Kompetensi Inti
2. Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kreatif, dan mandiri dalam upaya
mengatasi permasalahan pembangunan di Indonesia (Indikator Afektif)
1) Memiliki rasa jujur dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
2) Mampu bersikap mandiri dan berpikir kreatif atas upaya mengatasi permasalahan
pembangunan
B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca dan mencari informasi siswa dapat memahami konsep indeks harga
dan inflasi
2. Setelah berdiskusi siswa dapat bekerja sama, meningkatkan rasa ingin tahu, bertanggung
jawab dan berpikir kreatif atas tugas yang diberikan
3. Setelah drilling soal siswa dapat menghitung indeks harga dan inflasi dengan benar
C. Materi Pembelajaran
A. INDEKS HARGA
1. Pengertian
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada harga dari
waktu ke waktu (dari satu period eke periode lainnya).
B. INFLASI
1. Pengertian
Keadaan dimana semua harga terus menerus naik.
2. Penyebab
a. Adanya dorongan permintaan
b. Adanya dorongan biaya
c. Pengaruh dari luar negeri
3. Dampak
a. Dunia usaha menjadi lesu
b. Harga kebutuhan masyarakat naik
c. Meningkatnya kriminalitas
d. Merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat
4. Cara Mengatasinya
a. Moneter (berhubungan dengan jumlah uang yang beredar) e.g. politik diskonto, politik pasar terbuka, cash
ratio
b. Fiskal ( berhubungan dengan pajak dan pengeluaran pemerintah)
c. Non moneter {menaikkan hasil produksi, upah, pengawasan harga, pemerintah melakukan
distribusi langsung, Sanering (utk hiperinflasi), output}
5. Jenisnya
1. Berdasarkan tingkatannya
a. ringan < 10%
b. sedang 10% - 30%
c. berat 30% - 100%
d. hiperinfalsi >100%)
2. Penyebabnya
a. Demand full inflation
b. Cost push inflation
Laju Inflasi
IHK n−IHK 0
LI = ×100
IHK 0
LI = Laju Inflasi
IHKn = Indeks Harga Kons tahun ybs
IHK0 = Indeks Harga kons. Tahun dasar
Data indeks harga konsumen (IHK) dalam periode tertentu dapat digunakan untuk menghitung tingkat
inflasi. Perhitungan tingkat inflasi dapat secara bulanan maupun tahunan. Semakin tinggi laju IHK akan
semakin tinggi pula laju inflasi.
D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific approach
2. Model : Discovery learning dan Problem solving
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 2: INFLASI
Mengetahui
Studi Kasus
Pada bulan Februari 2006 perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukkan
adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 45 kota pada bulan Februari 2006 terjadi
inflasi 0,58%, atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 138,72 pada bulan Januari
2006 menjadi 139,53 pada bulan Februari 2006. Laju inflasi tahun kalender (Januari- Februari)
2006 sebesar 1,95 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Februari 2006 terhadap Februari
2005) adalah 17,92 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan
Februari 2006 antara lain: beras, gula pasir, tomat, sayur, bawang merah, ikan segar, jagung manis,
tarif sewa rumah, upah buruh, gaji pembantu, dan lain-lain. Adapun komoditas yang mengalami
penurunan harga adalah: cabe merah, telur ayam ras, daging ayam ras, kacang panjang, uang
sekolah SMP, uang sekolah SD, dan lain-lain.
Tertinggi 12,87 Persen di Bandar Lampung Namun, rata-rata inflasi di 14 kota di Pulau Jawa ini
JAKARTA, KOMPAS - Seluruh 45 kota yang menjadi berada
tempat penghitungan indeks harga konsumen bulan di bawah level 10 persen, bahkan sebagian besar berada di
Oktober bawah rata-rata inflasi nasional bulan Oktober 8,7 persen.
mencatat inflasi sangat signifikan. Tingkat inflasi Ibu kota Jakarta, misalnya, mencatat inflasi hanya 7,93
tertinggi persen, Bandung (8,22 persen), Semarang (8,35 persen),
terjadi di Bandar Lampung mencapai 12,87 persen, Surakarta atau Solo (8,08 persen), dan Surabaya (7,71
terendah persen). Inflasi di atas rata-rata nasional hanya terlihat di
3,84 persen di Palu. Adapun tingkat inflasi nasional Tasikmalaya (9,44 persen) dan Cirebon (9,30 persen).
Oktober Sementara di luar Sumatera dan Jawa, inflasi signifikan
2006 sebesar 8,7 persen. tertinggi terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara, yakni
11,90 persen dan inflasi terendah di Palu, Sulawesi
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disampaikan Tengah, yakni sekitar 3,84 persen. Tidak banyak dari 17
pada bulan 1 November 2005 lalu terlihat bahwa 14 kota kota yang ada ini mencatat inflasi di atas rata-rata 8,7
di persen. Hanya Mataram (10,80 persen), Makassar (9,44
Sumatera, 14 kota di Jawa, dan 17 kota di luar Sumatera persen),
dan Gorontalo (10,16 persen), Ambon (8,95 persen), dan
Jawa yang menjadi lokasi penghitungan indeks harga Ternate (9,32 persen).
konsumen (IHK) mengalami inflasi yang sangat
signifikan. Tak terhindarkan
Jadi praktis seluruh 45 kota yang merupakan lokasi Inflasi signifikan di semua kota ini tak terhindarkan
penghitungan IHK mencatat inflasi signifikan. karena penyumbang utama inflasi tinggi ini adalah biaya
transportasi. Dan ini erat berkaitan dengan kebijakan
Di Sumatera, inflasi signifikan tertinggi terjadi di pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)
Bandar Lampung, Provinsi Lampung, yakni sebesar 12,87 yang cukup signifikan pada 1 Oktober lalu.
persen. Inflasi terendah terjadi di Pangkal Pinang, yakni
sebesar 7,23 persen. Namun, dari data inflasi di 14 kota di Kepala BPS Choiril Maksum mengemukakan, kelompok
Sumatera ini, terlihat sebagian besar mencatat angka transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Oktober
inflasi 2005 mencatat inflasi 28,57 persen. Terjadi kenaikan
cukup tinggi, yakni di atas level 10 persen. indeks dari 127,91 pada September 2005 menjadi 164,45
pada Oktober 2005. Secara keseluruhan, ujar Choiril,
Selain Bandar Lampung yang tertinggi, Banda Aceh kelompok ini pada Oktober 2005 memberikan kontribusi
mencatat inflasi 12,45 persen, Pematang Siantar (10,61 pada inflasi sebesar 4,17 persen.
persen), Medan (11,89 persen), Padang (10,74 persen),
Jambi (10,47 persen), Palembang (12,11 persen), dan Berkaitan langsung dengan kenaikan harga BBM, maka
Bengkulu (12,50 persen). Sementara beberapa kota harga bensin melambung tajam dan menyumbang inflasi
mencatat inflasi di atas rata-rata inflasi nasional 8,7 1,88 persen, solar (0,11 persen), angkutan dalam kota
persen, yakni Padang Sidempuan (9,07 persen), Sibolga (1,81
(9,21 persen), dan Pekan Baru (8,73 persen). persen), angkutan antarkota (0,19 persen), tarif taksi (0,03
persen), dan masing-masing 0,01 persen untuk tarif
Di Jawa inflasi tertinggi terjadi di Kediri, yakni 11,90 angkutan udara, bahan pelumas, mobil, tarif sewa motor,
persen dan terendah di Yogyakarta, yakni 6,53 persen. tarif travel dan lain-lain. (oin/ppg)