yang tidak kalah penting adalah kemungkinan resiko
yang terjadi diperhitungkan untuk selanjutnya dan harus disertai
dengan keyakinan dan semangat.14

G. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko merupakan tahap penting untuk mengidentifikasi
kejadian risiko (risk event) terhadap aktivitas pekerjaan yang telah dibuat.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui risiko dan penyebab risiko yang
terjadi, penyebab risiko dalam penelitian ini disebut dengan risk agent.
Pada dasarnya risiko tidak bisa dihilangkan, tapi bisa dikelola untuk
meminimalkan potensi kerugian, meningkatkan pendapatan dan profit,
serta membuat kita lebih waspada dan responsif terhadap perubahan situasi
bisnis. Untuk mengelola risiko-risiko bisnis secara tepat, kita perlu
mengidentifikasikan risiko bisnis.
Identifikasi risiko dilakukan dengan mengumpulkan semua
informasi yang berkaitan dengan kegiatan bisnis untuk kemudian dianalisa
mengenai potensi paparan risiko dan dampak yang ditimbulkan. Informasi
yang dibutuhkan untuk melakukan analisa dapat bersumber dari rencana
bisnis perusahaan, laporan operasional, laporan keuangan, laporan
kejadian risiko di masa lampau, studi banding dengan usaha sejenis, serta
melakukan perhitungan statistik dari kejadian risiko di masa lalu.15
Risiko selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya kerugian
suatu usaha, baik usaha perorangan maupun perusahaan. Setiap kegiatan
usaha senantiasa berhadapan dengan risiko. Identifikasi risiko dilakukan
untuk mengidentifikasi risiko-risiko apapun yang dihadapi oleh pelaku

14
Rusydi Ananda, Tien Rafida. "Pengantar kewirausahaan: Rekayasa akademik melahirkan
enterpreneurship." (Perdana Publishing, 2016), 186.
15
PTC, Mengidentifikasi Risiko Bisnis, https://www.pertamina-ptc.com/mengidentifikasi-risiko-
bisnis/, diakses pada tanggal 01 Oktober 2021 pukul 13.10.
usaha. Banyak risiko yang dihadapi oleh pelaku usaha, mulai dari risiko-
risiko yang kecil seperti kecerobohan pegawai, sampai pada risiko-risiko
yang besar.16
Dalam mengidentifikasi risiko ada beberapa metode yang dapat
digunakan, antara lain:
a. Menggunakan daftar pertanyaan (questionair) untuk menganalisa
risiko yang dari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan tersebut
diharapkan dapat memberikan petunjuk-petunjuk tentang dinamika
informasi khusus, yang dapat dirancang secara sistematis tentang
risiko yang menyangkut kekayaan maupun operasi perusahaan.
b. Menggunakan laporan keuangan, yaitu dengan menganalisa neraca,
laporan pengoperasian dan catatan-catatan pendukung lainnya,
akan dapat diketahui/diidentifikasi semua harta kekayaan, hutang
piutang dan sebagainya. Sehingga dengan merangkaikan laporan-
laporan tersebut dan berdasarkan ramalan-ramalan anggaran
keuangan akan dapat menentukan penanggulangan risiko di masa
mendatang.
c. Membuat flow-chart aliran barang mulai dari bahan mentah sampai
menjadi barang jadi akan dapat diketahui risiko-risiko yang
dihadapi pada masing-masing tahap dari aliran tersebut. Dari flow-
chart tersebut akan dapat diidentifikasikan kemungkinan kerugian
pada masing-masing tahap.17

Hasil dari mengidentifikasikan risiko bisnis kemudian digunakan


untuk menetapkan cara-cara mengatasi risiko serta biaya yang
dibutuhkan untuk mengendalikan risiko. Di antara cara-cara tersebut
antara lain adalah menghindari terjadinya risiko, mengurangi penyebab
risiko, mengalihkan atau membagi risiko tersebut dengan pihak lain
16
Rizky Maulana S. dkk, MENGIDENTIFIKASI RISIKO MANAJEMEN RISIKO DAN INOVASI,
https://www.academia.edu/40938411/MENGIDENTIFIKASI_RISIKO_MANAJEMEN_RISIKO_DAN_I
NOVASI, diakses pada tanggal 01 Oktober 2021 pukul 13.15.
17
Denmas Ulin, Mengidentifikasi Resiko, https://makalah-
xyz.blogspot.com/2018/03/mengidentifikasi-resiko.html diakses pada tanggal 01 Oktober 2020
pukul 13.00.
(misalnya dengan asuransi), atau dengan sadar menerima risiko
tersebut. Dengan mengendalikan risiko, diharapkan bisnis tidak akan
mengalami kejadian risiko yang dapat menimbulkan kerugian, dan
bahkan dapat meraih peluang mendapatkan pendapatan dan
keuntungan sesuai dengan target yang ditetapkan.

