Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

SURVEI GNSS

MODUL 1
METODE STATIK RADIAL DAN JARING

Fatimah Kusuma Dewi 119230070


Rainaldy Husain 119230100
Ziedan Saputra 119230072
Azira Tasya Hanifah 119230020
Kelompok 5 B

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATER
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

BAB I Pendahuluan
Sub Bab Nilai
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
1.3 Waktu Praktikum
1.4 Lokasi Praktikum
BAB II Dasar Teori
Sub Bab Nilai
2.1 GNSS
2.2 GPS
2.3 Sistem RTK
2.4 Data RINEX
BAB III Metodologi
Sub Bab Nilai
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Langkah Kerja
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Sub Bab Nilai
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V Kesimpulan dan Saran
Sub Bab Nilai
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum...................................................................................1

1.3 Waktu Praktikum...................................................................................2

1.4 Lokasi Praktikum....................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3

2.1 Global Navigation Satellite System........................................................3

2.2 Global Positioning System......................................................................4

2.3 Penentuan Posisi Menggunakan GPS...................................................5

2.4 Metode Statik...........................................................................................5

BAB III METODOLOGI......................................................................................7

3.1 Alat dan Bahan........................................................................................7

3.2 Langkah Kerja.........................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................7

4.1 Hasil..........................................................................................................7

BAB V PENUTUP..................................................................................................8

5.1 Kesimpulan..............................................................................................8

5.2 Saran.........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi penentuan posisi dengan menggunakan survey
Global Navigation Satellite System (GNSS) mengalami kemajuan yang sangat
pesat. GNSS telah beroperasi secara penuh sejak Desember 2009 yang diawali
dengan system Global Positioning System (GPS). GPS merupakan suatu
konstelasi yang terdiri dari 24 satelit sebagai penyedia informasi koordinat posisi
yang akurat secara global. Saat ini, satelit telah mengalami perkembangan dimana
dalam melakukan pengukuran GNSS kita tidak hanya menggunakan GPS
melainkan beberapa satelit seperti GLONASS, Galileo, BeiDou, Quasi-Zenith
Sistem Satelit (QZSS), India Regional Navigation Satellite System (IRNSS) dan
masih banyak lagi.

Penentuan posisi menggunakan GPS dapat menggunakan dua metode,


yaitu differensial dan absolut. Metode differensial merupakan penentuan posisi
relatif satu titik dengan titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya, dimana
pengukuran dilakukan secara bersamaan pada selang waktu tertentu dengan
minimal 2 receiver. Sedangkan penentuan posisi metode absolut hanya
menggunakan 1 alat receiver.

Dalam praktikum penentuan posisi kali ini dilakukan dengan


menggunakan metode static secara radial dan jaring. Moda radial merupakan
penentuan posisi yang tidak terhubung antara satu rover dengan rover lainnya.
Sedangkan pada moda jaring base dan rover satu dengan lainnya saling terhubung
sehingga memiliki keterikatan, maka saat proses memulai dan megakhiri dalam
penentuan posisi antara base dan rover harus dilakukan secara bersamaan.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari dilakukannya praktikum survey GNSS mengenai penentuan
posisi menggunakan metode radial dan jaring adalah sebagai berikut.

1
1. Mampu memberikan pengenalan terkait dengan survey GNSS
2. Mahasiswa dapat memahami terkait penentuan posisi dengan
menggunakan metode radial dan jarring.
3. Mahasiswa dapat melaksanakan praktikum penentuan posisi menggunakan
metode radial dan jaring dengan baik.

1.3 Waktu Praktikum


Waktu praktikum survey GNSS mengenai penentuan posisi menggunakan
metode radial dan jarring adalah sebagai berikut.

No Metode Penentuan Hari, Tanggal Sesi Pukul

1 07.00 – 09.00
1. Radial Jum’at, 29 Oktober 2021 2 09.00 – 12.00
1 12.00 – 15.00
2. Jaring Senin, 1 November 2021 2 15.00 - selesai

1.4 Lokasi Praktikum


Praktikum dilaksanakan di Institut Teknologi Sumatera dengan
penyebaran titik seperti pada gambar dibawah ini.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Global Navigation Satellite System


GNSS atau Global Navigation Satellite System merupakan sebuah alat
atau suatu sistem navigasi dan penentuan posisi yang memanfaatkan satelit dan
dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada
(secara global) di permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Sistem ini didesain
untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai
waktu, secara kontinu di seluruh dunia kepada banyak orang secara simultan tanpa
bergantung pada waktu dan cuaca.[ CITATION Abi01 \l 1033 ]

