Anda di halaman 1dari 24

Siapa penemu istilah Indonesia?

James Richardson Logan


(Skotlandia)
Pengelola Journal of
Indian Archipelago and
Eastren Asia (JIAEA) 1847
JIAEA Volume IV Logan
menulis artikel The Ethnology
of Indian Archipelago
Logan menyatakan perlu
nama khas bagi kepulauan
Hindia sebab terlalu Panjang
dan membingungkan.
Siapa orang Indonesia yang
menggunakan istilah Indonesia?
1. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara) pada saat mendirikan
biro pers Indonesische Pers Bureaau
1920-an
2. Sutomo mendirikan Indonesische
Studie Club 1924
BAHASA SEBAGAI ANUGERAH ALLAH

• ADA BAHASA MELAYU PASAR


YANG MENJADI LINGUA FRANCA

• BUKTI KEBERADAANNYA: ADANYA


PRASASTI YANG MENGGUNAKAN BAHASA
MELAYU KUNO: KADUKAN BUKIT-683, TALANG
TUO-684, KOTA KAPUR BANGKA-686,
KARANG BRAHI-688, GANDASULI-JATENG-
832, PRASASTI BOGOR-942
Mengapa memilih bhs.
Melayu?
Sudah menjadi lingua franca di Nusantara
Sederhana, tidak mengenal tingkatan
Suku Jawa, Sunda, dan Bali (pemakai bhs daerah
terbesar) sukarela menerima bhs. Melayu sebagai
bahasa Indonesia
Mudah digunakan sebagai bahasa kebudayaan
Tonggak Perkembangan Bhs
Melayu sebagai Bahasa Indonesia

1901= peresmian ejaan Ch. A. van


Ophuijsen sebagai ejaan bahasa Melayu
dalam Kitab Logat Melayu
1908= pendirian Commissie voor de
Vilkslectuur (Taman Bacaan Rakyat) yang
diubah menjadi Balai Pustaka-1917
1928= Sumpah Pemuda mengakui bhs
Melayu sebagai bahasa Indonesia
lanjutan
1933= berdirinya Pujangga Baru pimpinan
STA
1938 (25-28 Juni) = Kongres BI I di Solo,
perlunya pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia
1945 (18/8)= BI sebagai bahasa negara UUD
45 pasal 36
1947 (19/3) = peresmian ejaan Republik/
Soewandi menggantikan ejaan van
Ophuijsen
1954 (28/10-2/11) = Kongres BI II di Medan,
upaya penyempurnaan bahasa Indonesia
lanjutan
1972 (16/8) = Diresmikannya penggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) dengan Kepres No.
57 Tahun 1972
1972 (31/8) = Penetapan EYD dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah oleh
Mendikbud
1978 (28/10-2/11) = Kongres BI III di Jakarta,
menentapkan kedudukan dan fungsi BI
1983 (21-26/11) = Kongres BI IV di Jakarta,
kewajiban menggunakan BI dengan baik
dan benar, tercantum dalam GBHN
lanjutan
1988 (28/10-3/11) = Kongres BI V di Jakarta,
diterbitkannya Kamus Besar Bahasa
Indonesia, dan Tatabahasa Baku Bahasa
Indonesia
1993 (28/10-2/11) = Kongres BI VI di Jakarta,
Pusat Bahasa diusulkan menjadi Lembaga
Bahasa, dan usul adanya Undang-Undang
Bahasa Indonesia
1998 (26-30/10) = Kongres BI VII, dibentuknya
Badan Pertimbangan Bahasa
2004 = Kongres BI VIII  penggunaan BI
untuk penutur asing
2008 = Kongres BI IX  peluncuran kamus
elektronik, thesaurus, UU Bahasa
KONDISI PSIKOLOGIS
BANGSA INDONESIA
Bangsa terjajah
Beraneka suku bangsa
Beraneka ragam bahasa
Beraneka adat istiadat
Tercerai-berai
Mudah diadu domba
BAHASA INDONESIA SEBAGAI
ANUGERAH YANG MENJADI
SARANA MEMBEBASKAN DARI
BELENGGU PENJAJAHAN:
- KEBODOHAN,
- ADU DOMBA,
- KEPICIKAN KEDAERAHAN,
- TERCERAH-BERAI
Sumpah Pemuda (28/10/28)

Pertama Kami putra putri


Indonesia mengaku bertumpah darah yang
satu, tanah Indonesia
Kedua Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia
Ketiga Kami putra dan
putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia
Berdasarkan
Sumpah Pemuda:
Bahasa Indonesia
Berkedudukan
sebagai Bahasa
Nasional
Sebagai Bahasa Nasional,
Bahasa Indonesia Berfungsi:
(1) lambang kebanggaan
bangsa
Berbanggalah! Karena tidak banyak negara yang memiliki

bahasa nasional
Wujudkan kebanggaan itu dengan menjaga, memelihara, dan
mengembangkan bahasa Indonesia
Sebagai Bahasa Nasional,
Bahasa Indonesia Berfungsi:
(2) identitas nasional
Merupakan ciri khas/jati diri
bangsa yang harus dijaga
supaya tidak tergusur oleh arus
globalisasi
Sebagai Bahasa Nasional,
Bahasa Indonesia Berfungsi:
(3) alat perhubungan antarsuku
bangsa
Mempermudah komunikasi antar
suku bangsa yang beraneka
ragam
Mencegah munculnya konflik
karena adanya miskomunikasi
Sebagai Bahasa Nasional,
Bahasa Indonesia Berfungsi:
(4) alat pemersatu
Bangsa Indonesia yang amat
beragam suku bangsa, agama, ras,
adat istiadat amat rawan
memunculkan konflik SARA yang
amat berbahaya  untung ada
bahasa Indonesia sebagai
perekatnya
Berdasarkan UUD 1945
Bab XV Pasal 36:
bahasa Indonesia
berkedudukan
sebagai Bahasa
Negara
Sebagai Bahasa Negara, BI
berfungsi sebagai
(1) bahasa resmi kenegaraan
Wajib digunakan dalam kegiatan
kenegaraan baik lisan (pidato kenegaraan,
rapat resmi kenegaraan, upacara, kegiatan
resmi negara, dll.) maupun tertulis: (undang-
undang, peraturan pemerintah, surat-
menyurat resmi, laporan
pertanggungjawaban, dll.
Sebagai Bahasa Negara, BI
berfungsi sebagai
(2) bahasa pengantar di lembaga
pendidikan
Wajib digunakan dalam dunia pendidikan baik secara lisan
(pembelajaran, rapat, diskusi, dll) maupun tertulis (buku teks,
peraturan/tata tertib, surat-menyurat, dll) di setiap jenjang
pendidikan.
Sebagai Bahasa Negara, BI
berfungsi sebagai
(3) alat perhubungan tingkat
nasional
Wajib digunakan dalam perencanaan dan pengembangan
pembangunan nasional, misalnya penyusunan rencana kerja,
pembuatan laporan pembangunan, dll.
Sebagai Bahasa Negara, BI
berfungsi sebagai
(4) alat pengembangan ilmu
pengeta-huan dan teknologi
Wajib digunakan dalam penyusunan buku-buku ilmu
pengetahuan dan teknologi, penelitian, berbagai pertemuan
ilmiah, dll
BI yang baik dan benar

BI yang benar: sesuai dengan kaidah


kebahasaan (taat azas pada EYD, pilihan
kata tepat dan sesuai, kalimat efektif,
pengembangan paragraf kohesif dan
koheren, pengungkapannya logis,
tatatulisnya benar, dan kaidah lain yang
berlaku)
BI yang baik: sesuai dengan konteks
berbahasa (apa, siapa, kapan, dimana,
bagaimana)

Anda mungkin juga menyukai