H. Evaluasi dan Pengukuran Risiko


Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan
mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk
memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh
pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan.
Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk ‘mengukur’ risiko tersebut.
Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko
tersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas
(kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. Dengan
probabilitas tersebut kita berusaha ‘mengukur’ risiko. Sebagai contoh, ada
risiko perusahaan terkena jatuhan meteor atau komet, tetapi probabilitas
risiko semacam itu sangat kecil (0,000000001). Karena itu risiko tersebut
tidak perlu diperhatikan. Contoh lain adalah risiko kebakaran dengan
probabilitas (misal) 0,6. Karena probabilitas yang tinggi, maka risiko
kebakaran perlu diberi perhatian ekstra. Contoh tersebut menunjukkan
bahwa dengan menggunakan teknik probabilitas kita bisa melakukan
prioritisasi risiko, sehingga kita bisa lebih memfokuskan pada risiko yang
mempunyai kemungkinan yang besar untuk terjadi.
Untuk risiko lain, evaluasi dan pengukuran yang berbeda bisa
dilakukan. Sebagai contoh, risiko perubahan tingkat bunga bisa diukur
dengan teknik duration (durasi). Risiko pasar bisa dievaluasi dengan
menggunakan teknik VAR (Value At Risk). Pemahaman kita terhadap
beberapa risiko sudah cukup baik sehingga teknik pengukuran risiko
tersebut sudah berkembang. Sementara pemahaman kita terhadap risiko
lain belum begitu baik sehingga teknik pengukuran risiko tersebut belum
begitu berkembang. Teknik lain untuk mengukur risiko adalah dengan
mengevaluasi dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan.
I. Pengelolaan Risiko Usaha
Risiko berhubungan erat dengan hal-hal yang tidak menyenangkan,
sehingga penting untuk kita terus berhati-hati pada segala aspek kehidupan
dengan perhitungan yang tepat. Seseorang ataupun perusahaan harus siap
dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan berdampak pada lahirnya
kerugian, bahaya dan dampak kurang baik lainnya dari sebuah risiko.
Maka itu ddibutuhkan manajemen risiko dalam mengahadapi berbagai
keadaan yang tidak pasti dan tidak terprediksi, sebagai upaya untuk terus
mampu bertahan menghadapi risiko.
Cara mengelola risiko/Manajemen Risiko sering disebut enterprise
risk management (ERM). ERM adalah sebuah strategi yang digunakan
suatu perusahaan untuk mengevaluasi dan mengelola semua risiko
perusahaan. Manajemen risiko tidak dapat dilakukan sepotong-potong saja
dan diperlukan sebuah bagunan yang sistematis serta terintegrasi samapi
menjadi budaya perusahaan yang sehat sehingga pengelolaan risiko
menjadi efektif. Hal ini harus dilakukan oleh SDM yang berintegrasi
tinggi dan kompeten dalam bidang manajemen risiko. Beberapa cara
manajer mengindentifikasi manajemen risiko perusahaan, yaitu sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi Masalah/Risiko
Banyak kemungkina-kemungkinan risiko yang akan dihadapi oleh
sebuah perusahaan yang mencari laba ataupun perusahaan nirlaba
bahkan perorangan. Maka itu, perusahaan harus mencari kemungkinan
risiko yang akan terjadi saat menerapkan sebuah program atau strategi
baru secara tepat, yang bersumber dari oprasional, keuangan maupun
kegiatan strategis, agar perusahaan mampu menghadapi risiko yang
akan terjadi di masa depan.
2. Menentukan Masalah yang Paling Utama
Setelah perusahaan mampu mengidentifikasi beberapa risiko yang
akan dihadapi, baik internal maupun eksternal kemudian perusahaan
harus memlilih risiko yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu untuk
diselesaikan.
3. Pengambilan Keputusan
Setelah ditemukan masalah dan keputusan penentuan masalah yang
paling utama ditetapkan, maka Mananjer perlu mengendalikan
masalah-masalah tersebut dengan menagmbil keputusan yang tepat.
4. Evaluasi
Dalam proses pengendalian masalah tersebut Manajer melakukan
evaluasi, apakah kepurtusan yang diambil sudah tepat atau belum.

Identifikasi
Masalah

Manajemen
Evalua Prioritas
Risiko
si Masalah
Perusahaan

Pengambilan
Keputusan

Perusahaan dapat menerapkan strategi pengelolaan risiko.


