MANAJEMEN RISIKO
Diajukan dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Enterpreneurship
Dosen Pengampu:
Dr. Andriani Samsuri, Ssos., MM.
Disusun Oleh:
1. Dilla Lutfiah Fortuna (08020420045)
2. Erninda Arianti Nurwahidah (08020420046)
3. Halimatusyahadah (08020420050)
4. Khoirun Nisa’ (08020420056)
5. Sofiyah (08030420176)
Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah berjudul "Risiko Bisnis" dengan baik dan benar, serta tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih memahami tentang
kewirausahaan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan perdagangan, risiko merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan karena segala aktivitas pasti mengandung
risiko. Bahkan ada anggapan yang mengatakan tidak ada hidup tanpa
risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa kematian. Apa yang dimaksud
dengan risiko? Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. Sebagai
contoh, risiko bisa didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan.
Menurut Hanafi risiko adalah kemungkinan hasil yang diperoleh
menyimpang dari yang diharapkan. Risiko merupakan kemungkinan
terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan, jadi
ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu yang apabila terjadi
mengakibatkan kerugian.1
Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan,
bahkan ada orang yang mengatakan bahwa tidak ada hidup tanpa risiko,
terlebih lagi dalam dunia bisnis dimana ketidakpastian beserta risikonya
merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, melainkan
harus diperhatikan secara cermat bila menginginkan kesuksesan.2
Definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi, adalah
kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Deviasi standar merupakan alat statistik yang bisa digunakan untuk
mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai untuk
mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan probabilitas.
Sebagai contoh, pengemudi kendaraan orang muda lebih sering
mengalami kecelakaan dibandingkan dengan orang dewasa. Probabilitas
terjadinya kecelakaan untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan dengan
untuk orang dewasa. Karena itu risiko kecelakaan untuk orang muda lebih
tinggi dibandingkan untuk orang dewasa.
Kenapa muncul suatu risiko? Risiko berkaitan erat dengan kondisi
ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Kita
pasti pernah menghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini. Sebagai
contoh, hari ini bisa hujan, bisa juga tidak hujan. Investasi kita bisa
mendatangkan keuntungan (harga naik), bisa juga menyebabkan kerugian
1
Nova Yolanda, Skripsi: “ANALISIS PENGENDALIAN RISIKO USAHA PEDAGANG BUAH
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM” (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2020), hal. 3.
2
W. Wedana Yasa dkk, MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) REGIONAL BANGLI DI KABUPATEN BANGLI,
Spektran. Vol. 1 No. 2, 2013, hal. 32.
(harga turun). Kepastian dalam dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri.
Ketidakpastian tersebut menyebabkan munculnya risiko.3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian risiko usaha?
2. Apa manfaat manajemen risiko usaha?
3. Apa tujuan manajemen risiko usaha?
4. Apa saja macam-macam risiko usaha?
5. Bagaimana proses pengambilan risiko?
6. Bagaimana mengidentifikasi risiko usaha?
7. Bagaimana mengukur dan mengevaluasi risiko usaha?
8. Bagaimana pengelolaan risiko usaha?
9. Bagaimana implementasi risiko usaha?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian risiko usaha.
2. Untuk mengetahui apa manfaat manajemen risiko usaha.
3. Untuk mengetahui apa tujuan manajemen risiko usaha.
4. Untuk mengetahui apa saja macam-macam risiko usaha.
5. Untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan risiko.
6. Untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi risiko usaha.
7. Untuk mengetahui bagaimana mengukur dan mengevaluasi risiko
usaha.
8. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan risiko usaha.
9. Untuk mengetahui bagaimana implementasi risiko usaha.
D.
3
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Resiko, http://repository.ut.ac.id/4789/1/EKMA4262-M1.pdf,
diakses pada tanggal 01 Oktober 2021 pukul 19.00.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2007) h.4
5
Dosen Pendidikan 2, “Pengertian Risiko Menurut Para Ahli”, 17 Pengertian Risiko Menurut Para
Ahli - Jenis, Sumber dan Cara (dosenpendidikan.co.id) diakses tanggal 01 Oktober 2021
6
Gie, “Risiko Usaha: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Solusinya”, Risiko Usaha : Pengertian, Jenis,
Contoh, dan Solusinya - Accurate Online diakses tanggal 01 Oktober 2021
Manajemen risiko diartikan sebagai suatu metode logis serta sistematis
dalam mengidentifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan
solusi, dan melakukan monitor serta pelaporan risiko yang berlangsung
pada setiap proses.7
7
Reni Maralis, Aris Triyono, Manajemen Risiko (Yogyakarta: Deepublish, 2019) h.8
8
Ibid, 9
9
Resthi Ramadhani, “Masing-masing pengertian Peril, Hazard, Exposure, dan Resiko”, rhesti:
Masing-masing pengertian Peril, Hazard, Exposure, dan Resiko. (rhestisyahdania.blogspot.com)
diakses pada 02 Oktober 2021
perusahaan, misalnya seperti memasang alat-alat keselamatan kerja
tertentu untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam undang-
undang keselamatan kerja.
