3 / 2017
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, PROFITABILITAS
SOLVABILITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP RETURN SAHAM
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Evy Roslita
Andrie Hartono
Institut Bisnis Nusantara
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta 13340
(021) 8564932
ABSTRAK
Return saham perusahaan manufaktur di Indonesia dipengaruhi oleh
banyak faktor. Beberapa faktor yang terbukti memiliki pengaruh positif terhadap
return saham tersebut adalah rasio kesempatan investasi (investement
opportunity set) dan ROE. Pengaruh sebaliknya ditunjukkan oleh DER. Makin
tinggi tingkat hutang, maka semakin rendah return saham yang dihasilkan.
Sehingga penting bagi para investor dan manajemen perusahaan untuk
memperhatikan faktor-faktor tersebut.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri manufaktur di Indonesia mengalami perlambatan berdasarkan
survei Purchasing Manager Index (PMI) yang dilakukan HSBC, Indeks manufaktur
Indonesia turun menjadi 48,5% pada Agustus 2013 dan penurunan itu masih
terjadi hingga akhir Desember 2014 menjadi 47.6%. Indeks manufaktur yang
turun di bawah 50% menunjukkan sektor ini tengah melambat (Kemenperin
2014). Kenaikan atau penurunan indeks manufaktur dipasar modal tidak terlepas
dari informasi yang berasal dari internal perusahaan yang di sebut sebagai
kinerja keuangan perusahaan, salah satu sumber informasi dalam menilai kinerja
perusahaan adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,
dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan keuangan merupakan hasil dari
proses akuntansi yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja, dan arus perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan
keuangan pun menjadi salah satu acuan para investor dan pelaku pasar modal
untuk menilai harga saham suatu emiten di pasar modal. Hal ini membuat tiap-
tiap emiten harus menyajikan laporan keuangan dengan menunjukan kinerja
yang baik yang berasal dari pengambilan keputusan perusahaan.
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."153
ESENSI, Vol. 20 No. 3 / 2017
perusahaan (Keown et al, 2005) untuk memaksimumkan nilai perusahaan
tersebut, manajer perlu membuat tiga keputusan keuangan yaitu pendanaan,
keputusan investasi, dan keputusan (kebijakan) deviden yang optimal sehingga
tujuan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dapat tercapai.
Memaksimalkan nilai perusahaan juga berarti meningkatkan pertumbuhan
perusahaan tersebut. Pertumubuhan perusahaan merupakan suatu hal penting
yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun
eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan diharapkan
dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan
kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Bagi investor pertumbuhan
perusahaan merupakan suatu prospek yang menguntungkan, karena investasi
yang ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Sedangkan
untuk mengukur pertumbuhan kinerja suatu perusahaan, digunakan pendekatan
rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio
likuiditas.
Sehingga penting bagi perusahaan dan investor untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh indeks Investment Opportunity Set, rasio profitabilitas,
solvabilitas, dan likuiditas terhadap return saham perusahaan manufaktur.
LANDASAN TEORI
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."154
ESENSI, Vol. 20 No. 3 / 2017
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham
diperoleh dari selisih kenaikan (capital gains) atau selisih penurunan (capital
loss). Capital gains atau capital loss sendiri diperoleh dari selisih harga investasi
sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa return saham adalah hasil atau keuntungan dari suatu investasi berbentuk
saham yang diperoleh dari selisih kenaikan harga atau selisih penurunan harga.
Return saham dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi
yang dihitung berdasarkan data historis.
2. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang
diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Dengan
demikian return ekspektasi merupakan return yang sifatnya belum
terjadi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka return saham dapat di rumuskan sebagai
berikut:
Pt - Pt -1
Ri=
Pt -1
Keterangan:
Ri = Return saham
Pt = Harga saham pada periode t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."155
ESENSI, Vol. 20 No. 3 / 2017
Kinerja Keuangan
Salah satu perwujudan kinerja keuangan dapat di gambarkan dalam
bentuk analisis rasio keuangan. Menurut S Munawir, Hal 36, [4] analisis rasio
keuangan adalah suatu periode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi individual atau kombinasi kedua
laporan tersebut. Hasil dari analisis rasio yang berupa rasio-rasio keuangan
perusahaan akan dipergunakan investor sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi. Menurut PSAK No. 1 Paragraf 49, [5]
pengukuran kinerja keuangan dilakukan melalui rasio keuangan yang berasal dari
laporan keuangan. Kinerja keuangan dapat ditinjau melalui (5) lima pendekatan
yaitu kinerja likuiditas, kinerja aktivitas, kinerja solvabilitas, kinerja profitabilitas
dan kinerja pasar.
