Makalah Farkologi Kel 3
Makalah Farkologi Kel 3
DISUSUN OLEH :
Kelas 3C
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kita mampu
menyelesaikan tugas pembuatan makalah “INTERAKSI OBAT PARACETAMOL
DAN AMOXICILLIN DENGAN OBAT LAIN SERTA EFEKNYA” ini sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan.
Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penggarapan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu
kami bapak Dr Desvavri, M. Kes sehingga kami mampu melaksanakan tugas mata
kuliah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .................................................................................
B. SARAN ............................................................................................
PENDAHALUAN
Interaksi obat merupakan dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu
bersamaan dapat memberikan efek masing-masing atau saling berinteraksi. Interaksi
obat tersebut dapat bersifat potensial atau antagonis satu obat oleh obat lainnya, atau
kadang dapat memberikan efek yang lain (IONI,2008).
Prevalesi interaksi obat secara keseluruhan adalah 50% hingga 60%. Obat-
obatan yang mempengaruhi farmakodinamika atau farmakokinetika menunjukan
prevalensi sekitar 5% hingga 9%. Sekitar 7% efek samping pemberian obat di rumah
sakit disebabkan oleh interaksi obat. Jika jumlah obat yang digunakan pasien semakin
tinggi, maka potensi interaksi obat semakin tinggi.
Di zaman sekarang ini semakin tidak menentunya cuaca atau iklim di negara
Indonesia maupun di negara-negara lain merupakan akibat dari tingkah laku dan
perbuatan manusia. Mulai dari penebangan hutan yang merajalela sampai pola hidup
yang tidak baik. Seiring dengan musim yang berjalan dengan tidak menentu sehingga
menyebabkan seseorang mudah sakit. Di era sekarang obat-obatan banyak dijual
bebas di apotik dan toko obat, sehingga banyak dari kita sering menggunakan obat-
obatan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan
atau petunjuk dokter sangat berbahaya bagi tubuh akibat atau efeknya bisa langsung
kelihatan dan bahkan mungkin baru beberapa tahun ke depan.
Setiap orang tentunya pernah merasakan rasa nyeri. Mulai dari nyeri ringan
seperti sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, reumatik dan lain-lain seperti nyeri
yang berat. Obat nyeri itu dinamakan obat analgesik. Analgesik yang sering
digunakan salah satunya adalah parasetamol. Selain sebagai analgesik, parasetamol
juga dapat digunakan untuk obat antipirek (demam). Parasetamol banyak digunakan
karena disamping harganya murah, parasetamol adalah anti nyeri yang aman untuk
swamedikasi (pengobatan mandiri).
Antibiotik merupakan salah satu jenis obat yang tergolong sebagai obat keras
yang dalam penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Manfaat antibiotic ini
adalah untuk menekan dan menghentikan perkembangan-perkembangan bakteri atau
mikroorganisme berbahaya yang berada dalam tubuh. Manfaat antibiotic yang paling
sering digunakan adalah untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka. Amoxicillin
merupakan salah satu obat yang termasuk kedalam obat antibiotic.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu interaksi obat?
2. Apa itu obat Amoxilin, Paracetamol, dan obat lainnya ?
3. Bagaimana interaksi obat Amoxicillin dengan Paracetamol?
4. Bagaimana interaksi Amoxicillin dengan obat lainnya?
5. Bagaimana interaksi obat Paracetamol dengan obat lainnya?
6. Bagaimana efek samping dari interaksi obat tersebut?
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah Metode Pustaka yaitu etode
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Interaksi obat paling tidak melibatkan 2 jenis obat yaitu obat Objek dan
obat Presipitan
1) Obat Objek
Obat Objek adalah obat yang aksinya atau efeknya dipengaruhi atau
diubah oleh obat lain. Obat yang kemungkinan besar menjadi objek interaksi
atau efeknya dipengaruhi oleh obat lain, umumnya adalah obat-obat yang
memenuhi ciri :
a. Obat-obat dimana perubahan sedikit saja terhadap dosis (kadar obat)
sudah akan menyebabkan perubahan besar pada efek klinis yang
timbul. Secara farmakologi obat-obat seperti ini sering dikatakan
sebagai obat-obat dengan kurva dosis respons yang tajam. Perubahan,
misalnya dalam hal ini pengurangan kadar sedikit saja sudah dapat
mengurangi manfaat klinik dari obat.
b. Obat-obat dengan rasio terapik yang rendah artinya antara dosis toksik
dan dosis terapetik tersebut perbandingannya (perbedaannya) tidak
besar. Kenaikan sedikit saja dosis (kadar) obat sudah menyebabkan
terjadinya efek toksis.
Kedua ciri obat objek di atas, yaitu merupakan obat yang manfaat
kliniknya mudah dikurangi atau efek toksisnya mudah diperbesar oleh obat
presipitan, akan saling berkaitan dan tidak sendiri-sendiri. Obat-obat seperti ini
juga sering dikenal dengan obat-obat dengan lingkungan yang sempit.