Kebijakan tersebut dapat dilakukan dengan memilih salah satu atau
kombinasi dari alternatif strategi berikut ini. Pada dasarnya manajemen
risiko dilakukan melalui proses-proses berikut ini:
1. Identifikasi risiko, hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi
risiko-risiko apa saja yang akan/sudah dihadapi oleh suatu perusahaan.
Risiko-risiko yang akan dihadapi oleh suatu perusahaan mulai dari risiko
penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhan meteor atau komet, dan
risiko lainnya. Beberapa teknik yang perlu dilakukan suatu perusahaan
untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko
sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Sebagai contoh,
kompor yang diletakkan di dekat penyimpanan minyak tanah. Api
merupakan sumber risiko, kompor yang ditaruh dekat minyak tanah
merupakan kondisi yang meningkatkan terjadinya kecelakaan, bangunan
yang bisa terbakar merupakan eksposur yang dihadapi perusahaan.
Misalkan terjadi kebakaran, kebakaran merupakan peristiwa yang
merugikan (peril). Identifikasi semacam ini dilakukan dengan melihat
konsekuen dari sumber risiko sampai ke terjadinya peristiwa yang
merugikan. Pada beberapa situasi, risiko yang dihadapi oleh perusahaan
cukup standar. Sebagai contoh, bank menghadapi risiko terutama adalah
risiko kredit (kemungkinan debitur tidak melunasi hutangnya). Untuk bank
yang juga aktif melakukan perdagangan sekuritas, maka bank tersebut
akan menghadapi risiko pasar. Setiap bisnis akan menghadapi risiko yang
berbeda-beda karakteristiknya.
2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko, langkah selanjutnya adalah dengan
mengukur risiko dan mengevaluasi risiko tersebut. Tujuannya adalah
untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita
memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah
dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk ‘mengukur’
risiko tersebut. Beberapa-beberapa teknik dalam mengukur risiko yaitu
tergantung pada jenis risiko tersebut. Kita harus bisa memperkirakan
probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi.
Dengan probabilitas tersebut kita berusaha ‘mengukur’ risiko. Sebagai
contoh, ada risiko perusahaan terkena jatuhan meteor atau komet, tetapi
probabilitas risiko semacam itu sangat kecil (0,000000001). Karena itu
risiko tersebut tidak perlu diperhatikan. Contoh lain adalah risiko
kebakaran dengan probabilitas (misal) 0,6. Karena probabilitas yang
tinggi, maka risiko kebakaran perlu diberi perhatian ekstra. Dapat
disimpulkan, bahwa contoh di atas menunjukkan dengan menggunakan
teknik probabilitas kita bisa melakukan prioritisasi risiko, sehingga kita
bisa lebih memfokuskan pada risiko yang mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk terjadi.
3. Pengelolaan risiko, Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah
selanjutnya adalah mengelola risiko. Risiko wajib dikelola oleh
perusahaan. Jika perusahaan gagal mengelola risiko, maka konsekuensi
yang akan terjadi bisa cukup serius, misalnya akan terjadi kerugian yang
besar. Risiko dapat dikelola dengan beberapa cara berikut; penghindaran,
ditahan (retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya.
Manajemen risiko erat kaitannya dengan pengendalian risiko (risk control)
dan pendanaan risiko (risk financing).
a. Risk avoidance/Penghindaran Risiko. Dimana perusahaan
memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang berisiko.
Adapun pada kondisi yang mengharuskan untuk melakukannya,
maka sangat dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial
kerugian yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut.18 Cara ini adalah
cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko. Tetapi cara
semacam ini mungkin saja tidak optimal. Sebagai contoh, jika kita
ingin memperoleh keuntungan dari bisnis, maka mau tidak mau
kita harus keluar dan menghadapi risiko yang akan terjadi.
Kemudian kita mengelola risiko tersebut.
b. Ditahan (Retention), dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika
kita menghadapi sendiri risiko tersebut (menahan risiko tersebut,
atau risk retention). Sebagai contoh, misalkan seseorang akan
keluar rumah membeli sesuatu dari supermarket terdekat, dengan
menggunakan kendaraan. Kendaraan tersebut tidak diasuransikan.
Orang tersebut merasa asuransi terlalu repot, mahal, sementara dia
akan mengendarai kendaraan tersebut dengan hati-hati. Dalam
contoh tersebut, orang tersebut memutuskan untuk menanggung
sendiri (menahan, retention) risiko kecelakaan. Bertahan terhadap

