Anda di halaman 1dari 11

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

Abdul Rahman Tibahary


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Dampal selatan
Jl. Drs. Husain Laewang No. 03 Soni Dampal Selatan
Email: arie_recht@yahoo.com

Muliana
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Dampal selatan
Jl. Drs. Husain Laewang No. 03 Soni Dampal Selatan
Email: muliana.uly14@yahoo.com

Abstrak:
Berawal dari asumsi bahwa Pendekatan yang berpusat pada pendidik memiliki banyak kelemahan. Sementara itu,
pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student centered), peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta,
konsep, atau prinsip bagi diri mereka sendiri. Oleh karena itu, untuk merujuk pada upaya pembelajaran menuju
pembentukan karakter siswa yang kreatif, interaktif, inovatif, dan inspiratif dalam proses pembelajaran di kelas, maka
dipelukan implementasi model-model pembelajaran berbasis inovatif. Sudah saatnya guru mengimplementasikan
model-model pembelajaran berpusat pada siswa sebagai salah satu inovasi pembelajaran yang menjadikan siswa
sebagai sentral pendidikan. Model-model pembelajaran inovatif diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya,
dan kemampuannya untuk pengembangan masyarakat, bangsa dan negara.

Abstract:
Starting from the assumption that an educator-centered approach has many weaknesses. Meanwhile, the student-
centered approach, the role of the teacher is to help students find facts, concepts, or principles for themselves.
Therefore, to refer to learning efforts towards the formation of creative, interactive, innovative and inspiring student
characters in the classroom learning process, the implementation of innovative based learning models is required. It is
time for teachers to implement student-centered learning models as one of the learning innovations that make students
the center of education. Innovative learning models are expected to enable students to develop their potential, and their
ability to develop society, nation and country.

Kata Kunci: Model, Pembelajaran Inovatif

PENDAHULUAN tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek


perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap,
Latar Belakang
dan perbuatan.
Belajar dan pembelajaran merupakan Keberhasilan belajar peserta didik
konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
proses perubahan tingkah laku akibat interaksi Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses belajar
dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah yang berasal dari dalam diri sendiri, sehingga
laku merupakan upaya yang dilakukan secara terjadi perubahan tingkah laku. Ada beberapa hal
sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi yang termasuk faktor internal, yaitu: kecerdasan,
dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi bakat (aptitude), keterampilan (kecakapan), minat,
dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan motivasi, kondisi fisik, dan mental.
reaksi dan sikap secara mental dan fisik. Faktor eksternal, adalah kondisi di luar
Tingkah laku yang berubah sebagai hasil individu peserta didik yang mempengaruhi
proses pembelajaran mengandung pengertian luas, belajarnya. Adapun yang termasuk faktor
mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap, dan eksternal adalah: lingkungan sekolah, keluarga
sebagainya. Perubahan yang terjadi memiliki dan masyarakat (keadaan sosio-ekonomis, sosio
karakteristik: (1) perubahan terjadi secara sadar, kultural, dan keadaan masyarakat).
(2) perubahan dalam belajar bersifat sinambung Pada hakikatnya belajar dilakukan oleh
dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4) siapa saja, baik anak-anak maupun manusia
bersifat positif dan aktif, (5) memiliki arah dan dewasa. Pada kenyataannya ada kewajiban bagi

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64


Abdul Rahman Tibahary dan Muliana: Model-model Pembelajaran Berbasis« 55

manusia dewasa atau orang-orang yang memiliki Hasilnya adalah peserta didik yang bukan hanya
kompetensi lebih dahulu agar menyediakan ruang, menguasai bahan pelajaran tersebut, melainkan
waktu, dan kondisi agar terjadi proses belajar mereka mengetahui asal usulnya, cara
pada anak-anak. Dalam hal ini proses belajar mendapatkan dan mengembangkannya. Di era
diharapkan terjadi secara optimal pada peserta global yang mengharuskan lahirnya lulusan
didik melalui cara-cara yang dirancang dan yang kreatif, inovatif, dinamis dan mandiri, model
difasilitasi oleh guru di sekolah. Dengan demikian pengajaran yang ketiga itulah yang perlu
diperlukan kegiatan pembelajaran yang disiapkan dilaksanakan. Dengan menerapkan teori yang
oleh guru. ketiga, maka yang terjadi bukan hanya
Pembelajaran secara sederhana dapat mengajar yang menghasilkan penguasaan ilmu
diartikan sebagai sebuah usaha memengaruhi pengetahuan, melainkan juga pembelajaran yang
emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar menghasilkan penguasaan terhadap metode
mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pengembangan ilmu pengetahuan, keterampilan,
pembelajaran akan terjadi proses pengembangan kepribadian, dan seterusnya. Dengan cara
moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta demikian, dengan sendirinya akan terjadi kegiatan
didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman pembelajaran. (H. Abuddin Nata, 2010)
belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar tra Pendidikan Indonesia.
yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas
guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan KONSEP DASAR MODEL
aktivitas peserta didik. PEMBELAJARAN
Menurut hasil kajian S. Nasution, bahwa
hingga saat ini terdapat tiga model pembelajaran Model Pembelajaran
yang sering dikacaukan dengan pengertian
Model diartikan sebagai kerangka
mengajar. Pertama, mengajar adalah
konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau
menanamkan pengetahuan kepada peserta didik,
acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Menurut
dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dikuasai
Good dan Travers (dalam Gafar, 2001:37), model
dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.
adalah abstraksi dunia nyata atau representasi
Mengajar pada tipe pertama ini dianggap berhasil
peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk
jika peserta didik menguasai pengetahuan yang
naratif, matematis, grafis, atau lambang lain.
ditransferkan oleh guru sebanyak-banyaknya.
Disebutkan pula bahwa suatu model dapat dipakai
Kedua, mengajar adalah menyampaikan
untuk menirukan, menunjukkan, menjelaskan,
kebudayaan kepada peserta didik. Definisi yang
memperkirakan atau memperkenalkan sesuatu.
kedua ini pada intinya sama dengan definisi yang
Briggs (1977) memberi batasan model sebagai se-
pertama yang menekankan pada guru sebagai
perangkat prosedur yang berurutan untuk
pihak yang aktif. Ketiga, mengajar adalah suatu
mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu
aktivitas mengorganisasi atau mengatur
kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi. Miarso
lingkungan sebaik-baiknya dan
(1987) mendefinisikan model adalah representasi
menghubungkannya dengan peserta didik sehingga
suatu proses dalam bentuk grafis, dan/atau naratif,
terjadi proses belajar.(S. Nasution, 1995)
dengan menunjukkan unsur-unsur utama serta
Definisi mengajar model pertama dan
strukturnya.
kedua pada sebagian besar masyarakat
Dari pengertian tersebut, para ahli
tradisional masih banyak digunakan. Hasilnya
pendidikan memberikan pengertian tentang model
adalah peserta didik yang banyak menguasai
pembelajaran adalah:
bahan pelajaran, namun mereka tidak tahu cara
1. Model pembelajaran adalah kerangka
menggunakan dan mengembangkannya.
konseptual yang melukiskan prosedur
Mereka tak ubahnya seperti seorang anak bayi
yang sistematis dalam mengorganisasikan
yang diberikan makanan atau minuman oleh
pengalaman belajar peserta didik untuk
orang tuanya, namun ia tidak tahu dari mana
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
asalnya makanan dan minuman tersebut,
sebagai pedoman bagi perancang
bagaimana cara membuatnya, dan bagaimana
pembelajaran dan guru dalam
pula cara mendapatkannya. Sementara itu,
merencanakan dan melaksanakan aktivitas
definisi mengajar model ketiga, kini mulai
belajar mengajar. (Syaiful Sagala, 2005).
banyak digunakan, terutama pada lembaga-
2. Secara luas, Joyce dan Weil (2000:13)
lembaga pendidikan pada masyarakat modern.

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64


56 Abdul Rahman Tibahary dan Muliana: Model-model Pembelajaran Berbasis«

mengemukakan bahwa model Keberhasilan belajar peserta didik


pembelajaran merupakan deskripsi dari dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
lingkungan belajar yang menggambarkan Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses belajar
perencanaan kurikulum, kursus- yang berasal dari dalam diri sendiri, sehingga
kursus,rancangan unit pembelajaran, terjadi perubahan tingkah laku. Ada beberapa hal
perlengkapan belajar, buku-buku yang termasuk faktor internal, yaitu: kecerdasan,
pelajaran, program multimedia, dan bakat (aptitude), keterampilan (kecakapan), minat,
bantuan belajar melalui program motivasi, kondisi fisik, dan mental.
komputer. Hakikat mengajar menurut Faktor eksternal, adalah kondisi di luar
Joyce dan Weil adalah membantu pebelajar individu peserta didik yang mempengaruhi
(peserta didik) memperoleh informasi, ide, belajarnya. Adapun yang termasuk faktor
keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan eksternal adalah: lingkungan sekolah, keluarga
belajar bagaimana cara belajar. dan masyarakat (keadaan sosio-ekonomis, sosio
Merujuk pada dua pendapat di atas, kultural, dan keadaan masyarakat).
(Indrawati, 2009) memaknai model Pada hakikatnya belajar dilakukan oleh
pembelajaran sebagai suatu rencana mengajar siapa saja, baik anak-anak maupun manusia
yang memperlihatkan pola pembelajaran dewasa. Pada kenyataannya ada kewajiban bagi
tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat manusia dewasa atau orang-orang yang memiliki
kegiatan gurupeserta didik di dalam kompetensi lebih dahulu agar menyediakan ruang,
mewujudkan kondisi belajar atau sistem waktu, dan kondisi agar terjadi proses belajar
lingkungan yang menyebabkan terjadinya pada anak-anak. Dalam hal ini proses belajar
belajar pada peserta didik. Di dalam pola diharapkan terjadi secara optimal pada peserta
pembelajaran yang dimaksud terdapat didik melalui cara-cara yang dirancang dan
karakteristik berupa rentetan atau tahapan difasilitasi oleh guru di sekolah. Dengan demikian
perbuatan/kegiatan guru-peserta didik yang diperlukan kegiatan pembelajaran yang disiapkan
dikenal dengan istilah sintaks. Secara implisit oleh guru.
di balik tahapan pembelajaran tersebut Pembelajaran secara sederhana dapat
terdapat karakteristik lainnya dari sebuah diartikan sebagai sebuah usaha memengaruhi
model dan rasional yang membedakan antara emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar
model pembelajaran yang satu dengan model mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui
pembelajaran yang lainnya. pembelajaran akan terjadi proses pengembangan
moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta
Karakteristik Model Pembelajaran didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar
Belajar dan pembelajaran merupakan
yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas
konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan
guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan
proses perubahan tingkah laku akibat interaksi
aktivitas peserta didik.
dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah
Menurut hasil kajian S. Nasution, bahwa
laku merupakan upaya yang dilakukan secara
hingga saat ini terdapat tiga model pembelajaran
sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi
yang sering dikacaukan dengan pengertian
dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi
mengajar. Pertama, mengajar adalah
dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan
menanamkan pengetahuan kepada peserta didik,
reaksi dan sikap secara mental dan fisik.
dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dikuasai
Tingkah laku yang berubah sebagai hasil
dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.
proses pembelajaran mengandung pengertian luas,
Mengajar pada tipe pertama ini dianggap berhasil
mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap, dan
jika peserta didik menguasai pengetahuan yang
sebagainya. Perubahan yang terjadi memiliki
ditransferkan oleh guru sebanyak-banyaknya.
karakteristik: (1) perubahan terjadi secara sadar,
Kedua, mengajar adalah menyampaikan
(2) perubahan dalam belajar bersifat sinambung
kebudayaan kepada peserta didik. Definisi yang
dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4)
kedua ini pada intinya sama dengan definisi yang
bersifat positif dan aktif, (5) memiliki arah dan
pertama yang menekankan pada guru sebagai
tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek
pihak yang aktif. Ketiga, mengajar adalah
perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap,
suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
dan perbuatan.
lingkungan dengan sebaik-baiknya dan

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64


Abdul Rahman Tibahary dan Muliana: Model-model Pembelajaran Berbasis« 57

menghubungkannya dengan peserta didik sehingga selanjutnya berasal dari US Departement of


terjadi proses belajar. (S. Nasution, 1995) Education sebagai salah satu penyelenggara
Definisi mengajar model pertama dan pendidikan berbasis kontekstual ini. Menurut
kedua pada sebagian besar masyarakat US Departement of Education Office of
tradisional masih banyak digunakan. Hasilnya Vocational and Adult Education and the
adalah peserta didik yang banyak menguasai
National School to Work Office,
bahan pelajaran, namun mereka tidak tahu cara
menggunakan dan mengembangkannya. mendefinisikan Contextual Teaching and
Mereka tidak ubahnya seperti seorang anak bayi Learning (CTL) sebagai berikut: Contextual
yang diberikan makanan atau minuman oleh Teaching and Learning adalah suatu konsep
orang tuanya, namun ia tidak tahu dari mana mengajar dan belajar yang membantu guru
asalnya makanan dan minuman tersebut, mengaitkan antara materi pembelajaran
bagaimana cara membuatnya, dan bagaimana dengan situasi dunia nyata siswa, dan
pula cara mendapatkannya. Sementara itu, mendorong siswa membentuk hubungan
definisi mengajar model ketiga, kini mulai antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
banyak digunakan, terutama pada lembaga- penerapannya dalam kehidupan nyata mereka
lembaga pendidikan pada masyarakat modern. sehari-hari. Pengetahuan dan ketrampilan
Hasilnya adalah peserta didik yang bukan hanya
siswa diperoleh dari usaha siswa
menguasai bahan pelajaran tersebut, melainkan
mereka mengetahui asal usulnya, cara mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
mendapatkan dan mengembangkannya. Di era ketrampilan baru ketika belajar.
global yang mengharuskan lahirnya lulusan Pembelajaran konstektual (constextual
yang kreatif, inovatif, dinamis dan mandiri, model teaching and learning-CTL) menurut
pengajaran yang ketiga itulah yang perlu Nurhadi (2003) adalah konsep belajar
dilaksanakan. Dengan menerapkan teori yang yang mendorong guru untuk menghubungkan
ketiga, maka yang terjadi bukan hanya antara materi yang diajarkan dan situasi dunia
mengajar yang menghasilkan penguasaan ilmu nyata siswa. Dan juga mendorong siswa
pengetahuan, melainkan juga pembelajaran yang membuat hubungan antara pengetahuan yang
menghasilkan penguasaan terhadap metode dimilikinya dan penerapannya dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, keterampilan,
kehidupan mereka sendiri-sendiri.
kepribadian, dan seterusnya. Dengan cara
demikian, dengan sendirinya akan terjadi kegiatan pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh
pembelajaran. (Abuddin Nata, 2010). dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan ketrampilan baru ketika
MODEL-MODEIFL PEMBELAJARAN ia belajar sedangkan menurut Johnson
INOVATIF (2002) CTL adalah adalah sebuah proses
pendidikan yang bertujuan menolong para
Pembelajaran Kontekstual siswa melihat makna di dalam materi
Elaine B. Johnson mendefinisikan akademik yang mereka pelajari dengan cara
pengertian pembelajaran kontekstual sebagai menghubungkan subjek-subjek akademik
berikut: Contextual Teaching and Learning dengan konteks dalam kehidupan keseharian
(CTL) atau disebut secara lengkap dengan mereka, yaitu dengan konteks keadaan
Sistem Contextual Teaching and Learning pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk
(CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi
bertujuan menolong para siswa melihat tujuh komponen berikut: membuat
makna didalam materi akademik yang mereka keterkaitan- keterkaitan yang bermakna,
pelajari dengan cara menghubungkan subjek- melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan
subjek akademik dengan konteks dalam pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan
kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan NHUMD VDPDÄ PHPEDQWX LQGLYLGX XQWXN
konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya tumbuh dan berkembang, berpikir kritis dan
mereka. (Elaine B. Johnson, 2007). kreatif untuk mencapai standar yang tinggi,
Definisi Pembelajaran Kontekstual dan menggunakan penilaian autentik.

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64


58 Abdul Rahman Tibahary dan Muliana: Model-model Pembelajaran Berbasis«

antara program pembelajaran konvensional


Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual dengan program pembelajaran kontekstual.
Program pembelajaran konvensional lebih
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa menekankan pada deskripsi tujuan yang akan
saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang dicapai (je-las dan operasional), sedangkan
bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL program untuk pembelajaran kontekstual le-bih
dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, menekankan pada skenario pembelajarannya.
langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL Beberapa komponen utama dalam
adalah sebagai berikut: pembelajaran Kontekstual menurut Johnson
1. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan (2000: 65), yang dapat di uraikan sebagai berikut:
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja a. Melakukan hubungan yang bermakna (making
sendiri, dan mengkonstruksi sendiri meaningful connections). Keterkaitan yang
pengetahuan dan keterampilan barunya. mengarah pada makna adalah jantung dari
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri pembelajaran dan pengajaran kontekstual.
untuk semua topik. Ketika siswa dapat mengkaitkan isi dari mata
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan pelajaran akademik, ilmu pengetahuan alam.
bertanya. Atau sejarah dengan pengalamannya mereka
4. Ciptakan masyarakat belajar. sendiri, mereka menemukan makna, dan
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. makna memberi mereka alasan untuk belajar.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic seseorang membuat proses belajar menjadi
assessment) dengan berbagai cara. hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL
b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti
Karakteristik Pembelajaran CTL (doing significant works). Model pembelajaran
ini menekankan bahwa semua proses
1. Kerjasama. pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
2. Saling menunjang. harus punya arti bagi siswa sehingga mereka
3. Menyenangkan, tidak membosankan. dapat mengkaitkan materi pelajaran dengan
4. Belajar dengan bergairah. kehidupan siswa
5. Pembelajaran terintegrasi. c. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated
6. Menggunakan berbagai sumber. Learning). Pembelajaran yang diatur sendiri,
7. Siswa aktif. merupakan pembelajaran yang aktif, mandiri,
8. Sharing dengan teman. melibatkan kegiatan menghubungkan masalah
9. Siswa kritis guru kreatif ilmu dengan kehidupan sehari-hari dengan
10. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil cara-cara yang berarti bagi siswa.
kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor Pembelajaran yang diatur siswa sendiri,
dan lain-lain. memberi kebebasan kepada siswa
11. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor menggunakan gaya belajarnya sendiri.
tetapi hasil karya siswa, laporan hasil d. Bekerjasama (collaborating). Siswa dapat
pratikum, karangan siswa dan lain-lain bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja
Dalam pembelajaran kontekstual, program secara efektif dalam kelompok, membantu
pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan siswa bekerja secara efektif dalam kelompok,
kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario membantu mereka memahami bagaimana
tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan mereka saling mempengaruhi dan saling
bersama siswanya sehubungan dengan topik yang berkomunikasi.
akan dipelajarinya. Dalam program tercermin e. Berpikir kritis dan kreatif (critical dan creative
tujuan pembelajaran, media untuk mencapai thinking). Pembelajaran kontekstual membantu
tujuan tersebut, materi pembelajaran, lang-kah- siswa mengembangkan kemampuan berpikir
langkah pembelajaran, dan authentic assessment- tahap tinggi, nerpikir kritis dan berpikir kreatif.
nya. Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar
Dalam konteks itu, program yang dirancang secara teratur, kecakapan sistematis dalam
guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang menilai, memecahkan masalah menarik
akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara keputusan, memberi keyakinan, menganalisis
umum tidak ada perbedaan mendasar format asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64


Abdul Rahman Tibahary dan Muliana: Model-model Pembelajaran Berbasis« 59

adalah suatu kegiatan mental untuk dirinya sendiri dan dimotivasi untuk
meningkatkan kemurnian, ketajaman meningkatkan pembelajar lainnya (Kessler, 1992:
pemahaman dalam mengembangkan sesuatu. 8).
f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa Belajar kooperatif merupakan satu strategi
(nuturing the individual). Dalam pembelajaran pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan
kontekstual siswa bukan hanya kumpulan-kumpulan kecil pelajar dengan
mengembangkan kemampuan-kemampuan memberi peluang untuk berinteraksi sesama
intelektual dan keterampilan, tetapi juga aspek- mereka di dalam proses pembelajaran (Suhaida
aspek kepribadian: integritas pribadi, sikap, Abdul Kadir, 2002: 54).
minat, tanggung jawab, disiplin, motif Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
berprestasi, dsb. Guru dalam pembelajaran bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu
kontekstual juga berperan sebagai konselor, metode pembelajaran dengan cara
dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan mengelompokkan siswa kedalam kelompok-
dilakukan siswa harus sesuai dengan minat, kelompok kecil untuk bekerja sama dalam
kebutuhan dan kemampuannya. Mencapai memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam
standar yang tinggi (reaching high standards) setiap kelompok adalah hiterogen.
Pembelajaran kontekstual diarahkan agar Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak
siswa berkembang secara optimal, mencapai hanya sebagai objek belajar tetapi menjadi objek
keunggulan (excellent). Tiap siswa bisa belajar karena dapat berkreasi secara maksimal
mencapai keunggulan, asalkan sia dibantu dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena
oleh gurunya dalam menemukan potensi dan pembelajaran kooperatif merupakan metode
kekuatannya. alternatif dalam mendekati permasalahan, Mampu
b. Menggunakan Penilaian yang otentik (using mengerjakan tugas besar, meningkatkan
authentic assessment). Penilaian autentik ketrampilan komunikasi dan sosial, serta
menantang para siswa untuk menerapkan perolehan kepercayaan diri.
informasi dan keterampilan akademik baru Model pembelajaran kooperatif
dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. (cooperative learning) adalah model
Penilaian autentik merupakan antitesis dari pembelajaran yang terjadi sebagai akibat dari
ujian stanar, penilaian autentik memberi adanya pendekatan pembelajaran yang
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bersifat kelompok. Pendekatan ini ini
kemampuan terbaik mereka sambil merupakan konsekuensi logis dari penerapan
mempertunjukkan apa yang sudah mereka paradigma baru dalam pendidikan yang antara
pelajari. lain, bahwa pendidikan di masa sekarang,
bukanlah lagi dilihat semata-mata "mengisi air
Pembelajaran Kooperatif ke dalam gelas" atau sekadar mengisi otak anak
Pembelajaran kooperatif adalah suatu dengan berbagai teori atau konsep ilmu
pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja pcngetahuan, melainkan pengajaran yang lebih
dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan bersifat "menyalakan cahaya", yaitu mendorong,
tujuan bersama (Felder, 1994: 2). Wahyuni menggerakkan, dan membimbing peserta didik
(2001:8) menyebutkan bahwa pembelajaran agar dapat mengembangkan imaginasi dan
kooperatif merupakan strategi pembelajaran inspirasinya secara aktual. Model
dengan cara menempatkan siswa dalam kelompok pembelajaran dengan paradigma baru ini
kecil yang memiliki kemampuan berbeda. menempatkan guru bukan sebagai orang
Sependapat dengan pernyataan tersebut yang se rba tahu yang dengan otoritas yang
Setyaningsih (2001:8) mengemukakan bahwa dimilikinya dapat menuangkan berbagai ide
model pembelajaran kooperatif memusatkan dan gagasan, melainkan hanya sebagai salah
aktivitas di kelas pada siswa dengan cara satu sumber informasi, penggerak, pendorong,
pengelompokan siswa untuk bekerja sama dalam dan pembimbing agar peserta didik dengan
proses pembelajaran. Selanjutnya Pembelajaran kemauannya sendiri dapat melakukan
kooperatif adalah aktifitas belajar kelompok yang kegiatan pembelajaran yang selanjutnya
teratur sehingga ketergantungan pembelajaran mengarah pada terjadinya masyarakat belajar
pada struktur sosial pertukaran informasi antara (learning society. ( Abuddin Nata, 2011).
anggota dalam kelompok dan tiap anggota
bertanggungjawab untuk kelompoknya dan Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64


60 Abdul Rahman Tibahary dan Muliana: Model-model Pembelajaran Berbasis«

Roger dan David Johnson dalam (Anita mereka akan merasa terpacu untuk meningkatkan
Lie, 1999) mengatakan bahwa tidak semua usaha mereka dan dengan demikian menaikkan
kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran nilai mereka. Sebalikriya, siswa yang lebih pandai
kooperatif (cooperative learning). Untuk juga tidak akan merasa dirugikan karena
mencapai hasil yang maksimal, lima unsur rekannya yang kurang mampu juga telah
model pembelajaran kooperatif yang harus memberikan bagian sumbangan mereka.
diterapkan:
1. Kesaling Tergantungan Positif Tanggung Jawab Perseorangan
2. Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari
3. Tatap Muka
unsur yang pertama. jika tugas dan pola penilaian
4. Komunikasi Antar Anggota
dibuat menurut prosedur model pembelajaran
5. Evaluasi Proses Kelompok
kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung
Jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci
Kesalingtergantungan Positif
keberhasilan metode kerja kelompok adalah
Keberhasilan kelompok sangat
persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
tergantung pada usaha setiap anggotanya.
Berbeda dengan kebanyak guru yang masuk
Wartawan mencari dan menulis berita,
ke kelas dan menugaskan siswanya untuk saling
redaksi mengedit, dan tukang ketik
berbagi tanpa persiapan, pengajar yang efektif
mengetiktulisan tersebut. Rantai kerja sama
dalam model pembelajaran kooperatif membuat
ini berlanjut terus sampai dengan mereka
persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa
yang dibagian percetakan dan loper surat kabar.
sehingga masing-masing anggota kelompok harus
Semua orang ini bekerja demi tercapainya satu
melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar
tujuan yang sama, yaitu terbitnya sebuah surat
tugas selanjutnya dalam kelompok bisa
kabar dan sampainya surat kabar tersebut di
dilaksanakan. Dalam, teknik jigsaw yang
tangan pembaca.
dikembangkan Aronson misalnya, bahan bacaan
Untuk menciptakan kelompok kerja yang
dibagi menjadi empat bagian dan masing-masing
efektif, pengajar perlu menyusun tugas
siswa mendapat dan membaca satu bagian.
sedemikian rupa sehingga setiap anggota
Dengan cara demikian, siswa yang tidak
kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri
melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan
agar yang lain bisa rnencapai tujuan mereka.
jelas dan mudah. Rekan-rekan dalam satu
Dalam metode jiqsaw, Aronson menyarankan
kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan
jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan
tugas agar tidak menghambat yang lainnya.
empat orang saja dan keempat anggota ini
ditugaskan membaca bagian yang berlainan.
Tatap Muka
Keempat anggota ini lalu berkumpul dan bertukar
informasi. Selanjutnya pengajar akan Setiap kelompok harus diberikan
mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi.
Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota Kegiatan interaksi ini akan memberikan para
merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan siswa untuk membentuk sinergi yang
tugasnya agar yang lain bisa berhasil. menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran
Penilaian juga dilakukan dengan cara yang dari satu beberapa kepala akan lebih kaya
unik. Setiap siswa mendapat nilai sendiri dan nilai daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja.
kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar
"sumbangan" setiap anggota. Untuk menjaga daripada jumlah hasil masing-masing anggota.
keadilan, setiap anggota menyumbang poin Inti dari sinergi adalah menghargai
di atas nilai rata-rata mereka. Misalnya, nilai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan
rata-rata si A adalah 65 dan kali ini dia mendapat mengisi kekurangan masing-masing. Setiap
72, maka dia akan menyumbangkan 7 point anggota kelompok mempunyai latar belakang,
untuk tillai kelompok mereka. Dengan demikian pengalaman, Keluarga, dan sosial ekonomi yang
setiap siswa akan bisa mempunyai kesempatan berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini
untuk memberikan sumbangan. Berapa siswa akan menjadi modal utama dalam proses saling
yang kurang mampu tidak akan merasa memperkaya antar anggota kelompok. Sinergi tidak
minderterhadap rekan-rekan mereka karena dapat didapatkan begitu saja dalam sekejap tapi
mereka juga memberikan sumbangan, Malahan merupakan proses kelompok yang cukup panjang.

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64


Abdul Rahman Tibahary dan Muliana: Model-model Pembelajaran Berbasis« 61

Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan Keuntungan Penggunaan Pembelajaran


untuk saling mengenal dan menerima satu sama Kooperatif
lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif
pribadi. diantaranya adalah:
1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan
Komunikasi Antar Anggota social
Unsur ini juga menghendaki agar para siswa 2. Memungkinkan para siswa saling belajar
dibekali dengan berbagai keterampilan mengenai sikap, ketrampilan, informasi,
berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa perilaku sosial dan pandangan-pandangan.
dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara- 3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian
cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa social.
mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. 4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung nilai-nilai sosial dan komitmen.
pada kesediaan para anggotanya untuk saling 5. Menghilangkan sifat mementingkan diri
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk sendiri atau egois.
mengutarakan pendapat mereka. 6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut
Adakalanya siswa perlu diberitahu secara hingga masa dewasa
eksplisit mengenai cara-cara berkomunikasi 7. Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan
secara efektif seperti bagaimana caranya untuk memelihara hubungan saling
menyanggah pendapat orang lain tanpa harus membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan
menyinggung perasaan orang tersebut. Masih 8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada
ada banyak orang yang kurang sensitif dan sesama manusia.
bijaksana dalam mengkalimatkan pendapat 9. Meningkatkan kemampuan memandang
mereka. Tidak ada salahnya mengajar siswa masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
beberapa ungkapan positif atau sanggahan dalam 10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide
ungkapan yang lebih halus. Sebagai contoh, orang lain yang dirasakan lebih baik
ungkapan "pendapat Anda itu agak berbeda dan 11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa
unik. Tolong jelaskan lagi alasan Anda" akan memandang perbedaan kemampuan, jenis
lebih bijaksana daripada mengatakan kelamin, normal atau cacat etnis, kelas sosial,
"Pendapat itu aneh dan tidak masuk akal. Dan agama dan orientasi tugas.
lain-lain.
Keterampilan berkomunikasi dalam Model Pembelajaran Kuantum
kelompok ini juga merupakan proses panjang. Quantum Teacing adalah ilmu
Pembelajar tidak bisa diharapkan langsung jadi pengetahuan dan metodologi yang
komunikator yang andal dalam waktu sekejap. digunakan dalam rancangan, penyajian, dan
Namun proses ini merupakan proses yang sangat fasilitas Super-camp yang diciptakan
bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya berdasarkan teori-teori pendidikan seperti
pengalaman belajar dan pembinaan Eccelerated Learning (Luzanov), Multiple
perkembangan mental dan emosional para siswa. Intellegence (Gardner), Neuro-Linguistic
Programming (Ginder dan Bandler), Experiental
Evaluasi Proses Kelompok Learning (Hahn), Socratic Inquiry,
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus Caoperative Learning (Johnson and Johnson),
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja dan Elemen of Effective Intruction (Hunter).
kelompok dan hasil kerja sama mereka agar Quantum Teaching merangkaikan yang
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih paling baik dari yang terbaik menjadi
efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan sebuah paket multisensori, multikecerdasan,
setiap kali ada kerja kelompok melainkan bisa dan kompatibel dengan otak yang pada
diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa akhirnya akan melejitkan kemampuan guru
kali siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk mengilhami dan kemampuan murid
kooperatif. untuk berprestasi. Sebagai sebuah pendekatan
belajar yang segar, mengalir, praktis dan
mudah diterapkan, Quantum Teaching
menawarkan suatu sintesis dari hat-hat yang

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64


62 Abdul Rahman Tibahary dan Muliana: Model-model Pembelajaran Berbasis«

dicari, atau cara-cara baru untuk dunianya serta memberi pemahaman akan isi
memaksimalkan dampak usaha pengajaran dunia itu. Sehingga siswa dapat membawa apa
yang dilakukan guru melalui perkembangan yang mereka pelajari ke dalam dunianya dan
hubungan, penggabungan belajar dan mnerapkannya pada situasi baru.
penyampaian kurikulum. Metodologi ini Melalui Quantum Teaching ini, seorang
dibangun berdasarkan pengalaman 18 guru yang akan memengaruhi kehidupan murid
(delapan betas) tahun dan penelitian terhadap Anda. Anda seolah-olah sedang memimpin
25.000 siswa, dan sinergi pendapat dari ratusan konser saat berada di ruang kelas. Anda
guru. (Bobby De Porter, dkk, 2003). memahami sekali, bahwa setiap murid Anda
Pembelajaran kuantum mencakup memiliki karakter masing-masing sebagaimana
petunjuk spesifik untuk menciptakan alat-alat musik seperti seruling dan gitar,
lingkungan belajar yang efektif, merancang misalnya, memiliki suara yang berbeda.
kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan Bagaimana setiap karakter dapat memiliki
proses belajar. Metode Kuantum adalah peran dan membawa sukses dalam belajar,
pengubahan bermacam-macam interaksi yang merupakan inti ajaran Quantum Teaching.
ada di dalam dan di sekitar momen belajar (Abuddin Nata, 2004).
dengan menyingkirkan hambatan yang
menghalangi proses belajar alamiah dengan secara
sengaja menggunakan musik, mewarnai Prinsip-Prinsip dalam Pembelajaran Kuantum
lingkungan sekeliling, menyusun bahan
Prinsip dapat berarti (1) aturan aksi atau
pengajaran yang sesuai, cara efektif
perbuatan yang diterima atau dikenal dan (2)
pembelajaran, dan keterlibatan aktif siswa dan
sebuah hukum, aksioma atau doktrin fundamental.
guru. (Leo Idra Ardiana, dkk, 2002).
Pembelajaran kuantum juga dibangun di atas
Quantum Teaching bersandar pada
aturan aksi, hukum, aksioma dan atau doktrin
konsep Bawalah Dunia Mereka ke Dunia
fundamental mengenai dengan pembelajaran dan
Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia
pembelajar (Sugiyanto, 2010). Setidak-tidaknya
Mereka. Inilah asas utama, alasan dasar yang
ada tiga macam prinsip utama yang membangun
berada di balik segala strategi, model, dan
sosok pembelajaran kuantum. Ketiga prinsip
keyakinan Quantum Teaching (Bobby De Porter,
utama yang dimaksud sebagai berikut:
2003) mengandung konsekuensi bahwa langkah
1. Prinsip utama pembelajaran kuantum
pertama yang harus dilakukan guru dalam
berbunyi: Bawalah Dunia Mereka
pelaksanaan pembelajaran adalah membangun
(Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar)
jembatan autentik memasuki kehidupan siswa,
dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ke dalam
untuk mendapatkan hak mengajar dari mereka.
Dunia Mereka (Pembelajar). Setiap bentuk
Caranya yaitu dengan mengaitkan apa yang
interaksi dengan pembelajar, setiap rancangan
diajarkan guru dengan peristiwa, pikiran atau
kurikulum dan setiap metode pembelajaran
perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah,
harus dibangun diatas prinsip utama tersebut.
sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademik
Prinsip tersebut menuntut pengajar untuk
siswa. Setelah kaitan terbentuk, guru dapat
memasuki dunia pembelajar sebagai langkah
menerapkan konsep ³%DZDODK 'XQLD 0HUHND NH
pertama pembelajaran selain juga
'XQLD .LWD´. Dalam konteks inilah materi
mengharuskan pengajar untuk membangun
pelajaran dibeberkan: kosa kata baru, model
jembatan otentik memasuki kehidupan
mental, rumus, dan lain-lain. Atau pengertian lain
pembelajar. Untuk itu, pengajar dapat
bahwa pentingnya bagi seorang guru memasuki
memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang
dunia murid sebagai langkah pertama. Alasannya
dimiliki pembelajar sebagai titik tolaknya.
adalah karena tindakan ini akan memberikan ijin
Dengan jalan ini pengajar akan mudah
untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan
membelajarkan pembelajar baik dalam bentuk
perjalanan siswa menuju kesabaran dan ilmu
memimpin, mendampingi dan memudahkan
pengetahuan yang lebih luas. Caranya, dengan
pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang
mengaitkan apa yang guru ajarkan dengan sebuah
lebih luas. Jika hal tersebut dapat
peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh
dilaksanakan, maka baik pemelajar maupun
dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni,
pembelajar akan memperoleh pemahaman
rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan ini
baru. Ini berarti dunia pembelajar diperluas,
terbentuk, guru dapat membawa mereka ke dalam

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64


Abdul Rahman Tibahary dan Muliana: Model-model Pembelajaran Berbasis« 63

dan dunia pengajar diperluas. Disinilah dunia Segala sesuatu yang layak dipelajari oleh
kita mejadi dunia bersama pengajar dan pembelajar sudah pasti layak pula dirayakan
pembelajar. Inilah dinamika pembelajar keberhasilannya. Perayaan atas apa yang telah
manusia selaku pembelajar. dipelajari dapat memberikan balikan mengenai
2. Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi
prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan positif dengan pembelajaran.
permainan orkestra simponi. Selain memiliki Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku
lagu atau partitur, permainan simfoni ini prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak
memiliki struktur dasar chord. Struktur dasar bagi terbentuknya keunggulan. Dengan kata lain,
chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar pembelajaran perlu diartikan sebagai
pembelajaran kuantum. Prinsip-prinsip dasar pembentukan keunggulan. Oleh karena itu,
ini ada lima macam berikut ini: keunggulan ini bahkan telah dipandang sebagai
jantung fondasi pembelajaran kuantum. Ada
Ketahuilah bahwa segalanya berbicara delapan prinsip keunggulan, yang juga disebut
Dalam pembelajaran kuantum, segala delapan kunci keunggulan yang diyakini dalam
sesuatu mulai lingkungan pembelajaran sampai pembelajaran kuantum.
dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang Delapan kunci keunggulan itu sebagai
sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan berikut :
oleh pengajar sampai dengan rancangan
pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang Terapkanlah Hidup dalam Integritas
pembelajaran. Dalam pembelajaran, bersikaplah apa
adanya, tulus dan menyeluruh yang lahir ketika
Ketahuilah bahwa Segalah Bertujuan nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat
Semua yang terjadi proses pengubahan meningkatkan motivasi belajar yang pada
energi menjadi cahaya mempunyai tujuan. Tidak gilirannya mencapai tujuan belajar. Dengan kata
ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik lain, integritas dapat membuka pintu jalan menuju
pembelajar maupun pengajar harus menyadari prestasi.
bahwa kejadian yang dibuatnya selalu bertujuan.
Akuilah Kegagalan Dapat Membawa
Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului Kesuksesan
Penamaan Dalam pembelajaran, kita harus mengerti
Proses pembelajaran paling baik terjadi dan mengakui bahwa kesalahan atau kegagalan
ketika pembelajar telah mengalami informasi dapat memberikan informasi kepada kita yang
sebelum mereka memperoleh makna untuk apa diperlukan untuk belajar lebih lanjut sehingga kita
yang mereka pelajari. Dikatakan demikian karena dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat
otak manusia berkembang pesat dengan adanya cemas terus menerus dan diberi hukuman karena
stimulant yang kompleks, yang selanjutnya akan kegagalan merupakan tanda bahwa seseorang
menggerakan rasa ingin tahu. telah belajar.

Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Berbicara dengan Niat Baik
Pembelajaran Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan
Pembelajaran atau belajar selalu ketrampilan berbicara dalam arti positif dan
mengandung resiko besar. Dikatakan demikian bertanggungjawab atas komunikasi yang jujur dan
karena pembelajaran berarti melangkah keluar langsung. Niat baikk berbicara dapat
dari kenyamanan dan kemapanan disamping meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi
berarti membongkar pengetahuan sebelumnya. belajar pembelajar.
Pada waktu pembelajar melakukan langkah keluar
ini, mereka patut memperoleh pengakuan atas Tegaskanlah Komitmen
kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Bahkan Dalam pembelajaran, baik pengajar maupun
sekalipun mereka berbuat kesalahan, perlu diberi pembelajar harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-
pengakuan atas usaha yang mereka lakukan. ragu, tetap pada rel yang telah ditetapkan. Untuk
itu, mereka perlu melakukan apa saja untuk
Sadarilah bahwa Sesuatu yang Layak Dipelajari menyelesaikan pekerjaan. Disinilah perlu
Layak Pula Dirayakan dikembangkan slogan: Saya harus menyelesaikan

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64


64 Abdul Rahman Tibahary dan Muliana: Model-model Pembelajaran Berbasis«

pekerjaan yang memang harus saya selesaikan, Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in
bukan yang hanya saya senangi. Technical Corse (online)
Indrawati dan Wanwan Setiawan. 2009.
Jadilah Pemilik Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Dalam pembelajaran harus ada Menyenangkan untuk Guru SD, Pusat
tanggungjawab. Tanpa tanggungjawab tidak Pengembangan dan Pemberdayaan
mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu
bermutu. Karena itu, pengajar dan pembelajar Pengetahuan Alam PPPPTK untuk Program
harus bertanggungjawab atas apa yang menjadi BERMUTU.
tugas mereka. Mereka hendaklah menjadi Indrawati. 2009. Model Pembelajaran Terpadu di
manusia yang dapat diandalkan, seseorang yang Sekolah Dasar untuk Guru SD. Pusat
bertanggungjawab. Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu
Tetaplah Lentur Pengetahuan Alam PPPPTK untuk Program
Dalam pembelajaran, pertahankan BERMUTU.
kemampuan untuk mengubah yang sedang Lie, Anita. 1999. Metode Pembelajaran Gotong
dilakukan untuk memperoleh hasil yang Royong, Surabaya: Citra Media dengan
diinginkan. Pembelajar, lebih-lebih pengajar, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
harus pandai-pandi membaca lingkungan dan Masyarakat UK Petra Surabaya.
suasana, dan harus pandai-pandai mengubah Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar.
lingkungan dan suasana bilamana diperlukan. Jakarta: Bumi Aksara.
Misalnya, di kelas guru dapat saja mengubah Nata, Abuddin. 2011. Perspektif Islam tentang
rencana pembelajaran bilamana diperlukan demi Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
keberhaslan siswa-siswanya, jangan mati-matian Prenada Media Group
mempertahankan rencana pembelajaran yang telah Nata, Abuddin. 2004. Manajemen Pendidikan:
dibuat. Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam,
Jakarta: Prenada media.
Pertahankanlah Keseimbangan Sagala, Syaiful. 2005 Konsep dan Makna
Pembelajaran, Bandung: Alfabeta
Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa,
Sugiyanto, 2010. Model-Model Pembelajaran
tubuh, emosi dan semangay dalam satu kesatuan
Inovatif. Surakarta, Yuma Pustaka. Cet II.
dan kesejajaran agar proses dan hasil
Suhaida Abdul Kadir. 2002. Perbandingan
pembelajaran efetif dan optimal. Tetap dalam
Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional
keseimbangan merupakan proses berjalan yang
Terhadap Prestasi, Atribusi Pencapaian,
membutuhkan penyesuaian terus-menerus
Konsep Kondisi Akademik dan hubungan
sehingga diperlukan sikap dan tindakan cermat
Sosial Dalam Pendidikan Perakaunan.
dari pembelajar dan pengajar.
Malaysia: Universiti Putra Malaysia.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Kencana Prenada Nuansa.
DePorter, Bobby dan Mike Hernacki. 2003.
Quantum Learning, Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan.
Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman.
Bandung: Kaifa. cet XVII.
DePorter, Bobby; Reardon Mark; Singer Sarah
dan Nourie. 2003. Quantum Teaching.
Diterjemahkan oleh Ary Nilandari.
Bandung Kaifa. Cet. XI
DePorter, Bobby. 1999. Quantum Bussines.
Bandung: Kaifa.
Elaine B. Johnson. 2007. Contextual Teaching
and Learning. Bandung: Mizan Learning
Center.

Scolae: Journal of Pedagogy, Volume 1, Number 1, 2018: 54-64

Anda mungkin juga menyukai