2. Tujuan Setelah Terjadinya Peril
Tujuan setelah terjadinya peril pada dasarnya meliputi upaya dalam
penyelamatan operasi perusahaan setelah terkena peril.
a) Menyelamatkan operasi perusahaan
b) Mengupayakan agar operasi perusahaan tetap berlanjut.
c) Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir meski
tidak sepenuhnya, minimal cukup untuk menutup biaya
variabelnya.
d) Mengupayakan agar pengembangan usaha tetap berlanjut.
e) Mengusahakan agar tetap bisa melakukan tanggungjawab sosial
dari perusahaan.
10
Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko, (Jakarta: PPM, 2008).
pembuangannya harus dipikirkan secara matang, agar tidak
menimbulkan kerugian dikemudian hari.
6. Resiko Teknologi, Berkaitan dengan produksi yang menggunakan alat,
yang
penggunaannya harus selalu dipantau keoptimalannya.
7. Resiko Permintaan Pasar, hal ini dapat diartikan dengan peluang
produksi yang harus selalu dikembangkan dengan inovasi, agar
permintaan tak sampai terhenti dengan seiringnya perkembangan
kebutuhan.
8. Resiko Kerjasama, Hal ini tentu terjadi pada saat kita memiliki partner
berbisnis, dan bergantung pada kepercayaan yang kita rasakan dari
partner yang akan melakukan kerja sama, jika tidak mka dikemudian
hari akan timbul resiko yang akan merugikan perusahaan.
9. Resiko Peraturan Pemerintah, Dalam hal ini kita harus mempunyai
pertimbangan tentang keamanan pada usaha yang kita jalani, apakah
telah sesuai dengan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah.
10. Resiko Pengembangan Asset, Saat berkeinginan mengembangkan
asset yang dimiliki maka harus melihat, memperkirakan, serta
menghitung kembali resiko yang akan berdampak besar bagi usaha,
dan dapat memikirkan langkah untuk mengatasinya.11
11
Jamil Latief, Kewirasuhaan, Buku Ajar, (Jakarta: 2017).
12
Zahrotul Munawwaroh, "Analisis Manajemen Risiko pada pelaksanaan program pendidikan
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan." Jurnal Administrasi Pendidikan 24, no. 2 (Oktober,
2017), 76.
2) Risiko Murni (Pure Risk), risiko ini merupakan risiko karena tidak
disengaja, dan apabila risiko ini terjadi akan menyebabkan
kerugian secara tiba-tiba. Contohnya seperti hilangnya aset karena
kebakaran atau bencana alam.
b. Risiko berdasarkan kemungkinannya untuk dialihkan
1) Risiko yang dapat dialihkan, risiko ini merupakan risiko yang
bisa dipertanggungjawabkan dengan cara mengalihkan obyek
yang akan terkena risiko pada perusahaan asuransi. Adapun
risiko yang dapat diasuransikan adalah risiko yang dapat diukur
dengan uang, terjadi secara tiba-tiba, risiko murni.
2) Risiko yang tidak dapat dialihkan, risiko ini merupakan risiko
yang tidak bisa dipertanggungjawabkan pada perusahaan
asuransi. Umumnya risiko ini adalah semua risiko yang
termasuk ke dalam risiko spekulatif.
c. Risiko berdasarkan kemunculannya
1) Risiko internal adalah risiko yang terjadi karena faktor dari
perusahaan itu sendiri. Misalnya kerusakan properti,
kecelakaan kerja dan lain-lain.
2) Risiko eksternal adalah risiko akibat faktor dari luar
perusahaan. Misalnya seperti adanya persaingan usaha,
kejadian pencurian, penipuan, perubahan kebijakan dan lain
sebagainya.
F. Pengambilan Risiko
Pengambilan risiko adalah hal yang wajar dan yang seharusnya
dilakukan oleh entrepreneur untuk merealisasikan potensinya. Dalam
mengambil suatu risiko haruslah melibatkan kesadaran terhadap peristiwa-
peristiwa yang terjadi di masa sekarang dan yang mungkin terjadi di masa
depan. Jika seorang entrepreneur tidak bersedia mengambil risiko ketika
menjalankan usaha, maka dia tidak akan pernah merealisasikan bakat,
potensi dan semangatnya dalam berwirausaha.13
G. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko merupakan tahap penting untuk mengidentifikasi
kejadian risiko (risk event) terhadap aktivitas pekerjaan yang telah dibuat.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui risiko dan penyebab risiko yang
terjadi, penyebab risiko dalam penelitian ini disebut dengan risk agent.
Pada dasarnya risiko tidak bisa dihilangkan, tapi bisa dikelola untuk
meminimalkan potensi kerugian, meningkatkan pendapatan dan profit,
serta membuat kita lebih waspada dan responsif terhadap perubahan situasi
bisnis. Untuk mengelola risiko-risiko bisnis secara tepat, kita perlu
mengidentifikasikan risiko bisnis.