Sistem penentuan posisi berbasis antariksa yang terdiri dari satu atau lebih
konstelasi satelit dan infrastruktur augmentasi yang diperlukan untuk mendukung
tujuan kegiatan berupa posisi, navigasi dan waktu dan tersedia selama 24 jam
dimanapun pengguna berada di seluruh permukaan bumi (Hofmann dan
Wellenhof, 2008)

Saat ini terdapat empat konstelasi satelit GNSS yang telah beroperasi,
yaitu Sistem satelit navigasi GPS (Global Positioning System) milik Amerika
Serikat merupakan yang paling terkenal dan saat ini telah beroperasi penuh.
GLONASS merupakan sistem satelit navigasi yang diluncurkan oleh Rusia yang
dimulai pada tahun 1982 dan pada bulan Oktober 2011 telah beroperasi penuh
pada skala global. Satelit navigasi GALILEO milik Eropa yang mulai
dikembangkan sistem dan yang terakhir. Beidou milik Tiongkok. Selain itu,
terdapat beberapa negara yang mengembangkan konstelasi yang bersifat regional
yaitu India dengan IRNSS (Indian Regional Navigation Satellite System) dan
Jepang dengan QZSS (Quasi-Zenith Satellite System). Pada tahun 2020,
direncanakan seluruh satelit navigasi ini akan beoperasi secara penuh (Full
Operational Capability atau FOC). Meskipun demikian, sinyal-sinyal yang
ditransmisikan oleh satelit GNSS tersebut masih memiliki kesalahan dan tidak
selalu sesuai dengan kenyataan yang ada. Sehingga harus dilakukan monitoring
dari akurasi, ketersediaan, kontinuitas, dan integritas dari sinyal-sinyal tersebut

3
menggunakan titik-titik referensi yang terdapat di permukaan bumi [ CITATION
Azm12 \l 1033 ]. Selain titik referensi di permukaan bumi, beberapa negara juga
mengembangkan infrastruktur berbasis satelit untuk memperbaiki performance.

2.2 Global Positioning System


GPS singkatan Global Positioning System, sistem satelit navigasi pertama,
paling lengkap, terus diperbaharui dan milik Amerika, digunakan di semua
perangkat navigasi sebagai signal utama. Awalnya dirancang untuk militer dan
terakhir dibuka untuk publik sejak akhir 2000. Versi komersil memiliki tingkat
presisi sampai centimeter[ CITATION Mui12 \l 1033 ]

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan


penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi
mengenai waktu. GPS terdiri dari 3 segmen yaitu segmen angkasa,
kontrol/pengendali, dan pengguna. Segmen angkasa terdiri dari 24 satelit yang
beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 km dengan periode 12 jam
(satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam). Segmen
Kontrol/Pengendali terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di Colorodo
Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini.
Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima. GPS yang biasanya terdiri dari
penerima, prosesor, dan antena.[ CITATION Tiy11 \l 1033 ]

Ketelitian penentuan posisi dengan GPS dipengaruhi oleh beberapa faktor


dan parameter. Salah satu faktor tersebut adalah strategi pemrosesan data.
Mengikuti perkembangan kebutuhan GPS dalam kehidupan manusia, data hasil
pengamatan gps dapat diproses dan diolah menggunakan berbagai macam
perangkat lunak. Pada prinsipnya ada dua jenis perangkat lunak (software)
pengolahan data, yaitu perangkat lunak komersial yang dikeluarkan oleh
perusahaan-perusahaan receiver GPS, seperti SKI, GPSurvey, dan Topcon Tools,
serta perangkat lunak ilmiah yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga penelitian
atau universitas, seperti Bernesse dan GAMIT.[ CITATION Des16 \l 1033 ]

4
2.3 Penentuan Posisi Menggunakan GPS
Konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi (pengikatan ke
belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke
beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan
oleh GPS adalah posisi 3D (X,Y,Z atau L, B,h) yang dinyatakan dalam datum
WGS (World Geodetic System) 1984. Dengan GPS, titik yang akan ditentukan
posisinya dapat diam (static positioning) ataupun bergerak (kinematic
positioning). Posisi titik dapat ditentukan dengan menggunakan satu receiver GPS
terhadap pusat bumi dengan menggunakan metode absolute (point) positioning,
ataupun terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (monitor station)
dengan menggunakan metode differential (relative) positioning yang
menggunakan minimal dua receiver GPS, yang menghasilkan ketelitian posisi
yang relative lebih tinggi. GPS dapat memberikan posisi secara instan (real-time)
ataupun sesudah pengamatan setelah data pengamatannya di proses secara lebih
ekstensif (post-processing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian
yang lebih baik.[ CITATION Tan20 \l 1033 ]