18
Wijayantini, “MODEL PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO.”
resiko yang terjadi (Risk retention) dibeberapa situasi mungkin
tidak dapat dihindari lagi meskipun hal ini bukan pilihan karena
tidak ada strategi lain yang sesuai untuk menghadapi suatu resiko
tertentu, dan itu sudah menjadi bagian penting dari aktivitas
organisasi/ perusahaan. Dengan kata lain bilamana risiko-risiko
yang terjadi masih dalam batas yang masih bisa ditolelir, maka
risiko yang terjadi dapat diterima.19
c. Diversifikasi, berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga
tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja. Sebagai
contoh, kita barangkali akan memegang aset tidak hanya satu,
tetapi pada beberapa aset, misal saham A, saham B, obligasi C,
properti, dan sebagainya. Jika terjadi kerugian pada satu aset,
kerugian tersebut diharapkan bisa dikompensasi oleh keuntungan
dari aset lainnya.
d. Risk transfer/Transfer Risiko. Memindahkan risiko kepada pihak
lain, biasanya dapat dilakukan melalui suatu kontrak. Seperti pada
bisnis asuransi atau hedging. Jika kita merasa tidak mampu atau
tidak ingin menanggung risiko tertentu, maka kita bisa mentransfer
risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko
tersebut. Sebagai contoh, kita bisa membeli asuransi kecelakaan.
Jika terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan menanggung
kerugian dari kecelakaan tersebut.
e. Pengendalian Risiko. Pengendalian risiko bertujuan untuk
mencegah atau menurunkan kemungkinan terjadinya risiko atau
kejadian yang tidak kita inginkan. Sebagai contoh, untuk mencegah
terjadinya kebakaran, maka kita perlu memasang alarm asap di
bangunan kita. Alarm tersebut merupakan salah satu cara kita
mengendalikan risiko kebakaran.
f. Pendanaan Risiko. Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana
‘mendanai’ kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul. Sebagai

19
Wijayantini.
contoh, jika terjadi kebakaran, bagaimana menanggung kerugian
akibat kebakaran tersebut, apakah dari asuransi, ataukah
menggunakan dana cadangan? Isu semacam itu masuk dalam
wilayah pendanaan risiko.20

J. Implementasi pada Ice Cream Ganyonghaseo

20
Hanafi, “Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management.”
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Djohanputro, Bramantyo. “Manajemen Risiko”. PPM. Jakarta: 2008.

Latief Jamil. Kewirasuhaan. Buku Ajar. Jakarta: 2017.

Ananda, Rusydi, and Tien Rafida. "Pengantar kewirausahaan: Rekayasa akademik


melahirkan enterpreneurship." (Medan: Perdana Publishing, 2016).

Munawwaroh, Zahrotul. "Analisis Manajemen Risiko pada pelaksanaan program


pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan." Jurnal Administrasi
Pendidikan 24, no. 2 (Oktober, 2017), 76.

Yolanda, N. (2020). Skripsi: “Analisis Pengendalian Risiko Usaha Pedagang


Buah dalam Perspektif Ekonomi Islam” (Skripsi Strata 1 UIN Ar-Raniry Banda
Aceh, 2020) Diakses dari https://repository.ar-raniry.ac.id/id/

Yasa, W. dkk. (2013). Manajemen Risiko Operasional dan Pemeliharaan Tempat


Pembuangan Akhir (TPA) Regional Bangli di kabupaten Bangli, Spektran. Vol. 1
No. 2, hal. 32.

Mamduh M. Hanafi, Manajemen Resiko,


http://repository.ut.ac.id/4789/1/EKMA4262-M1.pdf, diakses pada tanggal 01
Oktober 2021.

PTC, Mengidentifikasi Risiko Bisnis, https://www.pertamina-


ptc.com/mengidentifikasi-risiko-bisnis/, diakses pada tanggal 01 Oktober 2021.

Rizky Maulana S. dkk, Mengidentifikasi Risiko, Manajemen Risiko dan Inovasi,


https://www.academia.edu/40938411/MENGIDENTIFIKASI_RISIKO_MANAJ
EMEN_RISIKO_DAN_INOVASI, diakses pada tanggal 01 Oktober 2021.

Denmas Ulin, Mengidentifikasi Resiko, https://makalah-


xyz.blogspot.com/2018/03/mengidentifikasi-resiko.html diakses pada tanggal 01
Oktober 2020.

Hanafi, Dr Mamduh M. “Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk


Management,” n.d., 40.
Manajemen Resiko - Konsep, Kasus,Implemen. N.p.: Elex Media
Komputindo, 2013., n.d.

“MANAJEMEN RISIKO. N.p.: Penerbit Widina, 2020.,” n.d.

Siswanti, Indra, Conie Nopinda Br Sitepu, Novita Butarbutar, Edwin Basmar,


Rahmita Saleh, Sudirman Sudirman, Mahyuddin Mahyuddin, Luthfi Parinduri,
and Laura Prasasti. MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN. Yayasan Kita
Menulis, 2020.

Wijayantini, Bayu. “MODEL PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO,” no. 2


(n.d.): 8

Anda mungkin juga menyukai