Rasio keuangan dapat kelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang
lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."156
ESENSI, Vol. 20 No. 3 / 2017
3. Laba Operasi Bersih terhadap Total Modal
4. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini disebut juga leverage ratios.
Termasuk dalam rasio ini adalah :
1. Rasio hutang atas aktiva
2. Rasio hutang jangka panjang atas aktiva
3. Rasio hutang jangka panjang atas modal
4. Rasio modal atas hutang
5. Rasio kewajiban lancer atas modal
6. Rasio aktiva berwujud atas hutang
5. Rasio Pasar (Market Ratios)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan
dalam basis per saham Robbert ang, Hal 18, [3]. Termasuk dalam rasio
ini adalah :
1. Jaminan bunga obligasi
2. Jaminan deviden saham preferen
3. Penghasilan per lembar saham
4. Nilai buku per lembar saham
5. Presentase laba ditahan
6. Rasio harga penghasilan
7. Rasio pembayaran deviden
8. Rasio hasil deviden
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan asset dan modal
saham yang tertentu, Hanafi dan Halim, Hal 83, [6]. Rasio profitabilitas
menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilakan keuntungan hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri. Rasio profitabilitas di bagi menjadi enam jenis yaitu Gross Profit
Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Operating Return On Assets (OPROA),
Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Operating Ratio (OPR).
Mengingat tujuan setiap usaha bisnis adalah untuk meraih laba maka rasio-rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba (rasio
profitabilitas) akan mencerminkan tingkat efektifitas pengelolaan yang dilakukan
oleh manajemen perusahaan. Semakin baik rasio profitabilitas perusahaan
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik. Hal ini dapat menyebabkan
harga pasar saham perusahaan menjadi meningkat. Adanya peningkatan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan meningkat harga pasar
saham perusahaan, Husnan, Hal 327, [ 7]. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas
diukur dengan menggunakan return on equity (ROE).
Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Informasi
mengenai kondisi keuangan perusahaan dalam jangka panjang juga diperlukan
dalam pengambilan keputusan dalam jangka pendek tidak selalu paralel dengan
kondisi keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Kondisi keuangan yang baik
dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga
dalam jangka panjang. Untuk itu pihak-pihak pengambil keputusan termasuk
investor selain mempertimbangkan kondisi keuangan jangka pendek juga
mempertimbangkan kondisi keuangan jangka panjang dalam hal ini adalah
leverage perusahaan, S Munawir, Hal 81, [4].
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio leverage dapat dibagi atas delapan jenis
yaitu debt ratio, debt to equity ratio, long debt to equity ratio, long- term debt to
capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest coverage, cash flow
to net incame, cash return on sales. Setiap perusahaan memiliki berbagai variasi
dalam penggunaan solvabilitas (utang dalam struktur modalnya). Perusahaan
akan mendapatkan manfaat dalam penggunaan leverage apabila keuntungan
yang didapat lebih besar dari beban tetap (bunga yang harus dibayarkan).
Perusahaan yang mempunayai rasio leverage rendah akan memiliki resiko
kerugian yang lebih kecil pada saat perekonomian menurun, tetapi juga
menghasilkan return yang lebih jika ekonomi membaik. Sebaliknya perusahaan
yang menggunakan tingkat solvabilitas tinggi akan mendapat kesempatan
memperoleh return yang lebih tinggi pada saat ekonomi membaik, Weston dan
Thomas, Hal 228 [8], namun menghadapi resiko kerugian yang besar karena
adanya pengeluaran tetap berupa pembayaran bunga dan angsuran pokok.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan
komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancer dengan total pasiva lancer
(utang jangka pendek). Terdapat dua hasil penilaiaan terhadap pengukuran rasio
likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan
perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak
mampu memenuhi kewajiban tersebut, dikatakan perusahaan dalam keadaan
illikuid. Tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas yaitu:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau
piutang.
4. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke
Aktifa lancar
Current ratio=
Utang Lancar
Hubungan antara E/P dengan Return Saham
Perusahaan yang stabil akan memperlihatkan stabilitas pertumbuhan
earning per share/price, sebaliknya perusahaan yang tidak stabil akan
memperlihatkan pertumbuhan earning per share/price yang fluktuatif. Bila E/P
perusahaan naik secara konsisten (tidak fluktuatif), dapat diartikan perusahaan
sedang tumbuh. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."159
ESENSI, Vol. 20 No. 3 / 2017
menghasilkan keuntungan maka semakin menarik investasi pada perusahaan
tersebut. Hal ini akan berdampak positif terhadap harga saham, dan pada
akhirnya return yang diperoleh akan semakin tinggi.
Ha1: Earning per Share / price ratio (E/P) memiliki pengaruh signifikan
terhadap return saham perusahaan
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."160
ESENSI, Vol. 20 No. 3 / 2017
Model Penelitian
E/P
ROE
Return Saham
DER
CR
HASIL PENELITIAN
Analisis Data
Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015, dengan criteria pemilihan
sebagai berikut:
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."161
ESENSI, Vol. 20 No. 3 / 2017
Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif data menunjukkan hasil sebagai berikut:
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
RETURN 330 -.99 2.39 .0810 .02570 .46690
EP
330 -1.02 4.25 .1730 .02716 .49345
ROE 330 -153.82 125.81 9.0972 1.47416 26.77939
DER 330 -2.76 22.46 1.1983 .10271 1.86586
CR 330 .13 57.73 2.3570 .19552 3.55178
Valid N
330
(listwise)
Table 4.4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RETURN EP ROE DER CR
N 330 330 330 330 330
Normal Mean .0810 .1730 9.0972 1.1983 2.3570
Parameter Std.
a,b .46690 .49345 26.77939 1.86586 3.55178
s Deviation
Most Absolute .113 .316 .201 .249 .283
Extreme Positive .113 .316 .168 .201 .217
Difference
Negative
s -.060 -.224 -.201 -.249 -.283
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."162
ESENSI, Vol. 20 No. 3 / 2017
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."163
ESENSI, Vol. 20 No. 3 / 2017
Pengujian Hipotesis
Uji F
Uji F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 24.194 4 6.049 41.361 .000b
Residual 47.528 325 .146
Total 71.722 329
a. Dependent Variable: RETURN
b. Predictors: (Constant), CR, EP, DER, ROE
Model Summaryb
Std.
Adjusted Error of
R R the Durbin-
Model R Square Square Estimate Watson
1 .581a .337 .329 .38241 1.982
a. Predictors: (Constant), CR, EP, DER, ROE
b. Dependent Variable: RETURN
Uji t
Berdasarkan pengujian diketahui bahwa seluruh variable dependen
berpengaruh signifikan terhadap return saham, dengan arah yang sesuai dengan
prediksi. Dengan demikian hipotesa1, 2, 3 telah terbukti.
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."165
ESENSI, Vol. 20 No. 3 / 2017
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2011-2015. ROE menunjukan rasio laba atas modal, nilai
ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bahwa investor akan diuntungkan
jika menanamkan modal diperusahaan tersebut. Karena terdapat return atau
pengembalian atas modal mereka yang berangsur naik. Tujuan investor adalah
memperoleh keuntungan, dalam hal ROE yang tinggi investor akan tertarik untuk
menanamkan modal dan berdampak pada return saham. ROE yang tinggi
menunjukan bahwa perusahaan memiliki laba yang tinggi dan mengindikasi
perusahaan akan terus bertumbuh dari laba yang diciptakan. Penelitian ini sejalan
dengan Budi rusman jauhari dan Basuki wibowo (2007) yang menunjukan bahwa
ROE memiliki pengaruh positif terhadap return saham.
KESIMPULAN
DAFTAR PUTAKA
Evy Roslita dan Andrie Hartono : "Pengaruh Investment Opportuunity Set, ..."167