2) Obat Presipitan
Obat-obat presipitan adalah obat yang dapat mengubah aksi/efek obat lain.
Untuk dapat mempengaruhi aksi/efek obat lain, maka obat presipitan
umumnya adalah obat-obat dengan ciri sebagai berikut:
a. Obat-obat dengan ikatan protein yang kuat, dengan demikian akan
menggeser ikatan-ikatan protein obat lain yang lebih lemah. Obat-obat
yang tergeser ini (displaced), kadar obat bebasnya dalam darah akan
meningkat dengan segala konsekuensinya, terutama meningkatnya efek
toksik. Obat-obat jenis ini, misalnya aspirin, fenilbutazon, sulfa dan lain
lain.
b. Obat-obat dengan kemampuan menghambat (inhibitor) atau merangsang
(inducer) enzim-enzim yang memetabolisir obat dalam hati. Obat-obat
yang mempunyai sifat sebagai perangsang enzim (enzyme inducer) akan
mempercepat eliminasi (metabolisme) obat-obat yang lain sehingga kadar
dalam darah lebih cepat hilang, misalnya rifampisin, karbamasepin,
fenitoin, fenobarbital dan lain-lain. Sedangkan obat-obat yang dapat
menghambat metabolisme (enzyme inhibator) akan meningkatkan kadar
obat obyek sehingga terjadi efek toksik, termasuk kloramfenikol,
fenilbutason, alopurinol, simetidin dan lain-lain.
c. Obat-obat yang dapat mempengaruhi /merubah fungsi ginjal sehingga
eliminasi obat-obat lain dapat dimodifikasi. Misalnya probenesid, obat-
obat golongan diuretika dan lain-lain. Ciri-ciri obat presipitan tersebut
adalah jika kita melihat dari segi interaksi farmakokinetika, yakni
terutama pada proses distribusi (ikatan protein), metabolisme dan ekskresi
renal. Masih banyak obat-obat lain diluar ketiga ciri ini tadi yang dapat
bertindak sebagai obat presipitan dengan mekanisme yang berbeda-beda.
2. Interaksi Farmakokinetika
Jika ada zat yang bersifat asam (asam sitrat dan asam tartart)
dimana masuk bersamaan dengan obat yang bersifat basa lemah
(pKa 5 – 11, misalnya reserpin &propoksifen), maka absorbsi obat
akan turun.
Sementara,
Obat yang bersifat basa sangat lemah dengan pKa < 5 (kofein pKa
=0, 8), absorbsinya tidak tergantung pada pH lambung. Hal ini bisa
dijelaskan karena interaksi dengan zatnya tidak menyebabkan ia
menjadi bentuk ion.
3. Interaksi Farmakodinamik
4. Interaksi Gastrointestinal
E. KETERANGAN OBAT
a) Paracetamol
Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat
antipiretik/analgesik. Parasetamol utamanya digunakan untuk menurunkan
panas badan yang disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya.
Disamping itu, parasetamol juga dapat digunakan untuk meringankan gejala
nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang. Ia aman dalam dosis standar,
tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja
sering terjadi.
b) Amoxicillin
Amoxicillin salah satu obat paling popular di Indonesia. Amoxicillin juga
salah satu jenis antibiotic yang digunakan untuk mengatasi berbagai jenis
bakteri. Misalnya, amoxicillin digunakan untuk megobati infeksi pada saluran
pernapasa, saluran kemih, dan telinga. Selalu konsultasikan dengan dokter
sebelum mengonsumsi amoxicillin. Amoxicillin hanya berfungsi untuk
mengobati infeksi bakteri dan tidak berdampak pada infeksi virus. Obat ini
membunuh dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri.
Komposisi : Amoxicillin trihidrat 500mg
Indikasi : Mengobati berbagai macam infeksi bakteri
Dosis : Dewasa 250-500 mg tiap 8-12 jam, anak-anak
20mg/kgBB/hari tiap 8 jam
Kontraindiski : Hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilin
Efek Samping : Mual. Muntah atau diare.
c) Allopurinol
Allopurinol merupakan agen untuk menurunkan kadar asam urat dalam
tubuh. Penumpukan asam urat berlebihan dapat menyebabkan gout arthritis atau
menjadi batu ginjal, Selain itu allopurinol juga bermanfaat untuk menurunkan
kadar asam urat pada pasien yang menjalani kemoterapi.
Komposisi : Alluporinol 100mg
Indikasi : Menurunkan kadar asam urat dalam darah
Dosis : Dewasa 100-800mg sehari, anak-anak max 300mg
sehari
Kontraindiksi : Alerigi terhadap allopurinol, penderita penyakit hati
Efek Samping : Mengantuk, mual, sakit perut, diare dan nyeri sendi
d) Warfarin
Warfarin adalah golongan obat antikoagulan untuk mencegah terjadinya
pembekuan darah yang membahayakan kesehatan dan jiwa seseorang, misalnya
pembekuan darah di kaki pada penderita thrombosis vena dalam, di paru-paru
pada penderita emboli paru, dan dijantung pada penderita fibriasi atrium dan
serangan jantung. Selain itu, warfarin juga dapat mencegah terjadinya
pembekuan darah akibat operasi jantung.
