Anda di halaman 1dari 9

PARAGRAF

1. Pengertian

Paragraf ialah suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang kedudukannya lebih tinggi serta
lebih luas dari pada kalimat. Atau dapat diartikan pula paragraf adalah bagian dari sebuah
karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, yang berisiskan tentang informasi dari penulis untuk
pembaca dengan pikiran utama sebagai pusatnya dan juga pikiran penjelas sebagai
pendukungnya. Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang berhubungan antara satu dengan yang
lain dalam suatu rangkaian yang mengahasilkan sebuah informasi. Paragarf juga dapat disebut
sebagai penuangan ide dari penulis melalui beberapa kalimat yang berkaitan dan memiliki satu
tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.

Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di
samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai
dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang
dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh
pilcrow (¶).

Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan
kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih
spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari
apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga
hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi
prosa, contohnya; tetapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah
paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau
banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang
yang dikutip berganti.

Paragraf gantung

Sebuah "paragraf gantung" adalah paragraf dimana baris pertama paragraf tidak
dimasukkan dan dimana baris selanjutnya dimasukkan.
Detil

Dalam sastra, sebuah "detail" adalah sebagian kecil informasi di dalam paragraf. Sebuah detail
biasanya muncul untuk mendukung atau menjelaskan ide pokok.

2. Ciri-ciri Paragraf
a. Kalimat pada baris pertama terletak agak dalam. Yakni, dengan jarak lima ketukan spasi
untuk jenis karangan yang biasa. Untuk kalimat pada baris selanjutnya biasanya lebi maju
dari kalimat pad abaris pertama.
b. Paragraf memiliki dua jenis kalimat. Yakni, kalimat utama dan kalimat penjelas.
c. Sebuah paragraf biasanya memakai satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.

Kalimat utama atau disebut juga kalimat topik merupakan kalimat pokok atau gambaran
umum tentang ide yang ingin di sampaikan. Sedangkan kalimat penjelas merupakan gambaran
rinci dari ide yang akan di sampaikan. Dengan kata lain kalimat penjelas menguraikan ataupun
menerangkan pikiran utama yang terdapat pada kalimat topik. Misalnya, kita ingin membahas
masalah bola. Maka kalimat utama paragraf tersebut merupakan gambaran umum tentang bola,
sedangkan kalimat penjelasnya bisa berupa gambaran khusus tentang bola tersebut.

3. Kerangka paragraf

 Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.


 Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.
 Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.

4. Jenis-jenis Paragraf

a. Berdasarkan jenisnya

 Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada
kejadian, ada pelaku, dan ada waktu kejadian. Contoh:

Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan
memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika
daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir
panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut
karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan
seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh
tak sadarkan diri.

 Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan
bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang
dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang
digambarkan. Contoh:

Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit
wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang
tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita Palestina.

 Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk
sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada
informasi. Contoh:

Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di
pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan
keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik
yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama,
sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan
cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.

 Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya.


Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya. Contoh:

Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal
yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak
kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana
yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju
karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.

 Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar
melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh:

Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap
tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house.
Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat
tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup
untuk itu.

b. Berdasarkan letak dari pikiran utamanya:

1. Paragraf deduktif

Paragraf deduktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya terlatak di awal paragraf. Dan
untuk kalimat penjelasnya diletakkan setelah kalimat utama.

2. Paragraf induktif

Paragraf induktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir paragraph. Dan
kalimat penjelsanya diletakan sebelum kalimat utama.

3. Paragraf campuran (deduktifinduktif)

Paragraf campuran (deduktifinduktif) merupakan paragraf yang kalimat utamanya terletak di


awal dan akhir paragraf. Sedangkan kalimat penjelasnya berada di tengah-tengah paragraf.

4. Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta


khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:

Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat
nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak
seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup
pandai mengarang.

Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:

1. Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain
merupakan peristiwa khusus.
2. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
3. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai
mengarang.
4. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex,
Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena
Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan,
kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.

Berdasarkan bentuk dan pola pengembangannya paragraf generalisasi juga dapat dibagi dalam 2
jenis bentuk paragraf generalisasi

Jenis Jenis Paragraf Generalisasi

1.Loncatan Induktif

Paragraf Generalisasi yang bentuknya loncatan induktif adalah paragraf yang tetap bertolak dari
beberapa fakta namun fakta yang ada belum bisa mencerminkan seluruh fenomena yang terjadi.
Tapi fakta itu dianggap mewakili sebuah persoalan oleh penulis. Generalisasi jenis ini sangatlah
lemah karena dasar faktanya belum bisa mencerminkan seluruh fenomena.

2.Tanpa Loncatan Induktif

Paragraf Generalisasi yang berbentuk Tanpa Loncatan Induktif merupakan paragraf generalisasi
yang memberikan cukup banyak fakta dan lengkap sehingga bisa mewakili keseluruhan. Paragraf
ini sangat baik karena kebenarannya dapat dipercaya karena menggunakan fakta yang lengkap.
♦ Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat
sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka
akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:

Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan
binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang
rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu
manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada
penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan
mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan
sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.

Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada
penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula
penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan
sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.

♦ Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan
fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan
sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas,
yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.


o Sebab-Akibat

Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan
sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:

Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan
hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi
nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia
menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah
menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima
pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.

Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah
kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.


o Akibat-Sebab

Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita
analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh:

Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli
obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.


o Sebab-Akibat-1 Akibat-2

Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab
yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Contoh:

Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak
tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin
mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal.
Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika
biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk
transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh
rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan
pendapatan masyarakat.
 Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan
pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan
kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal
paragraf. Contoh:

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun
yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang
sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju
seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

 Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat


utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-
kalimat penjelas. Contoh:

Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang
banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat
terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat
itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.

5. Paragraf dalam HTML

Di XHTML, elemen p menandakan blok teks sebagai paragraf- tag pembuka <p> menandakan
awal paragraf, dan tag penutup </p> menandakan akhir paragraf. Tag akhir bersifat opsional
untuk HTML, sebagaimana penjelajah secara otomatis memulai paragraf lain di tag <p>
berikutnya, atau elemen blok berikutnya.

6. Fungsi Paragraf

A. Mengekspresikan gagasan yang tertulis

Maksudnya mengekspresikan gagasan disisni ialah memberikan bentuk suatu pikiran dan
juga perasaan ke dalam rangkaian kalimat yang tersusun sehingga membentuk suatu
kesatuan.
B. Untuk  menandai peralihan gagasan baru

Maksudnya sebuah karangan yang terdiri beberapa paragraf memiliki beberapa ide atau gagasan.
Dan ide atau gagasan tersebuat teletad di masing masing paragraf. Sehingga jika kita membuat
paragraf baru maka kita juga membuat gagasan baru.
C. Untuk memudahkan menulis dan pembaca
Yakni memudahkan penulis dalam menyusun gagasannya. Dan untuk memudahkan pembaca
dalam memahami gagasan dari penulis.
D. Memudahkan pengembangan topik
Yakni dalam mengembangkan topik sebuah  karangan ke dalam bentuk pemikiran yang lebih
kecil.
E. Untuk memudahkan pengendalian variable
Yakni pengarang lebih mudah dalam mengendalikan variabel, terutama pada karangan yang
terdiri dari banyak variabel.

Anda mungkin juga menyukai