Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“ Pengenalan dan Pemakaian Mikroskop “

OLEH :

NAMA : SEFTI RAHAYU


NIM : D1F121045
KELAS : PTP B
ASISTEN : MUH. ABDIL INSANI FARLI, S.P

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikroskop pertama kali ditemukan pada abad ke-16. Mikroskop berasal dari

kata micro yang berarti kecil dan scpium yang berarti penglihatan jadi Mikroskop

adalah alat yang digunakan untuk melihat benda yang berukuran sangat kecil.

Mikroskop zaman dulu sangat sedarhana karena hanya memiliki satu lensa, berbeda

dengan mikroskop yang banyak digunakan sekarang yang tergolong mikroskop

majemuk yang terdiri atas dua lensa atau lebih.

Mikroskop merupakan suatu alat untuk membesarkan dan memperjelas objek

yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari dua komponen,

yaitu bagian mekanik dan bagian optik. Bagian mekanik terdiri dari statif, tubus,

revolver, meja benda, sekrup, pengatur tubus (halus dan kasar), sekrup pengatur

kondensor dan sekrup-sekrup pengatur meja benda. Sedangkan bagian optik meliputi

lensa okuler, lensa objektif, kondensor dan cermin pengatur cahaya.

Ada dua prinsip dasar yang berbeda pada mikroskop, yang pertama mikroskop

optik dan yang kedua mikroskop elektron. Mikroskop optik di bedakan antara

mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop biologi digunakan untuk

pengamatan benda-benda tipis dan transparan. Sedangkan mikroskop stereo

digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu halus atau kecil, dapat
tebal maupun tipis, transparan maupun tidak. Berdasarkan uraian diatas maka

perlunya diadakan suatu praktikum mengenai pengenalan dan penggunaan

mikroskop.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mengetahui cara

penggunaan mikroskop cahaya.


II . TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop adalah alat optik yang dirancang untuk mengamati benda

berukuran mikro yang tidak dapat diamati secara langsung oleh mata.

Pengembangan mikroskop dimulai abad 18 di Inggris. Ilmuwan memanfaatkan sifat

lensa cembung yang dapat digunakan untuk membesarkan objek. Sebuah lensa

cembung dapat menghasilkan bayangan nyata ataupun bayangan maya bergantung

letak benda terhadap pusat lensa. Lensa cembung pertama diletakkan didekat objek

untuk menghasilkan bayangan nyata dan diperbesar. Lensa cembung kedua

diletakkan di dekat mata sebagai lup yang mampu membuat bayangan yang

dihasilkan lensa pertama lebih besar dan bersifat maya, sehingga dapat terlihat oleh

mata (Dimyati 2015).

Kegiatan pelatihan modifikasi mikroskop okuler menjadi mikroskop digital

meliputi materi perancangan system, perancangan adapter kamera serta sistem

mikroskop digital yang meliputi uji citra dan pengujian terhadap

perangkat keras. Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan

jumlah guru Fisika yang memahami dan mampu mengimplementasikan model

pembelajaran inovatif sesuai kurikulum di tingkat SMA dan produk prototype

mikroskop digital (Subali 2018).


Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati

benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata

telanjang. Kata Mikroskop berasal dari bahasa latin, yaitu “mikro” yang berarti kecil

dan kata “scopein” yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara

memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hinga berkali-kali lipat. Bayangan

benda dapat dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, bahkan 1000 kali dan perbesaran

yang mampu dijangkau semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi.

Ilmu yang mempelajari objek-objek berukuran sangat kecil dengan menggunakan

mikroskop disebut mikroskopi (Irhami, 2019).

Penemu mikroskop pertama ditemukan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuan

inggris bernama Robert Hooke. Robert Hooke mengamati sayatan gabus gabus

tumbuhan dengan menggunakan mikroskop buatannya dan melihat adanya ruangan-

ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut. Ruangan-ruangan kecil itu disebut sel.

Ruangan-ruangan tersebut sebenarnya adalah sel yang telah mati yang kosong tanpa

isi (Wardhani, 2019).

Penyelidikan tentang objek-objek berukuran kecil dimulai sejak ditemukannya

mikroskop oleh ilmuan Belanda bernama Antony van Leeuwenhoek (1632-1723).

Berkat penemuan mikroskop tersebut, berbagai penelitian tentang objek-objek

mikroskopis mulai berkembang. Berbagai penelitian itu kemudian berkembang

semakin pesat sejalan dengan perkembangan mikroskop. Perkembangan mikroskop

ini mendorong berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri,
dan partikel mikroskopis dan virus. Penemuan virus melalui perjalanan panjang dan

melibatkan penelitian dari banyak ilmuwan. Sejarah penemuan virus dimulai pada

tahun 1882 dengan adanya penyakit yang menimbulkan bintik kekuningan pada daun

tembakau (Kamiana et al., 2019).