Identifikasi risiko dilakukan dengan mengumpulkan semua
informasi yang berkaitan dengan kegiatan bisnis untuk kemudian dianalisa
mengenai potensi paparan risiko dan dampak yang ditimbulkan. Informasi
yang dibutuhkan untuk melakukan analisa dapat bersumber dari rencana
bisnis perusahaan, laporan operasional, laporan keuangan, laporan
kejadian risiko di masa lampau, studi banding dengan usaha sejenis, serta
melakukan perhitungan statistik dari kejadian risiko di masa lalu.15
Risiko selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya kerugian
suatu usaha, baik usaha perorangan maupun perusahaan. Setiap kegiatan
usaha senantiasa berhadapan dengan risiko. Identifikasi risiko dilakukan
untuk mengidentifikasi risiko-risiko apapun yang dihadapi oleh pelaku
14
Rusydi Ananda, Tien Rafida. "Pengantar kewirausahaan: Rekayasa akademik melahirkan
enterpreneurship." (Perdana Publishing, 2016), 186.
15
PTC, Mengidentifikasi Risiko Bisnis, https://www.pertamina-ptc.com/mengidentifikasi-risiko-
bisnis/, diakses pada tanggal 01 Oktober 2021 pukul 13.10.
usaha. Banyak risiko yang dihadapi oleh pelaku usaha, mulai dari risiko-
risiko yang kecil seperti kecerobohan pegawai, sampai pada risiko-risiko
yang besar.16
Dalam mengidentifikasi risiko ada beberapa metode yang dapat
digunakan, antara lain:
a. Menggunakan daftar pertanyaan (questionair) untuk menganalisa
risiko yang dari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan tersebut
diharapkan dapat memberikan petunjuk-petunjuk tentang dinamika
informasi khusus, yang dapat dirancang secara sistematis tentang
risiko yang menyangkut kekayaan maupun operasi perusahaan.
b. Menggunakan laporan keuangan, yaitu dengan menganalisa neraca,
laporan pengoperasian dan catatan-catatan pendukung lainnya,
akan dapat diketahui/diidentifikasi semua harta kekayaan, hutang
piutang dan sebagainya. Sehingga dengan merangkaikan laporan-
laporan tersebut dan berdasarkan ramalan-ramalan anggaran
keuangan akan dapat menentukan penanggulangan risiko di masa
mendatang.
c. Membuat flow-chart aliran barang mulai dari bahan mentah sampai
menjadi barang jadi akan dapat diketahui risiko-risiko yang
dihadapi pada masing-masing tahap dari aliran tersebut. Dari flow-
chart tersebut akan dapat diidentifikasikan kemungkinan kerugian
pada masing-masing tahap.17
Identifikasi
Masalah
Manajemen
Evalua Prioritas
Risiko
si Masalah
Perusahaan
Pengambilan
Keputusan
18
Wijayantini, “MODEL PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO.”
resiko yang terjadi (Risk retention) dibeberapa situasi mungkin
tidak dapat dihindari lagi meskipun hal ini bukan pilihan karena
tidak ada strategi lain yang sesuai untuk menghadapi suatu resiko
tertentu, dan itu sudah menjadi bagian penting dari aktivitas
organisasi/ perusahaan. Dengan kata lain bilamana risiko-risiko
yang terjadi masih dalam batas yang masih bisa ditolelir, maka
risiko yang terjadi dapat diterima.19
c. Diversifikasi, berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga
tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja. Sebagai
contoh, kita barangkali akan memegang aset tidak hanya satu,
tetapi pada beberapa aset, misal saham A, saham B, obligasi C,
properti, dan sebagainya. Jika terjadi kerugian pada satu aset,
kerugian tersebut diharapkan bisa dikompensasi oleh keuntungan
dari aset lainnya.
d. Risk transfer/Transfer Risiko. Memindahkan risiko kepada pihak
lain, biasanya dapat dilakukan melalui suatu kontrak. Seperti pada
bisnis asuransi atau hedging. Jika kita merasa tidak mampu atau
tidak ingin menanggung risiko tertentu, maka kita bisa mentransfer
risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko
tersebut. Sebagai contoh, kita bisa membeli asuransi kecelakaan.
Jika terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan menanggung
kerugian dari kecelakaan tersebut.
e. Pengendalian Risiko. Pengendalian risiko bertujuan untuk
mencegah atau menurunkan kemungkinan terjadinya risiko atau
kejadian yang tidak kita inginkan. Sebagai contoh, untuk mencegah
terjadinya kebakaran, maka kita perlu memasang alarm asap di
bangunan kita. Alarm tersebut merupakan salah satu cara kita
mengendalikan risiko kebakaran.
f. Pendanaan Risiko. Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana
‘mendanai’ kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul. Sebagai
19
Wijayantini.
contoh, jika terjadi kebakaran, bagaimana menanggung kerugian
akibat kebakaran tersebut, apakah dari asuransi, ataukah
menggunakan dana cadangan? Isu semacam itu masuk dalam
wilayah pendanaan risiko.20
20
Hanafi, “Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management.”
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA