Artikel Inovatif 3
Artikel Inovatif 3
Muliana
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Dampal selatan
Jl. Drs. Husain Laewang No. 03 Soni Dampal Selatan
Email: muliana.uly14@yahoo.com
Abstrak:
Berawal dari asumsi bahwa Pendekatan yang berpusat pada pendidik memiliki banyak kelemahan. Sementara itu,
pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student centered), peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta,
konsep, atau prinsip bagi diri mereka sendiri. Oleh karena itu, untuk merujuk pada upaya pembelajaran menuju
pembentukan karakter siswa yang kreatif, interaktif, inovatif, dan inspiratif dalam proses pembelajaran di kelas, maka
dipelukan implementasi model-model pembelajaran berbasis inovatif. Sudah saatnya guru mengimplementasikan
model-model pembelajaran berpusat pada siswa sebagai salah satu inovasi pembelajaran yang menjadikan siswa
sebagai sentral pendidikan. Model-model pembelajaran inovatif diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya,
dan kemampuannya untuk pengembangan masyarakat, bangsa dan negara.
Abstract:
Starting from the assumption that an educator-centered approach has many weaknesses. Meanwhile, the student-
centered approach, the role of the teacher is to help students find facts, concepts, or principles for themselves.
Therefore, to refer to learning efforts towards the formation of creative, interactive, innovative and inspiring student
characters in the classroom learning process, the implementation of innovative based learning models is required. It is
time for teachers to implement student-centered learning models as one of the learning innovations that make students
the center of education. Innovative learning models are expected to enable students to develop their potential, and their
ability to develop society, nation and country.
manusia dewasa atau orang-orang yang memiliki Hasilnya adalah peserta didik yang bukan hanya
kompetensi lebih dahulu agar menyediakan ruang, menguasai bahan pelajaran tersebut, melainkan
waktu, dan kondisi agar terjadi proses belajar mereka mengetahui asal usulnya, cara
pada anak-anak. Dalam hal ini proses belajar mendapatkan dan mengembangkannya. Di era
diharapkan terjadi secara optimal pada peserta global yang mengharuskan lahirnya lulusan
didik melalui cara-cara yang dirancang dan yang kreatif, inovatif, dinamis dan mandiri, model
difasilitasi oleh guru di sekolah. Dengan demikian pengajaran yang ketiga itulah yang perlu
diperlukan kegiatan pembelajaran yang disiapkan dilaksanakan. Dengan menerapkan teori yang
oleh guru. ketiga, maka yang terjadi bukan hanya
Pembelajaran secara sederhana dapat mengajar yang menghasilkan penguasaan ilmu
diartikan sebagai sebuah usaha memengaruhi pengetahuan, melainkan juga pembelajaran yang
emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar menghasilkan penguasaan terhadap metode
mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pengembangan ilmu pengetahuan, keterampilan,
pembelajaran akan terjadi proses pengembangan kepribadian, dan seterusnya. Dengan cara
moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta demikian, dengan sendirinya akan terjadi kegiatan
didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman pembelajaran. (H. Abuddin Nata, 2010)
belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar tra Pendidikan Indonesia.
yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas
guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan KONSEP DASAR MODEL
aktivitas peserta didik. PEMBELAJARAN
Menurut hasil kajian S. Nasution, bahwa
hingga saat ini terdapat tiga model pembelajaran Model Pembelajaran
yang sering dikacaukan dengan pengertian
Model diartikan sebagai kerangka
mengajar. Pertama, mengajar adalah
konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau
menanamkan pengetahuan kepada peserta didik,
acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Menurut
dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dikuasai
Good dan Travers (dalam Gafar, 2001:37), model
dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.
adalah abstraksi dunia nyata atau representasi
Mengajar pada tipe pertama ini dianggap berhasil
peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk
jika peserta didik menguasai pengetahuan yang
naratif, matematis, grafis, atau lambang lain.
ditransferkan oleh guru sebanyak-banyaknya.
Disebutkan pula bahwa suatu model dapat dipakai
Kedua, mengajar adalah menyampaikan
untuk menirukan, menunjukkan, menjelaskan,
kebudayaan kepada peserta didik. Definisi yang
memperkirakan atau memperkenalkan sesuatu.
kedua ini pada intinya sama dengan definisi yang
Briggs (1977) memberi batasan model sebagai se-
pertama yang menekankan pada guru sebagai
perangkat prosedur yang berurutan untuk
pihak yang aktif. Ketiga, mengajar adalah suatu
mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu
aktivitas mengorganisasi atau mengatur
kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi. Miarso
lingkungan sebaik-baiknya dan
(1987) mendefinisikan model adalah representasi
menghubungkannya dengan peserta didik sehingga
suatu proses dalam bentuk grafis, dan/atau naratif,
terjadi proses belajar.(S. Nasution, 1995)
dengan menunjukkan unsur-unsur utama serta
Definisi mengajar model pertama dan
strukturnya.
kedua pada sebagian besar masyarakat
Dari pengertian tersebut, para ahli
tradisional masih banyak digunakan. Hasilnya
pendidikan memberikan pengertian tentang model
adalah peserta didik yang banyak menguasai
pembelajaran adalah:
bahan pelajaran, namun mereka tidak tahu cara
1. Model pembelajaran adalah kerangka
menggunakan dan mengembangkannya.
konseptual yang melukiskan prosedur
Mereka tak ubahnya seperti seorang anak bayi
yang sistematis dalam mengorganisasikan
yang diberikan makanan atau minuman oleh
pengalaman belajar peserta didik untuk
orang tuanya, namun ia tidak tahu dari mana
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
asalnya makanan dan minuman tersebut,
sebagai pedoman bagi perancang
bagaimana cara membuatnya, dan bagaimana
pembelajaran dan guru dalam
pula cara mendapatkannya. Sementara itu,
merencanakan dan melaksanakan aktivitas
definisi mengajar model ketiga, kini mulai
belajar mengajar. (Syaiful Sagala, 2005).
banyak digunakan, terutama pada lembaga-
2. Secara luas, Joyce dan Weil (2000:13)
lembaga pendidikan pada masyarakat modern.
adalah suatu kegiatan mental untuk dirinya sendiri dan dimotivasi untuk
meningkatkan kemurnian, ketajaman meningkatkan pembelajar lainnya (Kessler, 1992:
pemahaman dalam mengembangkan sesuatu. 8).
f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa Belajar kooperatif merupakan satu strategi
(nuturing the individual). Dalam pembelajaran pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan
kontekstual siswa bukan hanya kumpulan-kumpulan kecil pelajar dengan
mengembangkan kemampuan-kemampuan memberi peluang untuk berinteraksi sesama
intelektual dan keterampilan, tetapi juga aspek- mereka di dalam proses pembelajaran (Suhaida
aspek kepribadian: integritas pribadi, sikap, Abdul Kadir, 2002: 54).
minat, tanggung jawab, disiplin, motif Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
berprestasi, dsb. Guru dalam pembelajaran bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu
kontekstual juga berperan sebagai konselor, metode pembelajaran dengan cara
dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan mengelompokkan siswa kedalam kelompok-
dilakukan siswa harus sesuai dengan minat, kelompok kecil untuk bekerja sama dalam
kebutuhan dan kemampuannya. Mencapai memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam
standar yang tinggi (reaching high standards) setiap kelompok adalah hiterogen.
Pembelajaran kontekstual diarahkan agar Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak
siswa berkembang secara optimal, mencapai hanya sebagai objek belajar tetapi menjadi objek
keunggulan (excellent). Tiap siswa bisa belajar karena dapat berkreasi secara maksimal
mencapai keunggulan, asalkan sia dibantu dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena
oleh gurunya dalam menemukan potensi dan pembelajaran kooperatif merupakan metode
kekuatannya. alternatif dalam mendekati permasalahan, Mampu
b. Menggunakan Penilaian yang otentik (using mengerjakan tugas besar, meningkatkan
authentic assessment). Penilaian autentik ketrampilan komunikasi dan sosial, serta
menantang para siswa untuk menerapkan perolehan kepercayaan diri.
informasi dan keterampilan akademik baru Model pembelajaran kooperatif
dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. (cooperative learning) adalah model
Penilaian autentik merupakan antitesis dari pembelajaran yang terjadi sebagai akibat dari
ujian stanar, penilaian autentik memberi adanya pendekatan pembelajaran yang
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bersifat kelompok. Pendekatan ini ini
kemampuan terbaik mereka sambil merupakan konsekuensi logis dari penerapan
mempertunjukkan apa yang sudah mereka paradigma baru dalam pendidikan yang antara
pelajari. lain, bahwa pendidikan di masa sekarang,
bukanlah lagi dilihat semata-mata "mengisi air
Pembelajaran Kooperatif ke dalam gelas" atau sekadar mengisi otak anak
Pembelajaran kooperatif adalah suatu dengan berbagai teori atau konsep ilmu
pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja pcngetahuan, melainkan pengajaran yang lebih
dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan bersifat "menyalakan cahaya", yaitu mendorong,
tujuan bersama (Felder, 1994: 2). Wahyuni menggerakkan, dan membimbing peserta didik
(2001:8) menyebutkan bahwa pembelajaran agar dapat mengembangkan imaginasi dan
kooperatif merupakan strategi pembelajaran inspirasinya secara aktual. Model
dengan cara menempatkan siswa dalam kelompok pembelajaran dengan paradigma baru ini
kecil yang memiliki kemampuan berbeda. menempatkan guru bukan sebagai orang
Sependapat dengan pernyataan tersebut yang se rba tahu yang dengan otoritas yang
Setyaningsih (2001:8) mengemukakan bahwa dimilikinya dapat menuangkan berbagai ide
model pembelajaran kooperatif memusatkan dan gagasan, melainkan hanya sebagai salah
aktivitas di kelas pada siswa dengan cara satu sumber informasi, penggerak, pendorong,
pengelompokan siswa untuk bekerja sama dalam dan pembimbing agar peserta didik dengan
proses pembelajaran. Selanjutnya Pembelajaran kemauannya sendiri dapat melakukan
kooperatif adalah aktifitas belajar kelompok yang kegiatan pembelajaran yang selanjutnya
teratur sehingga ketergantungan pembelajaran mengarah pada terjadinya masyarakat belajar
pada struktur sosial pertukaran informasi antara (learning society. ( Abuddin Nata, 2011).
anggota dalam kelompok dan tiap anggota
bertanggungjawab untuk kelompoknya dan Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson dalam (Anita mereka akan merasa terpacu untuk meningkatkan
Lie, 1999) mengatakan bahwa tidak semua usaha mereka dan dengan demikian menaikkan
kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran nilai mereka. Sebalikriya, siswa yang lebih pandai
kooperatif (cooperative learning). Untuk juga tidak akan merasa dirugikan karena
mencapai hasil yang maksimal, lima unsur rekannya yang kurang mampu juga telah
model pembelajaran kooperatif yang harus memberikan bagian sumbangan mereka.
diterapkan:
1. Kesaling Tergantungan Positif Tanggung Jawab Perseorangan
2. Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari
3. Tatap Muka
unsur yang pertama. jika tugas dan pola penilaian
4. Komunikasi Antar Anggota
dibuat menurut prosedur model pembelajaran
5. Evaluasi Proses Kelompok
kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung
Jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci
Kesalingtergantungan Positif
keberhasilan metode kerja kelompok adalah
Keberhasilan kelompok sangat
persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
tergantung pada usaha setiap anggotanya.
Berbeda dengan kebanyak guru yang masuk
Wartawan mencari dan menulis berita,
ke kelas dan menugaskan siswanya untuk saling
redaksi mengedit, dan tukang ketik
berbagi tanpa persiapan, pengajar yang efektif
mengetiktulisan tersebut. Rantai kerja sama
dalam model pembelajaran kooperatif membuat
ini berlanjut terus sampai dengan mereka
persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa
yang dibagian percetakan dan loper surat kabar.
sehingga masing-masing anggota kelompok harus
Semua orang ini bekerja demi tercapainya satu
melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar
tujuan yang sama, yaitu terbitnya sebuah surat
tugas selanjutnya dalam kelompok bisa
kabar dan sampainya surat kabar tersebut di
dilaksanakan. Dalam, teknik jigsaw yang
tangan pembaca.
dikembangkan Aronson misalnya, bahan bacaan
Untuk menciptakan kelompok kerja yang
dibagi menjadi empat bagian dan masing-masing
efektif, pengajar perlu menyusun tugas
siswa mendapat dan membaca satu bagian.
sedemikian rupa sehingga setiap anggota
Dengan cara demikian, siswa yang tidak
kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri
melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan
agar yang lain bisa rnencapai tujuan mereka.
jelas dan mudah. Rekan-rekan dalam satu
Dalam metode jiqsaw, Aronson menyarankan
kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan
jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan
tugas agar tidak menghambat yang lainnya.
empat orang saja dan keempat anggota ini
ditugaskan membaca bagian yang berlainan.
Tatap Muka
Keempat anggota ini lalu berkumpul dan bertukar
informasi. Selanjutnya pengajar akan Setiap kelompok harus diberikan
mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi.
Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota Kegiatan interaksi ini akan memberikan para
merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan siswa untuk membentuk sinergi yang
tugasnya agar yang lain bisa berhasil. menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran
Penilaian juga dilakukan dengan cara yang dari satu beberapa kepala akan lebih kaya
unik. Setiap siswa mendapat nilai sendiri dan nilai daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja.
kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar
"sumbangan" setiap anggota. Untuk menjaga daripada jumlah hasil masing-masing anggota.
keadilan, setiap anggota menyumbang poin Inti dari sinergi adalah menghargai
di atas nilai rata-rata mereka. Misalnya, nilai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan
rata-rata si A adalah 65 dan kali ini dia mendapat mengisi kekurangan masing-masing. Setiap
72, maka dia akan menyumbangkan 7 point anggota kelompok mempunyai latar belakang,
untuk tillai kelompok mereka. Dengan demikian pengalaman, Keluarga, dan sosial ekonomi yang
setiap siswa akan bisa mempunyai kesempatan berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini
untuk memberikan sumbangan. Berapa siswa akan menjadi modal utama dalam proses saling
yang kurang mampu tidak akan merasa memperkaya antar anggota kelompok. Sinergi tidak
minderterhadap rekan-rekan mereka karena dapat didapatkan begitu saja dalam sekejap tapi
mereka juga memberikan sumbangan, Malahan merupakan proses kelompok yang cukup panjang.
dicari, atau cara-cara baru untuk dunianya serta memberi pemahaman akan isi
memaksimalkan dampak usaha pengajaran dunia itu. Sehingga siswa dapat membawa apa
yang dilakukan guru melalui perkembangan yang mereka pelajari ke dalam dunianya dan
hubungan, penggabungan belajar dan mnerapkannya pada situasi baru.
penyampaian kurikulum. Metodologi ini Melalui Quantum Teaching ini, seorang
dibangun berdasarkan pengalaman 18 guru yang akan memengaruhi kehidupan murid
(delapan betas) tahun dan penelitian terhadap Anda. Anda seolah-olah sedang memimpin
25.000 siswa, dan sinergi pendapat dari ratusan konser saat berada di ruang kelas. Anda
guru. (Bobby De Porter, dkk, 2003). memahami sekali, bahwa setiap murid Anda
Pembelajaran kuantum mencakup memiliki karakter masing-masing sebagaimana
petunjuk spesifik untuk menciptakan alat-alat musik seperti seruling dan gitar,
lingkungan belajar yang efektif, merancang misalnya, memiliki suara yang berbeda.
kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan Bagaimana setiap karakter dapat memiliki
proses belajar. Metode Kuantum adalah peran dan membawa sukses dalam belajar,
pengubahan bermacam-macam interaksi yang merupakan inti ajaran Quantum Teaching.
ada di dalam dan di sekitar momen belajar (Abuddin Nata, 2004).
dengan menyingkirkan hambatan yang
menghalangi proses belajar alamiah dengan secara
sengaja menggunakan musik, mewarnai Prinsip-Prinsip dalam Pembelajaran Kuantum
lingkungan sekeliling, menyusun bahan
Prinsip dapat berarti (1) aturan aksi atau
pengajaran yang sesuai, cara efektif
perbuatan yang diterima atau dikenal dan (2)
pembelajaran, dan keterlibatan aktif siswa dan
sebuah hukum, aksioma atau doktrin fundamental.
guru. (Leo Idra Ardiana, dkk, 2002).
Pembelajaran kuantum juga dibangun di atas
Quantum Teaching bersandar pada
aturan aksi, hukum, aksioma dan atau doktrin
konsep Bawalah Dunia Mereka ke Dunia
fundamental mengenai dengan pembelajaran dan
Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia
pembelajar (Sugiyanto, 2010). Setidak-tidaknya
Mereka. Inilah asas utama, alasan dasar yang
ada tiga macam prinsip utama yang membangun
berada di balik segala strategi, model, dan
sosok pembelajaran kuantum. Ketiga prinsip
keyakinan Quantum Teaching (Bobby De Porter,
utama yang dimaksud sebagai berikut:
2003) mengandung konsekuensi bahwa langkah
1. Prinsip utama pembelajaran kuantum
pertama yang harus dilakukan guru dalam
berbunyi: Bawalah Dunia Mereka
pelaksanaan pembelajaran adalah membangun
(Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar)
jembatan autentik memasuki kehidupan siswa,
dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ke dalam
untuk mendapatkan hak mengajar dari mereka.
Dunia Mereka (Pembelajar). Setiap bentuk
Caranya yaitu dengan mengaitkan apa yang
interaksi dengan pembelajar, setiap rancangan
diajarkan guru dengan peristiwa, pikiran atau
kurikulum dan setiap metode pembelajaran
perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah,
harus dibangun diatas prinsip utama tersebut.
sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademik
Prinsip tersebut menuntut pengajar untuk
siswa. Setelah kaitan terbentuk, guru dapat
memasuki dunia pembelajar sebagai langkah
menerapkan konsep ³%DZDODK 'XQLD 0HUHND NH
pertama pembelajaran selain juga
'XQLD .LWD´. Dalam konteks inilah materi
mengharuskan pengajar untuk membangun
pelajaran dibeberkan: kosa kata baru, model
jembatan otentik memasuki kehidupan
mental, rumus, dan lain-lain. Atau pengertian lain
pembelajar. Untuk itu, pengajar dapat
bahwa pentingnya bagi seorang guru memasuki
memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang
dunia murid sebagai langkah pertama. Alasannya
dimiliki pembelajar sebagai titik tolaknya.
adalah karena tindakan ini akan memberikan ijin
Dengan jalan ini pengajar akan mudah
untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan
membelajarkan pembelajar baik dalam bentuk
perjalanan siswa menuju kesabaran dan ilmu
memimpin, mendampingi dan memudahkan
pengetahuan yang lebih luas. Caranya, dengan
pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang
mengaitkan apa yang guru ajarkan dengan sebuah
lebih luas. Jika hal tersebut dapat
peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh
dilaksanakan, maka baik pemelajar maupun
dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni,
pembelajar akan memperoleh pemahaman
rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan ini
baru. Ini berarti dunia pembelajar diperluas,
terbentuk, guru dapat membawa mereka ke dalam
dan dunia pengajar diperluas. Disinilah dunia Segala sesuatu yang layak dipelajari oleh
kita mejadi dunia bersama pengajar dan pembelajar sudah pasti layak pula dirayakan
pembelajar. Inilah dinamika pembelajar keberhasilannya. Perayaan atas apa yang telah
manusia selaku pembelajar. dipelajari dapat memberikan balikan mengenai
2. Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi
prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan positif dengan pembelajaran.
permainan orkestra simponi. Selain memiliki Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku
lagu atau partitur, permainan simfoni ini prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak
memiliki struktur dasar chord. Struktur dasar bagi terbentuknya keunggulan. Dengan kata lain,
chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar pembelajaran perlu diartikan sebagai
pembelajaran kuantum. Prinsip-prinsip dasar pembentukan keunggulan. Oleh karena itu,
ini ada lima macam berikut ini: keunggulan ini bahkan telah dipandang sebagai
jantung fondasi pembelajaran kuantum. Ada
Ketahuilah bahwa segalanya berbicara delapan prinsip keunggulan, yang juga disebut
Dalam pembelajaran kuantum, segala delapan kunci keunggulan yang diyakini dalam
sesuatu mulai lingkungan pembelajaran sampai pembelajaran kuantum.
dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang Delapan kunci keunggulan itu sebagai
sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan berikut :
oleh pengajar sampai dengan rancangan
pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang Terapkanlah Hidup dalam Integritas
pembelajaran. Dalam pembelajaran, bersikaplah apa
adanya, tulus dan menyeluruh yang lahir ketika
Ketahuilah bahwa Segalah Bertujuan nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat
Semua yang terjadi proses pengubahan meningkatkan motivasi belajar yang pada
energi menjadi cahaya mempunyai tujuan. Tidak gilirannya mencapai tujuan belajar. Dengan kata
ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik lain, integritas dapat membuka pintu jalan menuju
pembelajar maupun pengajar harus menyadari prestasi.
bahwa kejadian yang dibuatnya selalu bertujuan.
Akuilah Kegagalan Dapat Membawa
Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului Kesuksesan
Penamaan Dalam pembelajaran, kita harus mengerti
Proses pembelajaran paling baik terjadi dan mengakui bahwa kesalahan atau kegagalan
ketika pembelajar telah mengalami informasi dapat memberikan informasi kepada kita yang
sebelum mereka memperoleh makna untuk apa diperlukan untuk belajar lebih lanjut sehingga kita
yang mereka pelajari. Dikatakan demikian karena dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat
otak manusia berkembang pesat dengan adanya cemas terus menerus dan diberi hukuman karena
stimulant yang kompleks, yang selanjutnya akan kegagalan merupakan tanda bahwa seseorang
menggerakan rasa ingin tahu. telah belajar.
Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Berbicara dengan Niat Baik
Pembelajaran Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan
Pembelajaran atau belajar selalu ketrampilan berbicara dalam arti positif dan
mengandung resiko besar. Dikatakan demikian bertanggungjawab atas komunikasi yang jujur dan
karena pembelajaran berarti melangkah keluar langsung. Niat baikk berbicara dapat
dari kenyamanan dan kemapanan disamping meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi
berarti membongkar pengetahuan sebelumnya. belajar pembelajar.
Pada waktu pembelajar melakukan langkah keluar
ini, mereka patut memperoleh pengakuan atas Tegaskanlah Komitmen
kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Bahkan Dalam pembelajaran, baik pengajar maupun
sekalipun mereka berbuat kesalahan, perlu diberi pembelajar harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-
pengakuan atas usaha yang mereka lakukan. ragu, tetap pada rel yang telah ditetapkan. Untuk
itu, mereka perlu melakukan apa saja untuk
Sadarilah bahwa Sesuatu yang Layak Dipelajari menyelesaikan pekerjaan. Disinilah perlu
Layak Pula Dirayakan dikembangkan slogan: Saya harus menyelesaikan
pekerjaan yang memang harus saya selesaikan, Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in
bukan yang hanya saya senangi. Technical Corse (online)
Indrawati dan Wanwan Setiawan. 2009.
Jadilah Pemilik Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Dalam pembelajaran harus ada Menyenangkan untuk Guru SD, Pusat
tanggungjawab. Tanpa tanggungjawab tidak Pengembangan dan Pemberdayaan
mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu
bermutu. Karena itu, pengajar dan pembelajar Pengetahuan Alam PPPPTK untuk Program
harus bertanggungjawab atas apa yang menjadi BERMUTU.
tugas mereka. Mereka hendaklah menjadi Indrawati. 2009. Model Pembelajaran Terpadu di
manusia yang dapat diandalkan, seseorang yang Sekolah Dasar untuk Guru SD. Pusat
bertanggungjawab. Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu
Tetaplah Lentur Pengetahuan Alam PPPPTK untuk Program
Dalam pembelajaran, pertahankan BERMUTU.
kemampuan untuk mengubah yang sedang Lie, Anita. 1999. Metode Pembelajaran Gotong
dilakukan untuk memperoleh hasil yang Royong, Surabaya: Citra Media dengan
diinginkan. Pembelajar, lebih-lebih pengajar, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
harus pandai-pandi membaca lingkungan dan Masyarakat UK Petra Surabaya.
suasana, dan harus pandai-pandai mengubah Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar.
lingkungan dan suasana bilamana diperlukan. Jakarta: Bumi Aksara.
Misalnya, di kelas guru dapat saja mengubah Nata, Abuddin. 2011. Perspektif Islam tentang
rencana pembelajaran bilamana diperlukan demi Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
keberhaslan siswa-siswanya, jangan mati-matian Prenada Media Group
mempertahankan rencana pembelajaran yang telah Nata, Abuddin. 2004. Manajemen Pendidikan:
dibuat. Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam,
Jakarta: Prenada media.
Pertahankanlah Keseimbangan Sagala, Syaiful. 2005 Konsep dan Makna
Pembelajaran, Bandung: Alfabeta
Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa,
Sugiyanto, 2010. Model-Model Pembelajaran
tubuh, emosi dan semangay dalam satu kesatuan
Inovatif. Surakarta, Yuma Pustaka. Cet II.
dan kesejajaran agar proses dan hasil
Suhaida Abdul Kadir. 2002. Perbandingan
pembelajaran efetif dan optimal. Tetap dalam
Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional
keseimbangan merupakan proses berjalan yang
Terhadap Prestasi, Atribusi Pencapaian,
membutuhkan penyesuaian terus-menerus
Konsep Kondisi Akademik dan hubungan
sehingga diperlukan sikap dan tindakan cermat
Sosial Dalam Pendidikan Perakaunan.
dari pembelajar dan pengajar.
Malaysia: Universiti Putra Malaysia.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Kencana Prenada Nuansa.
DePorter, Bobby dan Mike Hernacki. 2003.
Quantum Learning, Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan.
Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman.
Bandung: Kaifa. cet XVII.
DePorter, Bobby; Reardon Mark; Singer Sarah
dan Nourie. 2003. Quantum Teaching.
Diterjemahkan oleh Ary Nilandari.
Bandung Kaifa. Cet. XI
DePorter, Bobby. 1999. Quantum Bussines.
Bandung: Kaifa.
Elaine B. Johnson. 2007. Contextual Teaching
and Learning. Bandung: Mizan Learning
Center.