Ilmuwan memanfaatkan sifat lensa cembung yang dapat digunakan untuk

membesarkan objek. Sebuah lensa cembung dapat menghasilkan bayangan nyata

ataupun bayangan maya bergantung letak benda terhadap pusat lensa. Lensa cembung

pertama diletakkan didekat objek untuk menghasilkan bayangan nyata dan

diperbesar. Lensa cembung kedua diletakkan di dekat mata sebagai lup yang mampu

membuat bayangan yang dihasilkan lensa pertama lebih besar dan bersifat maya,

sehingga dapat terlihat oleh mata (Dimyati et al., 2015).

Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan daya pisah seseorang, sehingga

memungkinkan untuk dapat mengamati obyek yang sangat halus. Mikroskop

mempunyai resolusi power (RP) yaitu kemampuan untuk memisahkan dua partikel

pada jarak tertentu sehingga dapat dibedakan satu sama lain, misal dua partikel akan

terlihat berbeda bila mereka terpisah dengan jarak sebesar 0,3 um dan mikroskop

mempunyai RP sebesar 0,3 um, maka titik akan terlihat jelas. Tipe mikroskop

dibedakan berdasarkan sumber cahaya yang dipakai dan RP, jenis mikroskop elektron

dapat melihat bagian yang lebih kecil didasarkan pada akselerasi aliran elektron yang

memiliki gelombang sekitar 0,005 nanometer dan dapat melihat 100.000 kali dari

pada cahaya biasa (Tasse et al., 2019).


Praktikum biologi dengan menggunakan mikroskop sangat disenangi oleh

siswa. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan menumbuhkan kreativitas

siswa dalam pembelajaran. Siswa terkagum-kagum dengan hasil pengamatan melalui

mikroskop, karena berbeda dengan yang diamati langsung melalui kasat mata. Siswa

dapat mengamati sel-sel atau jaringan hewan dan tumbuhan dengan bantuan

mikroskop. Kegiatan praktikum dapat menghasilkan keterampilan kognitif, afektif,

dan psikomotoris siswa. Di samping itu juga dapat mengembangkan sikap saintis dan

meningkatkan sikap ketaqwaan siswa kepada sang Maha Pencipta (Arianti, 2014).

Pembelajaran materi alat optik tentang mikroskop, siswa mengamati sebuah

benda. Benda yang akan diamati diletakkan pada sebuah kaca preparat di depan lensa

objektif. Siswa mengamati pembentukan bayangan dengan cara mendekatkan mata ke

lensa okuler. Untuk memperoleh bayangan yang jelas, siswa harus menggeser lensa

okuler dengan memutar tombol pengatur. Supaya bayangan terlihat terang, di bawah

objek diletakkan sebuah cermin cekung yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya

dan diarahkan pada objek (Subali et al., 2018).

III . METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan alat-alat laboratorium di laksanakan pada hari Jum’at,

27 September 2019 pukul 08.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium

Proteksi Tanaman Unit Pendidikan, Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

3.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: Mikroskop cahaya, kaca

preparat, kaca penutup, pensil. Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini

adalah preparat potongan kertas yang bertulis huruf “A”, dan huruf “d”.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :

1. Membersihkan mikroskop dari kotoran debu dan lain-lain.

2. Meletakkan potongan kertas berhuruf “A” pada kaca obyek dan tutup dengan

kaca penutup.

3. Mengamati dengan perbesaran lemah (10x10), apakah bayangan benda sama

atau terbalik?

4. Sambil memandang ke dalam lensa okuler, geser preparat dari kiri ke kanan,

dari atas ke bawah.

5. Mengubah lensa obyektif ke perbesaran yang lebih besar.

6. Mengerjakan seperti langkah nomor 1-3 namun menggunakan potongan

kertas huruf “d”.


7. Mengerjakan seperti langkah nomor 1-3 namun menggunakan preparat dan

biakan cendawan yang telah disiapkan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Hasil praktikum yang di peroleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

4.1.1. Bagian-Bagian

Mikroskop

Bagian-bagian dari

mikroskop pada praktikum

pengenalan dan

pemakaian mikroskop

dapat dilihat pada

gambar 1 dan 2.

1
2 10
3 11
4
5 12
6
13
7
14
8 9 15
16
Gambar 1. Nampak
mikroskop dari sisi kanan Gambar 2. Nampak
mikroskop dari sisi
kiri
Gambar 1. Nampak
mikroskop dari sisi kanan

Keterangan:

1. Lensa Okuler 9. Tombol On/Off

2. Tabung Mikroskop 10. Lengan Mikroskop

3. Refolver 11. Penjepit Preparat

4. Lensa Obyektif 12. Pengatur Meja Preparat

5. Kaca Preparat 13. Pengatur Mikro Kasar

6. Meja Preparat 14. Pengatur Mikro Halus

7. Diagfragma 15. Kaki Mikroskop

8. Pengaturan Cahaya 16. Sendi Inklinasi

4.2.2. Pengamatan preparat pada huruf “A” dan huruf “d”.

a . Sebelum pengamatan

A d

b . Setelah pengamatan preparat huruf “A” dan “d”


Perbesaran 4 x 10 Perbesaran 4 x 10

Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 10 x 10

Perbesaran 40 x 10 Perbesaran 40 x 10

4.2. Pembahasan

Mikroskop merupakan alat yang dapat menghasilkan bayangan dari benda

yang di mikroskop menjadi lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbagai

faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa (objektif f 1 dan okuler f 2, panjang
tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak

pandang mata normal(sn).

Mengapa sifat mikroskop nyata terbalik dan di perbesar? Karena, Secara garis

besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat

semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang

menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop

cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara,

semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir

mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika

seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah

mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dengan yang diperbesar.

Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan

ukuran yang sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra; yaitu jarak

minimum dan titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua

titik berbeda dan terpisah.

Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada

gambar, pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk

memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki

perbesaran 6, 10, atau 12 kali. Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek.

Biasanya terdapat 3 lensa objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40,

atau 100 kali. Saat menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak

emersi ke bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk
memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan

objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan. Kondensor, yaitu

bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya

yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.

Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya

cahaya yang masuk dan mengenai preparat. Cermin, yaitu bagian yang berfungsi

untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima. Cermin mengarahkan

cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut. Revolver, yaitu bagian yang

berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan. Tabung

Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa objekti dan

lensa okuler mikroskop. Lengan Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk

tempat pengamat memegang mikroskop.

Meja Benda, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek

yang akan diamati, pada meja benda terdapat penjepit objek, yang menjaga objek

tetap ditempat yang diinginkan. Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang

berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan

mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan. Mikrometer (pemutar

halus), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara

lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang

diinginkan. Kaki Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyagga yang

menjaga mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat

memegang mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan.


Bayangan maya adalah bayangan yang dihasilkan dari perpotongan

perpanjangan sinar-sinar cahaya. Sedangkan bayangan nyata adalah bayangan yang

terbentuk dari perpotongan langsung sinar-sinar cahaya. Sebagai contoh, bayangan

yang dihasilkan pada cermin datar merupakan bayangan maya karena bayangan

tersebut merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar cahaya. Adapun

contoh bayangan nyata terjadi pada bayangan yang dihasilkan oleh proyektor pada

layar.

V . PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah praktikan lakukan tentang cara

menggunakan mikroskop, saya dapat menarik suatu kesimpulan yaitu Mikroskop

merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda dengan ukuran yang sangat

kecil.

5.2. Saran

Saran saya pada praktikum ini adalah hati-hati dalam memperlakukan mikroskop

karena terdapat komponen-komponen yang mudah pecah sehingga memerlukan

kehati-hatian tinggi, serta diharapkam kerjasama antar sesama anggota kelompok


dengan baik, karena hasil pengamatan yang baik akan tercapai jika ada komunikasi

dan kerja sama diantara sesama anggota kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Arianti E. 2014. Mikroskop Sederhana dari Botol Plastik sebagai Alat Pembelajaran
pada Pengamatan Sel. Jurnal EduBio Tropika. (2)2 : 187-250.
Dimyati M, Suktino dan Msturi. 2015. Pengaruh Penugasan Proyek Pembutan
Mikroskop Sederhana dari Barang Bekas terhadap Kreativitas Siswa SMK.
Jurnal Seminar Nasional Fisika. (4) : 1-4.
Irhami NS. 2019. Implementasi Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Gairah
Siswa dalam Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Negeri 02
Banyuwangi. Jurnal Kependidikan. (7)1 : 30-42.
Kamiana AK, kesiman AWM dan Pradnyana AG. 2019. Penegembngan Augmented
Reality Book sebagai Media Pembelajaran Virus Berbasis Android. Jurnal
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika. (8)2 : 165-
166.
Subali B, Yulianti I, Susilo, Ellianawati, Mosik dan Alvin. 2018. Implementasi
Model Pelatiahn Pembelajaran Ipa Berbasis Digital Image Creator For
Optical Microscope (Digicom) pada Guru Fisika Kabupaten Demak.
Unnes Physics Education Journal. (7)3 : 92-96.
Tasse MA, Astrianana N, Yamin Y, Laili S, Putu NKP dan Purnaning DI. 2019.
Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. Kendari. Universitas Halu Oleo.
Wardhani RPS. 2019. Intisari Biologi Dasar. Yogyakarta. Diantra Krektif.

Anda mungkin juga menyukai