Komposisi : Wartafin
Indikasi : Mencegah dan mengatasi penggumpalan darah
Dosis : 5mg perhari
Kontraindiksi : Alergi terhadap warfarin, kehamilan, pasca operasi
system saraf pusat, mata dan operasi traumatic terbuka
Efek Samping : Pendarahan, sakit maag, ruam. Gatal, anemia, demam,
sakit kepala, dll.
e) Dexamethasone
Dexamethasone termasuk ke dalam golongan obat kortikosteroid. Obat
ini hanya boleh digunakan atas resep dokte. Dexamethasone adalah obat untuk
mengatasi peradangan, reaksi alergi, dan penyakit autoimun. Obat ini tersedia
dalam bentuk tablet 0,5mg, sirup, suntikan, dan tetes mata.
Komposisi : Dexamethasone 0,5mg
Indikasi : Mengatasi peradangan, reaksi alergi, dan penyakit
autoimun
Dosis : Dewasa 0,5-9 mg, anak-anak 0,02-0,3 mg
Kontraindiksi : Hipersensivitas, infeksi jamur, dan tuberculosis
Efek Samping : Berat badan bertambah, gangguan tidur, sakit kepala,
dll,
f) Tetracycline
Tetracycline digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri pada
kulit, usus, saluran pernapasan, saluran perkemihan, alat kelamin, kelenjar limpa
dan system tubuh lainnya. Teracycline juga sering digunakan untuk mengobati
jerawat yang berat. Obat ini bekerja dengan cara melawan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri.
Komposisi : Tetracycline 250mg
Indikasi : Antibiotik yang digunakan untuk mengobati penyakit
infeksi bakteri
Dosis : Dewasa 250-500 mg tiap 6 jam, anak-anak 25-30 mg
Kontraindiksi : Hipersensivitas dengan golongan tetracycline
Efek Samping ; Mual, muntah, kram perut, nyeri ulu hati, lidah
membengkak, dll
g) Asam metafenat
Asam metafenat adalah salah satu obat yang mengandung metafenic
acid. Obat ini terdapat dalam bentuk kaplet selaput, tablet, dan suspense. Asam
metafenat adalah termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai
NSAID(Non Steroidal Antiinflammantory Drugs) sehingga mempunyai fungsi
sebagai anti peradangan, anti nyeri, dan menurunkan demam.
Komposisi : Asam metafenat 500mg
Indikasi : Meredakan rasa sakit dan peradangan
Dosis : Dewasa, dosis pertama 500mg, lalu 250mg tiap 6 jam.
Anak-anak ditentukan oleh dokter
Kontraindiksi : Hipersensitif terhadap asam metafenat, penderita tukak
lambung dan usus, penderita gangguan ginjal
Efek Samping : Hilang nafsu makan, sariawanm diare, ruam pada
kulit,dll.
h) Amlodipine
Amlodipine adalah obat darah tinggi atau hipertensi. Amlodipine
bekerja dengan cara melemaskan dinding pembuluh darah. Efeknya akan
memperlancar aliran darah menuju jantung dan mengurani tekanan darah.
i) Nifedipine
Nifedipine adalah obat dengan kegunaan mengatasi tekanan darah
tinggi serta nyeri dada. Obat ini tergolong dalam kelas obat-obatan calcium
channel bloker. Cara kerjanya adalah dengan melemaskan pembuluh darah
agar darah dapat mengalir dengan mudah. Nifedipine adalah obat yang juga
diberikan untuk persalinan premature dan syndrome Raynaud.
j) Lodia
Lodia adalah obat untuk mengatasi diare yang tidak diketahui
penyebabnya dan diare kronik, Obat ini mengandung loperamid hidroklorida
yang memperpanjang waktu transit isi saluran cerna, menurunkan volume
feses, meningkatkan viskositas dan kepadatan feses, dan menghentikan
kehilangan cairan dan elektrolit.
Komposisi : Loperamide
Indikasi : Diare yang bukan disebabkan infeksi bakteri, diare
kronik akibat IBD.
Dosis : Diare akut non spesifik. Dosis awal 2 tab, dosis lazim
1-2 tab 1-2x/hari. Diare kronik 2-4 tab/hari dalam dosis terbagi. Maks 8
tab/hari. Bila setelah 48 jam tidak ada perbaikan, hentikan terapi.
Kontraindikasi : Konstipasi, bayi
Efek Samping : Nyeri abdomen, megakolon toksik, pusing, lelah, ruam
kulit.
A. Kesimpulan
Interaksi obat adalah peristiwa dimana aksi suatu obat diubah atau
dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan bersamaan. Interaksi yang terjadi di
dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu interaksi farmakodinamik dan
interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antar obat
(yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada reseptor yang sama sehingga
menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi farmakokinetik adalah
interaksi antar 2 atau lebih obat yang diberikan bersamaan dan saling
mempengaruhi dalam proses ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme, dan
eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan salah satu kadar obat
dalam darah.