2.4 Metode Statik


Metode penentuan posisi secara statik adalah penentuan posisi titik-titik
yang diam (statik) dalam jangka waktu tertentu tergantung jarak antara base dan
rover sehingga ukuran lebih pada suatu titik pengamatan yang diperoleh dengan
biasanya lebih banyak. Survei penentuan posisi dengan metode GPS statik dapat
dilaksanakan dalam moda jaring dan moda radial. Pemilihan kedua moda tersebut
akan mempengaruhi ketelitian posisi titik yang diperoleh, waktu penyelesaian
survei, serta biaya operasional survei. [ CITATION Sya19 \l 1033 ]

a. Radial
Moda radial umumnya menghasilkan tingkat ketelitian posisi yang
rendah, namun waktu survei lebih cepat yang berdampak pada biaya
operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan moda jaringan.
[ CITATION Sya19 \l 1033 ]

5
b. Jaring
Dalam moda jaringan, perlu diperhatikan tentang baseline trivial.
Baseline trivial adalah baseline yang dapat diturunkan dari baseline-
baseline lainnya dari satu sesi pengamatan. Baseline yang bukan trivial
dinamakan sebagai baseline bebas (independent). Pada satu sesi
pengamatan, jika ada sejumlah n receiver yang beroperasi secara simultan,
maka akan ada sebanyak (n-1) baseline bebas yang dapat terdiri dari
beberapa kombinasi. Set dari (n-1) baseline bebas yang akan digunakan
dapat mempengaruhi kualitas dari posisi titik yang diperoleh. [ CITATION
Sya19 \l 1033 ]

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum survey GNSS mengenai
penentuan posisi menggunakan metode radial dan jaring yaitu :

1. Statif 6. Helm
2. GPS Leica (base) 7. Rompi
3. Rover 8. ATK
4. Meteran 9. Formulir Pengukuran
5. Controler

3.2 Langkah Kerja


Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut.

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
Dari praktikum survey GNSS yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
dalam penentuan posisi menggunakan GPS dapat dilakukan menggunakan dua
metode, yaitu absolut dan differensial. Metode absolut merupakan suatu metode
pengukuran yang menggunakan satu receiver, sedangkan metode differensial
membutuhkan minimal 2 receiver dimana satu titik sudah diketahui koordinatnya.
Dalam melakukan penentuan posisi, titik yang akan ditentukan posisinya dapat
diam (static positioning) ataupun bergerak (kinematic positioning). Ketelitian
secara kinematic positioning relative lebih tinggi dibandingkan static positioning.
Akurasi dari metode ini sangat bergantung pada jarak antar titik satu dan titik
lainnya, kualitas data, serta geometri satelit. Sehingga perlu memperhatikan
kesiapan sebelum melakukan suatu pengukuran.

8
Pada praktikum kali ini, digunakan metode differensial static atau biasa
disebut survey static dimana membutuhkan lebih dari satu receiver dengan titik
yang akan ditentukan posisinya diam dan dapat menggunakan data pengamatan
pseudorange, sehingga ketelitian relative tinggi. Dari praktikum yang telah
dilakukan, informasi yang digunakan adalah tipe receiver pemetaan atau geodetic
bukan navigasi.

Praktikum dilaksanakan di Institut Teknologi Sumatera dengan satu titik


base yang berada di benchmark ITERA orde 2 dan lima titik yang tersebar dengan
rentang jarak 2-3 Km sebagai rover. Praktikum dilakukan dengan menggunakan
metode static secara radial dan jaring. Pada metode radial, baseline ditentukan
secara bebas yang nantinya digunakan sebagai geometri untuk menentukan posisi
relative. Dalam metode ini, pengambilan data dilakukan secara bersamaan dengan
lama waktu pengamatan yang sama. Alat pada base diaktifkan terlebih dahulu dan
alat pada titik-titik rover diaktifkan setelahnya dan dapat diaktifkan secara tidak
serentak tetapi masih dalam waktu pegamatan yang sama.

Secara konsep nantinya dengan moda radial memiliki satu titik tetap
dengan titik-titik yang ditentukan posisinya. Hal yang diamati adalah vector-
vektor baseline, berupa delta x,delta y,dan delta z titik tetap dengan titik-titik yang
akan ditentukan koordinatnya. Namun, metode radial memiliki kekurangan berupa
ketelitiannya yang relative rendah karena keterikaan antar titiknya kecil.

Selain radial, metode jaring juga dilakukan pada praktikum ini. Perbedaan
metode radial dan jaring terdapat pada penyusunan baseline-nya. Pada metode
jaring dikenal baseline trivial. Baseline trivial merupakan baseline yang
diturunkan dari nilai baseline lainya pada satu sesi pengamatan. Pengaktifan alat
pada metode ini haruslah dilakukan bersamaan pada setiap rovernya setekah alat
pada base aktif terlebih dahulu. Dalam metode ini, keterikatan pada masing-
masing titik dinilai sangat kuat karena setiap titiknya saling berhubungan sehingga
ketelitian dari metode ini juga tinggi. Namun, kekurangan dari metode jaring
adalah memakan waktu pengamatan yang lebih lama, juga pengolahan data yang
cukup kompleks.

9
Dalam melakukan kegiatan Survey GNSS dapat ditemukan beberapa
hambatan seperti, perencanaan yang kurang matang dalam pengukuran. Alat yang
digunakan dalam survey ini menggunakan baterai yang bisa saja habis saat
pengukuran berlangsung. Oleh karena itu, diperlukan jadwal pengukuran agar
dapat memperkirakan waktu penggunaan alat, juga dapat mengantisipasi hal-hal
seperti kehabisan baterai dengan membawa cadangan baterai atau sumber energi
untuk pengisian baterai.

Selain factor hambatan dari alat yang digunakan, penentuan titik posisi
pengamatan juga harus diperhatikan. Titik pengamatan haruslah berada di wilayah
terbuka dan diusahakan untuk jauh dari bangunan, Gedung, ataupun pepohonan
agar tidak mempengarui penjalaran gelombang dari satelit ke receiver karena akan
mengakibatkan timbulnya efek bias yang berlebih.

10
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum Survey GNSS kali ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa metode dalam Survey GNSS, contohnya adalah radial dan jaring.
Metode radial merupakan metode dengan titik-titik rover yang hanya terikat pada
titik base sedangkan metode jaring merupakan metode yang keterikatan titik-titik
pengamatannya tinggi karena setiap rover dan base saling berhubungan.

Metode jaring dinilai memiliki ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan


dengan metode radial. Namun, pada metode jaring, pengamatan harus diakukan
lebih lama dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan metode ini juga lebih
mahal dibandingkan metode radial yang relative lebih cepat dan murah.

5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk praktikum Survey GNSS kali ini adalah

1. Kegiatan praktikum dapat dilakukan oleh seluruh mahasiswa agar dapat


mengetahui secara langsung proses-proses yang harus dilakukan.
2. Perencanaan dapat lebih ditingkatkan terkait jadwal agar tidak terjadi
keterlambatan dilakukannya kegiatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, H. (2001). Geodesi Satelit. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Azmi, M. (2012). Sistem CORS (Continuously Operating Reference Station) di


Indonesia dan Beberapa Negara Lainnya. Skripsi.

Desvandri Gunawan, B. D. (2016). ANALISIS PENGOLAHAN DATA GPS


MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK RTKLIB . Jurnal Geodesi
Undip.

Muis, S. (2012). Global Positioning System. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nugroho, T., Sunarto, & Irawan, Y. (2020). METODE (RAPID) STATIC


UNTUK DENSIFIKASI JARING KERANGKA HORIZONTAL
NASIONAL (JKHN) GUNA KEPERLUAN KADASTRAL.

Ramadhon, S. (2019). ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN


MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK
DALAM MODA JARING DAN RADIAL.

Roy Kasfari, B. D. ( 2018). PENGAMATAN PENURUNAN MUKA TANAH


KOTA SEMARANG TAHUN 2017. Jurnal Geodesi Undip.

Tiyo Budiawan, I. S. (2011). MOBILE TRACKING GPS (GLOBAL


POSITIONING SYSTEM) MELALUI MEDIA SMS (SHORT
MESSAGE SERVICE) . Jurnal Undip.

12

Anda mungkin juga menyukai